Data sekunder diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, Biro Pusat Statistik Kabupaten Ciamis, Kecamatan Pangandaran Kabupaten
Ciamis, dan lembaga atau instansi yang terkait atau berhubungan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh berupa, data potensi perikanan, profil daerah Kecamatan,
data produksi perikanan, data geografi, dan data lain, serta literatur yang menunjang dalam penelitian ini.
4.3 Metode Pengambilan Data
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut :
a. Studi pustaka dan survei pendahuluan
Metode ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi umum lokasi penelitian, serta membantu pengumpulan informasi-informasi terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, mempelajari, dan menelaah buku-buku, majalah-majalah, dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan tujuan penelitian Singarimbun 1985. b.
Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan penjawab atau informan dengan menggunakan alat yang dinamakan interview
guide panduan wawancara. Wawancara dilakukan langsung dengan pimpinan, para
karyawan KUD Minasari, serta manajer unit dan karyawan yang mengelola Niaga Barang Penyediaan Sarana Penangkapan Ikan KUD Minasari Pangandaran.
c. Pengamatan atau observasi lapang
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan cara mengamati, meneliti kegiatan yang sedang berlangsung di unit usaha Niaga Barang
PSPI KUD Minasari Pangandaran, sehingga diperoleh data yang faktual dan aktual.
4.4 Metode Analisis Data
Data dan informasi yang diperoleh ditabulasikan, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis pendapatan usaha, analisis finansial, dan analisis sensitivitas
usaha. Dalam melakukan analisis data kuantitatif berupa komponen biaya investasi, biaya tetap, biaya variabel, dan penerimaan usaha.
4.4.1 Analisis Pendapatan Usaha Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh
dari usaha yang dilakukan Soekartawi 1995. Data-data yang diperoleh adalah data penerimaan yang berasal dari penjualan di unit usaha Niaga Barang PSPI, dana
bantuan investasi, nilai sisa. Biaya meliputi : pembelian barang-barang untuk di jual, serta pengeluaran lain yang menunjang jalannya usaha Niaga Barang ini. Rumus ini
diformulasikan sebagai berikut :
Kriteria yang digunakan : 1. Apabila penerimaan total biaya total, maka usaha dikatakan untung.
2. Apabila penerimaan total = biaya total, maka usaha dikatakan tidak untung dan tidak rugi.
3. Apabila penerimaan total biaya total, maka usaha dikatakan rugi.
4.4.2. Analisis Imbangan
Penerimaan dan Biaya Revenue-Cost Ratio
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya yang dipakai dalam kegiatan cabang usaha tani yang bersangkutan dapat
memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya. Perhitungan yang diformulasikan adalah Tjakrawiralaksana 1983 :
Keuntungan ∏ = Penerimaan Total – Biaya Total
Kriteria : RC 1, usaha menguntungkan
RC = 1, usaha pada titik impas RC 1, usaha merugikan
4.4.3 Nilai Penyusutan
Kegunaan dari nilai penyusutan adalah untuk menghitung peralatan yang digunakan selama umur proyek sehingga dapat diketahui biaya yang harus
dikeluarkan untuk mengganti kembali peralatan yang sudah habis nilainya Riyanto 1989 :
4.4.4 Analisis Kelayakan Investasi Menurut Kadariah et al 1999, kriteria yang dapat digunakan untuk
memutuskan layak atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1 Net Present Value
NPV NPV
adalah nilai kini dari segi keuntungan bersih yang akan diperoleh pada masa mendatang, yang merupakan selisih nilai kini dari benefit dengan nilai kini dari
biaya. Adapun kriteria yang digunakan :
a. NPV 0, berarti usaha tersebut layak RC = Penerimaan Total
Biaya Total
Nilai penyusutan = Nilai awal pembelian – Nilai sisa diperkirakan Periode Penggunaan
b. NPV 0, berarti usaha tersebut lebih baik tidak diteruskan kareana akan menimbulkan kerugian
c. NPV = 0, berarti usaha tersebut mengembalikan sama besarnya dengan nilai uang yang ditanamkan.
2 Net Benefit-Cost Ratio
Net BC Net BC
adalah perbandingan antara jumlah nilai kini total present value
, dari keuntungan bersih pada tahun-tahun dimana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih yang bernilai negatif. Kriteria yang digunakan
adalah : a. Net BC 1, berarti usaha tersebut akan memperolah keuntungan
b. Net BC 1, berarti usaha tersebut akan menderita kerugian, dengan demikian lebih baik mencari alternatif usaha lain yang menguntungkan.
3 Internal Rate of Return
IRR IRR
adalah tingakat bunga, dimana nilai kini dari biaya total sama dengan nilai kini dari penerimaan total. IRR dapat pula dianggap sebagai tingkat keuntungan
atas investasi bersih dalam suatu proyek, dengan syarat setiap manfaat yang diwujudkan yaitu setiap selisih Bt dan Ct yang bernilai positif secara otomatis
ditanamkan kembali pada tahun berikutnya, dan mendapat tingkat keuntungan yang sama selama sisa umur proyek. Kriteria yang digunakan adalah :
a. IRR i, berarti usaha dapat dilanjutkan b. IRR i, usaha lebih baik ditolak atau dihentikan
Dengan kriteria dan tolak ukur di atas, maka unit usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari dikatakan berguna atau layak diusahakan, apabila memenuhi nilai
NPV 0, Net BC 1 dan IRR i.
4.4.5 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas perlu dilakukan karena dalam analisis kegiatan investasi, perhitungan didasarkan pada usaha-usaha yang mengandung ketidakpastian tentang
apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang Gittinger 1986. Analisis ini digunakan bertujuan untuk melihat dampak dari suatu keadaan
yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis. Dalam analisis sensitivitas usaha yang dijalankan KUD Minasari, dapat dilakukan pada parameter perubahan harga
input yang terjadi di bagian usaha barang niaga atau penyediaan sarana.
4.5 Konsep dan Pengukuran