Kendala Budidaya Ayam Broiler di Indonesia

meningkatkan pertumbuhan populasi serta kebijakan yang mendukung industri ini. Sebagai suatu bidang ilmu yang terkait dengan bidang usaha, peternakan ayam ras pedaging di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dari segi tatalaksana. Dari sisi permintaan dalam struktur konsumsi daging nasional, dari tahun ke tahun peranan daging ayam broiler tercatat peningkatannya , dari 13 persen pada tahun 1970 menjadi sekitar 60 persen pada tahun 1990-an Abidin, 2003. Menurutnya lagi, hal tersebut perlu di antisipasi oleh para peternak agar usaha mereka menghasilkan keuntungan sesuai dengan yang mereka harapkan. Semua yang terkait dengan bidang usaha ini harus melakukan koreksi total terhadap penanganan usaha peternakan rakyat, yang pada skala makro tidak hanya meningkatkan taraf kehidupan peternak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara peningkatan skala usaha, penanganan yang lebih intensif dan penggunaan berbagai hasil penelitian yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas ternak.

2.3. Kendala Budidaya Ayam Broiler di Indonesia

Keadaan sektor peternakan saat ini banyak mengalami hambatan dalam kemajuannya. Fakta tersebut adalah; 1 ketidakberdayaan peternak kecil dalam menjalankan usahanya terutama pada ketidakmampuan peternak dalam merencanakan budidayanya karena aspek supply dan demand yang digerakkan invisible hand, 2 Daya konsumsi komoditi peternakan masih rendah yang disebabkan oleh politik beras yang berkepanjangan dan 3 Pola korporasi sektor peternakan khususnya perunggasan sangat leluasa gerakannya, seperti tumbuhnya gaya konglomerasi industri peternakan. Sahid, 2003. Sahid 2003 lebih lanjut mengatakan bahwa dengan pertumbuhan industri perunggasan, persaingan yang semakin ketat akan semakin menguntungkan peternak sebagai produsen, namun yang terjadi adalah anomali perunggasan yaitu semakin banyak persaingan yang secara logika semakin kompetitif produknya dan konsumen semakin leluasa memilih produk yang ditawarkan, kondisi peternak semakin tidak berdaya karena ketidak menentuan harga beli sarana produksi dan nilai jual komoditi. Tantangan usaha budidaya ayam broiler menurut Abidin 2003, antara lain adalah : 1. Kelemahan manajemen pemeliharaan; karena ayam broiler merupakan hasil dari berbagai perkawinan silang dan seleksi yang rumit, kesalahan dan kesilapan dari segi manajemen pemeliharaan akan mengakibatkan kerugian. 2. Fluktuasi harga SAPRONAK; sama halnya dengan harga ayam ras pedaging siap potong. Harga sarana produksi seperti DOC, pakan ternak, vaksin, dan obat-obatan juga mengalami fluktuasi yang bermuara pada keseimbangan penawaran dan permintaan di pasar. 3. Tidak ada kepastian waktu jual; dalam kondisi normal peternak ayam broiler mandiri mudah menjual ayam broiler siap potong tetapi tidak dalam kondisi penawaran yang lebih tinggi dari permintaan. Disinilah letak tidak adanya kepastian waktu jual, peternak dapat saja menjual murah hasil ternaknya atau menunggu harga yang lebih baik tapi sekaligus akan menjadi pengeluaran ekstra untuk pakan. 4. Margin usaha rendah; margin usaha budidaya ayam broiler keuntungannya sangat tipis yakni 5 hingga 10 persen dari setiap siklus produksinya sekitar 2 bulan. Jika dilihat angkanya mungkin masih lebih tinggi dari bunga Bank tetapi dengan berbagai resiko yang tidak pasti misalnya outbreak ND yang bisa menyebabkan kematian ternak hingga 100 persen. 5. Faktor lain yang menghambat; lebih dari separuh harga sapronak misalnya vaksin, obat-obatan, feed supplement, bahan baku pakan tepung ikan, jagung, dan bungkil kedelai merupakan produk impor.

2.4. Karakteristik Ayam Broiler