30 potensi
baik itu wilayah negara maju atau
wlayah yang beragam ekonom
pertum kebutuhan-kebutuhan pembangunannya. Denga
berarti bahwa setiap wilayah harus mempunyai tingkat perkem
a maupun suatu pola ekonom
ai dengan potensi wilayah tersebut.
berim setiap negara wilayah dari Soviet se
pertahanan negara. Di Inggris, gaga aktifitas industri dan serta pem
Jerm wilayah T
n berimbang telah lama muncul di berbagai negara, khususnya aju. Akan tetapi permasalahan disparitas regional dalam
pem negara berkem
sedang berkem secara berimbang.
al terhadap penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya alam. Misalnya, dalam situasi dimana substitusi tidak dimungkinkan, material balance principle
menyatakan bahwa input energi dan materi yang dibutuhkan sebanding proporsional dengan kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan secara tidak
terhindarkan akan menyebabkan deteriorasi sumberdaya alam.
2.5 Disparitas Wilayah
Disparitas wilayah merupakan suatu bentuk tidak seimbangnya pertumbuhan sektor-sektor primer, sekunder, tersier dan atau sektor-sektor sosial
antar wilayah. Setiap wilayah negara, sedang berkembang, wikayah agragris atau industri maju selalu memiliki wilayah-
pertumbuhan ekonominya. Kemajuan atau keterbelakangan i mungkin dapat saja terbatas dalam dimensi sektoral maupun agregrat.
Pembangunan wilayah yang berimbang ditunjukkan oleh adanya tingkat buhan yang seimbang antar wilayah sesuai dengan kapasitas dan
n demikian jelaslah bahwa tidak sama tingkat perkembangannya atau
bangan industrialisasi yang sam i yang seragam. Secara sederhana ini berarti tercapainya secara penuh
kapasitas pembangunan wilayah yang sesu Menurut Murty 2000, sebenarnya gagasan pembangunan regional
bang pada mulanya merupakan ide populer Stalin yang ingin membangun bagai bagian dari upaya meningkatkan
san ini diwujudkan dengan menyebarkan bangunan wilayah terbelakang setelah penyerbuan
an selama perang dunia kedua. Di Amerika, wilayah terbelakang dari annesse menerima perhatian utama. Jelaslah bahwa ide-ide
pembanguna negara-negara m
bangunan ekonomi lebih relepan lazim dan sangat parah terjadi di negara- bang. Dalam beberapa dekade terakhir hampir seluruh negara
bang telah semakin memahami pentingnya pembangunan wilayah
31 Untuk mengidentifikasi peubah-peubah yang sangat menentukan pola
tumbuhan per
suatu wilayah, maka diperlukan suatu analisis untuk melihat a pola pembangunan ekonomi dengan berbagai fisik dan sosial
eko ket
satu beb
me dik
a
k merata. Sehingga sangat jelas bahwa rdaya pesisir, topografi dan iklim tersebar secara tidak merata.
b
pembangunan di dalam sebuah komunitas juga tergantung pada apa
c
uatan politik umumnya tidak sama untuk setiap wilayah. Sistem hubungan antar
nomi wilayah. Tetapi dalam kenyataannya penyebab terjadinya idakseimbangan pembangunan antar wilayah bersifat sangat beragam antar
wilayah dengan wilayah lainnya. Tetapi walaupun demikian terdapat erapa generalisasi yang dapat diambil. Hasil kajian Murty 2000,
mperlihatkan bahwa faktor-faktor penentu terjadinya disparitas regional dapat lasifikasikan sebagai berikut :
Faktor geografis
Faktor geografis atau faktor alamiah pada dasarnya adalah merupakan implikasi logis dari sifat alamiah, dimana sumberdaya alam tersebar secara
tidak merata secara spasial. Hal ini dapat dipahami karena sumberdaya alam umumnya bersifat melekat pada berbagai permukaan bumi atau posisi
geografis dan tersebar secara tida berbagai sumbe
Apalagi kalau kita lihat kasus Indonesia, dimana secara fisik wilayah pesisir Indonesia merupakan wilayah yang sangat luas.
Historis
Tingkat yang telah diwariskan dari masa lalu. Sistem kelembagaan yang berkembang
di masa lalu merupakan suatu landasan terbentuknya struktur insentif serta sistem hubungan antara pekerja dan pengusaha. Sistem feodal memberikan
insentif yang sangat kecil untuk pekerja keras. Kemudian di dalam sistem industri dimana para pekerja merasa dieksploitasi serta pendekatan
perencanaan restriktif membatasi menimbulkan sedikitnya inisiatif untuk investasi swasta dan menyebabkan terganggunya proses pembangunan.
Politis
Aspek kek politik dapat menyebabkan sebaran perwakilan aspirasi politik dirasakan tidak
adil oleh sebagian wilayah. Wilayah-wilayah tertentu sering merasa mendapat perlakuan yang dianaktirikan dibandingkan dengan wilayah-wilayah yang
32 memiliki wakil-wakil yang lebih banyak dari partai yang berkuasa pada kursi
legislatif.
Kebijakan
Hampir semua negara yang telah berkembang mene
d
rapkan konsep negara diarahkan untuk menciptakan kesetaraan
perkem ahkan dan sebaliknya kekuatan-
umnya baru dilakukan
enciptakan ketimpangan-ketimpangan pembangunan dan
mengeksplotasi kelom
misah pembangunan regional.
Sosial
Berbagai faktor sosial telah menimbulkan berbagai masalah di dalam proses pembangunan. Berbagai sistem sosial budaya tidak menciptakan keadaan
yang kondusif untuk pembangunan ekonomi kepercayaan tradisional, nilai- nilai sosial primitif. Keterbelakangan sosial ini menggiring wilayah-wilayah
tersebut masuk ke dalam pusaran keterbelakangan ekonomi. Dipihak lain penduduk wilayah yang maju memiliki pendirian dan sikap yang kondusif
untuk pembangunan. Mereka sangat percaya pada norma agama, tradisi, kepercayaan sosial dan attitude yang lebih fleksibel.
g Ekonomi
Kemudian dari dimensi ekonomi penyebab terjadinya disparitas wilayah bersumber dari : 1 keragaman kualitas dan kuantitas faktor-faktor produksi
modal, if, seperti
welfare state. Pembangunan bangan antar wilayah. Kekuatan-kekuatan pasar yang menyebabkan
terjadinya backwash process cenderung dilem kekuatan pasar yang mendorong spread effect justru semakin didorong.
Namun di negara-negara yang sedang berkembang um dengan sangat terbatas. Yang banyak didukung pada umumnya justru
kebijakan-kebijakan yang mendorong proses eksploitasi dan aliran sumberdaya yang m
pengembangan kelembagaan-kelembagaan feodalisme dan kelembagaan non egaliter serta berbagai struktur kekuasaan yang mendorong kelompok kaya
pok miskin.
e Administratif
Sistem administrasi atau birokrasi yang efisien atau tidak efisien seringkali malah semakin memperlebar jurang kesenjangan pe
f
tenaga kerja, teknologi dan sebagainya, 2 proses kumulat
33 dal
berproduksi pada tingkat output tert
et al. 1998 m mbar 6.
am masalah kemiskinan, lingkaran setan kemiskinan telah menyebabkan tidak keterbelakangan dan tidak berkembangnya sumberdaya-sumberdaya, 3
kekuatan-kekuatan pasar yang bebas nilai free play of market forces serta efek multipliernya , dan 4 ketidaksempurnaan pasar.
2.6 Konsep Pengukuran Efisiensi