Nilai hydrophile lipophile balance HLB emulsifier

14 garam sodium Na. Logam Ca dan Na ditambahkan untuk menetralkan asam laktat pada emulsifier. Emulsifier yang mengandung garam ini misalnya Calcium stearoyl-2-lactylate CSL. Emulsifier tersebut diproduksi melalui reaksi esterifikasi garam asam laktat parsial dengan asam lemak Thompson et al., 1956 dalam Zielinski, 1997.

b. Muatan emulsifier dan derajat keasaman pH sistem emulsi

Sistem emulsi mempunyai derajat keasaman atau pH tertentu. Sistem emulsi seperti mayonaise atau kebanyakan produk salad dressing lainnya memiliki nilai pH yang relatif rendah, sedangkan sistem emulsi produk pangan pada umumnya berkisar pada pH netral. Kondisi asam atau perubahan pH tersebut tidak terlalu berpengaruh pada kinerja emulsifier nonionik, seperti monogliserida Dziezak, 1988, namun perlu diperhatikan pada penambahan emulsifier ionik terutama yang bersifat amfoterik, seperti lesitin, karena jenis muatan dan kinerjanya berbeda pada pH yang berbeda.

c. Nilai hydrophile lipophile balance HLB emulsifier

Nilai HLB suatu emulsifier adalah angka yang menunjukan ukuran keseimbangan dan regangan gugus hidrofilik menyukai air atau polar dan gugus lipofilik menyukai minyak atau non polar, yang merupakan sistem dua fase yang diemulsikan. HLB berdasarkan pada persentase relatif dari hidrofilik kedalam grup lipofilik dalam molekul emulsifier. Emulsifier dengan nilai HLB rendah digolongkan sebagai emulsifier lipofilik yang akan menyerap air atau bahan larut air kedalam fase minyak sehingga digunakan untuk emulsi air dalam minyak O’Brien, 1998. Sedangkan emulsifier dengan nilai HLB tinggi cocok untuk emulsi minyak dalam air dan disebut emulsifier hidrofilik. Emulsifier lipofilik dan hidrofilik sering diklasifikasikan 15 menjadi emulsi oil-continous dan water-continous Bancroft, 1913; Ostberg, 1995 dalam Bergenstahl, 1997. Klarifikasi emulsifaier berdasarkan nilai HLB-nya dapat dilihat pada Tabel 5 . Tabel 5. Nilai HLB dan aplikasinya Nilai HLB Aplikasi 3-6 Emulsifaier wo 7-9 Wetting agent 8-18 Emulsifaier ow 13-15 Detergen 15-18 Stabilizer Sumber : Becker 1983 MAG diklasifikasikan sebagai emulsifier lipofiflik, dan memiliki kisaran nilai HLB antara 3.7 samapai 9.2. Variasi ini disebabkan oleh grup substitusi yang teresterifikasi Dziezak, 1988. Sedangkan menurut O’Brien 1998, emulsifier MDAG mempunyai nilai HLB berkisar 2.8 sampai 4.3 tergantung banyaknya asam lemak yang terinkorporasi pada posisi 1 dan 3, yang sering disebut posisi alpha. Menurut Kamel 1991 terdapat korelasi antara nilai HLB dengan kelarutan emulsifier dalam aquades seperti terlihat pada Tabel 6, yang memperlihatkan bahwa apabila emulsifier semakin tidak larut dalam air, nilai HLB tersebut semakin rendah dan semakin bersifat lipofilik. Emulsifier yang banyak digunakan pada saat ini adalah gliserol monostearat GMS. Emulsifier ini tersusun dari asam stearat yang terinkorporasi didalam gliserol. GMS saat ini banyak digunakan terutama dalam pembuatan es krim. Emulsifier memiliki berbagai macam kegunaan, antara lain seperti yang terlihat pada Tabel 7. 16 Tabel 6. Korelasi nilai HLB dengan kelarutan emulsifier Kelarutan emulsifier dalam air Nilai HLB Tidak larut dalam air 1 – 4 Terdispersi sangat sedikit poor dispersion 3 – 6 Dispersi keruh setelah didispersi dengan cepat 6 – 8 Dispersi keruh stabil 8 – 10 Dispersi jernih atau bening 10 – 13 Larutan bening 13+ Sumber: Kamel 1991 Tabel 7. fungsi emulsifier pada produk pangan Fungsi emulsifier Contoh produk Bahan pengaerasi Whipping toppings, icing, cakes Pendispersi Flavor dan vitamin Pelembut adonan Roti dan produk bakery Defoamer Pembuatan yeast dan gula Pengkomplek pati Makaroni, pasta Anti kristalisasi Minyak salad Bahan anti lengket Permen, permen karet Penstabil pelelehan produk beku Topping beku, pemutih kopi Bahan penghidrasi Produk susu bubuk Bahan enkapsulasi Flavor, aroma Penstabil dispersi Mentega kacang Sumber: Hassenhuettl 1997

d. Titik leleh emulsifier