Pembatas Tempat Pakan Tempat minum Alat Penerangan Pompa Air

Peralatan Kandang a. Induk Pemanas Induk pemanas merupakan induk buatan yang digunakan peternak probiotik dan peternak non probiotik untuk memelihara DOC. Satu set induk pemanas terdiri dari semawar, topi yang terbuat dari seng, selang dan jerigen minyak tanah. Satu set induk pemanas digunakan untuk sekitar 1000 ekor DOC. Rata-rata harga satu set induk pemanas adalah Rp. 146.000,00 dengan daya tahan sekitar 4 hingga 5 tahun. Ada pula peternak yang menggunakan kompor sebagai induk pemanas. Untuk 1000 ekor DOC digunakan 2 kompor dengan daya tahan 2 tahun.

b. Pembatas

Pembatas dari bambu digunakan untuk DOC yang dipelihara dari umur 1 hingga 7 hari bersamaan dengan penggunaan induk pemanas. Pembatas terbuat dari bambu yang dipotong kecil dengan tinggi 0,5 meter dan lebar 5 sentimeter yang disusun agak rapat seperti pagar bambu.

c. Tempat Pakan

Tempat pakan yang digunakan terbuat dari plastik dengan volume 5 liter untuk ukuran besar dan volume 2,5 liter untuk ukuran kecil. Kapasitas penggunaan tempat pakan untuk masing-masing ukuran berbeda. Satu tempat pakan ukuran besar untuk 50 ekor ayam atau dibutuhkan 20 tempat pakan per 1000 ekor sedangkan satu tempat pakan ukuran kecil untuk sekitar 33 ekor ayam atau dibutuhkan sekitar 30 tempat pakan ayam per 1000 ekor. Tempat pakan yang umum digunakan pada tempat penelitian adalah tempat pakan ukuran kecil. Diharapkan dengan jumlah tempat makan yang banyak, ayam tidak terlalu banyak bergerak sehingga bobot badan ayam yang berkurang hanya sedikit.

d. Tempat minum

Tempat air minum yang digunakan terbuat dari plastik dengan volume 5 liter untuk ukuran besar dan volume 2,5 liter untuk ukuran kecil. Jumlah yang digunakan sama dengan jumlah tempat pakan yaitu 30 buah untuk ukuran kecil 33 ekor per buah per 1000 ekor dan 20 buah untuk ukuran besar 50 ekor per buah per 1000 ekor. Tempat air minum ini selain digunakan untuk air bening juga digunakan untuk mencampur obat, vitamin dan vaksin.

e. Alat Penerangan

Alat penerangan yang digunakan hanya berupa lampu bohlam biasa sebesar 5 watt dan 15 watt. Jumlah yang digunakan bervariasi dari 4 hingga 8 buah per kandang. Listrik yang digunakan berasal dari tempat yang dipasang khusus untuk kandang

f. Pompa Air

Pompa air yang digunakan merupakan pompa air bertenaga listrik. Umumnya kandang ayam yang dimiliki peternak dialirkan dengan selang dari pompa dikandang dan sebagian ada pula yang mengambil dari sumber air sehingga biaya yang dikeluarkan untuk listrik lebih rendah. Pompa air ini digunakan untuk membersihkan tempat pakan dan tempat minum, mengganti air minum dan membersihkan kandang. Tabel 2. Umur Pemakaian dan Penyusutan Peralatan Kandang Per 1000 Ekor Peternak Probiotik dan Peternak Non Probiotik Uraian Umur pemakaian tahun Penyusutan Rpperiode produksi Probiotik Penyusutan Rp.periode produksi Non Probiotik Induk pemanas 5 4.300,00 4.010,00 Pembatas 1 2.000,00 2.000,00 Tempat Pakan 5 9.000,00 9.000,00 Tempat Minum 5 7.500,00 7.500,00 Alat Penerangan 0,5 4.000,00 4.000,00 Pompa 8,5 4.348,00 4.200,00 Kandang Investasi yang harus dikeluarkan peternak untuk mendirikan kandang ayam berkapasitas 1000 ekor sekitar Rp. 6.000.000,00 hingga Rp. 8.000.000,00 dengan ketahanan sekitar 10 tahun. Bila peternak menyewa kandang, biaya yang harus dikeluarkan rata-rata Rp. 1.500.000,00 per tahun atau rata-rata Rp. 150.000,00 per periode produksi. Sekam Sekam digunakan sebagai bahan dasar litter di setiap kandang ayam. Litter tersebut berfungsi sebagai penghisap kotoran ayam. Tebal litter maksimum 8 sentimeter untuk daerah dingin dan 5 sentimeter untuk daerah panas. Litter yang melebihi 8 sentimeter dapat meningkatkan temperatur dalam kandang sehingga pertumbuhan ayam tidak normal Suharno, 2002. Rata-rata harga sekam pada bulan Juli sampai Agustus 2005 adalah Rp. 500,00 per karung pakan 20 kilogram dan Rp. 1.000,00 per karung besar 40 kilogram. Rata-rata kebutuhan sekam per 1000 ekor ayam sekitar 25 karung besar atau 50 karung kecil. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang digunakan oleh peternak adalah anak kandang. Tugas kesehariannya adalah memberi dan mengganti pakan dan minum, memberi obat- obatan, vitamin dan mengurus ayam dan kandang. Pekerjaan tersebut tidak menyita waktu sehingga anak kandang dapat melakukan pekerjaan lain yang menghasilkan. Tenaga kerja tetap digunakan oleh peternak yang usaha ternak ayam broiler-nya sebagai usaha sampingan. Upah yang diberikan tidak berdasarkan tingkat pendidikan yang pembayaran upahnya per bulan, namun berdasarkan jumlah ayam yang dipelihara oleh anak kandang tersebut. Umumnya untuk satu ekor DOC, anak kandang diberi upah Rp. 150,00 sehingga upah anak kandang untuk 1000 ekor DOC per periode adalah sekitar Rp. 150.000,00 hingga Rp. 250.000,00. Listrik Kandang ayam memerlukan penerangan untuk menjaga keamanan terutama pada saat ayam mendekati waktu panen. Selain itu, listrik juga digunakan untuk radio tape. Hal ini dilakukan agar ayam tidak stres bila mendengar suara yang gaduh karena ayam broiler mudah sekali stres yang akan mengakibatkan kematian dalam keadaan kaku. Biaya yang dikeluarkan untuk listrik rata-rata Rp. 20.000,00. Minyak tanah Minyak tanah digunakan sebagai bahan bakar alat pemanas di kandang. Rata-rata penggunaan minyak tanah untuk 1000 ekor produksi per periode produksi 60 sampai 80 liter. Semakin dingin keadaan lingkungan semakin banyak minyak tanah yang dibutuhkan untuk menghangatkan DOC. Rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh peternak probiotik untuk minyak tanah adalah Rp. 112.455,00 per 1000 ekor per periode produksi dan peternak non probiotik Rp. 111.775,00 per 1000 ekor per periode produksi.

6.1.1. Total Biaya Tunai

Biaya tunai terbesar yang dikeluarkan oleh peternak probiotik maupun peternak non probiotik adalah biaya pakan sebesar Rp. 5.723.775,00 untuk peternak probiotik dengan persentase sebesar 69,49 persen sedangkan untuk peternak non probiotik sebesar Rp. 6.010.200,00 atau sebesar 72,30 persen. Tabel 3. Total Biaya Tunai Per 1000 Ekor Peternak Probiotik dan Peternak Non Probiotik Peternak Probiotik Peternak Non Probiotik Komponen Biaya Tunai Biaya Rp. Persentase Biaya Rp. Persentase DOC 2.000.000,00 22,87 2.000.000,00 21,41 Pakan 5.723.775,00 69,49 6.010.200,00 72,30 Obat-obatan 134.330,00 1,54 192.560,00 2,06 Sekam 27.270,00 0,31 28.570,00 0,31 Sewa Kandang 158.934,00 1,81 151.000,00 1,62 Tenaga Kerja 213.500,00 2,44 206.200,00 2,20 Listrik 20.618,00 0,23 19.278,00 0,20 Minyak Tanah 112.455,00 1,29 111.775,00 1,19 Total 8.742.982,00 100,00 9.340.886,00 100,00 6.1.2. Total Biaya Yang Diperhitungkan Biaya Tidak Tunai Biaya tidak tunai pada peternak probiotik dan peternak non probiotik hanya pada penyusutan peralatan, tidak mencakup biaya penyusutan kandang karena kandang yang diusahakan merupakan kandang sewaan sehingga tidak termasuk ke dalam penyusutan peralatan begitu pun dengan tenaga kerja dalam keluarga. Tabel 4. Total Biaya Tidak Tunai Per 1000 Ekor Peternak Probiotik dan Peternak Non Probiotik Peternak Probiotik Peternak Non Probiotik Biaya Tidak Tunai Biaya Rp. Persentase Biaya Rp. Persentase Induk Pemanas 4.300,00 13,85 4.010,00 13,05 Pembatas 2.000,00 6,44 2.000,00 6,51 Tempat Pakan 9.000,00 2,90 9.000,00 29,30 Tempat Minum 7.500,00 24,15 7.500,00 24,42 Alat Penerangan 4.000,00 12,88 4.000,00 13,02 Pompa 4.348,33 14,00 4.200,00 13,67 Total 31.048,33 100,00 30.710,00 100,00 Pada peternak responden baik peternak probiotik maupun peternak non probiotik tidak mempunyai tenaga kerja dalam keluarga, yang dimasukkan pada biaya tenaga kerja hanya tenaga kerja tetap dan tenaga kerja upahan. Sedangkan biaya penyusutan peralatan baik pada peternak probiotik dan peternak non probiotik adalah sebesar Rp. 32.268,63 6.1.3. Total Biaya Faktor Produksi Usaha ternak Tabel 5. Total Biaya Faktor Produksi Usaha ternak Ayam Broiler Per 1000 Ekor Peternak Probiotik dan Peternak Non Probiotik Peternak Probiotik Peternak Non Probiotik Komponen Biaya Tunai Biaya Rp. Persentase Biaya Rp. Persentase Biaya Tunai DOC 2.000.000,00 22,79 2.000.000,00 21,34 Pakan 5.723.775,00 69,24 6.010.200,00 72,06 Obat-obatan 134.330,00 1,53 192.560,00 2,05 Sekam 27.270,00 0,31 28.570,00 0,30 Sewa Kandang 158.934,00 1,81 151.500,00 1,61 Tenaga Kerja 213.500,00 2,43 206.200,00 2,20 Listrik 20.618,00 0,23 19.278,00 0,20 Minyak Tanah 112.455,00 1,28 111.775,00 1,19 Total Biaya Tunai 8.742.982,00 99,64 9.340.886,00 99,67 Biaya Tidak Tunai Penyusutan Peralatan 31.048,33 0,36 30.710,00 0,33 Total Biaya Diperhitungkan 31.048,33 0,36 30.710,00 0,33 Total Biaya 8.774.030,00 100,00 9.371.596,00 100,00 Total biaya tunai yang dikeluarkan oleh peternak probiotik sebesar 99,64 persen lebih kecil dari biaya tunai yang dikeluarkan oleh peternak non probiotik yaitu sebesar 99,67. Biaya tunai terbesar peternak non probiotik terletak pada biaya pakan yang mencapai 72,06 persen sedangkan pada peternak probiotik biaya tunai pada pakan hanya sebesar 69,24 persen. Total biaya tidak tunai untuk peternak probiotik adalah sebesar 0,36 persen sedangkan biaya tidak tunai pada peternak non probiotik sebesar 0,33 persen 6.1.4. Pendapatan Usaha ternak Ayam Broiler Pendapatan usaha ternak ayam broiler didapatkan dengan cara mengurangi penerimaan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Biaya tersebut meliputi biaya tunai dan biaya total yang dijumlahkan menjadi biaya total. Tabel 6. Analisis Pendapatan Usaha ternak Ayam Broiler Per 1000 Ekor Per Periode Produksi Di Sunan Kudus Farm, Periode Juli-Agustus 2005 Probiotik Non Probiotik Komponen Biaya Tunai Biaya Rp. Biaya Rp. Mortalitas persen 3,2 4,6 FCR kilogram 1,62 1,68 Berat rata-rata kilogram 1,46 1,50 Umur jual hari 33,8 36,4 Jumlah DOC hidup ekor 968 954 Hasil Produksi kilogram 1413,28 1431 Biaya Tunai DOC 2.000.000,00 2.000.000,00 Pakan 5.723.775,00 6.010.200,00 Obat : Antibiotik 93. 830,00 192.560,00 Probiotik 40.500,00 Sekam 27.270,00 28.570,00 Sewa Kandang 158.934,00 151.500,00 Tenaga Kerja 213.500,00 206.200,00 Listrik 20.618,00 19.278,00 Minyak Tanah 112.455,00 111.775,00 Total 8.390.882,00 8.720.083,00 Biaya Tidak Tunai Penyusutan Peralatan 31.048,33 30.710,00 Total 31.048,33 30.710,00 Total Biaya 8.421.930,33 8.750.793,00 Total Penerimaan 9.892.960,00 10.017.000,00 Pendapatan atas Biaya Total 1.471.029,67 1.266.207,00 Pendapatan atas Biaya Tunai 1.439.981,30 1.235.497,00 RC Ratio atas Biaya Total 1,17 1,14 RC Ratio atas Biaya Tunai 1,18 1,15 pendapatan yang dihitung adalah pendapatan atas biaya total dan pendapatan atas biaya tunai. Pendapatan atas biaya total didapatkan dengan mengurangi penerimaan yang diperoleh dengan biaya total sedangkan pendapatan atas biaya tunai didapatkan dengan mengurangi penerimaan yang diperoleh dengan biaya tunai. Dari jumlah 1000 ekor yang dipelihara oleh kedua peternak, peternak probiotik memiliki tingkat mortalitas yang lebih rendah sebesar 3,2 persen dengan jumlah ekor hidup sebanyak 968 ekor. Sementara peternak non probiotik memiliki tingkat mortalitas sebesar 4,6 persen atau sekitar 954 ekor jumlah ternak yang hidup. Berat rata -rata per ekor sebesar 1,46 kilogram sedangkan peternak non probiotik memiliki berat rata-rata sebesar 1,50 kilogram. Hal ini disebabkan peternak probiotik memiliki umur jual yang lebih singkat yaitu 33,8 hari sementara umur jual peternak non probiotik 36,4 hari. Jumlah total penerimaan peternak mandiri diperoleh dari perkalian jumlah produksi dalam satu periode dengan harga penjualan yang berlaku. Rata-rata jumlah produksi per 1000 ekor yang dihasilkan peternak probiotik adalah sebanyak 1413,28 kilogram dan untuk peternak non probiotik 1431 kilogram. Harga jual ayam broiler yang berlaku pada bulan Juli sampai Agustus 2005 adalah Rp. 7.000,00. Penenerimaan untuk peternak probiotik per 1000 ekor ayam broiler adalah Rp. 9.892.960,00 dan untuk peternak non probiotik adalah sebesar Rp. 10.017.000,00.. Pendapatan atas biaya total diperoleh dengan mengurangkan total penerimaan dengan biaya total. Pendapatan atas biaya total yang diperoleh peternak probiotik adalah sebesar Rp. 1.471.029,67 dan peternak non probiotik adalah sebesar Rp. 1.266.207,00. Pendapatan atas biaya total peternak non probiotik lebih kecil dibandingkan pendapatan atas biaya total peternak probiotik, hal ini disebabkan karena biaya pakan yang dikeluarkan oleh peternak probiotik lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan oleh peternak non probiotik untuk biaya pakan ternak. Sementara itu, selisih antara jumlah total penerimaan dengan biaya tunai yang dikeluarkan disebut pendapatan atas biaya tunai, untuk peternak probiotik pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh adalah sebesar Rp. 1.439.981,30 dan peternak non probiotik sebesar Rp. 1.235.497,00 Tabel 6. Selisih pendapatan atas biaya tunai peternak probiotik terhadap peternak non probiotik sebesar Rp. 203.984,30.

6.1.5. Analisis Imbangan Penerimaan terhadap Biaya RC Ratio

Imbangan penerimaan atas biaya atau RC ratio adalah penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan. Dengan analisis ini akan dapat diketahui apakah suatu usaha ternak efisien atau tidak. Usahatani dikatakan efisien jika nilai RC ratio yang didapat lebih besar atau sama dengan satu, sebaliknya tidak efisien jika nilai RC ratio yang didapat kurang dari satu. Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai, yang kemudian dijumlah menjadi total biaya, maka RC ratio yang akan dihitung terdiri dari RC ratio atas biaya total dan RC ratio atas biaya tunai. Berdasarkan tabel 14 diperoleh RC ratio atas biaya total pada peternak probiotik adalah 1,17 yang berarti untuk setiap rupiah biaya total yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan Rp. 1.17,00 dan RC ratio atas biaya tunai sebesar 1,18 berarti setiap rupiah biaya tunai yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1.18,00. Jika dilihat dari ratio tersebut maka dapat dikatakan usaha ternak ayam broiler pada peternak probiotik sudah efisien yang dilihat dari jumlah penerimaan yang diperoleh mampu menutupi biaya yang dikeluarkan dalam usaha ternak. Peternak non probiotik memperoleh RC ratio atas biaya total sebesar 1,14 dan RC ratio atas biaya tunai sebesar 1,15. Ini berarti usaha ternak yang dilaksanakan peternak non probiotik cukup efisien. Hal ini dilihat dari penerimaan yang diperoleh sedikit lebih besar sehingga dapat menutup biaya yang dikeluarkan. Nilai RC ratio atas biaya total sebesar 1,14 berarti setiap rupiah biaya total yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1.14,00 dan RC ratio atas biaya tunai sebesar 1,15 berarti setiap rupiah biaya tunai yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.1.15,00. Berdasarkan RC ratio yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa usaha ternak ayam broiler yang dilaksanakan oleh peternak probiotik dan peternak non probiotik sudah efisien. Nilai RC ratio peternak probiotik yang lebih tinggi dari peternak non probiotik berarti usaha ternak yang dilakukan oleh peternak probiotik lebih efisien daripada usaha ternak yang dilakukan oleh peternak non probiotik. Usaha ternak yang dilakukan peternak probiotik menghasilkan tingkat penerimaan yang lebih tinggi daripada peternak non probiotik sehingga kemampuan untuk menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan juga lebih besar. Perbedaan nilai RC ratio baik atas biaya total maupun atas biaya tunai yang diperoleh peternak probiotik terhadap peternak non probiotik dikarenakan biaya yang dikeluarkan oleh peternak probiotik sedikit, terutama biaya tunai. Hal ini berbeda dengan peternak non probiotik dimana nilai RC ratio peternak non probiotik yang disebabkan biaya yang dikeluarkan lebih besar terutama biaya tunai akibat pembelian biaya sarana produksi peternakan seperti biaya pembelian pakan dan obat-obatan yang merupakan biaya terbesar dari seluruh biaya produksi.

6.2. Analisis Model Fungsi Produksi