B. Fragmentasi Habitat
Fragmentasi habitat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebanyakan habitat mengalami fragmentasi oleh pembuatan jalan, tanah
pertanian, perkotaan atau kegiatan manusia lain. Fragmentasi habitat adalah peristiwa yang menyebabkan habitat yang luas dan berkelanjutan diperkecil atau
dibagi menjadi dua atau lebih fragmen Wilcove et al. 1986; Shafer 1990 dalam Primack et al. 1998. Sewaktu habitat dirusak, sebagian darinya mungkin
dibiarkan begitu saja. Fragmen- fragmen yang ditinggalkan ini adakalanya
terisolasi satu dengan lainnya oleh adanya daerah yang terdegradasi. Situasi seperti ini mirip dengan model biogeografi pulau. Fragmen habitat berlaku seperti
pulau yang dikelilingi oleh lautan daerah yang telah diubah oleh manusia. Fragmentasi dapat terjadi pada daerah yang sangat tereduksi atau pada daerah
yang hanya sedikit mengalami reduksi Schonewald-Cox dan Buecher 1992
dalam Primack et al. 1998. Habitat yang telah terfragmentasi berbeda dari habitat asal dalam hal fragmen yang memiliki daerah tepi. Satu contoh
permasalahan yang akan diikuti oleh masalah-masalah yang lain dalam kaitannya dengan daerah tepi.
Lebih lanjut Forman dan Godron 1986 menyatakan bahwa fragmentasi habitat adalah proses dinamis yang menghasilkan perubahan pada pola habitat
pada lansekap berdasarkan waktu. Istilah fragmentasi secara umum digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi ketika blok luas dari vegetasi
dimana penebangan memisahkan blok yang lebih kecil dengan yang lainnya. Proses dari fragmentasi memiliki 3 komponen yang dikenal dengan :
q
Kehilangan menyeluruh dari habitat pada lanskap kehilangan habitat
q
Pengurangan pada ukuran blok dari habitat yang diikuti dengan pembagian dan pembersihan pengurangan habitat dan
q
Meningkatnya isolasi habitat untuk penggunaan lahan baru yang diokupasi pada lingkungan yang terganggu
Habitat terisolasi pada daratan utama, seperti puncak gunung, danau, hutan terfragmentasi dan cagar alam, dapat dilihat sebagai “pulau” yang
dikelilingi “laut” dari habitat yang tidak sesuai. Selanjutnya teori equilibrium menjadi teori kerangka kerja pertama untuk menginterpretasi distribusi dan
dinamika fauna pada habitat yang terganggu. Ini diperkuat dengan penelitian tentang ukuran tubuh pada konsekuensi dari fragmentasi habitat dan isolasinya
bagi satwa Simberloff 1974; Gilbert 1980; Shafer 1990 dalam Bennet 1999.
C. Dampak Fragmentasi terhadap Spesies