PERISA Mempelajari pengembangan flavor produk keripik jamur dieng di Wonosobo

54 kebudayaan norma sosial, norma agama, dan kelompok etnik. Adapun strategi pemasaran yang mempengaruhi pemasaran adalah bauran pemasaran. Menurut Schiffman dan kanuk 1994 dalam Sumarwan 2002 stimulus dalam perilaku dan preferensi konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor demografi, atribut produk , iklan promosi serta harga.

D. PERISA

Penggunaan istilah perisa atau flavoring ditujukan untuk membedakan pengertian flavor sebagai bahan tambahan yang memodifikasi atau memberikan karakter baru pada profil produk akhir, dengan pengertian flavor sebagai atribut alami bahan pangan Heath, 1978. Flavor dalam pengertiannya sebagai perisa atau flavoring, adalah senyawa tunggal atau campuran, baik alami atau sintesis, yang digunakan untuk memberikan seluruh atau sebagian sensasi flavor tertentu pada makanan atau produk lain yang masuk ke mulut Heath, 1978. The United States Society of Flavor chemists 1969 dalam Dewi 1994 mendefinisikan istilah flavor sebagai sensasi yang disebabkan oleh sifat bahan di dalam mulut yang merangsang indera perasa, indera pembau atau keduanya dan reseptor taktil serta reseptor suhu di dalam mulut. Sedangkan menurut Institut of Food Technologist 1986 dalam Rahardja 1993, flavor citarasa, warna dan tekstur merupakan tiga atribut sifat penting yang terdapat dalam makanan atau bahan pangan. Ketiganya memegang peranan penting dalam penerimaan suatu bahan pangan, terutama pada masyarakat yang telah maju dimana faktor keamanan dan kepuasan dianggap penting. Ketiga atribut yang disandang pada makanan tersebut mempunyai kedudukan yang sejajar atau sama-sama penting dan tidak bisa dikatakan bahwa satu diantara ketiga atribut tersebut mempunyai peranan yang lebih penting atau menonjol dari pada dua lainnya. 55 Menurut IFT 1989 dalam Dewi 1994, flavor dapat digolongkan menjadi tiga komponen : a. Rasa Rasa adalah sensasi yang dirasakan oleh puting-puting pencicip yang terdapat pada lidah dan rongga mulut bagian belakang. Rasa yang dapat dinikmati manusia berupa rasa manis, pahit, asin dan asam. b. Bau Bau terbentuk dari beratus-ratus komponen volatil yang sangat bervariasi dalam intensitas meupun jenisnya, dalam jumlah yang sangat kecil yang dapat dideteksi oleh sel-sel khusus pada epitelium olfaktori yang terdapat di rongga hidung. Bau yang menyenangkan sering disebut sebagai aroma. Karena aroma merupakan komponen yang penting dalam flavor, maka istilah aroma sering dinyatakan dengan flavor. c. Persepsi dari sensai sepat, panas, dingin, dan sebagainya oleh respon neural trigeminal Pada awalnya manusia menikmati flavor dengan menggunakan bahan- bahan alami sumber flavor seperti bumbu-bumbu dan rempah-rempah. Selanjutnya industri flavor mulai berkembang sejalan dengan berkembangnya ilmu kimia organik sintetik dan ditemukannya berbagai peralatan analisis yang canggih Manley, 1987 dalam Dewi, 1994. The International Organization of the Flavor Industry atau IOFI 1973 dalam Dewi 1994 membagi perisa menjadi tiga kelas, yaitu : a. Perisa Alami Perisa alami adalah senyawa alami yang dapat diterima untuk dikonsumsi manusia, yang diperoleh melalui proses-proses fisik dari sayuran, jenis buah-buahan dan bahan-bahan mentah lainnya yang terdapat secara alami maupun yang telah diproses untuk konsumsi manusia. b. Perisa Identik Alami Perisa identik alami adalah senyawa yang secara kimia diisolasi dari bahan mentah beraroma atau diperoleh secara sintesis, yang secara kimia identik dengan senyawa yang terdapat di dalam produk alami baik yang 56 diproses maupun tidak untuk konsumsi manusia. Istilah perisa identik alami sebenarnya hanya dikenal di Eropa. Di Amerika Serikat, perisa tersebut dianggap sebagai komponen flavor buatan IFT, 1989 dalam Dewi, 1994. c. Perisa Buatan Perisa buatan merupakan senyawa flavor yang belum teridentifikasi dalam produk-produk alami untuk dikonsumsi manusia, baik produk- produk alami yang mengalami proses maupun tidak Menurut Tyrell 1990 dalam Dewi 1994, terdapat tiga sumber utama komponen flavor alami, yaitu: a. Turunan Bahan-Bahan Hewani dan Botani Flavor ini terbentuk selama metabolisme normal dari tanaman dan hewan, oleh karena itu, komponen flavor terdapat secara alami. Komponen flavor ini dapat digunakan dalam bentuk kering atau dengan mengekstrak komponen flavornya sehingga dihasilkan minyak atsiri atau oleoresin. b. Bioteknologi Komponen flavor ini terbentuk sebagai hasil reaksi mikrobial atau reaksi enzimatis. Metode pembentukan komponen flavor melalui bioteknologi dapat dipastikan akan berkembang pesat, karena mempunyai potensi yang besar dalam memenuhi kebutuhan perisa alami. Sebenarnya peranan bioteknologi dalam pembentukan flavor telah banyak dilakukan oleh orang, seperti dalam fermentasi tradisional, sebagai contoh pembentukan flavor melalui pemeraman keju dan produk-produk susu lainnya Manley, 1987 dalam Dewi, 1994. Peranan reaksi enzimatis dalam pembentukan flavor dapat ditemukan pada perisadaging unggas Weiss, 1976 dalam Dewi, 1994, perisa keju dan perisa daging Manley, 1987 dalam Dewi, 1994 dan perisa bawang- bawangan Heath, 1981 dalam Dewi, 1994. c. Sistem Prekusor Komponen-komponen flavor dapat terbentuk melalui proses pemanasan bahan-bahan alami. Pembentukan flavor melalui sistem prekusor dengan menggunakan prekusor-prekusor alami banyak 57 dikembangkan untuk perisa daging, kopi, kokoa, dan roti Tyrrell, 1990 dalam Dewi, 1994. Menurut Heath 1978, bahan alami sebgai sumber flavor dapat pula diklasifikasikan berdasarkan kandungan gizi dan intensitas flavornya. Klasifikasi tersebut adalah : 1. Bahan dengan gizi tinggi tapi intensitas flavornya rendah, yaitu daging mentah, ikan, sereal, susu, dan lain-lain. 2. Bahan dengan intensitas flavor sedang dan kandungan gizi sedang, yaitu kacang-kacangan, buah dan beberapa sayuran. 3. Bahan dengan intensitas flavor tinggi dan nilai gizi yang sangat rendah, yaitu rempah-rempah, coklat, vanila, dan lain-lain. Menurut Heath 1978, pemanfaatan bahan alami sebagai sumber flavor dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : 1. Bahan alami digunakan langsung sebagai perisa, misalnya buah-buahan, minuman anggur, rempah-rempah dan bawang goreng. 2. Bahan alami diambil kompleks flavor alaminya melalui proses fisik, misalnya dengan proses destilasi dan ekstraksi, menjadi produk-produk minyak atsiri, ekstrak, oleoresin, dan sebagainya. 3. Kompleks flavor alami diisolasi komponen flavornya menjadi senyawa flavor alami.

E. ANALISIS SENSORI a. Panel