LATAR BELAKANG Mempelajari pengembangan flavor produk keripik jamur dieng di Wonosobo

40 I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Wonosobo merupakan kabupaten yang terletak pada 7 o 11 o dan 7 o 36 o LS, 109 o 43 o dan 110 o 4 o BT berjarak 120 km dari ibukota propinsi Jawa Tengah. Wonosobo memiliki ketinggian berkisar antara 270-2250 m di atas permukaan air laut Anonim a, 2005. Wonosobo dikenal telah melahirkan beragam makanan khas yang begitu unik dan digemari oleh wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Makanan khas yang terkenal dari Wonosobo antara lain : Keripik Jamur, Kacang Dieng, Buah Carica, Gerubi, Tempe Kemul, Mie Ongklok, dan masih banyak lagi yang lainnya. Keripik Jamur merupakan makanan khas daerah Wonosobo dengan rasa asin gurih, berwarna coklat kehitaman dan dengan flavor yang khas, yaitu flavor paru. Meskipun harganya yang relatif mahal, namun keripik ini selalu menjadi target wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, sebagai oleh-oleh. Keripik Jamur Dieng pada umumnya dibuat dari Jamur Merang Volvariella volvacea yang ditanam di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Jamur Merang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Menurut Sinaga 2000, Jamur Merang mengandung nutrisi yang penting artinya bagi gizi manusia. Bila dibandingkan dengan sayuran lainnya seperti kubis, jamur merang memiliki kandungan protein dan lemak yang cukup tinggi. Jamur Merang memiliki penampakan warna tudung yang beraneka ragam Karjono, 1992, yaitu putih, abu-abu dan hitam. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan varietas bibit yang digunakan atau perbedaan penyinaran dan sirkulasi udara saat penanaman. Jamur merang berwarna tudung putih lebih disukai masyarakat dibandingkan dengan jamur merang berwarna hitam. Pengolahan Jamur Merang menjadi Keripik Jamur mampu meningkatkan nilai guna dari jamur itu sendiri, terutama dilihat dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan Keripik Jamur lebih besar dibandingkan dengan menjual Jamur Merang itu sendiri. Proses pengolahan keripik mampu meningkatkan kandungan gizi dan kelezatan dari jamur 41 tersebut. Penambahan paru sapi, telur, bumbu-bumbu dan dengan adanya proses penggorengan mampu memberikan cita rasa dan penampakan yang khas dan juga menambah nilai gizi dari Keripik Jamur tersebut. Seiring dengan perkembangan jaman, konsumen semakin menuntut adanya produk pangan yang bergizi serta mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi dirinya. Keripik Jamur yang berada di pasar saat ini hanya terdapat dalam satu flavor yang khas, yaitu flavor paru. Dewasa ini telah banyak bermunculan produk pangan dengan flavor yang beraneka ragam. Oleh karena itu, penelitian mengenai penggunaan perisa dengan berbagai flavor pada produk Keripik Jamur dirasakan perlu untuk dilakukan. Produk Keripik Jamur dengan flavor yang baru dan bervariasi diharapkan mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang dan menginginkan adanya perubahan.

B. TUJUAN PENELITIAN