10 Triasilgliserol banyak diubah menjadi emulsifier mono dan
diasilgliserol, karena baik monoasilgliserol dan diasilgliserol luas penggunaannya sebagai bahan pengemulsi. Oleh karena itu triasilgliserol
melalui reaksi transesterifikasi dengan gliserol diubah menjadi mono dan diasilgliseol dengan bantuan katalis seperti natrium metoksida dan basa
lewis lainnya. Tahapan reaksi transesterifikasi minyak sawit dengan gliserol gliserolisis dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Transesterifikasi gliserolisis Tarigan, 2002
C. RESPONSE SURFACE METHOD RSM
Reaksi transesterifikasi kimia umumnya berlangsung secara random yang dapat memutus dan menyusun kembali asam lemak dalam
molekul triasilgliserol. Kecepatan reaksi transesterifikasi dipengaruhi oleh suhu reaksi serta jumlah dan jenis katalis yang digunakan. Menurut
Konishi et.al., 1993, interesterifikasi kimia minyak kedelai dan asam stearat dalam heksan dapat berlangsung pada suhu 30
o
C – 60
o
C. Cho dan deMan 1993 didalam Haryati 1999, melaporkan transesterifikasi
kimia biasanya berlangsung pada suhu 80
o
C – 90
o
C selama 30 menit menggunakan katalis 0.2-0.5. Kondisi reaksi optimum didapat secara
parsial diantara suhu, konsentrasi katalis dan waktu reaksi. Menurut Haryati 1999, ketiga faktor tersebut secara simultan mempengaruhi
reaksi transesterifikasi. Response Surface Method
RSM digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu atau lebih variabel respon dan menentukan jumlah
atau kuantitas dari variabel dan faktor percobaan yang digunakan. Beberapa faktor percobaan yang digunakan antara lain suhu reaksi,
11 waktu pemanasan, dan konsentrasi katalis, sedangkan variabel respon
yang digunakan untuk menentukan hasil reaksi adalah Rendemen, MAG, DAG, dan TAG. Penelitian ini menggunakan RSM dalam bentuk
”second order” yang melibatkan satu faktor square dan dua faktor cross froduct.
Bentuk “second order” hanya mempunyai nilai kritis maksimal atau minimal Haryati, 1999.
Sintesis MDAG dapat dilakukan dengan cara gliserolisis kimia menggunakan RBDPO sebagai substrat direaksikan dengan gliserol
dengan bantuan katalis kimia. Pada tahap gliserolisis kimia terjadi pemutusan dan penyusunan kembali asam lemak secara random, yang
sangat dipengaruhi oleh suhu reaksi, waktu reaksi dan konsentrasi katalis yang digunakan. Untuk mengetahui pengaruh ketiga faktor diatas
terhadap mutu dan rendamen MDAG yang dihasilkan, maka digunakan Response Surface Method
RSM. Shieh et.al., 1995, melaporkan bahwa RSM bisa digunakan untuk mengoptimasi reaksi transesterifikasi
kimia antara trioleoil gliserol dengan asam kaprat. Selain itu metode ini juga bisa digunakan untuk mengoptimasi formulasi produk Cho et.al.,
1993; Toufeill et.al., 1994. Reaksi transesterifikasi dikondisikan sebaik mungkin agar dapat menghasilkan nilai rendemen yang tinggi, MAG dan
DAG yang maksimal dan TAG yang minimal. RSM terhadap reaksi transesterifikasi RBDPO dapat dilihat pada Lampiran 4.
Central Composite Design CCD merupakan rancangan dari
RSM yang memberikan model persamaan multiple regression yang dapat menunjukan pengaruh dari konsentrasi katalis, waktu reaksi, dan
suhu reaksi terhadap setiap parameter yang diujikan Triasilgliserol, Diasilgliserol, Monoasilgliserol, dan Rendemen, seperti terlihat
dibawah ini Cochran dan Cox, 1962. Y =
β
1
+ β
2
C + β
3
t + Β
4
T + β
5
Ct + β
6
CT + β
7
C
2
+ β
8
t
2
+ β
9
T
2
Dimana Y adalah variabel respon yang diinginkan, β
1 –
β
9
menunjukan koefisien regresi linier, quadratic dan cross product, serta
12 C, t, dan T menunjukan variabel independen seperti konsentrasi katalis,
waktu reaksi dan suhu reaksi.
D. EMULSIFIER