11 sumber dana modal yang digunakan, berapa bagian dari jumlah kebutuhan
dana tersebut yang wajar dibiayai dari pinjaman pihak ketiga serta dari mana sumbernya dan berapa besarnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisa finansial adalah diantaranya modal investasi, modal kerja, dan penyusutan Ariyoto, 1980.
Menurut Kadariah et al 1987, analisa finansial suatu proyek memandang perbandingan pengeluaran uang dan perolehan keuntungan dari proyek
tersebut. Bila analisa tersebut menunjukkan net benefit yang positif, maka proyek tersebut dapat dilanjutkan. Bila sebaliknya, yaitu jika net benefit
bernilai negatif, maka proyek tersebut sebaiknya dibatalkan. Menurut Gray et al 1997, analisa finansial dalam kerangka evaluasi
proyek lebih bersifat analisa tentang arus dana, baik dana tetap maupun modal kerja awal. Proyek dikatakan layak dijalankan secara finansial
dengan melihat kriteria-kriteria investasi sebagai berikut : 1. Net Present Value NPV, yaitu selisih antara nilai sekarang dari
penerimaan benefit dengan nilai sekarang dari pengeluaran cost pada tingkat suku bunga tertentu.
2. Internal Rate Of return IRR, yaitu suatu tingkat bunga modal yang mengakibatkan nilai sekarang dari aliran uang suatu proyek sama
dengan nol. 3. Net Benefit Cost Ratio Net BC, yaitu perbandingan antara NVP
positif terhadap NVP negatif. 4. Break Even Point BEP, waktu pengembalian investasi awal dimana
keputusan yang diambil berdasarkan kriteria waktu. 5. Analisa sensitifitas, analisa mengenai sensitifitas proyek terhadap
perubahan kenaikan biaya operasional maupun perubahan harga jual produk.
5. Aspek Yuridis
Aspek yuridis juga merupakan aspek yang tidak kalah pentingnya dalam hal pendirian usaha karena dalam aspek yuridis seperti yang
diterangkan oleh Ariyoto 1980 dibahas mengenai perijinan usaha, status
12 usaha, pajak dan lain sebagainya. Aspek ini sangat berkaitan langsung
dengan langkah yang diambil oleh badan usaha. Untuk menampung aspirasi dalam tujuan usaha diperlukan suatu wadah untuk melegalisasi usaha.
13
III. METODE PENELITIAN A.
KERANGKA PEMIKIRAN
Ikan patin digolongkan sebagai salah satu komoditas unggulan sub-sektor perikanan yang dapat digunakan untuk menanggulangi krisis moneter dan
ekonomi dikarenakan mempunyai sifat yang menguntungkan yaitu ukuran per individu yang besar, kebiasaan makan yang omnivora, mudah bertelur, serta
memiliki mutu daging yang digemari masyarakat luas. Selain itu ikan patin pun memiliki sifat-sifat yang dibutuhkan untuk
membuat fillet yang baik. Hal tersebut menyebabkan kegiatan usaha fillet ikan patin memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan. Kajian Usaha fillet Ikan
Patin dilakukan agar dapat memberikan gambaran kepada pihak-pihak yang terkait dalam pendirian usaha fillet ikan patin sejauh mana usaha ini dapat
memberikan keuntungan di masa yang akan datang. Gambaran selengkapnya mengenai kerangka pemikiran ada pada Lampiran 1.
B. METODE PENGUMPULAN DATA
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi, gambaran dan
keterangan tentang hal-hal yang berhubungan dengan studi kelayakan yang akan dikaji, sehingga diharapkan data-data yang diperoleh dapat digunakan untuk
pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusan. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan survei lapangan dengan
instansi serta para pakar pada bidang terkait, diantaranya dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, diskusi dan pencatatan data
dengan pimpinan usaha serta karyawan Usaha fillet Ikan Patin “Patin Kita”, serta pengamatan terhadap kegiatan usaha fillet ikan patin beku. Data primer yang
dikumpulkan meliputi komponen dan nilai investasi, biaya tetap, biaya variabel, modal investasi, teknik pembenihan, pemasaran hasil usaha, serta komponen
keputusan penentuan lokasi usaha. Data sekunder berupa informasi-informasi yang berhubungan dengan objek
penelitian yang diperoleh dari studi pustaka, serta laporan dari berbagai instansi. Data sekunder meliputi data potensi dan keadaan umum wilayah, harga tanah,