Modal Sendiri Modal Sementara

b. Dengan PT TELKOM, untuk memelihara kerjasama dan mengembangkan usaha di bidang komunikasi dan investasi permodalan berupa saham. bidang organisasi : a. Dengan unsur pemerintah baik melalui Dinas atau instansi terkait dalam mengembangkan koperasi dan profesi anggota. b. Dengan sesama gerakan koperasi, baik langsung maupun melalui organisasi gerakan koperasi dari tingkat wilayah. c. Dengan yayasan BAKORNAS, yang menjembatani kerjasama koperasi dengan PT PLN Persero. d. Dengan lembaga pendidikan yang melalui PKL atau Prakerin dari siswa SMU atau SMK. e. Dengan organisasi profesi HNSI, maupun Rukun Nelayan RN dalam peningkatan profesi dan perlindungan anggota nelayan.

5.5 Permodalan KUD Minasari

Modal usaha merupakan salah satu faktor penting dalam perjalanan suatu koperasi, karena suatu usaha tanpa modal tidak akan berjalan. Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian menyebutkan bahwa modal koperasi terdiri dan dihimpun dari simpanan-simpanan, pinjaman- pinjaman, penyisihan hasil usaha termasuk cadangan serta sumber lainnya. Sumber pemupukan modal KUD Minasari Pangandaran dikelompokan menjadi modal sendiri dan modal sementara.

5.5.1 Modal Sendiri

Modal sendiri KUD Minasari mencakup simpanan pokok anggota, simpanan wajib anggota, simpanan hari tua, simpanan khusus, ini merupakan modal yang disetor langsung. Besarnya simpanan pokok yaitu Rp 25.000,00 per anggota, dan simpanan wajib sebesar Rp 2.000,00 per bulan, simpanan hari tua Rp 1.000,00 per bulan, simpanan khusus sebesar Rp 1.000,00 per bulan. Simpanan hari tua merupakan simpanan anggota untuk hari tuanya atau jika sudah tidak melaut lagi, simpanan ini akan dikembalikan ke anggota pada saat angggota berumur 55 tahun. Modal yang dipungut melalui TPI Tempat Pelelangan Ikan, seperti : simpanan wajib sebesar Rp 1 dari raman, simpanan khusus ½ dari raman, simpanan hari tua ½ dari raman. Raman adalah nilai dalam rupiah, yaitu hasil perkalian antara jumlah ikan yang dijual dengan harga penjualan.

5.5.2 Modal Sementara

Modal sementara KUD Minasari Pangandaran ini diperoleh dari setoran langsung seperti : simpanan manasuka minimal Rp 2.000,00 per bulan, iuran kematian Rp 2.500,00 per bulan, dana paceklik Rp 2.000,00 per bulan, premi asuransi Rp 1.000,00 per bulan, Dana paket lebaran Rp 1.500,00 per bulan, serta ada juga modal sementara yang dipungut melalui TPI, dan unit kelistrikkan sebesar Rp 200 dari setiap konsumen ini berdasarkan Instruksi Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 5188036 tanggal 15 September 1986 Laporan Tahunan KUD Minasari Pangandaran 2004. Pada pengoperasian Niaga Barang PSPI memperoleh bantuan dana, yang disebut sebagai dana bantuan investasi yang berasal dari pihak lain yaitu sebesar Rp 10.000.000,00. Perhitungannya dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 11. Menurut manajer unit niaga barang yaitu Bapak Ade Turiman, mengatakan bahwa ada beberapa hal yang ingin KUD Minasari lakukan yaitu dalam hal pengembangan usaha niaga barang ini. Dikarenakan untuk niaga barang ini memiliki peluang yang besar sekali, karena masyarakat yang khususnya nelayan lebih mempercayai dan mencari praktis untuk memenuhi kebutuhannya untuk melaut. Mengapa mencari praktis, karena nelayan tidak usah jauh-jauh bahkan sampai keluar kota untuk mencari keperluan melautnya. Hal yang perlu dikembangkan menurut Bapak Ade Turiman yaitu dalam hal melengkapi segala sarana yang dibutuhkan, seperti kelengkapan jaring, pancing, dan lain-lain , dan juga mengembangkan dalam arti menambah luas toko niaga barang tersebut. Unit usaha niaga barang memiliki fasilitas yang lengkap demi berjalan dan terlaksananya suatu kegiatan transaksi dengan konsumen. Niaga barang memiliki lemari kayu dan lemari alumunium yang berfungsi sebagai show case atau etalase barang-barang yang akan dijual, dan juga memiliki suatu ruangan tersendiri untuk menyimpan BBM seperti bensin, solar dan minyak tanah.

5.6 Analisis Pendapatan Usaha Niaga Barang KUD Minasari