H. Efek Tepi Edges effect
Fragmentasi habitat secara dramatis menambah luas daerah tepi. Lingkungan mikro daerah tepi berbeda dengan lingkungan mikro di bagian
tengah hutan. Beberapa efek tepi yang penting adalah naik turunnya intensitas cahaya, suhu, kelembaban, dan kecepatan angin secara drastis Kapos 1989,
Bierregaard et al. 1992 dalam Primack et al. 1998. Efek tepi ini terasa nyata sampai sejauh 500 m ke dalam hutan Laurance, 1991 dalam Primack et al.
1998. Oleh karena spesies tumbuhan dan hewan biasanya teradaptasi untuk
suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya tertentu, perubahan tersebut akan memusnahkan banyak spesies dari fragmen-fragmen hutan. Spesies tumbuhan
liar yang toleran pada naungan di daerah beriklim sedang, spesies pepohonan yang muncul belakangan pada suksesi di daerah tropik dan hewan-hewan yang
sensitif pada kelembaban seperti amfibi biasanya dapat dengan cepat termusnahkan oleh fragmentasi habitat dan akhirnya akan menyebabkan
perubahan komposisi spesies dari suatu komunitas.
Spesies tumbuhan belukar dan spesies pemula pionir yang lain dapat tumbuh dengan cepat sebagai reaksi terhadap meningkatnya intensitas cahaya.
Tetumbuhan ini dapat berfungsi sebagai penghalang yang mengurangi efek dari gangguan lingkungan bagi bagian dalam fragmen. Dalam hal ini, daerah tepi
hutan memegang peranan yang penting untuk menjaga komposisi spesies dari fragmen hutan, tetapi dalam proses selanjutnya, komposisi spesies dari daerah
tepi hutan akan berubah sehingga daerah sebelah dal am akan berkurang Primack, 1993.
Jika hutan telah terfragmentasi, pertambahan kecepatan angin, rendahnya kelembaban dan tingginya suhu pada daerah tepi akan menyebabkan daerah itu
lebih mudah mengalami kebakaran. Kebakaran hutan dapat menyebar ke fragmentasi habitat dari tanah pertanian di dekatnya yang dibakar secara teratur.
Misalnya pada saat pemanenan tebu atau dari kegiatan petani yang melakukan perladangan berpindah Gomez-Pompa dan Kaus 1992 dalam Primack 1993.
Di Kalimantan seluas jutaan hektar hutan hujan tropik terbakar selama musim kemarau yang panjang antara tahun 1982 dan 1983. Penyebab dari bencana
alam ini adalah gabungan dari praktek-praktek pertanian dan tebang pilih, serta kegiatan manusia lainnya Leighton dan Wirawan 1986 dalam Primack et al.
1998.
Fragmentasi habitat memperbesar kerentanan fragmen akan invasi spesies eksotik dan spesies hewan dan tumbuhan pengganggu. Daerah tepi hutan
merupakan lingkungan yang terganggu sehingga spesies pengganggu dapat dengan mudah berkembang dan menyebar ke bagian dalam fragmen hutan
Paton 1994 dalam Primack, 1993. Di Amerika Serikat, hewan-hewan omnivora seperti raccoons, sigung, dan bluejays dapat bertambah jumlahnya di tepi
fragmen. Hewan-hewan ini dapat memperoleh makanan baik dari habitat yang terganggu maupun dari daerah yang tidak terganggu. Pemangsa yang agresif ini
akan memakan telur dan anak-anak burung hutan sehingga mencegah keberhasilan reproduksi dari banyak spesies burung yang berada beberapa ratus
meter dari daerah tepi. Burung parasit yang hidup di lapangan terbuka dan tepi hutan mempergunakan habitat tepi sebagai basis untuk menginvasi bagian
dalam fragmen hutan. Disini, anak-anak mereka menghancurkan telur dan mengganggu kehidupan anak-anak burung penyanyi. Gabungan dari
fragmentasi habitat, kenaikan pemangsa selama masa kecil dan perusakan hutan tropik menyebabkan penurunan yang drastis pada spesies burung migran
di Amerika Utara, seperti red-eyed vireo, eastern wood pe wee, dan hooded warbler Terborgh 1989 dalam Primack et al. 1998, walapun belum ada kata
sepakat mengenai penyebab sebenarnya serta seberapa jauh mereka menyebar James et al. sedang naik cetak dalam Primack dkk, 1998.
Primack 1993 melanjutkan bahwa fragmentasi habitat juga menyebabkan spesies liar menjadi dekat dengan tumbuhan dan hewan peliharaan. Penyakit
spesies peliharaan ini akan dengan mudah menular ke spesies lain yang tidak mempunyai imunitas tinggi terhadap penyakit tersebut. Keadaan yang
sebaliknya dapat terjadi, yaitu penyakit menular dari spesies liar ke spesies peliharaan bahkan juga ke manusia.
Fragmentasi hutan tidak sama dengan forests patch dilihat dari komposisi dan bentuk dari areal hutan yang terjadi sebagai akibat dari gangguan dan
tekanan dari manusia. Harris, 1992.
I. Komposisi Jenis Burung di Daerah Tepi edge