Arah rintis
Gambar 7. Inventarisasi Vegetasi Metode Jalur Berpetak Irawan Kusmana,
1995. Keterangan :
a. 20m x 20m untuk tingkat pohon b. 10 m x 10m untuk tingkat tiang
c. 5m x 5 m untuk tingkat pancang d. 2m x 2m untuk tingkat semai
Pembuatan jalur pengamatan untuk burung dan vegetasi 1. Sebelum dilakukan pembuatan jalur pengamatan, terlebih dahulu
melakukan orientasi lapangan dengan peta kerja atau remnant forest. 2. Penetapan jalur dilakukan secara purposive sampling berupa jalur-jalur
analisis vegetasi yang ditempatkan mulai dari tepi remnant forest sampai ke dalam hutan dengan panjang jalur 300-500 m Laurance, 1991 dalam
Primack et al. 1998 dan jarak antar jalur yang bervariasi bergantung dengan kondisi keberadaan vegetasi di lapangan.
2. Data Sekunder a. Peta dan potret udaracitra satelit Taman Hutan Raya SSH
b. Data gangguan terhadap Tahura SSH c. Data penutupan vegetasi
E. Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan dilakukan sebelum penelitian dimulai. Hal ini bertujuan untuk mengetahui areal penelitian, mencocokkan peta kerja dengan kondisi
lapangan, menentukan lokasi dan titik-titik awal jalur pengamatan. Pada setiap titik awal jalur pengamatan yang sudah ditentukan, selanjutnya diberi tanda dan
a b
c d
kode untuk memudahkan pengamatan. Pengenalan lapangan direncanakan selama ± 1 min ggu.
F. Analisis Data F.1. Analisis Keanekaragaman Jenis Burung Magurran, 1988
F.1.1. Indeks Keanekaragaman Jenis Burung
Untuk menentukan kekayaan jenis burung digunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dengan rumus :
s H’ =
∑
- pi ln pi i :1
Dimana H’ = indeks diversitas Shanon
s = jumlah jenis pi = proporsi jumlah individu ke-i n
i
N ln = log natural
F.1.2. Indeks Kemerataan Jenis Burung
Untuk menentukan proporsi kelimpahan jenis burung dan yang ada di masing-masing tipe penggunaan lahan digunakan indeks kemerataan Index of
Equitability or evennes yaitu jumlah individu dari suatu jenis atau kelimpahan masing-masing jenis dalam suatu komunitas
E = H’ln S Dimana
E = indeks kemerataan H’= indeks keanekaragaman Shannon
S = jumlah jenis
F.1.3. Analisis Penyebaran Burung
Analisis penyebaran digunakan untuk melihat penyebaran secara horisontal pada masing-masing habitat pengamatan dengan menggunakan nilai frekuensi
ditemukannya jenis burung dalam plot contoh. Adapun rumus yang digunakan adalah :
Frekuensi Jenis FJ
= Jumlah plot ditemukan jenis burung Jumlah seluruh plot contoh
Frekuensi Relatif FR = Frekuensi suatu jenis x 100
Frekuensi seluruh jenis
F.1.4. Analisis Dominansi Jenis Burung
Analisis dominansi jenis burung digunakan untuk melihat bagaimana komposisi jenis burung yang dominan, sub dominan dan non dominan atau
jarang dalam komunitas burung yang diamati. Analisis menggunakan parameter kerapatan relatif sesuai dengan kategori yang dikemukakan oleh Jorgensen
1974, yaitu kategori burung dominan bila kerapatan relatif 5, sub dominan bila kerapatan relatif antara 2 - 5 dan non dominan atau jarang bila kerapatan
relatif 2.
Rumus yang digunakan : Kerapatan jenis KJ
= Jumlah suatu jenis burung Luas plot contoh
Kerapatan relatif KR = Kerapatan suatu jenis x 100
Kerapatan seluruh jenis
F.1.5. Indeks Kesamaan Jenis Burung
Perubahan komposisi jenis burung dalam suatu komunitas berkaitan dengan kondisi habitat. Perubahan tersebut diukur dengan indeks kesamaan
jenis Similarity Index terhadap jenis burung yang menghuni antara dua tipe habitat yang dibandingkan. Data yang digunakan adalah jumlah spesies yang
hadir dan yang tidak hadir. Berikut pendekatan rumus Jaccard 1901 dalam Utari 2000 :
Indeks Kesamaan Jenis Jaccard Sj =
a a + b +c
dimana : a = jumlah jenis yang umum di komunitas A dan B, b = jumlah jenis yang unik di komunitas A tetapi tidak di komunitas B,
dan c = jumlah jenis yang unik di komunitas B tetapi tidak di komunitas A
Untuk mengetahui kedekatan atau kekariban antar komunitas burung di berbagai tipe habitat dianalisis dengan dendrogram
F.1.6. Uji t-student
Uji t-student digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan keanekaragaman jenis burung antara berbagai fragmentasi-fragmentasi yang
terjadi dan pada masing-masing jenis ruang terbuka hijau pada tingkat kepercayaan 95 dan 99 dengan menggunakan hipotesa :
H0 = tidak ada perbedaan keanekaragaman jenis burung di habitat 1 dan habitat 2
H1 = ada perbedaan keanekaragaman jenis burung di habitat 1 dan habitat 2 Maka berdasarkan Magurran 1988 persamaan yang digunakan adalah :
Var H’
= Ó pi ln pi
2
Ó pi ln pi
2
+ S – 1 N
2N
2
t- hitung =
H1’ – H2’ Var H1’ + Var H2’ ½
df =
Var H1’ + Var H2’
2
Var H1’
2
N1 + VarH2’
2
N2 Jika t-hitung t-tabel maka terima H0 pada tingkat kepercayaan 95 dan 99
dengan derajat bebas df. Sedang jika t-hitung t-tabel maka terima H1 pada tingkat kepercayaan 95 dan 99 dengan derajat bebas df.
Dimana :
S = jumlah jenis dari satu unit contoh
N = jumlah total individu
H’ = indeks keragaman Shannon
Df = derajat bebas
VarH’ = keragaman dari indeks keragaman Shannon
F.2. Analisis Vegetasi F.2.1. Indeks Nilai Penting INP Vegetasi
Hasil analisa vegetasi adalah untuk mengetahui komposisi jenis dan dominansinya. Dominansi suatu jenis pohon ditunjukkan dalam besaran indeks
Nilai Penting INP. Nilai INP tersebut merupakan penjumlahan nilai-nilai kerapatan relatif KR, frekuensi relatif FR, untuk tingkat semai dan pancang
sedang untuk tingkat tiang dan pohon ditambah nilai dominansi relatif DR. Perhitungan nilai-nilai tersebut :
Kerapatan
= jumlah individu suatu jenisluas unit contoh Kerapatan Relatif = kerapatan suatu jeniskerapatan total jenis x 100
Frekuensi = jumlah plot ditemukannya suatu jenistotal plot
Frekuensi relatif = frekuensi suatu jenistotal frekuensi x 100
Dominansi = luas bidang dasar suatu jenisluas unit contoh
Dominansi relatif = dominansi suatu jenisdominansi seluruh jenis x 100
F.2.2. Diagram Profil Pohon
Diagram profil pohon remnant forest dibuat dengan mengambil beberapa jalur yang mewakili kondisi edge dan core yang diamati. Gambaran yang
disajikan merupakan proyeksi dari kondisi vegetasi pohon dalam suatu areal dengan lebar 20 m dan panjang 60 meter. Selanjutnya untuk pembuatan diagram
profil dilakukan pengukuran terhadap luas penutupan tajuk dan koordinat pohon.
F.2.3. Perbedaan komunitas tumbuhan
Perbedaan antara kondisi komunitas tumbuhan yang diamati kemudian dianalisa dengan nilai indeks kesamaan komunitas Jaccard dengan persamaan sebagai
berikut :
2 C IS = ---------
A + B Dimana :
IS = indeks kesamaan Index Similarity Jaccard A = jumlah jenis di dalam contoh A
B = jumlah jenis di dalam contoh B C = jumlah jenis yang sama dari jenis-jenis yang terdapat pada contoh
yang dibandingkan.
IV. KONDISI UMUM TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM