Struktur Organisasi Sunan Kudus Farm Manajemen Budidaya Ayam Broiler

pemasaran tidak diperhitungkan karena pembeli yang menghubungi kantor pusat untuk memesan dan melakukan negoisasi harga dengan pihak perusahaan.

5.3. Struktur Organisasi Sunan Kudus Farm

Gambar 3 . Struktur Organisasi Sunan Kudus Farm Sunan Kudus Farm memiliki susunan organisasi seperti yang terlihat pada gambar. Adapun tugas dan wewenang masing-masing divisi adalah 1 Direktur utama sebagai pemimpin Sunan Kudus Farm dan bertanggung jawab atas kelancaran jalannya kegiatan usaha secara keseluruhan; 2 Divisi produksi membawahi 3 cabang dan bertanggung jawab atas kualitas produksi agar stabil dan konsisten sesuai kebutuhan pasar; 3 Divisi RPA Rumah Potong Ayam bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas ayam bersih sesuai dengan permintaan pasar; 4 Divisi pemasaran bertanggung jawab atas distribusi hasil produksi ke konsumen; 5 Divisi armada bertanggung jawab atas kelancaran transportasi pemanenan dan distribusi ke konsumen; 6 Divisi keuangan Pusat Divisi RPA Divisi Divisi Produksi Divisi Pemasaran Divisi Keuangan Cabang Farm Bojong Tonjong Ciampea bertanggung jawab dalam mengendalikan keuangan serta membuat laporan keuangan.

5.4. Manajemen Budidaya Ayam Broiler

Manajemen budidaya pada Sunan Kudus Farm merupakan tanggung jawab supervisor budidaya. Bersama dengan dokter hewan untuk program obat-obatan, vaksinasi dan dengan bagian keuangan untuk perencanaan biaya-biaya produksi, program budidaya direncanakan setiap awal siklus produksi. Tatalaksana ini pada Sunan Kudus farm dibedakan menjadi 4 bagian yakni: 1 masa kosong kandang, 2 persiapan DOC tiba, 3 pemeliharaan ayam sampai dengan umur panen, dan 4 masa panen. Jadwal pemeliharaan ayam broiler di Sunan Kudus Farm diatur dengan memberi jarak waktu yang ditandai dengan awal kedatangan DOC setiap lokasi pemeliharaan Sunan Kudus Farm. Hal ini agar memudahkan pengontrolan supervisor budidaya dan diusahakan sehingga dapat panen setiap minggunya, dan harga sapronak serta harga penjualan produksi yang diperoleh dapat bervariasi. Setiap anak kandang diberi tanggung jawab memelihara sekitar 5000 ekor ayam, dari mulai persiapan kandang hingga waktu panen. Program budidaya yang telah dibuat oleh supervisor budidaya di sosialisasikan pada anak kandang dan kegiatan budidayanya selalu dibawah pengawasan supervisor budidaya. Anak kandang wajib mengkonsultasikan mengenai masalah budidaya atau pada bagian keuangan untuk masalah sarana kandang. Kegiatan vaksinasi dan panen dilakukan anak kandang bersama-sama secara gotong royong. Setiap siklus produksi selalu ada evaluasi dari pemilik peternakan yang biasanya dibicarakan dengan seluruh pekerja.

5.4.1. Masa Kosong Kandang

Masa kosong kandang Sunan Kudus Farm dimulai dengan mencuci kandang, layar, tempat penampungan air dan peralatan makan serta tempat minum ayam. Setelah dicuci ulang dengan desinfektor peralatan makan dan minum ayam dibiarkan kering, sementara layar dijemur dipanas matahari dan lantai kandang dilumuri dengan kapur kembang kemudian dikosongkan selama sekitar 2 minggu.

5.4.2. Persiapan DOC Tiba

Tiga hari sebelum DOC tiba, kandang telah ditutup dengan layar sekelilingnya. Sementara itu di dalam kandang telah disiapkan sekam dengan ketebalan sekitar lima sentimeter dan selanjutnya kandang difumigasi dengan larutan Thymol, Formaldehyde dan Benzalkonium yang dicampur dengan air dengan perbandingan 1 liter larutan : 100 liter air. Tempat makan, minum, pemanas dan lampu penerang telah dalam kondisi siap pakai. Seng plat sebagai brooder telah terpasang keliling. Pemanas yang digunakan adalah minyak tanah, sedangkan penerangan didalam kandang berasal dari lampu neon 20 watt rata-rata sebanyak enam buah untuk ukuran luas kandang sekitar 260 m². Begitu DOC tiba, secara acak beberapa sampel DOC ditimbang apakah sesuai standar berat DOC yang baik kemudian DOC di dalam box tersebut dilihat apakah kondisinya baik, sesuaikah strainnya dengan yang diminta, apakah dilakukan sexing dan dihitung apakah jumlahnya sesuai dengan label yang tertera pada box. Jika berat box dibawah standar yaitu 40 gram per ekor dan kondisi DOC tidak baik, supervisor berhak menolak DOC dan membuat Berita Acara Penerimaan DOC. Awal penerimaan DOC ini sangatlah penting dan membutuhkan pengamatan yang jeli dikarenakan sangat menentukan hasil produksi ayam broiler nantinya. Jika DOC yang diterima ini berat badannya dibawah standar apalagi kondisinya lemah, biasanya ukuran badan tidak seragam besarnya dan pada minggu awal pemeliharaan mortalitasnya cukup tinggi. Setelah DOC yang diterima diperiksa keadaannya dan diterima, DOC ditebar di dalam kandang yang sudah hangat dengan pemanas, selanjutnya diberikan air minum yang dicampur dengan gula untuk memulihkan kondisi ayam. Pemberian pakan masih disebar diatas kardus dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Selama kurun waktu satu minggu pemanas terus dipasang setelah itu hanya dinyalakan pada malam hari hingga usia 15 hari atau pada saat cuaca dingin.

5.4.3. Masa Pemeliharaan

Sistem budidayanya dilakukan secara intensif, sedangkan sistem pemeliharaannya all in all out. Selama masa pemeliharaan sampai pada umur panen, tatalaksana pemeliharaan juga dibedakan lagi dalam tahapan setiap minggunya. Pada minggu pertama yang dilakukan adalah pemanas dipasang baik siang maupun malam, tirai tidak dibuka, dilakukan vaksinasi ND pada umur empat hari. Lapisan koran diatas sekam sudah mulai dibuka. Penambahan sekam dam luasan brooder disesuaikan dengan pertambahan berat badan dan kepadatan, atau juga jika dirasa sekam sudah mulai basah dengan bau amoniak yang menyengat. Pada minggu kedua tirai mulai dibuka sepertiga bagian bawahnya, pemanas hanya dipasang malam hari saja atau jika cuaca dingin, dilakukan vaksinasi IBD saat umur ayam 9 hingga 11 hari, pemberian pakan mulai diberikan di piringan tempat pakan yang diletakkan di bawah. Pada minggu ini dilakukan penimbangan berat badan ayam, dengan mengambil beberapa sampel timbangan. Sekam sudah mulai diangkat sedikit demi sedikit, agar ayam tidak stres. Pada minggu ketiga tirai dibuka dua per tiga bagian bawahnya atau dibuka semua jika pada siang hari cuaca cukup panas, pemanas dinyalakan sewaktu- waktu apabila cuaca dingin dan pada saat demikian tirai juga ditutup lagi, pemberian pakan mulai ditaruh pada tempat pakan yang digantung setinggi jangkauan ayam. Pada minggu ini dilakukan vaksinasi ND yang kedua, yaitu diberikan pada saat umur ayam 19 hingga 21 hari. Pada minggu ini juga dilakukan penimbangan. Penyemprotan dengan larutan desinfektan dan antiseptik juga bisa dilakukan pada minggu ini jika dilihat banyak lalat atau kandang cukup bau. Pada minggu keempat tirai sudah dapat dibuka seluruhnya kecuali jika udara dingin, penggunaan pemanas sudah bisa dihentikan. Pada minggu ini juga dilakukan penimbangan berat badan ayam secara sampel. Pengamatan yang dilakukan pada minggu ini harus lebih jeli lagi sehingga dapat mempertimbangkan apakah program kesehatan yang direncanakan masih sesuai dengan kondisi ayam saat itu. Jika terdapat gangguan kesehatan yang menyebabkan mortalitas tinggi supervisor budidaya harus mencari alternatif agar kondisi ini dapat tertolong. Jika diperlukan dilakukan pembedahan pada bangkai ayam, agar dapat terlihat penyebab kematiannya. Minggu terakhir masa pemeliharaan ayam broiler tidak jauh berbeda dengan minggu keempat hanya saja penimbangan berat badan ayam lebih sering dilakukan terutama menjelang waktu panen, dalam satu hari bisa dilakukan dua kali penimbangan pagi dan sore hari. Kegiatan umum yang dilakukan setiap hari dari minggu pertama hingga kelima adalah pengamatan tinja di dalam kandang, mencermati gerak ayam, mengamati keseragaman pertumbuhan, jeli melihat mata ayam yang sakit atau mendengar suara ayam yang serak, memisahkan ayam yang kerdil atau sakit, membuang bangkai ayam jauh dari kandang dan menghitung mortalitas serta penggunaan pakan.

5.4.4. Masa Panen

Waktu pemanenan ini sebelumnya telah direncanakan pada masa awal pemeliharaan, biasanya ditentukan saat umur ayam 35 hari atau saat sampel timbang rata-rata berat mencapai 1,5 kilogram per ekor. Namun karena kondisi ternak menjelang waktu panen tidak seperti yang diharapkan, waktu panen yang telah direncanakan ini seringkali berubah. Harga hasil produksi ayam broiler ditentukan oleh harga pasar yang berlaku atau dikenal dengan sebutan harga posko. Harga posko adalah harga jual di kandang atas dasar permintaan pasar pedagang pengumpul yang berlaku di daerah tersebut. Harga posko dapat dimonitor tiap hari melalui saluran telepon atau internet. Harga posko juga mengalami fluktuasi seperti halnya harga sarana produksi, tetapi fluktuasi harga posko lebih sulit diprediksi daripada fluktuasi harga sarana produksi. Fluktuasi harga posko juga tidak dapat diprediksi dari biaya produksi maupun dengan baik-buruk produksi yang dihasilkan peternak. Sehingga kadang kala Sunan Kudus Farm mengalami keuntungan walaupun sarana produksi yang dibelinya sedang mengalami kenaikan harga atau hasil produksinya buruk dan dapat saja mengalami kerugian pada saat produksinya baik. Hal tersebut merupakan ancaman serius terhadap kelancaran usaha ternak ayam broiler Sunan Kudus Farm dan peternak ayam broiler pada umumnya. Namun penentuan harga hasil produksi berada diluar kemampuan peternak, sehingga hal yang paling mungkin dilakukan peternak adalah memperkecil kerugian jika harga hasil produksi lebih rendah dari biaya produksi yaitu dengan efisiensi faktor-faktor produksi. Hasil produksi ayam broiler Sunan Kudus Farm sebagian besar dibeli oleh rumah pemotongan ayam di sekitar Bogor dan sebagian lagi dibeli oleh pengumpul dari Jakarta yang selanjutnya dipasarkan ke konsumen melalui pasar tradisional dan rumah makan. VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Usaha ternak Ayam Broiler