Hasil Penelitian 1. Penentuan Edge

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian A.1. Penentuan Edge Daerah tepi edge memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan penggunaan lahan lainnya dan daerah core hutan. Dari segi abiotik edge memiliki suhu dan kelembaban udara yang berbeda dibandingkan dengan kedua tipe habitat yang berbatasan misalnya hutan dengan kebun sawit. Di lapangan sulit untuk mengukur suhu di sepanjang jalur pengamatan karena membutuhkan banyak tenaga pengukur dan waktu pengukuran serentak di setiap titik-titik pengukuran. Suhu dan kelembaban akan berbeda seiring dengan perubahan waktu pengukuran, kondisi angin, penutupan awan dan intensitas cahaya matahari. Secara biotik edge ditandai dengan adanya vegetasi peralihan antara 2 tipe habitat misalnya pada jal ur belukar ditandai dengan dominansi pohon yang bertambah banyak ke arah core dan berkurang ke arah belukar. Begitu juga dengan belukar yang makin berkurang ke arah core dan makin banyak ke arah belukar. Asosiasi ini di lapangan tidak mempunyai batas-batas yang jelas namun dapat diukur posisi terluar dan terdalam vegetasi indikatornya. Dua dasar penentuan edge yang digunakan dalam meletakkan jalur pengamatan yakni : 1. Indikator vegetasi Pada jalur-jalur pengamatan yang terdapat belukar seperti jalur belukar, kebun campuran, danau, kebun masyarakat digunakan vegetasi indikator seperti mahang abu Macaranga triloba, resam Gleichenia sp. dan Kibatalia borneensis yang banyak ditemukan di daerah tahap awal suksesi, daerah semak dan daerah terbuka oleh penebangan. Keberadaan vegetasi- vegetasi ini terkait dengan tingkat intensitas cahaya matahari yang masuk ke lokasi tempat tumbuh. Dalam sistem silvikultur dapat dimasukkan pada golongan pohon yang tidak butuh naungan intoleran. 2. Persentase penutupan tajuk Sedangkan pada jalur pengamatan tepi jalan ditandai dengan berkurang dan bertambahnya persentase penutupan tajuk. Makin ke arah core persentase penutupan tajuk makin besar dan makin ke jalan penutupan tajuk makin kecil. Ditetapkan penutupan tajuk di bawah 50 merupakan daerah edge dan di atas 50 daerah core. Penutupan tajuk ini terkait dengan hubungan vegetasi dengan penyinaran matahari dan suhu serta kelembaban udara. Makin rapat tajuk makin rendah suhu dan makin tinggi kelembaban udara. A.2. Kondisi Jalur Pengamatan Burung Berdasarkan peta penutupan vegetasi terlihat di sebelah barat Tman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Tahura SSH didominasi oleh jenis akasia khususnya Acacia mangium yang merupakan areal konsesi PT. Arara Abadi. Sedangkan di sebelah timur didominasi oleh semak belukar dengan vegetasi utama terdiri atas alang-alang dan semak berkayu. Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang penutupan vegetasi dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Berdasarkan citra satelit tahun 1999, kondisi penutupan vegetasi di tahura SSH lebih kurang 50 terdiri atas areal terbuka bekas tebangan, semak belukar dan akasia. Sedangkan 50 lagi merupakan areal berhutan dengan tingkat suksesi merupakan hutan sekunder. Kondisi lapangan menunjukkan di tahura SSH areal berhutan terdapat di sekitar pendopo dan sekitar danau. Citra satelit tahun 2002 menunjukkan terjadi pengurangan areal berhutan dan peningkatan areal terbuka, semak belukar serta invasi akasia ke dalam tahura. Pengurangan areal berhutan diperkirakan mencapai hampir 5-10 dari tahun 1999. Peningkatan areal terbuka dipicu oleh tingginya tingkat pembalakan liar dan okupasi oleh masyarakat pada areal tahura SSH untuk dijadikan kebun baik kebun sawit maupun kebun tanaman campuran. Sedangkan citra satelit tahun 2004 menunjukkan areal berhutan hanya tinggal 35-40 dengan semakin bertambah luasnya keterbukaan areal, invasi akasia, kebun sawit, kebun masyarakat dan semak belukar. Berdasarkan survei lapangan ditemukan bentuk tahura SSH khusus yang berhutan seperti kurva tak beraturan yang membentuk sabuk belt dengan lebar yang berbeda. Bentuk ini terjadi karena adanya semak belukar dan keterbukaan areal di sekitarnya, sehingga pada saat survei dilakukan hanya beberapa plot yang dapat diletakkan di jalur pengamatan karena sudah menemukan ciri dan tipe penggunaan lahan yang berbeda pula. Pada tahun 2004 untuk menanggulangi dan meningkatkan areal berhutan pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kehutanan melakukan Gerakan Rehabilitasi Lahan Gerhan di lokasi Tahura SSH dengan berbagai jenis lokal. Jenis-jenis meranti, gaharu dan MPTS ditanam di lokasi tahura. Ada 8 jalur pengamatan burung di tahura SSH yang diletakkan sepanjang tipe-tipe penggunaan lahan. Rata-rata jalur mencakup 3 tipe habitat yaitu habitat dengan pola penggunaan lahan yang berbeda, daerah tepi hutan edge dan habitat daerah inti hutan core. Ada beberapa jalur yang mencakup hanya 2 tipe habitat yaitu edge dan core yaitu jalur hotel rindu sempadan HR dan jalur tepi jalan 1 dan 2 TJ 1 dan TJ 2. Jalur-jalur ini dianggap mewakili penggunaan lahan yang ada di tahura SSH yang selama ini telah mendapatkan tekanan dari masyarakat baik dalam bentuk kebun, pembalakan liar dan kebun campuran. Deskripsi masing-masing jalur diuraikan sebagai berikut : A.2.1. Jalur Pengamatan Burung Tepi Jalan 1 dan 2 TJ 1 dan TJ 2 Jalur pengamatan burung tepi jalan 1 dan 2 terdapat di lokasi hutan yang berbatasan langsung dengan jalan raya Pekanbaru-Minas. Jalur TJ 1 dan TJ 2 terdapat di pinggir jalan beraspal dengan intensitas kendaraan yang tinggi dan dilalui oleh bus dan truk lintas Pekanbaru-Medan. Di kiri dan kanan jalan banyak ditempati oleh perumahan dan warung penduduk dengan tingkat keterbukaan lahan yang tinggi. Aktifitas penduduk sangat beragam dengan intensitas kegiatan yang cukup tinggi. Jalur TJ 1 diletakkan pada jalur yang memiliki vegetasi pohon yang cukup rapat. Sedangkan jalur TJ 2 diletakkan pada jalur wisatatrack pengunjung tahura SSH. Pemisahan jalur ini untuk melihat seberapa besar perbedaan keanekaragaman dan kelimpahan burung di masing-masing jalur. Jalur jalan dipisahkan oleh jarak dan kondisi vegetasi yang berbeda. A.2.2. Jalur Pengamatan Semak Belukar SB Jalur semak belukar merupakan lokasi bekas penebangan liar oleh masyarakat dan ditinggalkan begitu saja hingga berkembang menjadi semak belukar. Berdasarkan tingkat suksesinya jalur belukar ini digolongkan sebagai belukar tua dengan tumbuhnya beberapa jenis pionir di lokasi semak belukar. Jalur belukar didominasi oleh jenis-jenis herba berkayu, jenis-jenis pohon pionir dan jenis resam. Jalur semak belukar ini juga dipisahkan oleh jalur wisata pengunjung. Jalur semak belukar banyak ditemukan di lokasi dengan tingkat keterbukaan areal yang tinggi disebabkan intensitas penyinaran matahari yang cukup banyak. Beberapa jenis vegetasi semak belukar terdapat di pinggir lokasi berpohon dengan yang masih mendapatkan penyinaran yang tinggi. A.2.3. Jalur Belukar Akasia BA Jalur belukar akasia yang terdapat di tahura SSH merupakan vegetasi yang didominasi oleh akasia muda dan jenis resam serta jenis rumput. Jenis akasia Acacia mangium merupakan spesies introduksi dari tegakan akasia yang ada di sekitar tahura SSH. Umur akasia berkisar antara 2-3 tahun dengan pertumbuhan yang sangat rapat. Akasia tumbuh sangat cepat dengan penyebaran dibantu oleh angin. Penyebaran akasia semakin lama merambah lokasi blok berhutan dan berkompetisi dengan pohon-pohon asli tahura SSH. A.2.4. Jalur Pengamatan Danau DN Sedangkan jalur danau didominasi oleh hamparan rumput dan tanah kosong di sekitar danau dan menuju ke hutan lebih didominasi oleh semak belukar muda. Danau ini memiliki karakteristik hidrologi yang dipengaruhi oleh volume curah hujan dan dimanfaatkan oleh peternak ikan sebagai sumber air untuk budidaya ikan arwana. Pada musim-musim tertentu di pinggir danau banyak ditemukan burung- burung air dari jenis belibis. Selain itu juga banyak ditemukan burung raja udang yang mencari ikan dari tepi danau. Danau ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar tahura SSH untuk mencari ikan. A.2.5. Jalur Pengamatan Kebun Campuran KC Jalur kebun campuran terdiri atas kebun singkong, pohon rambutan, palawija dan rumput-rumputan. Jalur ini berbatasan langsung dengan kebun dan pemukiman masyarakat yang terdapat di sekitar tahura SSH. Kebun campuran ini memiliki karakteristik tanaman semusim yang beranekaragam dan sebagian kecil ditanami dengan kelapa sawit. Intensitas kegiatan manusia di kebun campuran ini relatif tinggi dengan kegiatan-kegiatan perawatan dan penyiangan kebun. A.2.6. Jalur Pengamatan Kebun Sawit KS Berbeda dengan vegetasi kebun campuran, pada kebun sawit umur 4 tahun lantai bawahnya relatif lebih bersih dari belukar dan terdapat pemukiman masyarakat. Kebun ini mulai menghasilkan buah sawit dan telah dipanen oleh masyarakat. Pembersihan tumbuhan bawah dan penyiangan gulma cukup intensif dilakukan oleh masyarakat pemilik kebun. Namun di beberapa tempat masih ditemukan semak belukar. Di bawah kelapa sawit telah mengalami pembersihan oleh masyarakat. A.2.7. Jalur Pengamatan Hotel Rindu Sempadan HR Hotel Rindu Sempadan terdapat dan berbatasan langsung dengan tahura SSH. Hotel Rindu Sempadan memanfaatkan bentang lahan dan penutupan vegetasi tahura SSH sebagai objek wisata pendukungnya disamping kolam ikan dan taman bermain serta penangkaran satwa. Beberapa tempat seperti kolam ikan, taman bermain dan penangkaran satwa ditanami dengan pepohonan pelindung dan sering dijadikan tempat bertengger bagi burung-burung dari tahura SSH. Vegetasi antara tahura SSH dengan Hotel Rindu Sempadan didominasi oleh rumput-rumputan dan mengalami penyiangan intensif oleh petugas hotel. A.3. Jumlah Individu dan Komposisi Jenis Vegetasi Jalur analisa vegetasi diletakkan pada jalur pengamatan burung untuk mencari hubungan antara burung dengan vegetasi yang ada. Burung menggunakan vegetasi sebagai tempat bersarang, mencari makanan, tempat bertengger dan tempat berlindung dari pemangsa. Pada analisa vegetasi didapatkan lebih kurang 50 jenis pohon yang terdapat pada plot pengamatan berbentuk garis berpetak. Dari 50 jenis tersebut ada jenis-jenis yang selalu muncul dan mendominasi berbagai jalur vegetasi yaitu Endospermum malaccensis, Artocarpus elasticus dan Actinodaphne sp. Jenis-jenis tersebut ditemukan hampir merata di plot vegetasi di edge maupun di core. Sedangkan ada beberapa jenis yang ditemukan hanya di tempat-tempat terbuka seperti Kibatalia borneensis nama jenis vegetasi pada Lampiran 32. Pada jalur vegetasi paling banyak ditemukan jenis-jenis dari famili Dipterocarpaceae 4 jenis namun kelimpahannya relatif sedikit. Sedangkan famili Euphorbiaceae hanya 2 jenis tapi kelimpahan pada plot vegetasi cukup banyak diikuti oleh famili Moraceae. Pada jalur kelapa sawit ditemukan 21 jenis pohon di edge dan 18 jenis pohon di corenya. Sedangkan jalur kebun campuran terdapat 16 jenis pohon di edge dan 28 jenis di core. Berturut-turut di jalur TJ 1 15, 20 jenis pohon ditemukan di edge dan core. Diikuti oleh jalur hotel Rindu Sempadan sebanyak 11 jenis di edge dan 14 jenis di core. Pada jalur danau jumlah jenisnya relatif sedikit dibandingkan dengan jalur vegetasi yang lain sebanyak 9 jenis di edge dan 10 jenis di core. Pada belukar akasia kedua lokasi pengamatan edge dan core memiliki jumlah jenis yang sama banyak sebesar 15 jenis. Di jalur semak belukar terdapat 9 jenis di edge dan 11 jenis di core. A.4. Indeks Nilai Penting INP Vegetasi dan Burung Analisa vegetasi yang dilakukan pada jalur-jalur pengamatan burung terbatas pada edge dan core hutan, sedangkan pada habitat lain tidak dilakukan analisa vegetasi karena vegetasi cenderung seragam. Analisa vegetasi dilakukan untuk melihat sejauhmana suatu jenis menguasai suatu tempat, jumlah dan dominansinya. Pengukuran indeks nilai penting pada jenis burung mencakup 2 nilai indeks yang terdiri dari frekuensi relatif FR dan kerapatan relatif KR. Nilai FR berkaitan dengan tingkat keseringan suatu jenis burung ditemukan berdasarkan jumlah plot pengamatan. Berbeda dengan nilai FR, nilai KR berkaitan dengan kepadatan jumlah individu suatu dibandingkan dengan jenis lain berdasarkan luas tempat. A.4.1. Jalur Pengamatan Tepi Jalan 1 TJ 1 dan Tepi Jalan 2 TJ 2 A.4.1.1 INP Vegetasi pada Jalur Tepi Jalan 1 TJ 1 Analisa vegetasi pada jalur pengamatan tepi jalan hanya dilakukan pada jalur tepi jalan 1 karena habitat ini memiliki vegetasi mulai dari tingkat pohon, tiang, pancang dan semai, sedangkan pada jalur tepi jalan 2 tidak ada vegetasi karena merupakan jalur wisata pengunjung. Peletakan jalur digunakan untuk membandingkan komposisi dan jenis burung yang ditemukan. Tingkat pohon di jalur tepi jalan, banyak didominasi dan ditemukan jenis Sloetia elongata INP 72,25, Endospermum malaccensis INP 66,85 dan Aglaea sp. INP 32,05. Sedangkan pada habitat core jenis-jenis yang memiliki KR, FR dan DR tertinggi ada pada jenis Endospermum malaccensis INP 101,08, Palaquium hexandrum INP 38,87 dan Artocarpus elasticus INP 36,62. Jenis Endospermum malaccensis ditemukan sebanyak 4 individu pada habitat edge dan 9 individu pada habitat core. Keberadaan jenis Endospermum malaccensis di kedua habitat menunjukkan peningkatan jumlah individu. Indeks kesamaan komunitas di kedua habitat sebesar 40 dengan jenis yang ada di kedua habitat adalah jenis Artocarpus integra, Endospermum malaccensis, Aglaea sp., Artocarpus elasticus, Palaquium hexandrum, Ixonanthes icosandra dan Garcinea syzygifolia. Kerapatan relatif, frekuensi relatif dan dominansi relatif tertinggi pada habitat edge ditemukan pada jenis Sloetia elongata INP 54,39, berturut-turut INP sebesar 48,28 dan 46,73 pada Artocarpus elasticus dan Horsfieldia grandis. Sedangkan INP tertinggi di habitat core ditemukan pada jenis Polyalthia sp. 63,94, Ixonanthes icosandra 53,45 dan Parkia speciosa 40,04. Indeks kesamaan antara habitat edge dan core sebesar 19,05 dengan vegetasi yang ditemukan di kedua tipe habitat adalah jenis Ixonanthes icosandra dan Dillenia reticulata. INP tingkat pancang tertinggi di edge terdapat pada jenis Polyalthia sp. 44,29 dan Ixonanthes icosandra 34,29, sedangkan kelima jenis pancang yang lain masing-masing INP sebesar 24,29. INP tingkat pancang di habitat core tertinggi ditemukan pada jenis Hopea mengarawan 108,33, Kibatalia borneensis 41,67 dan Dillenia reticulata 37,5. Jenis yang sama di kedua tipe habitat adalah jenis Syzygium sp. dan Ixonanthes icosandra dengan indeks kesamaan bernilai 19,05. Pada tingkat semai di edge, INP tertinggi terdapat pada jenis Actinodaphne sp. 48,53, Rhodamnia cinerea 42,65 dan Palaquium hexandrum 21,76 serta Syzygium sp. 21,76. Pada habitat core jenis Actinodaphne sp 44,70, Geronniera subaecualis 20,74 dan Kibatalia borneensis 20,05 memiliki nilai INP tertinggi di habitat ini. Sedangkan jenis vegetasi yang ditemukan baik di habitat edge maupun di habitat core adalah jenis Actinodaphne sp. dan Palaquium hexandrum dengan IS sebesar 14,29. Indeks Nilai Penting INP tingkat pohon, tingkat tiang, tingkat pancang dan tingkat semai selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4, 5, 6 dan 7. Sedangkan peta profil tingkat pohon pada jalur pengamatan tepi jalan khusus untuk daerah tepi edge dapat dilihat pada Gambar 8 Gambar 8. Peta Profil Pohon di Daerah Tepi Edge Jalur Tepi Jalan 1 TJ 1 Keterangan Pohon : A.4.1.2. INP Burung pada Jalur Tepi Jalan 1 TJ 1 Jalur pengamatan pada tepi jalan 1 memiliki 2 tipe habitat yang berbeda dibandingkan jalur pengamatan lain yang memiliki 3 tipe habitat yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan letak dan perbatasan antara habitat. Habitat tepi jalan merupakan tepi hutan yang berbatasan langsung dengan jalan raya Pekanbaru-Minas. Pada pengamatan edge hutan banyak ditemukan burung dengan jenis yang beragam. Mulai dari Pycnonotus goiavier 20, Orthotomus ruficeps 16,67, Pycnonotus atriceps 10 dan Copsychus saularis 10. Sedangkan di core ada 3 jenis yang memiliki nilai FR yang sama 10 yakni Terpsiphone paradisi, Pycnonotus goiavier dan Orthotomus ruficeps. 1. Sindur 2. Pisang-pisang 3. Pagar- pagar 1. Terap 2. Sendok-sendok 3. Ludai 4. Asam Kandis 5. Pisang-pisang 1. Kulim 2. Berangan 3. Meranti 4. Cempedak 5. Berangan 6. Mendarahan 7. Kelat 8. Meranti 9. Kulim Nilai KR terbesar di habitat edge dijumpai pada jenis Pycnonotus goiavier 26,15 kemudian Orthotomus ruficeps 13,85. Jenis Copsychus saularis memiliki nilai FR yang sama dengan jenis Lonchura punctulata sebesar 9,23. Burung dengan kelimpahan terbesar di core hutan terdapat pada jenis Pycnonotus goiavier 11,84 diikuti oleh jenis Orthotomus ruficeps 10,53 dan Megalaima australis 9,21. INP burung pada masing-masing tipe habitat dapat dilihat pada Tabel 2 dan selengkapnya pada Lampiran 34. Tabel 2. INP Jenis Burung Tertinggi di Jalur Tepi Jalan 1 TJ 1 Habitat Jenis Burung FJ FR KJ Indha KR INP Edge Pycnonotus goiavier Orthotomus ruficeps Copsychus saularis 0,86 0,71 0,43 20 16,7 10 8,59 4,55 3,03 26,2 13,8 9,23 46,2 30,5 19,2 Hutan Pycnonotus goiavier Orthotomus ruficeps Megalaima australis 0,71 0,71 0,57 10 10 8

4,55 4,04

3,54 11,8 10,5 9,21 21,8 20,5 17,2 A.4.1.3. INP Burung pada Jalur Tepi Jalan 2 TJ 2 Berbeda dengan jalur tepi jalan 1, tepi jalan 2 diletakkan pada jalur yang digunakan oleh pengunjung tahura SSH. Peletakan ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan antara jalur pengunjung dengan jalur pada lokasi hutan dalam hal kelimpahan dan keanekaragaman jenis burung. Pada habitat edge jalan ditemukan jenis dengan FR sebesar 17,65 pada Pycnonotus goiavier dan Orthotomus ruficeps. Dan sebesar 8,82 pada Terpsiphone paradisi dan Pycnonotus atriceps. Di core hutan banyak dijumpai jenis-jenis Terpsiphone paradisi 15,15 dan Orthotomus ruficeps 15,15. Jenis Pygnonotus goiavier 28,07, Orthotomus ruficeps 17,54 dan jenis Pycnonotus atriceps 10,53 memiliki KR tertinggi di habitat edge. Sedangkan KR tertinggi di core oleh jenis-jenis Orthotomus ruficeps 18,75, Pycnonotus goiavier 14,58, Terpsiphone paradisi 10,42 dan Aegithina tiphia 10,42. INP burung pada masing-masing tipe habitat dapat dilihat pada Tabel 3 dan selengkapnya pada Lampiran 35. Tabel 3. INP Jenis Burung Tertinggi di Jalur Tepi Jalan 2 TJ 2 Habitat Jenis Burung FJ FR KJ Indha KR INP Edge Pycnonotus goiavier Orthotomus ruficeps Aegithina tiphia 0,86 0,86 0,57 17,6 17,6 11,8 8,09 5,06 2,53 28,1 17,5 8,77 45,7 35,2 20,5 Hutan Orthotomus ruficeps Pycnonotus goiavier Terpsiphone paradisii 0,71 0,57 0,71 15,2 12,1 15,2 4,55 3,54 2,53 18,8 14,6 10,4 33,9 26,7 25,6 A.4.2. Jalur Pengamatan Semak Belukar SB A.4.2.1. INP Vegetasi pada Jalur Semak Belukar SB Habitat edge pada jalur pengamatan semak belukar merupakan peralihan antara hutan dengan semak dimana terdapat tumbuhan bawah di sekitar pohon dan terdapat pohon di dalam semak. Jenis Endospermum malaccensis INP 86,04 mendominasi habitat edge semak dengan hutan. Selanjutnya diikuti oleh jenis Artocarpus elasticus INP 75,19 dan Cratoxylum arborescens INP 24,52. Di habitat core terdapat jenis Endospermum malaccensis INP 68,84 yang mendominasi, selanjutnya jenis Artocarpus elasticus INP 47,29 dan Kibatalia borneensis INP 36,40. Jenis yang ditemukan di kedua tipe habitat adalah jenis Endospermum malaccensis, Artocarpus elasticus, Elaeocarpus sp. dan Syzygium sp. Indeks kesamaan antara habitat edge dan core hutan sebesar 40 dengan vegetasi yang sama berjumlah 4 jenis. INP tingkat tiang tertinggi pada habitat edge terdapat pada jenis Litsea sp. INP 67,18. Berikutnya terdapat pada jenis Euobia sp. INP 67,13 dan Elaeocarpus sp. INP 41,54. Dari ketiga jenis di atas hanya jenis Euobia sp . yang juga ditemukan di habitat core. Sedangkan habitat core dikuasai oleh jenis Geroniera nervosa INP 73,09, Endospermum malaccensis INP 57,96 dan Dillenia oblongata 57,96. Tingkat kesamaan komunitas antara habitat edge dan core hutan sebesar 16,67 dengan jenis yang sama berjumlah 1 jenis. INP untuk tingkat pancang pada habitat edge tidak didominasi satupun jenis pancang. Masing-masing jenis mempunyai nilai INP yang sama sebesar 33,33. Berbeda dengan habitat edge, pada habitat core jenis Syzygium sp. INP 50 mendominasi sedangkan jenis lain memiliki nilai INP yang sama yakni 25. Nilai indeks kesamaan 2 komunitas didapatkan sebesar 15,38 dengan jenis yang sama sebanyak 1 jenis Kibatalia borneensis. Pada habitat edge banyak ditemukan semai Actinoda phne sp. INP 95,40 dan Kibatalia borneensis INP 33,55. Namun dari ketiga jenis di atas tidak ditemukan pada habitat edge kecuali jenis Actinodaphne sp. dengan INP sebesar 20,19. Pada habitat core yang mendominasi adalah jenis Palaquium hexandrum INP 43,27, Palaquium sumatranum INP 27,88 dan Hopea mengarawan INP 27,88. Indeks of Similarity kedua komunitas edge dan core sebesar 14,29. Indeks Nilai Penting INP tingkat pohon, tingkat tiang, tingkat pancang dan tingkat semai selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8, 9, 10 dan 11. Sedangkan peta profil tingkat pohon pada jalur pengamatan semak belukar khusus untuk daerah tepi edge dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Peta Profil Pohon di Daerah Tepi Edge Jalur Semak Belukar SB Keterangan Pohon : A.4.2.2. INP Burung pada Jalur Semak Belukar SB Habitat semak belukar tua dengan kondisi vegetasi banyak ditumbuhi herba berkayu dan 1-2 individu pohon sering ditemukan jenis burung Pycnonotus goiavier 21,05, Orthotomus ruficeps 15,79, Pycnonotus atriceps dan Pycnonotus simplex 10,53. Pada edge antara semak belukar dengan hutan, frekuensi relatif tertinggi terdapat pada jenis Pycnonotus goiavier 17,65 diikuti oleh jenis Orthotomus ruficeps dan Copsychus saularis sebesar 11,76. Di core hutan banyak terdapat jenis Pycnonotus goiavier dan Orthotomus ruficeps 15,79 serta jenis Anthreptes singalensis dan Picus puniceus 10,53. Sedikit terjadi perbedaan dengan core pada jalur pengamatan yang lain core pada jalur semak belukar berbentuk memanjang dengan kanan kirinya dikelilingi 1. Sendok-sendok 2. Terap 3. Medang rawa 4. Mampat 1. Terap 2. Terap 3. Sendok-sendok 4. Terap oleh semak belukar dan jalur wisata. Diduga suara burung yang ada di sekitar core teridentifikasi pada waktu pengamatan. Jenis burung yang mendominasi habitat semak adalah Pycnonotus goiavier, Orthotomus ruficeps, dan Pycnonotus simplex dengan nilai FR sebesar 24,39, 17,07 dan 12,20. Pada edge semak belukar dengan hutan masih didominasi oleh jenis Pycnonotus goiavier, Orthotomus ruficeps, dan Hirundo tahitica dengan nilai KR berturut-turut 23,08, 12,82 da 12,82. Core hutan dengan karakteristik yang berbeda menunjukkan dominansi jenis yang berbeda pula jika dibandingkan dengan core jalur pengamatan burung lainnya. Dominansi jenis yang ada di core ditunjukkan oleh jenis Pycnonotus goiavier, Orthotomus ruficeps dan Pycnonotus simplex. INP burung pada masing-masing tipe habitat dap at dilihat pada Tabel 4 dan selengkapnya pada Lampiran 36. Tabel 4. INP Jenis Burung Tertinggi di Jalur Semak Belukar SB Habitat Jenis Burung FJ FR KJ Indha KR INP SB Pycnonotus goiavier Orthotomus ruficeps Pycnonotus simplex 1 0,75 0,5 21,1 15,8 10,5 3,18 2,23 1,59 24,4 17,1 12,2 45,4 32,9 22,7 Edge Pycnonotus goiavier Orthotomus ruficeps Copsychus saularis 0,75 0,5 0,5 17,6 11,8 11,8 2,87 1,59 1,27 23,1 12,8 10,3 40,7 24,6 22 Hutan Pycnonotus goiavier Orthotomus ruficeps Pycnonotus simplex 0,75 0,75 0,5 15,8 15,8 10,5 4,42 4,42 2,65 20 20 12 35,8 35,8 22,5 A.4.3. Jalur Pengamatan Belukar Akasia BA A.4.3.1. INP Vegetasi pada Jalur Belukar Akasia BA Pada habitat edge jalur akasia terdapat jenis-jenis pohon yang juga ditemukan pada jalur pengamatan lain. Tetapi secara umum pohon yang mendominasi jalur akasia dari jenis Endospermum sp. INP 62,11, Sago INP 30,11 dan Litsea spp. INP 26,47. Pada habitat core terdapat jenis-jenis pohon Sago INP 66,19, Endospermum sp. INP 42,22 dan Artocarpus elasticus INP 30,01. Vegetasi yang sama dari jenis Sago, Endospermum sp., Artocarpus rigidus, Garcinia parvifolia, Artocarpus elasticus dan Artocarpus anisophyllus. Indeks of Similarity kedua habitat edge hutan-akasia dan core hutan sebesar 40. Tingkat tiang dengan dbh antara 10-20 cm ditemukan dalam jumlah yang berfluktuasi pada habitat edge dan core. Di habitat edge hanya ditemukan 6 individu sedangkan di habitat core 9 individu. Tingkat tiang pada habitat edge didominasi oleh jenis Litsea sp. INP 99,01, Euobia sp. INP 57,99 dan Actinodaphne sp. INP 50,46. Sedangkan pada habitat core ditemukan jenis Artocarpus elasticus INP 62,75, Geroniera nervosa INP 41,66 dan Candelia candel INP 39,67. Nilai IS sebesar 15,38 dengan jenis yang sama terdiri dari satu jenis yaitu Euobia sp. Nilai INP pada tingkat pancang hanya terdiri dari FR dan KR. Tingkat pancang pada habitat edge menunjukkan tidak adanya jenis yang dominan karena seluruh jenis yang ada memiliki nilai INP yang sama sebesar 22,22. Sedangkan tingkat pancang di habitat core hanya memiliki satu jenis pancang yang dominan yaitu jenis Ixonanthes icosandra INP 33,33. Perbandingan jenis yang sama didapatkan nilai IS sebesar 15,38 dengan jenis Syzygium sp. antara habitat edge dengan habitat core. Nilai INP tertinggi pada tingkat semai di habitat edge ditemukan pada jenis Actinodaphne sp. INP 62,50, Kibatalia borneensis INP 37,5 dan Palaquium sumatranum INP 25. Nilai tertinggi pada habitat core terdapat pada INP jenis Palaquium hexandrum 103,57, Kibatalia borneensis 62,29 kemudian jenis lain yang mempunyai INP sama sebesar 26,79. Jenis-jenis Actinodaphne sp., Kibatalia borneensis dan Pometia pinnata ditemukan pada kedua habitat dengan nilai IS sebesar 46,15. Indeks Nilai Penting INP tingkat pohon, tingkat tiang, tingkat pancang dan tingkat semai selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12, 13, 14 dan 15. Sedangkan peta profil tingkat pohon pada jalur pengamatan belukar akasia khusus untuk daerah tepi edge dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Peta Profil Pohon di Daerah Tepi Edge Belukar Akasia BA Keterangan Pohon : A.4.3.2. INP Burung pada Jalur Belukar Akasia BA Akasia yang merupakan spesies invasif dan bukan merupakan spesies lokal di tahura SSH mulai tumbuh pada beberapa bagian di tahura SSH. Burung- burung yang menyukai habitat akasia dari jenis-jenis Pycnonotus goiavier, Orthotomus ruficeps, Geopelia striata dan Amaurornis phoenicurus . Masing- masing jenis memiliki nilai FR sama sebesar 14,29. Akasia yang tumbuh pada lokasi pengamatan berumur 2-3 tahun sering digunakan tempat bertengger sementara oleh burung. Jalur pengamatan setelah habitat akasia adalah habitat edge yang banyak ditemukan jenis Pycnonotus goiavier, Orthotomus ruficeps, Dicrurus paradiseus, Amaurornis phoenicurus dan Ninox scutulata. Jenis burung di edge memiliki nilai FR yang sama sebesar 12,5. Jenis Orthotomus ruficeps 1. Sago 2. Tampunik 3. Kandis 4. Kandis 5. Terap 6. Medang sijengkeng 7. Babi kurus 8. Damar kelok 9. Mahang abu paling sering ditemukan di core dengan FR 17,67. Setelah itu ditemukan jenis- jenis Anthreptes singalensis dan Pycnonotus goiavier yang memiliki nilai FR cukup besar 11,76. Burung dari jenis Hirundo tahitica 40 mendominasi lokasi pengamatan habitat akasia. Burung ini ditemukan dalam jumlah besar pada satu titik pengamatan sehingga nilai frekuensinya lebih kecil dibandingkan jenis lain. Setelah itu habitat akasia juga didominasi oleh Geopelia striata 24. Burung dengan FR tertinggi pada habitat akasia hanya memiliki nilai DR sebesar 8, dari jenis Orthotomus ruficeps, Pycnonotus goiavier dan Amaurornis phoenicurus. Di edge kelimpahan paling besar pada jenis Amaurornis phoenicurus 18,52 dan Hirundo tahitica 18,52 diikuti oleh jenis Pycnonotus goiavier dan Orthotomus ruficeps sebesar 14,81. Core yang ada di jalur pengamatan danau didominasi oleh jenis Orthotomus ruficeps 6,66, Pycnonotus simplex 3,99 dan Nectarinia jugularis 3,99. INP burung pada masing-masing tipe habitat dapat dilihat pada Tabel 5 dan selengkapnya pada Lampiran 37. Tabel 5. INP Jenis Burung Tertinggi di Jalur Belukar Akasia BA Habitat Jenis Burung FJ FR KJ Indha KR INP BA Hirundo tahitica Geopelia striata Amaurornis phoenicurus 0,25 0,5 0,5 7,14 14,3 14,3 9,95 5,97 1,99 40 24 8 47,1 38,3 22,3 Edge Amaurornis phoenicurus Pycnonotus goiavier Orthotomus ruficeps 0,5 0,5 0,5 12,5 12,5 12,5 2,49 1,99 1,99 18,5 14,8 14,8 31 27,3 27,3 Hutan Orthotomus ruficeps Pycnonotus goiavier Anthreptes singalensis 0,75 0,5 0,5 17,6 11,8 11,8 4,42 1,77 1,77 6,66 2,66 2,66 24,3 14,4 14,4 A.4.4. Jalur Pengamatan Danau DN A.4.4.1. INP Vegetasi pada Jalur Danau DN INP tingkat pohon di edge jalur danau paling tinggi pada jenis Endospermum malaccensis 83,29, Quercus spp. 64,46 dan Litsea spp. 36,65. Untuk habitat core didominasi oleh jenis-jenis Endospermum malaccensis INP 48,78, Syzygium sp. INP 48,38 dan Parashorea aptera 43,80. Vegetasi yang sama dari jenis-jenis Syzygium sp, Endospermum malaccensis, Quercus spp., Actinodaphne procera, Payena acuminata dan Artocarpus elasticus. Indeks kesamaan sebesar 63,16 relatif tinggi dibandingkan jalur pengamatan lain. Pada tingkat tiang di habitat edge ditemukan jenis-jenis Elateriospermum sp. INP 49,11, Shorea sp. INP 48,02 dan Syzygium sp. INP 44,72 mendominasi dan paling banyak terdapat di habitat ini. Di habitat core ditemukan jenis-jenis Calophyllum pulcherrimum INP 74,48, Shorea sp. INP 63,64 dan Parashorea aptera INP 56,51 dengan jumlah KR, FR dan DR tertinggi. Jenis Shorea sp. dan Artocarpus anisophyllus ditemukan pada kedua habitat edge dan core dengan nilai IS sebesar 28,57. Tingkat pancang di habitat edge banyak dijumpai jenis Artocarpus anisophyllus INP 45,24 sedangkan jenis-jenis lain memiliki nilai INP yang sama 30,95. Pada habitat edge tidak ada INP yang terbesar karena memiliki nilai yang sama sebesar 66,67 pada jenis Santiria laevigata, Artocarpus anisophyllus dan Shorea sp. Jenis Artocarpus anisophyllus ditemukan di kedua habitat dengan indeks kesamaan sebesar 22,22. Permudaan tingkat semai di habitat edge lebih banyak didominasi oleh jenis-jenis Santiria laevigata INP 40,95, Calophyllum pulcherrimum INP 40,95 dan jenis Diospyros oblonga serta Syzygium sp. dengan INP masing- masing sebesar 27,62. Selain di habitat edge jenis Santiria laevigata INP 45 juga mendominasi habitat core dan diikuti oleh jenis Baccaurea pyriformis INP 36,67 dan Actinodaphne sp. INP 28,33. Indeks kesamaan komunitas antara 2 habitat edge dan core sebesar 37,5 dengan jenis yang ada di kedua habitat seperti Syzygium sp., Santiria laevigata, dan Garcinia syzygifolia. Indeks Nilai Penting INP tingkat pohon, tingkat tiang, tingkat pancang dan tingkat semai selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16, 17, 18 dan 19. Sedangkan peta profil tingkat pohon pada jalur pengamatan danau khusus untuk daerah tepi edge dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Peta Profil Pohon di Daerah Tepi Edge Jalur Danau DN Keterangan Pohon : A.4.4.2. INP Burung pada Jalur Danau DN Danau tepi tahura dengan karakteristik debit air yang dipengaruhi oleh curah hujan menciptakan habitat bagi burung-burung pemakan ikan dan pada musim-musim tertentu terdapat beberapa jenis burung air seperti belibis. Habitat danau menjadi habitat yang disukai oleh Streptopelia chinensis 12,5, Orthotomus ruficeps 12,5 dan Pycnonotus goiavier 12,5. Habitat edge dihuni oleh jenis Pycnonotus goiavier dan Orthotomus sericeus dengan FR sebesar 12,5 dan jenis lainnya memiliki FR yang sama sebesar 6,25. Jenis- jenis burung tempat terbuka banyak ditemukan di habitat danau disebabkan adanya semak belukar, rumput-rumputan di sekitar danau dan beberapa pohon yang sering digunakan sebagai tempat bertengger jenis-jenis burung. Di edge 1. Kelat kangkung 2. Sendok-sendok 3. Pening- pening merah 4. Pening- pening putih 5. Kelat jambu 6. Sendok-sendok antara habitat danau dengan hutan sering ditemukan jenis burung yang menyukai tempat terbuka dan tertutup denga n frekuensi relatif sama sebesar 7,69. Jenis-jenis yang menghuni edge danau adalah jenis-jenis Pycnonotus aurigaster, Buceros rhinoceros dan Psittacula longicauda. Kerapatan relatif tertinggi pada habitat danau ditunjukkan oleh jenis Pycnonotus plumosus, Pycnonotus goiavier sebesar 17,86 diikuti oleh jenis Lonchura leucogastra dengan KR 14,29. Pada habitat edge didominasi oleh jenis Pycnonotus goiavier 15,79, Copsychus saularis, Orthotomus sericeus dan Psittacula longicauda dengan KR masing-masing sebesar 10,53. Sedangkan di edge didominasi jenis tempat terbuka dari jenis Pycnonotus goiavier dan Orthotomus sericeus sebesar 13,33. Hal ini diduga adanya pengaruh bentuk habitat yang memanjang dengan kiri kanan masih merupakan habitat semak belukar. INP burung pada masing-masing tipe habitat dapat dilihat pada Tabel 6 dan selengkapnya pada Lampiran 38. Tabel 6. INP Jenis Burung Tertinggi di Jalur Danau DN Habitat Jenis Burung FJ FR KJ Indha KR INP DN Pycnonotus goiavier Pycnonotus plumosus Lonchura leucogastra 0,5 0,25 0,25 12,5 6,25 6,25 1,59 1,59 1,27 17,9 17,9 14,3 30,4 24,1 20,5 Edge Pycnonotus goiavier Orthotomus sericeus Psittacula longicauda 0,5 0,5 0,25 12,5 12,5 6,25 0,96 0,64 0,64 15,8 10,5 10,5 28,3 23 16,8 Hutan Pycnonotus aurigaster Orthotomus ruficeps Buceros rhinoceros 0,25 0,25 0,25 7,69 7,69 7,69 1,77 1,77 0,88 13,3 13,3 6,67 21 21 14,4 A.4.5. Jalur Pengamatan Kebun Campuran KC A.4.5.1. INP Vegetasi pada Jalur Kebun Campuran Tingkat pohon di habitat edge dengan nilai penjumlahan KR, FR dan DR terbesar terdapat pada jenis Endospermum malaccensis 72,61, Artocarpus elasticus 65,69 dan Kibatalia borneensis 46,61. Jenis Endospermum malaccensis 77,46, Palaquium hexandrum 29,86 dan Artocarpus elasticus 29,75 mempunyai INP tertinggi di habitat core. Jenis Endospermum malaccensis yang ada di core mengalami peningkatan nilai INP dibandingkan dengan di habitat edge. Sedangkan jenis yang ada di kedua habitat adalah jenis Endospermum malaccensis, Artocarpus elasticus, Aglaea sp. dan Palaquium hexandrum dengan nilai IS sebesar 34,78. Tingkat pertumbuhan tiang pada edge dengan INP sebesar 74,74 terdapat pada jenis Geroniera nervosa yang merupakan INP paling tinggi di habitat tersebut. Kemudian diikuti oleh jenis Endopermum malaccensis 58,86, Euobia sp. 56,26 dan Litsea sp. 56,26. Berbeda dengan habitat edge, pada habitat core INP tertinggi pada jenis Polyalthia sp. 76,13, diikuti jenis Parkia speciosa sebesar 44,02 sedangkan jenis Geroniera nervosa sebesar 40,03. Indeks of Similarity antara kedua habitat menunjukkan nilai 16,67 dimana jenis yang sama adalah Geroniera nervosa. Nilai ini relatif kecil dan menunjukkan vegetasi yang ada di kedua habitat relatif berbeda. Pada tingkat pancang habitat edge, jenis Syzygium sp. memiliki INP tertinggi 66,67 sedangkan 4 jenis lain memiliki INP yang sama dengan nilai 33,33. Di habitat core INP tertinggi pada jenis Hopea mengarawan 75,56 dan 8 jenis pancang lain INPnya 15,56. Vegetasi yang sama diantara kedua habitat adalah jenis Kibatalia borneensis dengan indeks kesamaan sebesar 14,29. Hal ini memperkuat dugaan bahwa antara kedua habitat edge dan core tingkat kesamaannya relatif kecil. Vegetasi tingkat semai di habitat edge terdiri dari jenis-jenis Kibatalia borneensis INP 61,90, Palaquium hexandrum INP 39,68 dan Palaquium sumatranum INP 25,40. Namun di habitat core terjadi perubahan jenis vegetasi yang memiliki nilai INP tertinggi. Jenis dengan INP tertinggi sebesar 32,05 terdapat pada jenis Actinodaphne sp., Geronniera subaecualis INP 26,50 dan Artocarpus elasticus INP 24,36. Jenis Actinodaphne sp. merupakan vegetasi yang ditemukan di kedua habitat edge dan core, namun di habitat edge jenis tersebut mempunyai nilai INP terkecil sedangkan di habitat core INP-nya paling besar. Tingkat kesamaan kedua komunitas vegetasi sebesar 11,11 dan merupakan IS paling kecil bila dibandingkan dengan IS pada tingkat pertumbuhan lain pada jalur pengamatan kebun campuran. Indeks Nilai Penting INP tingkat pohon, tingkat tiang, tingkat pancang dan tingkat semai selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20, 21, 22 dan 23. Sedangkan peta profil tingkat pohon pada jalur pengamatan kebun campuran khusus untuk daerah tepi edge dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Peta Profil Pohon di Daerah Tepi Edge Jalur Kebun Campuran KC Keterangan Pohon : A.4.5.2. INP Burung pada Jalur Kebun Campuran KC Pada jalur pengamatan kebun campuran masyarakat ditemukan 3 jenis burung dengan nilai FR tertinggi yaitu jenis Pycnonotus goiavier 11,76, Orthotomus ruficeps 11,76 dan jenis Passer montanus 11,76. Jenis-jenis ini merupakan jenis-jenis burung yang menyukai daerah terbuka dan mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan serta tidak terlalu terganggu dengan keberadaan dan aktivitas manusia di sekitar habitatnya. Sedangkan nilai FR jenis burung di edge antara kebun campuran masyarakat dengan hutan terjadi perubahan jenis yaitu jenis Prinia familiaris 10,53, Amaurornis phoenicurus 10,35 dan jenis Orthotomus ruficeps 10,53 yang masih sering ditemukan di lokasi ini. Nilai FR di core lebih banyak ditemukan pada jenis Rhinomyias umbratilis 11,11, Gracula religiosa 11,11 dan Psittacula longicauda 1. Sendok-sendok 2. Kedondong 3. Pulai 4. Terap 5. Balam 6. Sendok-sendok 11,11. Jenis-jenis burung yang ditemukan di core cenderung pada jenis-jenis yang menyukai habitat yang lebih rapat dan dengan gangguan relatif kecil dibandingkan habitat terbuka. Jenis-jenis burung yang mempunyai nilai KR tertinggi pada lokasi pengamatan kebun campuran berdasarkan kategori Jorgensen 1974 adalah Passer montanus 58,70, diikuti oleh Geopelia striata 8,70 dan Pycnonotus goiavier serta Orthotomus ruficeps sebesar 5,43. Sedangkan sebaliknya ditemukan pada edge dengan KR tertinggi dari jenis Orthotomus ruficeps 18,75, Amaurornis phoenicurus 15,62. Jenis yang terdapat pada kebun campuran masih banyak ditemukan di daerah edge seperti Pycnonotus goiavier, Geopelia striata, Melanoperdix nigra dan Pycnonotus aurigaster yang masing- masing mempunyai nilai KR sebesar 6,25. Jenis Geopelia striata sering dijumpai pada habitat perkebunan baik perkebunan campuran maupun satu jenis komoditas tanaman. Untuk jenis Melanoperdix nigra lebih menyukai habitat semak belukar dan menggunakan ground sebagai tempat bersarang. INP burung pada masing-masing tipe habitat dapat dilihat pada Tabel 7 dan selengkapnya pada Lampiran 39. Tabel 7. INP Jenis Burung Tertinggi di Jalur Kebun Campuran KC Habitat Jenis Burung FJ FR KJ Indha KR INP KC Passer montanus Pycnonotus goiavier Orthotomus ruficeps 0,5 0,5 0,5 11,8 11,8 11,8 26,9 2,49 2,49 58,7 5,43 5,43 70,5 17,2 17,2 Edge Orthotomus ruficeps Amaurornis phoenicurus Prinia familiaris 0,5 0,5 0,5 10,5 10,5 10,5 2,99 2,49 1,99 18,7 15,6 12,5 29,3 26,2 23 Hutan Gallus varius Gracula religiosa Psittacula longicauda 0,25 0,5 0,5 5,56 11,1 11,1 3,54 1,77 1,77 15,4 7,69 7,69 20,9 18,8 18,8 A.4.6. Jalur Pengamatan Kebun Sawit KS A.4.6.1. INP Vegetasi pada Jalur Kebun Sawit KS Perhitungan Indeks Nilai Penting INP yang merupakan penjumlahan dari nilai KR, FR dan DR pada edge-jalur kebun sawit dengan 3 spesies pohon INP terbesar adalah Endospermum sp. 84,02, Quercus spp. 64,99 dan Litsea spp. 36,83. Total INP ketiga spesies tersebut lebih dari 60 total INP pada pengamatan. Pada core lebih dikuasai oleh jenis-jenis Syzygium sp. 48,38, Parashorea aptera 43,80 dan Actinodaphne procera 38,09 . Namun total ketiga jenis vegetasi itu hanya sebesar 45 dari INP keseluruhan. Bila dibandingkan dengan edge, terlihat bahwa kerapatan, frekuensi dan dominansi relatif pada core menunjukkan penyebaran yang merata. Jenis Syzygium sp. banyak ditemukan di tempat-tempat dengan kondisi vegetasi yang relatif tertutup. Sedangkan Endospermum sp. ditemukan pada kondisi tertutup dan terbuka serta sering dijadikan tempat bertengger banyak jenis burung. Indeks kesamaan antara edge dengan core menunjukkan bahwa antara kedua habitat dari total seluruh jenis menunjukkan kesamaan vegetasi sebesar 60. Ada beberapa jenis yang ditemukan baik di kedua tempat seperti Syzygium sp., Endospermum sp., Quercus spp., Actinodaphne procera, Palaquium spp., dan Artocarpus elasticus. Indeks kesamaan IS antara 2 habitat ini relatif tinggi mengingat semakin tinggi IS semakin tinggi kesamaan vegetasi. Untuk tingkat tiang di edge, INP terbesar terdapat pada Litsea sp. 67,18, Euobia sp. 67,13 dan Elaeocarpus sp. 41,54. Sedangkan di core lebih banyak ditemukan dan didominasi oleh jenis-jenis Horsfieldia grandis 93,93, Syzygium sp. 66,67 dan Sloetia elongata 59,40. Vegetasi yang sama antara 2 habitat adalah jenis Sloetia elongata dengan indeks kesamaan sebesar 18,18. Nilai IS yang didapatkan relatif kecil dan menunjukkan tingkat kesamaan yang kecil pula. Pada tingkat pancang, seluruh jenis memiliki INP yang sama sebesar 33,33. Di habitat edge ini ditemukan jenis Kibatalia borneensis yang merupakan jenis yang menyukai tempat terbuka. Pada core juga ditemukan Kibatalia borneensis 20,95 tapi hanya terdapat pada pinggir core dengan edge dan nilai INPnya relatif kecil dibandingkan vegetasi yang lain. INP terbesar di habitat core terdapat pada Hopea mengarawan 95,24 dan Parashorea aptera 41,90 dengan nilai IS sebesar 18,18 dan vegetasi yang sama dari jenis Kibatalia borneensis. Vegetasi tingkat semai di edge banyak dikuasai dan ditemukan jenis Actinodaphne sp. INP 52,38, Palaquium hexandrum INP 45,24, dan Palaquium sumatranum INP 23,81. Sedangkan di habitat core INP tertinggi terdapat pada jenis Actinodaphne sp. 55, Rhodamnia cinerea 45, dan Palaquium hexandrum 32,5. Indeks kesamaan antara 2 habitat sebesar 16,67 dengan vegetasi yang sama dari jenis Actinodaphne sp. Indeks Nilai Penting INP tingkat pohon, tingkat tiang, tingkat pancang dan tingkat semai selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24, 25, 26 dan 27. Sedangkan peta profil tingkat pohon pada jalur pengamatan kebun sawit khusus untuk daerah tepi edge dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Peta Profil Pohon di Daerah Tepi Edge Jalur Kebun Sawit KS Keterangan Pohon : A.4.6.2. INP Burung pada Jalur Kebun Sawit KS Burung-burung dari jenis Streptopelia chinensis 16,67 dan Pycnonotus goiavier 11,11 sering ditemukan di jalur pengamatan sawit baik secara langsung maupun tidak langsung identifikasi suara. Jenis-jenis lain yang ditemukan di kebun sawit hampir sama frekuensi relatif FR-nya sekitar 5,56. Khusus untuk plot edge ada 3 jenis burung yang memiliki nilai FR yang sama sebesar 11,76. Jenis burung tersebut meliputi jenis Orthotomus ruficeps, Prinia familiaris dan Pycnonotus aurigaster. Nilai FR yang sama juga ditemukan pada core sebesar 11,76 untuk jenis-jenis Prinia familiaris, Megalaima hemachepala, Rhinomyias umbratilis, dan Psittacula longicauda. Jenis Prinia 1. Kandis 2. Sendok-sendok 3. Sendok-sendok 4. Balam merah 5. Empuyan 6. Balam merah familiaris banyak ditemukan di daerah edge dan core sedangkan di kebun sawit juga ditemukan dalam frekuensi yang lebih kecil dibandingkan dengan kedua tipe habitat lainnya. Tiga jenis burung yang mendominasi lokasi kebun sawit berturut-turut dari Streptopelia chinensis 44,9, Pycnonotus goiavier 23,9, dan Passer montanus 13,2. Pada edge ditemukan jenis-jenis dominan dengan INP sebesar 33,6 untuk Prinia familiaris, 30,5 untuk Orthotomus atriceps dan Pycnonotus aurigaster 21,1. Jenis-jenis yang dominan pada kebun sawit dan edge menjadi jarang atau tidak ada sama sekali di lokasi core, sehingga terjadi pergeseran dominansi pada jenis Prinia familiaris 27,8, Psittacula longicauda 27,8 dan Megalaima hemachepala 23,8. INP burung pada masing- masing tipe habitat dapat dilihat pada Tabel 8 dan selengkapnya pada Lampiran 40. Tabel 8. INP Jenis Burung Tertinggi di Jalur Kebun Sawit KS Habitat Jenis Burung FJ FR KJ Indha KR INP KS Streptopelia chinensis Pycnonotus goiavier Passer montanus 0,75 0,5 0,25 16,7 11,1 5,56 5,47 2,49 1,49 28,2 12,8 7,69 44,9 23,9 13,2 Edge Prinia familiaris Orthotomus ruficeps Pycnonotus aurigaster 0,5 0,5 0,5 11,8 11,8 11,8 3,48 2,99 1,49 21,9 18,7 9,37 33,6 30,5 21,1 Hutan Psittacula longicauda Prinia familiaris Megalaima hemachepala 0,5 0,5 0,5 11,8 11,8 11,8 3,54 3,54 2,65 16 16 12 27,8 27,8 23,8 A.4.7. Jalur Pengamatan Hotel Rindu Sempadan HR A.4.7.1. INP Vegetasi pada Jalur Hotel Rindu Sempadan HR INP pohon tertinggi pada habitat edge jalur hotel terdapat pada jenis Artocarpus rigidus 77,77, Waru 39,45 dan Cratoxylum arborescens 35,90. Pada habitat core ditemukan jenis Sago 60,15, Endospermum sp . 46,62 dan Artocarpus rigidus 39,05. Adapun indeks kesamaan antara 2 habitat tersebut sebesar 40 dengan jenis yang sama yaitu Cratoxylum arborescens, Artocarpus elasticus, Artocarpus rigidus, Endospermum sp. dan Garcinia parvifolia. Artocarpus rigidus ditemukan di 2 tipe habitat dengan kecenderungan mengalami penurunan nilai INP dari 77 pada edge menjadi 39,05 di habitat core. Tingkat tiang pada habitat edge didominasi oleh jenis-jenis Geroniera nervosa INP 84,51, Polyalthia sp. INP 43,12 dan Dillenia oblongata INP 35,96. Sedangkan jenis-jenis Geroniera nervosa INP 55,83, Parkia spesciosa INP 52,67 dan Candelia candel INP 52,67 mendominasi pada habitat edge. Kedua tipe habitat memiliki kesamaan 26,67 dengan jenis yang sama yaitu Geroniera nervosa dan Euobia sp. Jenis-jenis Hopea mengarawan, Canarium tomentosum, Parashorea aptera dengan INP masing-masing sebesar 40 mendominasi habitat edge. Khusus untuk jenis Hopea mengarawan juga mendominasi pada habitat core dengan nilai INP 68,75 sedangkan 7 jenis yang lain memiliki INP masing-masing sebesar 18,75. Jenis yang terdapat di kedua habitat adalah jenis Hopea mengarawan dengan kecenderungan mengalami peningkatan nilai INP. Nilai IS kedua habitat 13,33 menunjukkan tingkat kesamaan antara 2 habitat tersebut. Berbeda dengan tingkat pancang, tingkat semai di edge didominasi oleh jenis Kibatalia borneensis INP 29,39, Actinodaphne sp. INP 27,19 dan Artocarpus elasticus INP 24,12. Sedangkan habitat core didominasi dan banyak ditemukan jenis-jenis Actinodaphne sp. INP 68,89 dan Palaquium sumatranum INP 24,44. Indeks kesamaan memberikan gambaran jumlah jenis sama yang ada di kedua habitat. Indeks menunjukkan nilai 10,53 dengan vegetasi yang sama dari jenis-jenis Actinodaphne sp. dan Geronniera subaecualis. Indeks Nilai Penting INP tingkat pohon, tingkat tiang, tingkat pancang dan tingkat semai selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28, 29, 30 dan 31. Sedangkan peta profil tingkat pohon pada jalur pengamatan hotel Rindu Sempadan khusus untuk daerah tepi edge dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Peta Profil Pohon di Daerah Tepi Edge Jalur Hotel Rindu Sempadan Keterangan Pohon : A.4.7.2. INP Burung pada Jalur Hotel Rindu Sempadan HR Dalam penentuan jalur pengamatan, pada jalur hotel Rindu Sempadan hanya mencakup 2 tipe habitat yakni edge dan core dimana habitat hotel terdiri atas ruang terbuka. Pada edge paling sering ditemukan dan frekuensi relatif paling tinggi pada jenis Streptopelia chinensis 18,75 diikuti oleh jenis Pycnonotus goiavier, Copsychus saularis, Prinia familiaris masing-masing sebesar 12,5. Sebaliknya di daerah core paling banyak ditemukan jenis Aceros corrugatus dan Prinia familiaris dengan FR sebesar 21,43 dan jenis lain memiliki FR yang sama besar 7,14. Dominansi suatu jenis berkaitan dengan kerapatan jenis tersebut dibandingkan dengan jenis lain dalam satu plot pengamatan. Di habitat edge 1. Tampunik 2. Cempedak 3. Waru 4. Waru 5. Tampunik 6. Sendok-sendok 7. Tampunik 1. Rambutan 2. Tampunik 3. Tampunikl 4. Kandis 5. Rambutan 6. Tampunik 7. Garunggang 1. Sendok-sendok 2. Medang sianik 3. Tampunik 4. Garunggang ditemukan jenis Pycnonotus goiavier dengan KR sebesar 23,91. Pycnonotus goiavier ditemukan pada tiap-tiap titik contoh. Sedangkan jenis Orthotomus ruficeps dan Copsychus saularis nilai KR tinggi di habitat edge setelah Pycnonotus goiavier dengan nilai KR sebesar 8,70. Nilai ini masih jauh di atas kategori Jorgensen yang menyatakan spesies yang dikatakan dominan memiliki nilai KR di atas 5. Nilai KR yang terdapat di core didominasi oleh jenis Prinia familiaris dengan sebesar 31,82. Nilai KR sebesar 22,73 ditemukan pada jenis Aceros corrugatus. KR sebesar 9,09 terdapat pada jenis Turnix suscitator dan Rhipidura javanica. Jenis Pycnonotus goiavier mempunyai nilai FR dan KR yang tinggi disebabkan habitat pada jalur hotel Rindu Sempadan dikelilingi oleh areal terbuka dan sarana prasarana hotel. INP burung pada masing-masing tipe habitat dapat dilihat pada Tabel 9 dan selengkapnya pada Lampiran 41. Tabel 9. INP Jenis Burung Tertinggi di Jalur Hotel HR Habitat Jenis Burung FJ FR KJ Indha KR INP Edge Streptopelia chinensis Pycnonotus goiavier Copsychus saularis 0,75 0,5 0,5 18,8 12,5 12,5 7,96 9,73 3,54 19,6 23,9 8,7 38,3 36,4 21,2 Hutan Prinia familiaris Aceros corrugatus Rhipidura javanica 0,75 0,75 0,25 21,4 21,4 7,14 6,19 4,42 1,77 31,8 22,7 9,09 53,2 44,2 16,2 A.5. Indeks Keanekaragaman Jenis Burung Pada jalur pengamatan kebun campuran KC indeks keanekaragaman H’ tertinggi pada core sebesar 2,60, diikuti oleh habitat edge sebesar 2,53 dan terendah di habitat kebun campuran dengan H’ sebesar 1,64. Keanekaragaman di kebun sawit paling tinggi terdapat pada edge dengan nilai H’ sebesar 2,46 dan core sebesar 2,42 serta habitat kebun sawit tingkat keanekaragaman sebesar 2,40. Di jalur pengamatan hotel Rindu Sempadan HR, keanekaragaman burung relatif lebih rendah dibandingkan kebun campuran dan kebun sawit. Disini didapatkan Indeks Shannon sebesar 2,16 di edge dan 2,07 di core hutan. Sedangkan di habitat semak tingkat keanekaragamannya berada pada nilai 2,34 di edge. Di core hutan keanekaragamannya sebesar 2,28 lebih besar dibandingkan keanekaragaman di habitat semak 2,20. Indeks Shannon paling tinggi pada jalur pengamatan danau DN ditemukan pada habitat edge 2,55, kemudian diikuti oleh habitat core hutan sebesar 2,52. Keanekaragaman paling rendah pada jalur tersebut terdapat pada habitat danau. Namun demikian jumlah individu paling banyak ditemukan pada habitat danau dengan jumlah 28 individu. Selanjutnya pada jalur pengamatan belukar akasia BA didapatkan indeks keanekaragaman dengan variasi yang besar antara ketiga habitat mulai dari yang terbesar pada habitat core 2,40, habitat edge 2,19 dan paling kecil pada habitat semak belukar 1,76. Hampir sama dengan jalur pengamatan danau pada belukar akasia jumlah individu paling banyak juga ditemu kan pada habitat akasia sementara di core paling sedikit. Tingkat keanekaragaman pada jalur tepi jalan 1 TJ 1 berbeda antara edge dengan core. Pada habitat edge tingkat keanekaragamannya sebesar 2,31 dan di core sebesar 2,93. Sedangkan pada jalur tepi jalan 2 TJ 2, variasi keanekaragamannya lebih kecil dengan tingkat keanekaragaman pada edge sebesar 2,24 dan pada core sebesar 2,55. Variasi yang lebih kecil pada edge jalan 1 diduga karena vegetasi tepi jalan dan keterbukaan tajuknya yang lebih seragam dibandingkan tepi jalan 2. Pada tepi jalan 2 terjadi peningkatan penutupan tajuk ke arah core hutan sehingga jenis-jenis burung ditemukan lebih beragam. Ada kecenderungan pada habitat-habitat yang lebih terbuka indeks keanekaragamannya lebih rendah namun jumlah individunya paling banyak dibandingkan dengan habitat lain dalam satu jalur. Hal ini diduga disebabkan oleh sedikitnya variasi habitat yang mencakup pohon, tiang, pancang, semai dan tumbuhan bawah, sehingga hanya burung-burung yang menyukai daerah terbuka saja yang paling banyak ditemukan. Sedangkan jenis-jenis penyuka daerah tertutup jarang ditemukan. Dari 8 jalur pengamatan ditemukan Indeks Shannon tertinggi pada habitat edge sebanyak 4 jalur dan 4 jalurnya lagi pada habitat core. Namun variasi nilai keanekaragaman diantara keduanya tidak terlalu besar. Pada jalur tepi jalan 1dan tepi jalan 2 Indeks Shannon tertinggi terdapat pada core hutan. Hal ini berkaitan dengan semakin beragam vegetasi dan semakin berkurangnya pengaruh kebisingan jalan raya terhadap jenis-jenis burung. Perbedaan tingkat keanekaragaman dan perbandingannya dengan jalur pengamatan yang lain dapat dengan jelas dilihat pada Tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Indeks Keanekaragaman Jenis Burung pada Masing-Masing Jalur Pengamatan No Jalur Pengamatan Tipe Habitat Indeks Keanekaragaman H’ 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kebun Campuran Kebun Sawit Semak belukar Danau Belukar akasia Hotel Tepi jalan 1 Tepi jalan 2 Kebun campuran Edge Hutan Kebun sawit Edge Hutan Semak belukar Edge Hutan Danau Edge Hutan Belukar akasia Edge Hutan Edge Hutan Edge Hutan Edge Hutan 1,64 2,53 2,6 2,4 2,46 2,42 2,2 2,34 2,28 2,36 2,55 2,52 1,76 2,19 2,39 2,16 2,07 2,31 2,93 2,24 2,55 A.6. Indeks Kemerataan Jenis Burung Indeks kemerataan jenis burung pada jalur kebun campuran KC paling merata pada core 0,95, edge kebun dengan hutan 0,91 dan kebun campuran 0,62. Pada kebun campuran penyebaran jenis burung yang satu tidak merata dibandingkan dengan jenis yang lain. Ada jenis burung yang ditemukan dalam jumlah yang banyak dalam 1 plot pengamatan Hirundo tahitica. Sedangkan pada kebun sawit KS indeks kemerataan E tertinggi ditemukan pada habitat core dengan E sebesar 0,94, kemudian habitat edge dengan E sebesar 0,93 dan pada habitat kebun sawit indeks kemerataannya paling rendah sebesar 0,89. Indeks kemerataan pada kebun sawit menunjukkan tidak meratanya distribusi jenis burung pada titik contoh. Beberapa jenis burung ditemukan hanya pada satu titik contoh. Pada jalur pengamatan hotel Rindu Sempadan HR perbedaan indeks kemerataan sangat kecil mencakup angka ketiga di belakang koma. Indeks kemerataan pada edge bernilai 0,90 dan pada core hutan 0,90. Perbedaan kemerataan hampir tidak ada di 2 habitat tersebut. Indeks kemerataan pada 2 habitat tersebut dapat dikategorikan tinggi dan relatif merata jenis burungnya. Habitat edge semak belukar SB dengan hutan E 0,91 memiliki indeks kemerataan yang lebih tinggi dibandingkan habitat semak E 0,89 dan lebih rendah jika dibandingkan dengan core hutan 0,92. Penyebaran jenis burung lebih merata di titik-titik pengamatan dan jenis-jenis burung yang ditemukan terdistribusi merata di tiap pengamatan pada habitat edge dan core. Distribusi yang merata juga ditemukan pada jalur pengamatan danau DN. Ketiga habitat memiliki indeks kemerataan yang tinggi 0,9. Pada habitat danau didapatkan indeks kemerataan sebesar 0,92 dan 0,97 di habitat edge danau dengan hutan serta 0,98 di core hutan. Penyebaran jenis burung di jalur pengamatan belukar akasia BA paling merata pada habitat core hutan 0,93 jika dibandingkan dengan habitat edge akasia dengan hutan 0,91 dan habitat akasia 0,76. Pada habitat akasia beberapa jenis burung terkonsentrasi pada titik pengamatan tertentu yakni dari jenis Hirundo tahitica dan Geopelia striata. Pada jalur tepi jalan 1 TJ 1 indeks kemerataan jenis pada core 0,92 lebih tinggi bila dibandingkan dengan edge hutan dengan jalan 0,90 dimana jumlah jenis juga lebih tinggi pada core hutan dibandingkan dengan edge. Hampir sama dengan tepi jalan 1, di tepi jalan 2 TJ 2 indeks kemerataan jenis pada habitat core hutan 0,90 lebih tinggi dibandingkan habitat edge 0,85. Ada kecenderungan bahwa semakin terbuka suatu tempat dengan berbagai jenis burung yang ada di tempat tersebut semakin rendah indeks kemerataannya. Dari 6 jalur pengamatan yang memiliki habitat terbuka hanya satu jalur yang memiliki indeks kemerataan lebih dari 0,9 selainnya di bawah 0,9. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Indeks Kemerataan Jenis Burung pada Masing-Masing Jalur Pengamatan No Jalur Pengamatan Tipe Habitat Indeks Kemerataan E 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kebun Campuran Kebun Sawit Semak belukar Danau Belukar akasia Hotel Tepi jalan 1 Tepi jalan 2 Kebun campuran Edge Hutan Kebun sawit Edge Hutan Semak belukar Edge Hutan Danau Edge Hutan Belukar akasia Edge Hutan Edge Hutan Edge Hutan Edge Hutan 0,62 0,91 0,96 0,89 0,93 0,94 0,89 0,91 0,92 0,92 0,97 0,96 0,76 0,91 0,93 0,9 0,9 0,9 0,92 0,85 0,9 A.7. Uji Kesamaan 2 Komunitas Burung Kesamaan 2 komunitas burung diuji dengan menggunakan t-student. Uji ini untuk melihat apakah 2 komunitas berbeda atau tidak. Pengujian dilakukan hanya pada satu jalur untuk memberikan verifikasi bahwa satu habitat yang berdekatan sama atau tidak dengan habitat lain dalam satu jalur pengamatan. Habitat dalam satu jalur pengamatan yang memiliki tingkat kesamaan yang tinggi, sedang dan rendah ditampilkan pada matriks dan dendrogram. A.7.1. Jalur Tepi Jalan 1 TJ 1 Pada perbandingan komunitas burung di jalur pengamatan tepi jalan 1 antara edge dengan core menunjukkan perbedaan yang signifikan. T-hitung edge dengan core sebesar 4,68 lebih besar dibandingkan dengan t-tabel t-tabel á=0,01 2,41, t-tabel á=0,05 1,68. Perbedaan ini relatif cukup besar dibandingkan dengan jalur pengamatan lain yang tidak ada perbedaan sama sekali. Hal ini memperkuat dugaan bahwa ada pengaruh yang besar dari keberadaan jalan raya. Tingkat kebisingan dan tingkat adaptasi berpengaruh terhadap jenis burung yang dijumpai pada habitat edge. Hasil kesamaan jenis burung antar habitat dalam jalur pengamatan tepi jalan 1 dapat dilihat pada Tabel 12. Berdasarkan matriks tersebut maka diperoleh bentuk dendrogram pengelompokan habitat seperti pada Gambar 15. Tabel 12. Matriks Indeks Kesamaan Jenis Burung antar Habitat pada Jalur Pengamatan Tepi Jalan 1TJ 1 Habitat Edge Hutan Edge 1 0,32 Hutan 1 Tingkat kesamaan jenis burung tertinggi yang terlihat pada dendrogram adalah habitat hutan dengan edge sebesar 32. Dari hasil dendrogram tersebut didapatkan dua kelompok komunitas burung yaitu edge membentuk satu komunitas dan komunitas kedua dibentuk oleh hutan. Gambar 15. Dendrogram Tingkat Kesamaan Jenis Burung antar Habitat Jalur Pengamatan Tepi Jalan 1 TJ 1 A.7.2. Jalur Tepi Jalan 2 TJ 2 Pada jalur tepi jalan 2 perbedaan hanya terjadi pada t-tabel 95 sedangkan pada t-tabel 99 tidak terdapat perbedaan antara kedua habitat. T- hitung yang membandingkan komunitas burung pada habitat edge dengan core adalah 1,84 t-tabel á=0,01 2,41, t-tabel á=0,05 1,68. Perbandingan ini hanya signifikan pada selang kepercayaan 95 dan tidak signifikan pada selang kepercayaan 99. Hal ini memperkuat dugaan bah wa kurangnya penutupan tajuk dan keterbukaan vegetasi menyebabkan komunitas burung di kedua habitat relatif sama pada selang kepercayaan 99. Hasil kesamaan jenis burung antar habitat dalam jalur pengamatan hotel dapat dilihat pada Tabel 13. Berdasarkan matriks tersebut maka diperoleh bentuk dendrogram pengelompokan habitat seperti pada Gambar 16. Indeks Kesamaan Jenis 0,6 0,4 0,2 0,0 Tipe Habitat Edge Hutan Tabel 13. Matriks Indeks Kesamaan Jenis Burung antar Habitat pada Jalur Pengamatan Tepi Jalan TJ 2 Habitat Edge Hutan Edge 1 0,29 Hutan 1 Tingkat kesamaan jenis burung tertinggi yang terlihat pada dendrogram adalah habitat hutan dengan edge sebesar 29. Dari hasil dendrogram tersebut didapatkan dua kelompok komunitas burung yaitu edge membentuk satu komunitas dan komunitas kedua dibentuk oleh hutan. Gambar 16. Dendrogram Tingkat Kesamaan Jenis Burung antar Habitat Jalur Pengamatan Tepi Jalan 2 TJ 2 A.7.3. Jalur Semak Belukar SB Berdasarkan perhitungan nilai t-hitung antara habitat semak dengan edge didapatkan nilai t-hitung sebesar 1,09 t-tabel á=0,01 2,41, t-tabel á=0,05 1,68 dimana tidak terdapat perbedaan antara habitat semak dan edge. Sedangkan perbandingan nilai t-hitung antara habitat semak dengan core hutan 0,95 t-tabel á=0,01 2,42, t-tabel á=0,05 1,68 menunjukkan tidak adanya perbedaan diantara keduanya. Habitat edge dan core hutan menunjukkan tidak adanya perbedaan antara keduanya t-hitung 0,95 dan t-tabel á=0,01 2,42; t-tabel á=0,05 1,68. Hasil kesamaan jenis burung antar habitat dalam jalur pengamatan semak belukar dapat dilihat pada Tabel 14. Berdasarkan matriks tersebut maka diperoleh bentuk dendrogram pengelompokan habitat seperti pada Gambar 17. Indeks Kesamaan Jenis 0,6 0,4 0,2 0,0 Tipe Habitat Edge Hutan Tabel 14. Matriks Indeks Kesamaan Jenis Burung antar Habitat pada Jalur Pengamatan Semak Belukar SB Habitat Semak belukar Edge Hutan Semak Belukar 1 0,32 0,20 Edge 1 0,14 Hutan 1 Tingkat kesamaan jenis burung tertinggi yang terlihat pada dendrogram adalah habitat hutan dengan edge sebesar 32. Dari hasil dendrogram tersebut didapatkan dua kelompok komunitas burung yaitu semak belukar dan edge membentuk satu komunitas dan komunitas kedua dibentuk oleh hutan. Gambar 17. Dendrogram Tingkat Kesamaan Jenis Burung antar Habitat Jalur Pengamatan Semak Belukar SB A.7.4. Jalur Belukar Akasia BA Hasil perbandingan yang berbeda didapatkan pada perhitungan nilai t- hitung antara akasia dan core dengan nilai sebesar 3,01 t-tabel á=0,01 2,39, t-tabel á=0,05 1,67. Perbandingan kedua habitat memberikan kesimpulan bahwa terdapat komunitas burung yang berbeda antara kedua. Namun sebaliknya perhitungan nilai t-hitung untuk habitat akasia dengan edge t-hitung 0,92 t-tabel á=0,01 2,41, t-tabel á=0,05 1,68 dan habitat edge dengan core t-hitung 0,44 t-tabel á=0,01 2,41, t-tabel á=0,05 1,68 menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Perbedaan antara habitat akasia dengan core diduga disebabkan oleh adanya jarak yang cukup jauh dan adanya habitat edge diantara keduanya. Hasil kesamaan jenis burung antar habitat dalam jalur pengamatan belukar akasia dapat dilihat pada Tabel 15. Berdasarkan matriks tersebut maka diperoleh bentuk dendrogram pengelompokan habitat seperti pada Gambar 18. Indeks Kesamaan Jenis 0,6 0,4 0,2 0,0 Tipe Habitat Semak belukar Edge Hutan Tabel 15. Matriks Indeks Kesamaan Jenis Burung antar Habitat pada Jalur Pengamatan Belukar Akasia BA Habitat Belukar Akasia Edge Hutan Belukar Akasia 1 0,62 0,1 Edge 1 0,09 Hutan 1 Tingkat kesamaan jenis burung tertinggi yang terlihat pada dendrogram adalah habitat hutan dengan edge sebesar 62 . Dari hasil dendrogram tersebut didapatkan dua kelompok komunitas burung yaitu belukar akasia dan edge membentuk satu komunitas dan komunitas kedua dibentuk oleh hutan. Gambar 18. Dendrogram Tingkat Kesamaan Jenis Burung antar Habitat Jalur Pengamatan Belukar Akasia BA A.7.5. Jalur Danau DN Perbandingan komunitas pada ketiga kombinasi antara habitat danau-edge, habitat danau-core dan habitat edge-core tidak menunjukkan perbedaa n dimana T-hitung lebih kecil dibandingkan t-tabel. Berturut-turut t-hitung habitat danau- edge, habitat danau-edge dan habitat edge-core adalah 0,86 t-tabel á=0,01 2,41, t-tabel á=0,05 1,68, 0,12 t-tabel á=0,01 2,45, t-tabel á=0,05 1,31 dan 0,69 t-tabel á=0,01 2,45, t-tabel á=0,05 1,31. Hasil kesamaan jenis burung antar habitat dalam jalur pengamatan danau dapat dilihat pada Tabel 16. Berdasarkan matriks tersebut maka diperoleh bentuk dendrogram pengelompokan habitat seperti pada Gambar 19. Indeks Kesamaan Jenis 0,8 0,5 0,1 0,0 Tipe Habitat Belukar Akasia Edge Hutan Tabel 16. Matriks Indeks Kesamaan Jenis Burung antar Habitat pada Jalur Pengamatan Danau DN Habitat Danau Edge Hutan Danau 1 0,23 0,13 Edge 1 0,23 Hutan 1 Tingkat kesamaan jenis burung tertinggi yang terlihat pada dendrogram adalah habitat hutan dengan edge sebesar 23 . Dari hasil dendrogram tersebut didapatkan dua kelompok komunitas burung yaitu danau dan edge membentuk satu komunitas dan komunitas kedua dibentuk oleh hutan. Gambar 19. Dendrogram Tingkat Kesamaan Jenis Burung antar Habitat Jalur Pengamatan Danau DN A.7.6. Jalur Kebun Campuran KC Pengujian pada jalur kebun campuran antara habitat kebun dengan edge menunjukkan perbedaan yang signifikan antara 2 komunitas tersebut. T-hitung menunjukkan nilai 4,24 lebih besar dibandingkan t-tabel dengan selang kepercayaan 95 dan 99 sebesar 1,68 dan 2,41 df sebesar 44. Sedangkan antara habitat kebun dengan core juga menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan t-hitung bernilai 4,78 t table á=0,05 1,68 dan t tabel á=0,01 2,41 dengan df sebesar 46. Namun perbandingan antara edge dan core tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan karena t-hitung 0,32 lebih kecil dibandingkan dengan t-tabel á=0,05 1,68 dan t-tabel á=0,01 2,41 dengan df sebesar 46. Tidak adanya perbedaan antara habitat edge dengan core diduga karena hampir sebagian besar jenis burung di core juga masuk dalam pengamatan di edge. Indeks Kesamaan Jenis 0,6 0,4 0,2 0,0 Tipe Habitat Danau Edge Hutan Hasil kesamaan jenis burung antar habitat dalam jalur pengamatan kebun campuran dapat dilihat pa da Tabel 17. Berdasarkan matriks tersebut maka diperoleh bentuk dendrogram pengelompokan habitat seperti pada Gambar 20. Tabel 17. Matriks Indeks Kesamaan Jenis Burung antar Habitat pada Jalur Pengamatan Kebun Campuran KC Habitat Kebun campuran Edge Hutan Kebun campuran 1 0,4 0,12 Edge 1 0,24 Hutan 1 Tingkat kesamaan jenis burung tertinggi yang terlihat pada dendrogram adalah habitat kebun campuran dengan edge sebesar 40 . Dari hasil dendrogram tersebut didapatkan dua kelompok komunitas burung yaitu kebun campuran dan edge membentuk satu komunitas dan komunitas kedua dibentuk oleh hutan. Gambar 20. Dendrogram Tingkat Kesamaan Jenis Burung antar Habitat Jalur Pengamatan Kebun Campuran KC A.7.7. Jalur Kebun Sawit KS Pada perbandingan antar habitat pada jalur pengamatan kebun sawit menunjukkan tidak adanya perbedaan antara ketiga komunitas baik antara kebun sawit dengan edge, kebun sawit dengan core dan edge dengan core. Nilai t-hitung yang didapatkan pada ketiga perbandingan lebih kecil dibandingkan dengan t-tabel. Hal ini disebabkan hampir meratanya jenis-jenis burung yang ditemukan pada ketiga habitat. T-hitung pada ketiga perbandingan antara kebun sawit-edge 0,31 dan t-tabel á=0,01 2,41, t-tabel á=0,05 1,68, kebun sawit-core 0,11 dan t-tabel á=0,01 2,41, t-tabel á=0,05 1,68 dan edge-core 0,19 dan t-tabel á=0,01 2,41, t-tabel á=0,05 1,68. Indeks Kesamaan Jenis 0,6 0,4 0,2 0,0 Tipe Habitat Kebun Campuran Edge Hutan Hasil kesamaan jenis burung antar habitat dalam jalur pengamatan kebun sawit dapat dilihat pada Tabel 18. Berdasarkan matriks tersebut maka diperoleh bentuk dendrogram pengelompokan habitat seperti pada Gambar 21. Tabel 18. Matriks Indeks Kesamaan Jenis Burung antar Habitat pada Jalur Pengamatan Kebun Sawit KS Habitat Kebun sawit Edge Hutan Kebun sawit 1 0,38 0,12 Edge 1 0,08 Hutan 1 Tingkat kesamaan jenis burung tertinggi yang terlihat pada dendrogram adalah habitat kebun campuran dengan edge sebesar 38 . Dari hasil dendrogram tersebut didapatkan dua kelompok komunitas burung yaitu kebun sawit dan edge membentuk satu komunitas dan komunitas kedua dibentuk oleh hutan. Gambar 21. Dendrogram Tingkat Kesamaan Jenis Burung antar Habitat Jalur Pengamatan Kebun Sawit KS A.7.8. Jalur Hotel Rindu Sempadan HR Perbandingan komunitas antara edge dan core pada jalur pengamatan hotel Rindu Sempadan menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan di antara kedua habitat. t-hitung pada perbandingan kedua habitat adalah 0,46 t- tabel á=0,01 2,44, t-tabel á=0,05 1,69 lebih kecil dibandingkan t-tabel. Ada 3 jenis burung yang ditemukan di kedua habitat yaitu jenis Pycnonotus goiavier, Orthotomus ruficeps dan Prinia familiaris. Hasil kesamaan jenis burung antar habitat dalam jalur pengamatan hotel dapat dilihat pada Tabel 19. Berdasarkan matriks tersebut maka diperoleh bentuk dendrogram pengelompokan habitat seperti pada Gambar 22. Indeks Kesamaan Jenis 0,6 0,4 0,2 0,0 Tipe Habitat Kebun Sawit Edge Hutan Tabel 19. Matriks Indeks Kesamaan Jenis Burung antar Habitat pada Jalur Pengamatan Hotel Rindu Sempadan HR Habitat Edge Hutan Edge 1 0,17 Hutan 1 Tingkat kesamaan jenis burung tertinggi yang terlihat pada dendrogram adalah habitat hutan dengan edge sebesar 17 . Dari hasil dendrogram tersebut didapatkan dua kelompok komunitas burung yaitu edge membentuk satu komunitas dan komunitas kedua dibentuk oleh hutan. Gambar 22. Dendrogram Tingkat Kesamaan Jenis Burung antar Habitat Jalur Pengamatan Hotel HR Indeks Kesamaan Jenis 0,6 0,4 0,2 0,0 Tipe Habitat Edge Hutan 76 B. Pembahasan B.1. Penentuan Edge berdasarkan Tingkat Kesamaan dan T-hitung