Pendidikan Letak Geografis Batujajar

Tabel 6. Jumlah Penduduk Usia Kerja Desa Batujajar Menurut Matapencaharian Tahun 2003 No Mata Pencaharian Jumlah jiwa Persentase 1 Karyawan a. Pegawai negeri sipilTNI 12 0,56 b. Pemsiunan PNS 8 0,37 c. Swasta 108 5,10 2 Pedagang 303 14,31 3 Tani dan Buruh Tani 1 850 87,38 4 Peternakan 2 0,09 5 Penggilingan Padi 5 0,23 6 Pertukangan 7 0,33 7 Penyewaan Traktor 1 0,04 8 Angkutan 7 0,33 9 Ojek 24 1,13 10 Jasa Lainnya 93 4,39 Total 2 117 100 Sumber : Data monografi Desa Batujajar 200 3

3. Pendidikan

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan menggambarkan tingkat kemajuan suatu wilayah dalam pembangunan, baik pembangunan pada tingkat pendidikan itu sendiri maupun pembangunan yang lain seperti dalam bidang ilmu pengetahun. Penduduk desa Batujajar menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 7 yang menunjukkan bahwa umumnya tingkat pendidikan di desa Batujajar saat ini adalah tidak sekolah atau tidak tamat SD mencapai 6,7 persen, SD 75,2 persen, SLTP 0,76 persen, SLTA 0,57 persen serta perguruan tinggi 0,17 persen. Tabel 7. Jumlah dan Presentase tingkat Pendidikan Desa Batujajar Tahun 1994 dan2004 Tahun 1994 Tahun 2004 No Tingkat Pendidikan Jumlah Jiwa Jumlah Jiwa 1 Belum Sekolah 1 006 6,8 924 17,5 2 Tidak Tamat SD 350 0,7 355 6,7 3 SDSederajat 3 693 72,2 3 934 75,2 4 SLTP 37 0,4 40 0,76 5 SLTA 23 0,05 30 0,57 6 PTAkademi 3 19,6 9 0,17 Jumlah 5 112 100 5 272 100 Sumber : Data monografi Desa Batujajar 1 Pantek. Buruh pemecah batu di daerah pertambangan. Batu yang berdiameter antara 0,5-1 meter dipecah dengan palu besar, menjadi kepingan sebesar kepalan tangan.

4.2 Kehidupan ekonomi, Sosial dan Budaya. 1. Kehidupan Ekonomi.

Di daerah Batujajar suatu hal yang menjadi ukuran ekonomi dan kebanggaaan penduduk adalah rumah, sawah dan perabotan mewah. Kesadaran untuk investasi terhadap pendididkan bagi anak-anaknya masih belum membudaya. Kondisi rumah di desa Batujajar secara keseluruhan cukup bagus, dengan artian, sudah tidak terlalu banyak penduduk yang rumahnya berlantai tanah dan berdinding anyaman. Sebagian besar besar sudah permanen dan semi permanen, namun kalau dilihat dari kelengkapan sanitasi maka masih kurang. Hampir 90 persen responden masih menggunakan sungai untuk mandi, cuci dan kakus MCK. Umumnya yang bekerja adalah kepala rumahtangga. Tiap kepala rumahtangga menanggung empat sampai delapan orang. Kondisi rumahtangga yang kurang mampu akan mendororng tenaga kerja dari pihak istri dan anak-anak untuk turut serta mencari uang. Kondisi inilah yang mendororng or ang tua yang kondisi ekonominya sulit untuk melepasmenikahkan anaknya di bawah umur 20 tahun. Kebutuhan pokok yang lain adalah makan. Makanan pokok adalah nasi, yang pada umumnya penduduk makan tiga kali sehari, tetapi ada juga yang hanya makan dua kali sehari. Hal ini karena kebiasaan. Sesuai dengan kemampuannya dalam hal makan, mereka menggunakan sayur. Kebanyakan sayur diperoleh dari pekaranganan, antara lain daun ketela daun mlinjo, terong dan sebagainya, atau dapat diperoleh dari warung secara membeli. Pada saat makan kecuali mengguanakan sayur, juga menggunakan lauk-pauk. Lauk pauk yang digunakan beraneka ragam jenisnya, ini tergantung dari kondisi ekonominya. Kebanyakan lauk pauk yang digunakan adalah ikan asin, tahu, tempe, krupuk, dagingikan, telor dan sebagainya. Mengenai buah-buahan masyarakat