73
1400 1600
1800 2000
2200
1000 1200
T O
N
200 400
600 800
1 9
8 1
9 8
2 1
9 8
4 1
9 8
6 1
9 8
8 1
9 9
1 9
9 2
1 9
9 4
1 9
9 6
1 9
9 8
2 TAHUN
Payang Pukat Pant ai
Jar. I ns. Hanyut
Gambar 18. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap Untuk Tiga Alat Tangkap di Kabupaten Cirebon.
5.2 Standardisasi Unit Effort
Standarisasi unit
effort merupakan suatu keharusan dalam menganalisis data perikanan tangkap. Langkah ini diperlukan karena adanya variasi atau
keragaman dari kekuatan alat tangkap yang digunakan atau dengan kata lain karena produktivitas dari setiap jenis alat penangkapan berbeda an
tara satu dengan dengan
ada penelitian ini sebelum dilakukan perhitungan parameter biologi, dan standardisasi dari unit effort.
Kalibrasi dilakukan mengingat data spesifik mengenai effort yang ditujukan khusus untuk spesi
yang digunakan dal ersedia.
Se rti
an tropis, di Pantai Utara Jawa Barat juga me iliki kondisi perikanan yang
ecies dan multi-gear , sehingga problem yang kemudian muncul adalah kesulitan untuk mendapatkan data effort yang langsung
untuk setiap spesies. Karena pada kenyataannya satu alat tangkap dapat yang lainnya. Sehingga kalau tidak dilakukan standarisasi tidak mungkin
dapat dijumlahkan total unit input agregrat total effort dari perikanan yang dianalisis.
P maka terlebih dahulu dilakukan kalibrasi data
fik target am penelitian ini tidak t
pe pada umumnya perikan
m multi-sp
74 m
ng esies. Menurut Smit 1996 yang diacu dalam Fauzi
1998, agregasi effort adalah merupakan satu-satunya cara pengukuran effort ya
da anan multi-spesies.
Dalam perkembangannya effort dapat dilihat dari dua konsep yang berbed
uk menilai keberhasilan penangkapan. Kedua,
merupakan jenis alat tangkap yang cukup dominan digunakan oleh nelayan di Pantura Jawa Barat. Kemudian
ketiga alat tangkap tersebut secara konstan menangkap keempat target spesies terse
ran fishing
kuatan alat tangkap, maka diperlukan standardisasi unit fishing effort. Karena apabila tidak dilakukan standarisasi maka total unit input agregrat total
effort dari perikanan yang dianalisis tidak bisa dijumlahkan.
distandari erupakan
ena kap lebih dari satu sp
ng pat diandalkan pada perik
a, pertama adalah efektif fishing effort, dimana menurut Cunningham et al. 1985, konsep ini mengacu pada konsep mortalitas ikan, karena itulah pakar
biologi perikanan mendefinisikan efektif fishing effort sebagai laju kematian ikan karena penangkapan. Selanjutnya pakar biologi perikanan menggunakan konsep
ini untuk menilai perkembangan stok ikan, sehingga Catch Per Unit effort CPUE digunakan sebagai ukuran unt
sebagai nominal fishing effort yang terkait dengan pendekatan ekonomi terhadap effort. Menurut Cunningham et al. 1985 konsep ini banyak digunakan
oleh pakar ekonomi perikanan sebagai ukuran untuk menilai produktivitas dari alat tangkap yang beroperasi pada suatu perairan.
Dalam penelitian ini penentuan standardisasi effort, digunakan unit jumlah trip per tahun dari alat tangkap Payang, pukat pantai dan jaring insang hanyut.
Seperti dijelaskan di atas pemilihan ketiga jenis alat tangkap ini didasarkan pada kondisi di lapangan bahwa ketiga jenis alat tangkap
but dari tahun 1980 sampai sekarang. Dalam penelitian ini, penguku effort menggunakan unit trip. Walaupun para ahli perikanan menganggap
bahwa jumlah hari melaut lebih tepat sebagai alat ukur fishing effort dibandingkan dengan jumlah trip.
Seperti dijelaskan di atas, bahwa ketiga alat tangkap di atas memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangkap ikan adanya variasi atau keragaman
dari ke
Gambar 19 di bawah ini meperlihatkan perkembangan effort yang sudah sasi selama periode pengamatan 22 tahun. Angka tersebut m
75 hasil standardisasi
dengan m ula di atas, dim na
me n payang sebagai baseline.
effort enggunakan form
a nggunaka
25 50
75 100
E 125
FFORT 150
175 ri
200 p
225 250
275 300
1980 1
9 8
2 1988
1990 1996
1998 TA
1984 1
9 8
6 1992
1 9
9 4
2000 HUN
ri bu t
Pantura Karawang
Subang Indramayu
Cirebon
Gambar 19. Perkembangan Standardisasi Effort dari Alat Tangkap Terpilih di Pantai Utara Jawa Barat.
Gambar 19 di atas memperlihatkan jumlah effort yang digunakan nelayan Pantura Jawa Barat memperlihatkan suatu trend yang semakin meningkat.
Dimana trend peningkatannnya antara satu kabupaten dengan kabupaten lainnya berbeda, dengan trend peningkatan yang tinggi terjadi di kabupaten Subang
12,48 kemudian diikuti oleh Kabupaten Cirebon, Indramayu dan Karawang, masing-masing adalah 11,47 , 7,20 dan 4,06 .
Perbedaan jumlah effort antara satu wilayah dengan wilayah lainnya ini juga disebabkan oleh jumlah nelayan dan armada penangkapan juga berbeda.
76
5.3 Estimasi Parameter Biologi