63 sebes
Rp 71,568,924 juta, dima ada tahun
baru capa
53.93 juta. Tetap
masuki kri kononimi yang berkepan
an, P Jawa Barat pada tahun 1998 mengalam
nurunan sec gnifika
nca persen dari tahun sebelumnya. Selanjutnya secara bertahap perekonomian
Barat bangkit lag
cara perlaha imana pada tahun 2003 telah men
Rp. 63.179.491 juta.
udian apabila dicermati lebih lanjut, walaupun secara PDRB Total selam
ode 1994 – 3 hampir tidak mengalami pertumbuhan, bahkan untuk
PDRB sektor pertanian cenderung m alami penurunan, tetapi PDRB
sektor perikanan mem kan pening
n yang cukup berarti. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 11 berikut ini.
ar na p
1993 men
i Rp. 9.673
i me sis e
jang DRB
i pe ara si
n me pai 22
Jawa mulai
i se n, d
capai
Kem a peri
200 eng
sub- beri
kata
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00 18.00
199 4
199 5
199 6
199 7
199 8
199 9
200 200
1 200
2 200
3 TAHUN
PE R
SE N
- 0.10
0.20 0.30
0.40 0.50
0.60 0.70
0.80 0.90
1.00
PE R
SE N
Pertanian Perikanan
Gambar 11. Perkembangan PDRB Perikanan dan Pertanain di Propinsi Jaw
a Barat Tahun 1994 – 2003
64
4.4 Pe
guasaan teknologi itu sendiri memerlukan menagement yang dikelola baik secara kelompok maupun perorangan. Maka dari itu sumberdaya
manusia memiliki peran yang strategis untuk mengelola sumberdaya tersebut. Tabel 2 dibawah ini memperlihatkan perkembangan jumlah rumah tangga
nelayan didasarkan atas klasifikasi besarnya usaha. Kalau kita perhatikan tabel tersebut, maka selama kurun waktu 22 tahun terakhir 1980 – 2001 rumah tangga
nelayan jumlahnya terus mengalami pertumbuhan. Ini berarti bahwa selama periode tersebut masyarakat di kawasa Pantura Jawa Barat yang menjadikan
nelayan sebagai sumber mata pencaharian utama terus mengalami peningkatan, walaupun peningkatannya relatif kecil, yaitu rata-rata 0,21 persen per tahun.
Perkembangan peningkatan jumlah nelayan ini kelihatannya cenderung disebabkan oleh hadirnya para rumah tangga baru yang memang sebelumnya telah
menekuni bidang ini, artinya bahwa tenaga-tenaga nelayan yang semula belum berumah tangga kini memasuki jenjang rumah tangga. Fenoma ini dapat
dipahami karena profesi nelayan merupakan profesi yang tidak mudah untuk
kerja keras jug
rkembangan Rumah Tangga Perikanan, Armada dan Alat Tangkap
Sumberdaya perikanan apabila dikelola secara baik bukan hal yang mustahil dapat memberikan kesejahteraan kepada penggunanya. Kemudian kalau
kita berbicara mengenai sumberdaya perikanan, maka dalam pengelolaannya tidak terlepas dari peran sumberdaya manusia yang menguasai teknologi penangkapan,
sedangkan pen
dimasuki oleh setiap orang. Karena profesi ini selain membutuhkan keuletan dan a membtuhkan keahlian yang sulit dicapai dalam waktu singkat.
65
Tabel 2. Perkembangan Jumlah Rumah Tangga Nelayan Berdasarkan Besarnya Usaha di Pantai Utara Jawa Barat Tahun 1980 – 2001.
Tahun Tanpa
Perahu Perahu
Tanpa Motor Perahu
Motor Tempel Kapal
Motor Total
1980 314 6774 1224
112 8424
1981 534 12421
5981 5664
242 1982
12627 605 5741
6002 279
1983 634 5600 5708
274 12216
1984 941 3218 6702
224 11085
1985 783 2199 7140
240 10362
1986 480 1383 7052
205 9120
1987 850 864 8165
166 10045
1988 218 628 8678
166 9690
1989 223 574 9358
178 10333
1990 278 587 9708
163 10736
1991 238 933 9077
169 10417
1992 103 359 9509
321 10292
1993 61 298 9890
255 10504
1994 78 366 9840
297 10581
1995 164 532 9944
376 11016
1996 580 644 9342
1041 11607
1997 625 592 9140
1030 11387
1998 537 429 9196
1045 11207
1999 396 854 15664
1653 18567
2000 427 624 9011
539 10601
2001 467 394 8000
428 8822
Pertumbuhan Rata-ratatahun
1,82 -12.13 8.91
6.28 0.21
T el 2 i atas
erlihatkan bahwa selama kurun waktu 22 tahun, telah te
nguasai perahu motor cenderung meningkat mencapai rata-rata 8,91 persen per tahun dan
rumah tangga nelayan yang menguasai kapal motor juga meningkat sebesar 6,28 persen per tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan teknologi
ab d
juga memp rjadi pergeseran struktur rumah tangga nelayan di Pantai Utara Jawa Barat.
Hal ini dapat dilihat bahwa jumlah rumah tangga nelayan yang menguasai perahu tanpa motor mengalami penurunan cukup signifikan yaitu rata-rata sebesar 12,13
persen per tahun. Sementara itu disisi lain rumah tangga nelayan yang me
66 armada penangkapan di Pantai Utara Jawa Barat telah terjadi hampir disebagian
esar rumah tangga nelayan. Walaupun nelayan yang sama sekali ti menguasai aset penangkapan juga cenderung konstan jumlahnya. Secara grafis
perkembangan jumlah rumah tangga nelayan dapa m
12 b
dak
t dilihat pada Ga bar berikut ini.
1000 2000
3000 4000
5000 6000
19 80
19 82
19 84
19 86
19 88
19 90
19 92
19 94
19 96
19 98
20 00
TAHUN 7000
8000 10000
11000 12000
R T
P 9000
Tanpa Perahu Perahu Tanpa Motor
Perahu Motor Tempel Kapal Motor
Gambar 12. Perkembangan Jumlah Rumah Tangga Nelayan Berdasarkan Besarnya Usaha di Pantai Utara Jawa Barat Tahun 1980 –
2001.
Gambar 13 di bawah ini memperlihatkan bahwa selama 22 tahun periode pengamatan telah modernisasi motorisasi armada tangkap di wilayah penelitian.
Hal ini terlihat dari struktur kepemilikan perahu tanpa motor secara signifikan memasuki tahun 1985 secara drastis telah terjadi penurunan. Tingkat penurunan
pada perahu tanpa motor ini diikuti oleh secara signifikannya kenaikan pada unit motor tempel.
67
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
1 980
1 982
1 984
1 986
1 988
1 990
1 992
1 994
1 996
1 998
2 000
TAHUN
PERAHU T
A NPA M
O T
O R
U NIT
2000 4000
6000 8000
10000 12000
MO T
O R
TE MP
E L
U N
IT
Perahu Tanpa Motor Motor Tempel
Gambar 13. Perkembangan Jumlah Perahu Motor Tempel dan Perahu Tanpa Motor Penangkap Perikanan Laut di Pantai Utara
Jawa Barat.
68
5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN