Tujuan Penelitian Usaha Peternakan Ayam Broiler Potensi Ayam Broiler di Indonesia

penggunaannya hanya akan menambah pengeluaran baru dalam biaya produksi sehingga yang terjadi bukan peningkatan pendapatan yang tercapai. Yang terjadi adalah penurunan pendapatan pada usaha ternak mereka. Alokasi faktor-faktor produksi yang efisien pada usaha peternakan ayam broiler berkaitan erat dengan manajemen budidaya yang dilaksanakan suatu usaha peternakan. Kondisi ini menunjukkan perlunya peninjauan kembali bagaimana para peternak ayam broiler mengalokasikan faktor-faktor produksi yang dimilikinya selama ini dan bagaimana yang seharusnya sehingga, pendapatan yang maksimum pada tingkat produksi yang optimum dapat tercapai. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut : 1. Sejauhmana pengaruh penggunaan probiotik dalam faktor produksi pakan pada usaha ternak ayam ras pedaging ? 2. Bagaimana efisiensi ekonomis dari penggunaan factor-faktor produksi pada peternak probiotik dan non probiotik dalam usaha ternak ayam ras pedaging ? 3. Apakah benar usaha ternak ayam ras pedaging dengan menggunakan probiotik lebih menguntungkan daripada usaha ternak ayam ras pedaging yang tidak menggunakan probiotik ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan probiotik dalam upaya menekan penggunaan jumlah pakan ternak. 2. Untuk mengetahui analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang dilakukan peternak probiotik dan non probiotik. 3. Untuk mengukur tingkat pendapatan usaha ternak yang dilakukan oleh peternak probiotik dan non probiotik dalam upaya mencapai peningkatan pendapatan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai : 1. Bahan masukkan bagi perusahaan peternaka n ayam ras pedaging dalam evaluasi usaha yang dilakukan untuk perencanaan pengembangan usaha selanjutnya. 2. Informasi bagi pihak yang terkait dengan usaha peternakan ayam ras pedaging Dinas Peternakan, Praktisi, Peneliti. 3. Melatih penulis agar mampu melaksanakan penelitian dan menuangkannya menjadi suatu karya ilmiah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.362kptsTN.12051990, skala usaha peternakan di Indonesia dapat dibedakan menjadi perusahaan peternakan dan peternakan rakyat. Perusahaan peternakan adalah suatu usaha yang dijalankan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersial yang meliputi kegiatan menghasilkan ternak ternak bibit atau ternak potong, telur, susu serta usaha menggemukkan suatu jenis ternak termasuk mengumpulkan, mengedarkan dan memasarkan produk-produk peternakan. Peternakan rakyat adalah usaha peternakan yang diselenggarakan sebagai usaha sampingan yang jumlah maksimum kegiatannya untuk tiap jenis ternak 15.000 ekor per periode produksi. Ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan kecil, siap dipotong pada umur yang relatif muda serta menghasilkan kualitas daging berserat. Strain ayam broiler yang beredar di Indonesia antara lain Arbor Acress, Cobb, Hubbard, Hybro, Cobb 100, Kimber dan Pilch Suharno, 2002.

2.2. Potensi Ayam Broiler di Indonesia

Menurut Nichol 2003, prospek industri perunggasan di Indonesia sangat menjanjikan. Hal tersebut dapat terwujud bila industri ini dikembangkan dengan manajemen produksi yang lebih efisien, biaya produksi yang lebih murah dengan memanfaatkan bahan baku yang ada, menekan konversi pakan dan mortalitas, meningkatkan pertumbuhan populasi serta kebijakan yang mendukung industri ini. Sebagai suatu bidang ilmu yang terkait dengan bidang usaha, peternakan ayam ras pedaging di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dari segi tatalaksana. Dari sisi permintaan dalam struktur konsumsi daging nasional, dari tahun ke tahun peranan daging ayam broiler tercatat peningkatannya , dari 13 persen pada tahun 1970 menjadi sekitar 60 persen pada tahun 1990-an Abidin, 2003. Menurutnya lagi, hal tersebut perlu di antisipasi oleh para peternak agar usaha mereka menghasilkan keuntungan sesuai dengan yang mereka harapkan. Semua yang terkait dengan bidang usaha ini harus melakukan koreksi total terhadap penanganan usaha peternakan rakyat, yang pada skala makro tidak hanya meningkatkan taraf kehidupan peternak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara peningkatan skala usaha, penanganan yang lebih intensif dan penggunaan berbagai hasil penelitian yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas ternak.

2.3. Kendala Budidaya Ayam Broiler di Indonesia