42 10 dari total biaya investasi, dalam industri fillet patin ini maka
besarnya biaya pra-operasional adalah Rp. 58.375.500,-.
2. Biaya Operasional
2.1. Biaya Tetap Tahunan Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan pada setiap tahun dan
besarnya tidak terkait langsung dengan jumlah produksi. Biaya tersebut antara lain biaya tenaga kerja tak langsung, pembayaran listrik
dan air, telepon, dan biaya lainnya. Hasil penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
2.2. Biaya Variabel Tahunan Biaya variabel biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan
tiap tahun dan besarnya tergantung dari jumlah produksi. Biaya yang dimaksud adalah biaya pengadaan bahan baku dan input, serta biaya
tenaga kerja langsung. Bahan baku yang digunakan hanyalah ikan patin tanpa penambahan zat lainnya, sedangkan jumlah tenaga kerja
langsung untuk berproduksi pada kapasitas 100 adalah 18 orang. Jumlah biaya pengadaaan bahan baku dan input menjadi biaya yang
paling besar dalam biaya operasional industri fillet patin ini. Hasil penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
3. Neraca Pembayaran Investasi
Investasi proyek dibiayai dari modal sendiri dan pinjaman Bank dengan DER Debt Equity Ratio 60 persen : 40 persen. Kredit investasi seluruhnya
diterima pada tahun ke-0 proyek masa konstruksi dengan masa pinjaman selama 5 tahun.
Masa tenggang waktu pembayaran kredit investasi adalah satu tahun setelah kredit diambil, dengan cicilan pokok yang besarnya sama setiap
tahun dan pembayaran bunga dilakukan setiap tahun selama 5 tahun. Pembayaran kredit investasi dapat dilihat pada Lampiran 9.
4. Analisa Finansial dan Sensitivitas
Penentuan kelayakan investasi suatu proyek ditentukan melalui kelayakan secara finansial. Tolak ukur yang dipakai adalah nilai NPV, IRR,
43 Net BC ratio
, dan BEP. Nilai-nilai tersebut diperoleh dari analisa finansial kelayakan investasi yang membandingkan antara manfaat dengan biaya.
Analisa dilakukan pada tingkat suku bunga 19 persen. Tingkat suku bunga 19 persen adalah tingkat suku bunga investasi fasilitas Kredit Mina
Mandiri KMM Bank Mandiri. Kredit Mina Mandiri KMM adalah program khusus yang dilakukan oleh bank Mandiri bekerja sama dengan
departemen kelautan dan perikanan sebagai pembina teknis dalam membiayai sektor perikanan. Data pada Lampiran 11 memberikan
Gambaran kelayakan investasi industri fillet patin melalui nilai NPV, Net BC ratio,
dan IRR. Net Present Value
NPV merupakan selisih antara present value benefit dan present value biaya. Nilai NPV industri pengolahan fillet patin pada
tingkat suku bunga pinjaman 19 sembilan belas persen adalah Rp, 219.008.659,99-. Nilai ini menunjukkan bahwa laba bersih net benefit
yang diterima selama 5 tahun mendatang jika diukur dengan nilai sekarang, yaitu sebesar Rp. 219.008.659,99,-. Karena nilai NPV bernilai positif maka
industri ini dinyatakan layak. Net Benefit Cost Ratio Net BC
merupakan nilai perbandingan anatar nilai NPV positif dengan nilai NPV yang negatif. Apabila nilai Net BC 1,
maka nilai NPV0 , sehingga proyek layak untuk dilaksanakan. Nilai Net BC
industri fillet patin ini adalah 1,24 sehingga proyek dinyatakan layak. Internal Rate of Return
IRR adalah suatu nilai suku bunga yang membuat nilai NPV proyek sama dengan nol, atau tingkat suku bunga yang
menunjukkan jumlah NPV sama dengan jumlah keseluruhan ongkos investasi proyek. Nilai IRR industri fillet patin ini adalah 27,02 persen.
Nilai ini lebih besar dari suku bunga yang berlaku, yaitu 19 persen, sehingga proyek dinyatakan layak.
Dengan kapasitas produksi yang direncanakan, BEP dari industri fillet patin ini adalah sebesar Rp. 437.203.794,33,-. Titik ini tercapai pada saat
produksi mencapai
22.653,05
kg Lampiran 12. Nilai PBP menunjukkan berapa lama modal yang ditanam dalam
investasi akan kembali, dimana pengembalian modal ini dipandang dari
44 arus kas masuk cash in flow. Industri fillet patin ini akan kembali modal
dalam waktu 22 bulan 1,87 tahun. Tabel 9 berikut ini menunjukkan nilai dari kriteria investasi yang telah dilakukan.
Tabel 9. Nilai Kriteria Investasi
Kriteria Investasi Nilai
NPV Rp Rp. 219.008.659,99-.
Net BC 1.24
IRR 27.02
BEP Rp. 437,203,794.33,-
PBP 1.87 tahun
Selain melakukan penghitungan kriteria investasi, juga diperlukan analisa ketahanan industri ini terhadap perubahan pada komponen kriteria
investasi, misalnya perubahan pada harga jual dan harga bahan baku, yang disebut dengan analisa sensitivitas. Perubahan ini mungkin terjadi setelah
proyek berjalan sehingga dapat mempengaruhi cash flow perusahaan secara keseluruhan.
Nilai-nilai kriteria investasi yang diperoleh dari analisa sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 10. Dari analisa sensitivitas yang telah dilakukan,
maka dapat terlihat bahwa industri fillet patin ini masih bisa dikatakan layak jika terjadi kenaikan harga bahan baku sampai dengan 5 persen. Akan tetapi
proyek ini sudah tidak layak lagi jika terjadi kenaikan harga bahan baku sebesar 10 persen atau penurunan harga jual hingga 5 persen.
Tabel 10. Nilai kriteria Investasi dari analisa sensitivitas
Skenario Kriteria Investasi
NPV Rp IRR
Net BC PBP
Kenaikan Harga Bahan Baku dan input 5
102.930.078,41 23 1,11 2,04 th
Kenaikan Harga Bahan Baku dan Input 10
-252.683.550,41 9,78 0,74 2,74 th
Penurunan Harga Jual 5
-197.047.260,25 11,32 0,79 2,63 th
45
E. ANALISA YURIDIS 1. Badan Usaha