130
-150 -90
-30 30
90 150
210 270
330 390
450
1980 1982
1984 1986
1988 1990
1992 1994
1996 1998
2000 TAHUN
P e
rs entas
e P e
rbedaan
-20 -10
10 20
30 40
50 60
1980 1982
1984 1986
1988 1990
1992 1994
1996 1998
2000 TAHUN
P e
rs entas
e P e
rbedaan
a b
Gambar 59. Persentase Perbedaan Effort Optimal dengan Aktual a dan Rente Optimal dengan Lestari b di Kabupaten Cirebon
5.9 Analisis Kesejahteraan Produsen
Analisis berikutnnya yang dilakukan untuk melihat keragaan ekonomi sumberdaya ikan di Pantai Utara Jawa Barat adalah melihat sampai sejauhmana
dampak aktifitas perikanan tangkap terhadap kesejahteraan produsen nelayan sepanjang periode pengamatan. Pada penelitian ini indikator kesejahteraan
nelayan diukur dengan menghitung surplus produsen. Analisis ini dilakukan secara numerik dengan menggunakan fungsi kurva suplai dari sumberdaya
sup ly curve. urplus
rodusen dilakukan dengan menggunakan persamaan suplai perikanan sebagai berikut:
perikanan backward bending p
Dimana pendekatan s p
2
2 4
c S
h
α β
α
= ± −
+
dimana c adalah biaya per unit effort, adalah produksi lestari dan α dan β adalah
koefisien biofisik. Dengan demikian S merupakan fungsi suplai perikanan yang tergantung pada hasil tangkapan h. fungsi ini dikenal sebagai backward bending
supply function. Dengan mengetahui kurva penawaran tersebut di atas, maka surplus produsen PS dapat didefinisikan sebagai berikut :
h
∫
+ −
+ −
=
2
4 2
h
a b
a c
h PS
p
131 Untuk pemeca
gral di atas dilakukan secara analitik dengan program hannya inter
MAPLE 9,5. Hasil integrasi dari persamaan di atas menghasilkan Surplus Produsen yang secara eksplisit menghasilkan persamaan sebagai berikut:
2 2
2 0 0
1 ln
4 4
ln 4
1 ln
1 2
- 2
2
h h
h
c h
c h
c h
c h
PS P h
α α
β α
β α
α α
β α
α β
β β
β
− +
⎛ ⎞
antai Utara Jawa Barat maupun secara parsial Kabupaten. Secara detil surplus produsen yang seharusnya diterima oleh
pada Tabel 21 di bawah ini.
− +
+ − +
⎜ ⎟
= −
+ +
⎜ ⎟
⎝ ⎠
Dengan menggunakan parameter biofisik dan ekonomi sebagaimana yang telah dihitung sebelumnya, maka diperoleh surplus produsen untuk setiap tahun
baik secara agregrat P
nelayan pertahunnya dapat di lihat
Tabel 21. Potensial Surplus Produsen di Lokasi Penelitian
Surplus Produsen Rp. Juta TAHUN
Pantura Jabar Karawang
Subang Indramayu
Cirebon
1980 37,147.27 335.00
151.63 2,431.06
164.81 1981 69,041.42
407.53 126.23
3,709.93 290.24
1982 33,524.86 425.72
134.19 4,788.27
328.85 1983 52,114.32
547.25 201.07
4,828.13 310.32
1984 69,066.62 570.66
155.95 5,115.63
469.41 1985 56,200.80
658.46 157.15
5,634.68 679.75
1986 89,069.08 601.41
181.29 6,121.51
594.95 1987 102,876.45
599.23 291.35
6,725.03 837.80 1988 134,983.13
875.42 504.22
8,360.09 896.89 1989 187,492.53
1,002.53 485.04
10,222.50 1,193.95
1990 217,182.94 981.24
619.64 11,650.33
1,230.08 1991 196,601.68
1,199.99 893.60
12,453.24 1,486.12
1992 216,719.88 1,202.27
1,056.79 12,696.40
1,453.09 1993 249,417.77
1,305.72 1,115.09
15,119.93 1,541.83
1994 281,285.82 1,361.41
1,441.22 16,308.05
1,678.44 1995 293,726.14
1,466.43 1,455.39
17,242.33 1,829.99
1996 344,195.24 1,603.09
1,834.85 20,339.45
2,026.21 1997 334,113.91
1,706.94 1,238.34
22,290.44 1,963.66
1998 538,728.89 2,877.76
3,446.59 34,272.30
3,164.75 1999 851,803.21
4,033.45 4,827.06
48,953.36 4,914.16
2000 860,239.99 4,388.10
4,998.33 53,993.76
4,972.30 2001 701,402.27
4,110.33 4,683.72
51,015.03 4,508.25
132 Tabel 21 di atas memperlihatkan bahwa sepanjang periode pengamatan
p g
in ingkatakan tersebut secara
tajam terjadi pada tahun 1997 an, dimana gejala ini terjadi untuk hampir semua dianal
. Kemudian kalau kita hubungkan antara surplus produsen dengan upaya
ng dilakuk dapat dili
pada Gam 60 berikut ini.
nilai surplus rodusen men alami pen gkatan. Pen
wilayah yang isis
effort ya an
hat bar
- 250
800,000 900,000
1,000,000 30
50 100
150 200
1 9
8 1
9 8
2 1
9 8
4 1
9 8
6 1
9 8
8 1
9 9
1 9
9 2
1 9
9 4
1 9
9 6
1 9
9 8
2 TAHUN
R ib
u T
ri p
- 100,000
200,000 300,000
400,000 500,000
600,000 700,000
J u
ta R
u p
ia h
Effort Surplus Produsen
Gambar 60. Perbandingan antara Input Effort dengan Surplus Produsen di Pantai Utara Jawa Barat
Gambar 60 di atas menunjukkan bahwa antara effort dan surplus produsen sepanjang periode pengamatan memperlihatkan suatu pola trend yang sama. Ini
i dap input yang digunakan akan meningkatan
berart bahwa peningkatan terha terhadap surplus produsen yang akan diterima. Berbeda halnya yang terjadi di
Kabupaten Karawang, dimana Pola trend yang terjadi antara input dengan surplus produsen tidak memberikan trend yang sama. Hal ini terjadi seperti hasil analisis
sebelumnya, bahwa di lokasi ini terjadi adanya faktor Adjacency.
133
- 3
6
1 9
8 1
9 8
2 1
9 8
4 1
9 8
6 1
9 8
8 1
9 9
1 9
9 2
1 9
9 4
1 9
9 6
1 9
9 8
2 -
500 1,000
9 12
15 18
21
R ib
u T
ri p
2,000 2,500
3,000 3,500
u ta
R u
p ia
h 24
TAHUN 1,500
4,000 4,500
J 27
30 5,000
Effort Surplus Produsen
Gambar 61. Perbandingan antara Input Effort dengan Surplus Produsen di Kabupaten Karawang
a Sedangkan untuk Kabupaten Subang, Indramayu, dan Cirebon
memberikan pola yang sama seperti Pantura Jabar secara agregrat Gambar 62, 63, dan 64. Diman antara input dan surplus produsen memilki trend sama.
- 5
10 15
25
1 9
8 1
9 8
2 1
9 8
4 1
9 1
9 8
8 1
9 9
1 9
9 2
1 9
9 4
1 9
9 6
1 9
9 8
2 TAHUN
R ib
u
- 1,000
2,000 3,000
4,000 5,000
6,000
J u
ta R
u p
ia h
35 30
20 T
ri p
8 6
Effort Surplus Produsen
Gambar 62. Perbandingan antara Input Effort dengan Surplus Produsen di Kabupaten Subang
134
- 20
40 60
80 100
120
1 9
8 1
9 8
2 1
9 8
4 1
9 8
6 1
9 8
8 1
9 9
1 9
9 2
1 9
9 4
1 9
9 6
1 9
9 8
2 TAHUN
R ib
u T
ri p
- 10,000
20,000 30,000
40,000 50,000
60,000
J u
ta R
u p
ia h
Effort Surplus Produsen
Gambar 63. Perbandingan antara Input Effort dengan Surplus Produsen di Kabupaten Indramayu
- 10
20 30
40 50
60 70
1 9
8 1
9 8
2 1
9 8
4 1
9 8
6 1
9 8
8 1
9 9
1 9
9 2
1 9
9 4
1 9
9 6
1 9
9 8
R ib
u T
ri p
- 1,000
2,000 3,000
4,000 5,000
6,000
J u
ta R
u p
ia h
2 TAHUN
Effort Surplus Produsen
ambar 64. Perbandingan antara Input Effort dengan Surplus Produsen di Kabupaten Cirebon
G
135 Surplus produsen sebenarnya merupakan suatu gambaran indikator
engenai sampai sejauhmana kesejahteraan produsen nelayan. Sehingga kalau ita lihat Tabel 21 atas, seharusnya indikator tersebut mencerminkan tingkat
esejahteraan nelayan di lokasi penelitian. Artinya bahwa selama periode engamatan telah terjadi peningkatan kesejahteraan pada nelayan. Tetapi
enyataan memperlihatkan bahwa kondisi umumnya nelayan yang ada di lokasi enelitian tidak memperlihatkan hal demikian. Pertama yang menjadikan kondisi
i terjadi adalah lemahnya kepemilikan modal dari nelayan sehingga yang iuntungkan hanyalah “Juragan Darat”, yang notabenenya pemilik modal aset.
rodus ndung pengertian bahwa potensial surplus produsen
dapat d
enelitian ini adalah : a teknological driven yaitu merupa
m k
k p
k p
in d
Kedua adalah nilai surplus produsen tersebut merupakan nilai potensial surplus p
en , hal ini menga imiliki oleh nelayan apabila rezim pengelolaan perikanan tangkap kita
dikelola secara benar. Analisis selanjutnya adalah untuk melihat sampai sejauhmana peluang
untuk mengembangkan industri perikanan dengan melihat beberapa faktor penggerak pemicu yang terjadi pada perairan tersebut. Ada tiga faktor
penggerak yang dilihat pada p kan rasio antara produksi aktual dan lestari, b Social driven yaitu
merupakan rasio antara tenaga kerja dengan produksi aktual, dan c economic driven yaitu merupakan rasio biaya dengan harga.
Gambar 65 di bawah ini menggambarkan trajektori rasio produksi aktual dan lestari di Pantai Utara Jawa Barat.
136
0.10 0.20
0.00 0.30
0.40 0.50
0.60 0.70
0.80 0.90
1.00 1.10