III. METODE PENELITIAN
A. Pembatasan Masalah
Penelitian Keanekaragaman Jenis Burung di Berbagai Tipe Daerah Tepi Edges Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Propinsi Riau selama 6 bulan
adalah untuk menganalisis : 1. Keanekaragaman jenis burung dan komposisi vegetasi sebagai akibat dari
terbentuknya daerah tepi. 2. Daerah tepi yang tercipta akibat fragmentasi hutan dari lingkungan sekitar.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Keanekaragaman Jenis Burung di Berbagai Tipe Daerah Tepi Edges Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim dilakukan pada Taman Hutan
Raya Sultan Syarif Hasyim Pekanbaru Blok Pemanfaatan Lampiran 1. Penelitian berlangsung selama 6 bulan termasuk pengolahan data yakni bulan
Mei-Oktober 2005.
C. Bahan dan Alat
Obyek yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah ordo burung yang terdiri atas berbagai jenis burung di kawasan sekitar Taman Hutan Raya Sultan
Syarif Hasyim. Data biotik meliputi data jenis burung dan vegetasi. Selain itu pengaruh daerah tepi terhadap keli mpahan burung juga menjadi obyek
pengamatan. Pengamatan vegetasi dilakukan untuk melihat perubahan tipe dan deskripsi vegetasi di daerah edge dan core .
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian dan pengumpulan data meliputi : 1. Binokuler teropong 7x50 mm
2. Tambang plastik sepanjang 20 m 3. Pita ukur, phiband dan meteran berukuran 50 m
4. Peta kerjalokasi dan potret udaracitra satelit. 5. Kompas brunton
6. Kamera SLR, lensa tele 200 mm beserta filmnya 7. Arloji atau alat pengukur waktu
8. GPS Global Positioning System merk Garmin 9. Buku Panduan Lapangan Pengenalan Burung “Burung-burung di Sumatera,
Jawa, Bali dan Kalimantan” John Mackinnon.
10. Alat perekam suara burung beserta kasetnya 11. Christen meter
12. Kompas Suunto
D. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan burung dan analisis vegetasi.
Pengamatan pada burung dilakukan dengan menggunakan metode transek sepanjang 300-500 m Laurance, 1991 dalam Primack et al. 1998. Pengamatan
burung dilakukan pada pagi dan sore hari antara pukul 06.00 – 09.00 WIB dan pukul 15.00-18.00 WIB dalam cuaca cerah, baik pada jalur pengamatan yang
telah ditentukan dengan lama pengamatan selama 20 menit interval waktu 5 menit untuk setiap pengamatan.
Data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur. Data sekunder merupakan data pendukung yang sangat penting dan dikumpulkan dari berbagai
sumber antara lain buku teks, skripsi, tesis dan jurnal penelitian. Pengamatan burung dilakukan baik secara langsung maupun tidak
langsung yaitu dengan mengidentifikasi dari suaranya. Burung yang tidak teridentifikasi secara langsung akan direkam suaranya dengan tape recorder dan
diidentifikasi berdasarkan contoh suara burung dari Birdlife International. Jenis data yang dikumpulkan ada dua macam yaitu :
1. Data primer
a. Keanekaragaman jenis burung Data yang berhubungan dengan komposisi, kelimpahan dan jumlah jenis
burung. Pengamatan burung menggunakan kombinasi titik dan metode transek. Pengamatan dilakukan di hutan terfragmentasi dan daerah tepi
hutan. Pengamatan dilakukan dari transek-transek dengan panjang 300- 500 m tegak lurus 2 tipe habitat, sehingga panjang jalur bervariasi
tergantung dari kondisi lapangan namun mencakup kedua tipe habitat yang berdekatan. Masing-masing kondisi ekosistem diletakkan beberapa
transek. Banyak transek disesuaikan dengan kondisi dan tipe edge. Peletakan titik di lapangan ditunjukkan oleh Gambar 6, dimana setiap titik
pengamatan mewakili daerah tepi hutan dengan penggunaan habitat lain seperti belukar akasia, kelapa sawit, kebun masyarakat, danau, semak
belukar, hotel dan jalan.
Gambar 6. Jalur Pengamatan Burung dan Peletakannya di Lapangan
Keterangan : a. Edge antara hutan dengan tegakan akasia
b. Edge antara hutan dengan semak belukar c. Edge antara hutan dengan kebun kelapa sawit
d. Edge antara hutan dengan kebun campuran e. Edge antara hutan dengan tepi danau
f. Edge antara hutan dengan jalan g. Edge antara hutan dengan hotel
b. Vegetasi
Data yang berhubungan dengan INP untuk hutan yang terfragmentasi dan edgedaerah tepi hutan. Pengumpulan data vegetasi dilakukan pada
jalur pengamatan burung dan tegak lurus dengan daerah tepi hutan. Metode yang digunakan adalah garis berpetak. Data yang dikumpulkan
untuk tingkat tiang dan pohon adalah jenis, jumlah individu setiap jenis dan diameter setinggi dada. Untuk tingkat semai dan pancang, data yang
dikumpulkan hanya jenis dan jumlah individu. Bentuk petak tersaji pada Gambar 7.
Arah rintis
Gambar 7. Inventarisasi Vegetasi Metode Jalur Berpetak Irawan Kusmana,
1995. Keterangan :
a. 20m x 20m untuk tingkat pohon b. 10 m x 10m untuk tingkat tiang
c. 5m x 5 m untuk tingkat pancang d. 2m x 2m untuk tingkat semai
Pembuatan jalur pengamatan untuk burung dan vegetasi 1. Sebelum dilakukan pembuatan jalur pengamatan, terlebih dahulu
melakukan orientasi lapangan dengan peta kerja atau remnant forest. 2. Penetapan jalur dilakukan secara purposive sampling berupa jalur-jalur
analisis vegetasi yang ditempatkan mulai dari tepi remnant forest sampai ke dalam hutan dengan panjang jalur 300-500 m Laurance, 1991 dalam
Primack et al. 1998 dan jarak antar jalur yang bervariasi bergantung dengan kondisi keberadaan vegetasi di lapangan.
2. Data Sekunder a. Peta dan potret udaracitra satelit Taman Hutan Raya SSH
b. Data gangguan terhadap Tahura SSH c. Data penutupan vegetasi
E. Orientasi Lapangan