Kegiatan KUD Minasari Pangandaran Analisis Finansial

5.3.1 Daerah Kerja

Awal mula berdiri KUD Minasari, daerah kerjanya hanya meliputi sepanjang Pantai Pangandaran, pada saat itu KUD Minasari bernama Koperasi Perikanan Laut KPL. Namun setelah adanya amalgamasi penggabungan usaha pada tahun 1977, menjadi satu buah KUD dengan nama KUD Nelayan Minasari Pangandaran maka daerah kerjanya dibagi menjadi dua Kewadanan, yaitu Kewadanan Pangandaran dan Kawadanan Cijulang. Pada tahun 1989 wilayah kerja KUD Nelayan meliputi Desa Pangandaran, Pananjung, Wonoharjo, Babakan, Cikembulan dan Sukaresik. Luas daerah kerja ini sekitar 3501,504 Ha, yang sebagian besar merupakan tanah datar dengan ketinggian rata-rata 2-25 meter di atas permukaan laut. Iklim daerah ini termasuk daerah tropis dengan curah hujan 2892 mmtahun, dan memiliki suhu antara 29ºC sampai 32ºC. Jumlah penduduk keenam desa daerah kerja KUD ini adalah 30.436 orang yang terdiri dari 15.816 penduduk perempuan dan 14.620 penduduk laki- laki. Pada tahun 1996 setelah berubah nama menjadi KUD Mina ”Minasari” wilayah kerjanya tidak mengalami perluasan, hal ini tetap hingga sekarang.

5.4 Kegiatan KUD Minasari Pangandaran

KUD Minasari memiliki dua kegiatan yaitu kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial. Kegiatan ekonomi meliputi kegiatan unit usaha niaga barang, Usaha Simpan Pinjam USP, listrik, wartel, gedung Mina Graha Gedung Olah Raga, jasa angkutan, TPI Tempat Pelelangan Ikan, usaha penangkapan ikan di laut. Kegiatan sosial meliputi : pembinaan kelompok nelayan, pembinaan daerah kerja, pertolongan kecelakaan di laut, pengelolaan dana kematian, pemberian bingkisan pada anggota dan pengelolaan anak asuh. Selain dua kegiatan di atas, KUD Minasari juga menjalin kerjasama dengan lembaga dan instansi yang terkait, yaitu kerjasama dalam bidang usaha maupun dalam bidang organisasi. Bidang usaha : a. Dengan PT PLN Persero, untuk memelihara kerjasama dan mengembangkan usaha. b. Dengan PT TELKOM, untuk memelihara kerjasama dan mengembangkan usaha di bidang komunikasi dan investasi permodalan berupa saham. bidang organisasi : a. Dengan unsur pemerintah baik melalui Dinas atau instansi terkait dalam mengembangkan koperasi dan profesi anggota. b. Dengan sesama gerakan koperasi, baik langsung maupun melalui organisasi gerakan koperasi dari tingkat wilayah. c. Dengan yayasan BAKORNAS, yang menjembatani kerjasama koperasi dengan PT PLN Persero. d. Dengan lembaga pendidikan yang melalui PKL atau Prakerin dari siswa SMU atau SMK. e. Dengan organisasi profesi HNSI, maupun Rukun Nelayan RN dalam peningkatan profesi dan perlindungan anggota nelayan.

5.5 Permodalan KUD Minasari

Modal usaha merupakan salah satu faktor penting dalam perjalanan suatu koperasi, karena suatu usaha tanpa modal tidak akan berjalan. Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian menyebutkan bahwa modal koperasi terdiri dan dihimpun dari simpanan-simpanan, pinjaman- pinjaman, penyisihan hasil usaha termasuk cadangan serta sumber lainnya. Sumber pemupukan modal KUD Minasari Pangandaran dikelompokan menjadi modal sendiri dan modal sementara.

5.5.1 Modal Sendiri

Modal sendiri KUD Minasari mencakup simpanan pokok anggota, simpanan wajib anggota, simpanan hari tua, simpanan khusus, ini merupakan modal yang disetor langsung. Besarnya simpanan pokok yaitu Rp 25.000,00 per anggota, dan simpanan wajib sebesar Rp 2.000,00 per bulan, simpanan hari tua Rp 1.000,00 per bulan, simpanan khusus sebesar Rp 1.000,00 per bulan. Simpanan hari tua merupakan simpanan anggota untuk hari tuanya atau jika sudah tidak melaut lagi, simpanan ini akan dikembalikan ke anggota pada saat angggota berumur 55 tahun. Modal yang dipungut melalui TPI Tempat Pelelangan Ikan, seperti : simpanan wajib sebesar Rp 1 dari raman, simpanan khusus ½ dari raman, simpanan hari tua ½ dari raman. Raman adalah nilai dalam rupiah, yaitu hasil perkalian antara jumlah ikan yang dijual dengan harga penjualan.

5.5.2 Modal Sementara

Modal sementara KUD Minasari Pangandaran ini diperoleh dari setoran langsung seperti : simpanan manasuka minimal Rp 2.000,00 per bulan, iuran kematian Rp 2.500,00 per bulan, dana paceklik Rp 2.000,00 per bulan, premi asuransi Rp 1.000,00 per bulan, Dana paket lebaran Rp 1.500,00 per bulan, serta ada juga modal sementara yang dipungut melalui TPI, dan unit kelistrikkan sebesar Rp 200 dari setiap konsumen ini berdasarkan Instruksi Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 5188036 tanggal 15 September 1986 Laporan Tahunan KUD Minasari Pangandaran 2004. Pada pengoperasian Niaga Barang PSPI memperoleh bantuan dana, yang disebut sebagai dana bantuan investasi yang berasal dari pihak lain yaitu sebesar Rp 10.000.000,00. Perhitungannya dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 11. Menurut manajer unit niaga barang yaitu Bapak Ade Turiman, mengatakan bahwa ada beberapa hal yang ingin KUD Minasari lakukan yaitu dalam hal pengembangan usaha niaga barang ini. Dikarenakan untuk niaga barang ini memiliki peluang yang besar sekali, karena masyarakat yang khususnya nelayan lebih mempercayai dan mencari praktis untuk memenuhi kebutuhannya untuk melaut. Mengapa mencari praktis, karena nelayan tidak usah jauh-jauh bahkan sampai keluar kota untuk mencari keperluan melautnya. Hal yang perlu dikembangkan menurut Bapak Ade Turiman yaitu dalam hal melengkapi segala sarana yang dibutuhkan, seperti kelengkapan jaring, pancing, dan lain-lain , dan juga mengembangkan dalam arti menambah luas toko niaga barang tersebut. Unit usaha niaga barang memiliki fasilitas yang lengkap demi berjalan dan terlaksananya suatu kegiatan transaksi dengan konsumen. Niaga barang memiliki lemari kayu dan lemari alumunium yang berfungsi sebagai show case atau etalase barang-barang yang akan dijual, dan juga memiliki suatu ruangan tersendiri untuk menyimpan BBM seperti bensin, solar dan minyak tanah.

5.6 Analisis Pendapatan Usaha Niaga Barang KUD Minasari

5.6.1 Analisis Keuntungan

Analisis keuntungan usaha dilakukan untuk melihat seberapa besar tingkat keuntungan yang diperoleh selama satu tahun dalam Niaga Barang KUD Minasari. Keuntungan usaha merupakan hasil selisih antara penerimaan yang dalam hal ini adalah hasil penjualan produk di niaga barang dalam satu tahun, dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk berlangsungnya kegiatan niaga barang tidak termasuk investasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Analisis Keuntungan Usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari Tahun 2004 Keterangan Nilai Tahun 2004 Rp a. Penerimaan 418.401.260 b. Pengeluaran -Total Biaya Tetap -Total Biaya Variabel Total Pengeluaran 11.407.000 368.213.151 379.620.151 Keuntungan 38.781.109 Sumber : Data primer diolah dari lampiran 5, tahun 2005 Dari Tabel 2 di atas ini dapat dilihat bahwa keuntungan yang diperoleh unit usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran, selama satu tahun 2004 sebesar Rp 38.781.109,00. Nilai ini merupakan hasil selisih dari penerimaan dikurangi biaya. Nilai ini merupakan keuntungan yang diperoleh setelah pengurangan biaya penyusutan.

5.6.2 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya RC

Analisis imbangan penerimaan dan biaya RC adalah hasil bagi antara penerimaan dan biaya. Analisis ini digunakan untuk melihat apakah biaya yang dikeluarkan menghasilkan cukup penerimaan untuk memperoleh keuntungan serta untuk menilai efisiensi biaya yang telah dikeluarkan. Analisis ini dilakukan terhadap nilai penerimaan dalam satu tahun dibandingkan dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam satu tahun. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Analisis RC Usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari, Tahun 2004 No. Keterangan Nilai Tahun 2004 Rp 1. Total Biaya Tetap 11.407.000 2. Total Biaya Variabel 368.213.151 3. Total Biaya TC 379.620.151 4. Total Penerimaan TR 418.401.260 5. RC 1,10 Sumber : Data primer diolah dari lampiran 5, tahun 2005 Dari Tabel 3 dapat dilihat total penerimaan unit usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari sebesar Rp 418.401.260,00 dan total biaya yang dikeluarkan untuk berjalannya usaha tersebut sebesar Rp 379.620.151,00, sehingga menghasilkan RC sebesar 1,10 . Hal ini menunjukkan bahwa setiap satu satuan rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1.10 . Nilai RC yang lebih besar dari satu, maka menunjukkan bahwa unit usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran ini menguntungkan.

5.7 Aspek-Aspek Kelayakan Investasi Niaga Barang

Aspek-aspek kelayakan investasi yang digunakan dalam proyek pengembangan unit usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran ini meliputi aspek teknis, aspek manajemen, aspek pemasaran, dan aspek finansial. Keempat aspek tersebut adalah suatu kesatuan dalam penilaian kriteria proyek yang dievaluasi.

5.7.1 Aspek Teknis

Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek dan output berupa barang nyata ataupun jasa. Kerangka kerja harus dibuat dengan jelas agar analisis secara teknis dapat dilakukan dengan teliti. Aspek ini dapat menentukan berjalan atau tidaknya aspek-aspek yang lain.

5.7.1.1 Pembelian dan Pengadaan Barang

Unit usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran melakukan pembelian barang-barang yang akan dijual di toko berasal dari Cilacap yaitu toko Angsa Laut, dan Jakarta PT. Inti Marina. Barang yang dibeli berupa macam- macam jaring, pelampung, senar, suku cadang mesin, bahan-bahan konstruksi kapal nelayan, pancing, olie, ban, dan lain-lain. Untuk BBM Bahan Bakar Minyak seperti bensin dan solar dibeli atau niaga barang melakukan kerjasama dengan pom bensin SPBU Kidang Pananjung, yang berada di jalan raya Pangandaran yang tepatnya sebelum memasuki pintu masuk atau kawasan pariwisata Pantai Pangandaran. Harga yang diberikan pihak SPBU merupakan harga dasar dari Pertamina, sehingga Niaga Barang KUD mendapatkan harga di bawah harga yang ditetapkan pertamina untuk konsumen. Niaga Barang PSPI Minasari tidak melakukan pembelian ke Cirebon lagi, karena tempatnya terlalu jauh dari Pangandaran, sehingga imbasnya ongkos kirim mahal, dan akibatnya harga jual pun akan meningkat. Oleh karena itu Niaga Barang PSPI hanya melakukan order atau pesanan ke Cilacap. Tempatnya dekat dari Pangandaran dan apabila barang dibeli dari Cilacap nelayan semakin percaya, karena nelayan-nelayan Pangandaran telah mengetahui bahwa kualitas sarana dan prasarana yang berasal dari Cilacap bagus. Pemesanan barang ke Cilacap dilakukan lewat telepon, oleh bagian pembukuan atau oleh manajer unit. Pemesanan barang tergantung stok atau persediaan di toko. Rata-rata pemesanan ke Cilacap sekitar tiap tiga hari sekali. Pengiriman barang menggunakan alat transportasi berupa truk, dan diberlakukan ongkos kirim dari pihak pengirim pesanan tersebut. Apabila ada barang yang dibeli rusak maka dari pihak supplier diberikan jaminan barang pengganti. Begitu juga dengan Niaga Barang PSPI kepada nelayan yang membeli diberikan jaminan penggantian barang yang rusak. Pemeriksaan barang tidak bisa dilakukan untuk setiap barang dibuka, karena pada saat penerimaan barang, barang yang dipesan atau dikirim sudah dalam dalam bentuk karungan dan telah dibungkus satu persatu dengan plastik.

5.7.1.2 Penjualan

Niaga Barang PSPI menetapkan harga jual berdasarkan RABN Rencana Anggaran Belanja Niaga sebesar 6-7 dari harga pembelian. Untuk penetapan harga jual ini juga KUD Minasari melakukan kesepakatan dengan empat KUD lain, yang keberadaannya berada di sekitar daerah Pangandaran. KUD-KUD ini melakukan kesepakatan agar tidak ada ketimpangan harga jual dalam menarik konsumen, karena harga jual di empat KUD yang lain sama dengan KUD Minasari Pangandaran. Empat KUD ini adalah KUD Mandasari, KUD Purbasari, KUD Minapari, Koperasi Unit Bersama KUB Galuh. Niaga Barang PSPI melayani penjualan dari jam delapan sampai dengan jam tiga dan dilakukan setiap hari, kecuali hari libur besar. Penjualan ini akan mengalami peningkatan ketika musim panen ikan. Untuk penjualannya Niaga Barang sangat dipengaruhi oleh musim ikan yang ditangkap, sehingga dalam upaya penangkapannya juga akan berubah. Misalnya untuk penjualan jaring. Jaring yang dibeli nelayan tidak selalu sama setiap pembeliannya ke Niaga Barang, karena apabila musim ikan tenggiri nelayan akan membeli gill net, apabila musim ikan layur nelayan akan membeli jaring ciker, dan lain-lain. Rata- rata pendapatan perhari sekitar satu juta lebih, tetapi pada saat musim paceklik ikan yang biasa terjadi dari bulan Maret sampai dengan Agustus, maka pendapatan Niaga Barang pun akan mengalami penurunan. Untuk harga jual BBM seperti bensin, solar, dan minyak tanah ditambah sekitar 10 dari harga jual yang ditetapkan Pertamina untuk konsumen. Untuk oli ditetapkan berdasarkan RABN, karena harga oli tidak ditetapkan berdasarkan harga ketetapan nasional, jadi ditetapkan oleh pihak perusahaan. Niaga Barang PSPI juga menerima barang untuk dijual secara konsinyasi. Hal ini ditentukan dengan kebijaksanaan manajer unit, dan biasanya oleh pihak perusahaan yang sudah dikenal oleh manajer unit. Dari sistem konsinyasi ini diperoleh keuntungan langsung dari harga jualnya. Biasanya pihak penitip melakukan negosiasi dengan manajer unit, tentang ketetapan harga yang diberikan untuk dijualkan. Manajer unit mengambil keuntungan dari kelebihan harga yang sudah ditetapkan atau diberikan kepada manajer unit. Hasil penjualannya dimasukkan kedalam laporan penjualan Niaga Barang KUD Minasari.

5.7.1.3 Cara Pembayaran

Cara pembayaran pembeli ke Niaga Barang PSPI, ada yang secara tunai dan ada juga yang secara kredit. Untuk pembeli yang sekaligus menjadi anggota KUD Minasari Pangandaran, bisa melakukan pembayarannya secara kredit. Pembayaran kredit untuk anggota KUD, dapat melalui unit usaha KUD yaitu USP Usaha Simpan Pinjam. Pinjaman yang dilakukan minimal dari Rp 1.000.000,00 dan maksimal pinjaman sebesar Rp 20.000.000,00, apabila pinjaman kurang dari Rp 1.000.000,00, bisa langsung melakukan kredit ke Niaga Barang PSPI KUD Minasari. Pinjaman ini tergantung dari kebijaksanaan manajer unit Niaga Barang PSPI, dan ada unsur kepercayaan manajer unit kepada anggota yang melakukan pembelian secara kredit. Manajer unit lebih selektif dalam memberikan kepercayaannya kepada anggota yang mengajukan kredit, karena takut adanya kredit yang macet, yang akhirnya akan menghambat jalannya usaha KUD Minasari Pangandaran. Sebelum melakukan kredit ke USP, anggota harus mengajukan langsung kepada USP akan besarnya pinjaman yang dipinjam dan mendaftar barang apa saja yang akan dibeli di Niaga Barang. Anggota melakukan pembayaran melalui pendapatannya dari menangkap ikan, serta penjualan ikan di TPI KUD Minasari. Dari hasil penjualan ikan di TPI, maka hasil penjualannya akan dipotong oleh USP sebesar 10. Ini dilakukan secara langsung oleh pihak TPI KUD Minasari. Anggota yang melakukan pembayaran secara kredit, dapat melihat sisa pembayaran hutangnya ke Unit Simpan Pinjam USP, karena hasil pemotongan di TPI tadi langsung dilaporkan ke USP. Pembayaran ini dapat dilakukan setiap hari tergantung ikan yang dijual di TPI oleh nelayan tersebut. Semakin sering melakukan lelang di TPI, maka pembayarannyapun akan semakin cepat, hal ini terjadi pada musim panen ikan. Panen ikan terjadi sekitar pada bulan September sampai dengan Februari. Hal ini berarti tergantung juga dari cuaca atau keadaan alam di Pangandaran, karena nelayan pergi melaut tergantung dari keadaan alam. Apabila terjadi musim paceklik ikan, maka nelayan pun tetap melakukan pembayaran hutangnya kepada Niaga Barang PSPI, dengan menggantungkan hidupnya dari mata pencaharian lain seperti : penginapan, dagang, dan pariwisata Tourist Guide. Hal ini didapat dari informan di sekitar Niaga Barang PSPI dan informasi dari manajer unit Niaga Barang. Niaga Barang PSPI melakukan pembayaran kepada supplier ada yang secara tunai dan kredit. Pembayaran secara kredit dilakukan dengan sistem tempo, maksudnya melakukan pembayaran semuanya pada akhir bulan atau tutup bulan. Pembayaran ini dilakukan setiap bulan, karena agar lebih terkoreksi dalam hal pembukuannya dan dapat mengurangi beban dalam hal pembayaran hutang- hutangnya.

5.7.2 Aspek Manajemen

5.7.2.1 Organisasi

Pasal 21 Undang-Undang Pokok Perkoperasian No. 25 tahun 1992, menyatakan bahwa alat kelengkapan organisasi koperasi terdiri dari rapat anggota, pengurus, pangawas atau badan pemeriksa. Tugas dan wewenang masing-masing alat kelengkapan organisasi koperasi tersebut, dapat digambarkan melalui struktur organisasi. Struktur organisasi KUD Minasari dapat dilihat dalam Lampiran 2. Struktur organisasi koperasi adalah mekanisme untuk mencapai tujuan koperasi yang telah ditetapkan, sehingga tersusun pembagian pekerjaan dari unsur-unsur atau fungsi-fungsi yang ada menurut suatu sistem yang cocok dengan maksud dan tujuan organisasi, hubungan kerja antara fungsi-fungsi tersebut, kekuasaan, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing fungsi yang semuanya harus terlibat dan dilaksanakan secara konsekuen di dalam pelaksanaannya sehari- hari. Unit usaha Niaga Barang PSPI merupakan usaha yang dikelola oleh KUD Minasari Pangandaran. Unit usaha ini juga memiliki struktur organisasi, yang berfungsi untuk menjelaskan pembagian tugas dan wewenang untuk pedoman pelaksanaan usaha ini sehari-hari, agar usaha Niaga Barang ini berjalan secara efisien dan efektif. Struktur organisasi niaga dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Struktur Organisasi Niaga Barang KUD Minasari Unit usaha Niaga Barang PSPI mempunyai satu manajer unit yang bernama Bapak Ade Turiman, beliau ditunjuk oleh KUD Minasari semenjak tahun 2002. Keputusan pengangkatan manajer unit ditentukan dalam RAT Rapat Anggota Tahunan KUD. Manajer unit Niaga Barang PSPI pada periode tahun 2002-2004 membawahi tiga orang karyawan, yaitu Bapak Darno sebagai pramuniaga, Wawan sebagai kasir, Kery sebagai bagian pembukuan. Tugas dari pramuniaga adalah menjaga toko dan melayani konsumen baik anggota atau bukan anggota setiap harinya dalam setiap kesempatan transaksi. Tugas bagian kasir adalah melayani pembayaran nelayan atau konsumen yang melakukan pembelian ke toko. Tugas bagian pembukuan adalah melakukan pemenuhan kebutuhan administrasi, dalam hal pelaporan setiap harinya untuk pembelian dan penjualan barang kepada konsumen yang datang ke Niaga Barang PSPI, dan melaporkan kepada manajer unit akan stok barang yang ada atau sudah habis terjual.

5.7.2.2 Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan organisasi koperasi Pasal 22 UU Perkoperasian No. 25 Tahun 1992, begitu pula yang terdapat di KUD Minasari. Rapat anggota juga sebagai sarana forum demokrasi, sekaligus sebagai alat penetapan kebijaksanaan dan pengambilan Kepala Unit Ade Turiman Kasir Pramuniaga Darno Pembukuan Wawan Kery keputusan serta menetapkan program kerja dalam koperasi. Rapat anggota menetapkan : a. Anggaran dasar koperasi b. Kebijaksanaan umum koperasi c. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan pengurus dan pengawas. d. Menetapkan rencana kerja, anggaran belanja, pengesahan neraca dan kebijaksanaan pengurus dalam bidang organisasi koperasi dan usaha koperasi. Dari keterangan tersebut maka rapat anggota tahunan merupakan unsur penting dalam organisasi koperasi dan harus dilaksanakan oleh koperasi Minasari Pangandaran maupun setiap koperasi, karena rapat anggota tahunan merupakan sarana bagi anggota, untuk menilai kemampuan pengurus dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5.7.2.3 Pengurus

Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota. Undang-undang No. 25 tahun 1992, membuka kemungkinan bahwa pengurus dapat diangkat dari kalangan luar anggota koperasi dengan memenuhi syarat- syarat untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai pengurus, dengan catatan bahwa jumlahnya tidak boleh lebih dari satu per tiga jumlah pengurus. Tabel 4. Susunan pengurus KUD Minasari periode tahun 2004-2006 No Nama Jabatan 1 Judin. MD Ketua 2 Lasikun Wakil Ketua 3 Uu Uswadi Sekretaris 4 Sakio Andrianto Wakil Sekretaris 5 Syaripudin Bendahara Sumber : Selayang Pandang KUD Minasari Pangandaran 2004 Uraian tugas pengurus sesuai dengan jabatannya, sebagai berikut : 1. Ketua : Pimpinan umum Urusan kerjasama Urusan pengembangan usaha Urusan pendidikan dan pelatihan Urusan kesejahteraan 2. Wakil ketua : Mewakili ketua bila ketua berhalangan Membidangi unit Usaha Simpan Pinjam USP Urusan personalia Urusan GOR dan penginapan Urusan kredit KPI bakul 3. Sekretaris : Urusan kelistrikkan Urusan niaga barang Urusan statistik pelaporan Urusan Tempat Pelelangan Ikan TPI Urusan sarana SAR 4. Wakil sekretaris : Urusan penangkapan Urusan dokumentasi Urusan Inventaris Urusan traktor 5. Bendahara : Urusan keuangan Urusan kendaraan Urusan penolongan SAR Urusan perbengkelan motoris Pengurus melakukan segala tindakan hukum untuk dan atas nama koperasi, serta mewakili koperasi di hadapan dan di luar pengadilan sesuai dengan keputusan rapat anggota. Oleh karena itu berhasil atau gagalnya koperasi tergantung dari pengurus. Pengurus adalah pelaksana keputusan yang telah ditetapkan oleh rapat anggota dan mempunyai wewenang, baik yang bersumber dari peraturan maupun dari perundang-undangan yang berlaku. Masa jabatan pengurus KUD Minasari Pangandaran adalah lima tahun, seperti yang diterangkan dalam UU No. 25 tahun 1992.

4.7.2.4 Pengawas

Pengawas atau Badan Pemeriksa adalah sebuah alat perlengkapan organisasi koperasi yang dibentuk untuk mewakili anggota dalam pengawasan atas tata kehidupan koperasi dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus koperasi. Pengawas melakukan pemeriksaan sewaktu-waktu terhadap kondisi keuangan, persediaan, dan kekayaan koperasi serta kebenaran laporan keuangan koperasi. Masa jabatan Pengawas KUD Minasari Pangandaran adalah selama lima tahun. Badan pengawas KUD Minasari Pangandaran terdiri atas tiga orang yakni seorang ketua dan dua orang anggota. A. Tugas pengawas meliputi : 1. Mengawasi pelaksanaan tata kehidupan organisasi dan usaha serta pelaksanaan kebijaksanaan dan tindakan pengurus. 2. Memeriksa dan meneliti kebenaran buku-buku dan catatan yang berhubungan dengan kegiatan organisasi dan usaha koperasi. 3. Mengadakan pemeriksaan sewaktu-waktu mengenai : a. Bidang keuangan dengan membuat berita acara pemeriksaan kas. b. Persediaan barang-barang serta kekayaan koperasi. c. Laporan keuangan. 4. Membuat laporan pemeriksaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas kepada rapat anggota. B. Pengawas berwenang : a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan

5.7.2.5 Manajer

Manajer dalam suatu koperasi adalah orang yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus dan bertanggungjawab atas jalannya usaha koperasi sehari-hari. Tanggung jawab tersebut didasarkan pada tugas yang dibebankan serta wewenang yang dilimpahkan oleh pengurus kepadanya. Dalam tatanan organisasi koperasi, manajer merupakan penghubung antara pengambil kebijaksanaan dan pelaksana kebijaksanaan. Oleh sebab itu manajer harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Di samping itu kepemimpinan seorang manajer dapat menentukan keberhasilan koperasi. Dalam menjalankan tugasnya manajer dibantu oleh karyawan sesuai dengan kebutuhan dari unit-unit usaha yang dilaksanakan oleh KUD. Bertindak sebagai manajer pada KUD Minasari ini adalah Bapak Idang Supriadi. Peranan dari manajer adalah membuat rencana ke depan sesuai dengan ruang lingkup dan wewenangnya, mengelola sumberdaya secara efisien, memberikan perintah-perintah, bertindak sebagai pemimpin dan mampu melaksanakan kerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

5.7.2.6 Anggota

Keanggotaan KUD Minasari Pangandaran terdiri dari para nelayan, bakul, pedagang, petani tambak, serta pengusaha kecil. Kondisi jumlah keangotaan KUD Minasari pada tahun 2004 yaitu sebanyak 777 orang, terdiri dari 692 orang laki-laki dan 85 orang perempuan. Secara terperinci syarat-syarat untuk menjadi anggota KUD Minasari adalah sebagai berikut : 1. Warga Negara Indonesia dan telah dewasa serta mampu bertindak secara hukum artinya sudah mampu berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang lain. 2. Berdomisili di wilayah daerah kerja KUD Minasari Pangandaran. 3. Memenuhi kewajiban keanggotaan yang terdiri dari : a. Menyetor simpanan pokok yang besarnya Rp 25.000,00 b. Menyetor simpanan wajib sebesar Rp 2.000,00 per bulan c. Menyetor simpanan manasuka minimal Rp 2.000,00 per bulan d. Menyetor simpanan-simpanan lain yang ditetapkan berdasarkan keputusan rapat anggota. 4. Cara menjadi anggota KUD Minasari Pangandaran : a. Mengajukan permohonan untuk diterima menjadi anggota KUD Minasari ke pengurus. b. Pengangkatan anggota secara masal yang berasal dari calon anggota, tapi yang sudah memenuhi persyarat menjadi anggota dan hasil dari seleksi para komda, juru simpan dan di syahkan oleh pegurus KUD. c. Waktu pengangkatan satu tahun sekali tepatnya pada bulan November. Keanggotaan KUD Minasari statusnya dibedakan dalam tiga golongan, yaitu : a. Anggota penuh, yaitu anggota yang telah membayar simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan manasuka, dan telah memenuhi persyaratan atau ketentuan yang telah dibuat. b. Calon anggota, yaitu anggota yang baru memenuhi sebagian persyaratan yang telah ditetapkan oleh KUD Minasari. c. Anggota yang dilayani atau langganan, yaitu anggota masyarakat yang tidak mempunyai kewajiban dan hak atas KUD, namun mereka memperoleh pelayanan dan dapat memanfaatkan jasa-jasa yang diberikan oleh KUD Minasari Pangandaran. Perkembangan anggota KUD Minasari pangandaran dapat dilihat pada Tabel 5 berikut : Tabel 5. Perkembangan Jumlah Anggota KUD Minasari Berdasarkan Status Keanggotaan Status Tahun Anggota Penuh Calon Anggota Anggota Dilayani 2000 700 82 110 2001 761 56 123 2002 766 49 128 2003 784 38 135 2004 777 31 157 Sumber : Laporan Tahunan KUD Minasari Pangandaran 2004 Dari Tabel 5 di atas, dapat dilihat perkembangan jumlah anggota KUD Minasari selama lima tahun terakhir. Terlihat bahwa jumlah anggota penuh KUD Minasari setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Hal ini terjadi dikarenakan ada anggota yang keluar pada periode setiap tahunnya. Keluarnya anggota disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu meninggal dunia, pindah domisili, dan alih profesi. Untuk calon anggota, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal ini terjadi dikarenakan banyak dari para calon anggota itu menjadi anggota penuh. Untuk anggota yang dilayani setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan anggota atau masyarakat telah semakin menyadari akan keberadaan, manfaat, dan fungsi adanya KUD Minasari di Pangandaran ini. Sebagai anggota KUD Minasari Pangandaran mempunyai jaminan perlindungan keanggotan yaitu : a. Pengelolaan dana sosial kecelakaan di laut. b. Pengelolaan dana kematian dengan pola asuransi kolektif. c. Pengelolaan dana paceklik. d. Asuransi Bumi Putra.

5.7.3 Aspek Pasar

Berdasarkan informasi dari karyawan Niaga Barang, permintaan terhadap barang akan meningkat bila musim panen ikan. Musim panen ikan ini biasanya terjadi pada bulan September sampai dengan Februari. Untuk pembelian yang terjadi di Niaga Barang PSPI seperti jaring, akan berbeda setiap musim ikan yang ada di Pangandaran. Aspek ini adalah rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek. Untuk melihat kelayakan suatu usaha, maka harus dilihat potensi pasar dan pemasarannya.

5.7.3.1 Potensi Pasar

Potensi pasar yang dimiliki Kecamatan Pangandaran dalam hal unit usaha Niaga Barang untuk penyediaan sarana dan prasarana melaut dan penangkapan ikan sangat besar. Hal ini terbukti dengan adanya mayoritas mata pencaharian di Kecamatan Pangandaran yaitu sebagai nelayan, dengan persentasenya 34,3, ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan juga beragamnya komoditas ikan dan udang yang dapat ditangkap di perairan Pangandaran ini dapat dilihat lebih jelas dalam Tabel 6. Dengan adanya potensi ini, maka akan sangat menguntungkan sekali kehadiran Niaga Barang PSPI ini dalam lingkup di Kecamatan Pangandaran. Kehadiran Niaga Barang ini sangat menguntungkan dan membantu juga bagi para nelayan, selain lokasi yang dekat dan juga prosedur pembelian dan pembayaran secara kredit pun mudah. Tabel 6. Produksi Ikan di TPI-Pangandaran, Tahun 2004 No. Jenis Ikan Udang Jumlah Produksitahun kg Persentase Raman Rp 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. Lobster Jerbung Dogol Krosok Rebon Bangbangan Kakap Petektrongtong Pari Ikan kwe Bawal Tenggiri Cucut Remang Tetengkek Layur Kerapu Layaran Rajungan Cumi-cumi Lamadang Manyung Lain-lain 5.017 8.200 27.146 86.979 85.287 7.462 7.298 8.948 29.041 12.354 67.708 71.786 9.604 9.861 6.865 294.342 29.148 7.160 2.359 118 688 24.281 65.032 0,57 0,94 3,11 9,97 9,77 0,86 0.84 1,03 3,33 1,42 7,76 8,23 1,10 1,13 0,79 33,73 3,34 0,82 0,27 0,01 0,08 2,78 7,45 551.259.000 464.123.000 693.348.000 645.972.976 260.584.403 136.962.000 66.784.500 154.694.000 100.026.000 98.749.000 1.725.390 1.351.652.000 46.790.500 38.747.000 37.400.000 1.590.046.600 143.032.500 37.059.000 22.833.500 1.390.000 3.285.500 195.070.000 136.728.647 Jumlah 872.633,40 100,00 6.892.899.516

5.7.3.2 Pemasaran

Dalam hal pemasarannya Niaga Barang PSPI tidak melakukan sistem promosi atau mengenalkan kepada pihak masyarakat. Walaupun tidak ada sistem promosi dalam penjualannya, Niaga Barang sudah cukup dikenal oleh para masyarakat khususnya nelayan. Bahkan nelayan yang berasal dari luar Pangandaran juga seperti, Parigi dan Batukaras datang untuk membeli keperluannya. Harga yang ditetapkan untuk penjualan, sudah ditetapkan berdasarkan Rencana Anggaran Belanja Niaga RABN yaitu sebesar 6-7 dari harga pembelian. Ketetapan ini sudah disepakati juga oleh keempat KUD lain yang berada di daerah sekitar Pangandaran. Sistem distribusi barang yang di jual di Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran, dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Saluran Distribusi Sarana dan Prasarana Niaga Barang Minasari Berdasarkan Gambar 3 Niaga Barang PSPI KUD Minasari memasarkan atau menyalurkan barangnya ke konsumen yang bisa merupakan anggota, ataupun bukan anggota. Konsumen melakukan pembelian dengan datang langsung ke Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran. Menurut manajer unit, salah satu pengembangan usaha dari Niaga Barang adalah menyalurkan atau memasukkan barang ke toko-toko lain. Oleh karena itu digambarkan dalam skema pendistribusian barang Gambar 3.

5.7.4 Aspek Finansial

Analisis finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu usaha Niaga Barang PSPI dari segi keuangan. Usaha yang baik atau sehat adalah usaha yang dapat memenuhi kewajiban finansial ke luar dan ke dalam, serta dapat menghasilkan keuntungan yang layak bagi usaha Niaga Barang PSPI. Analisis finansial ini dilakukan dengan menggunakan tiga kriteria penilaian investasi yaitu, Net Present Value NPV, Net Benefit-Cost Ratio BC, dan Internal Rate of Return IRR. Niaga Barang KUD Minasari Pangandaran Toko-toko lain Konsumen PT Inti Marina Toko Angsa Laut

5.7.4.1 Arus Penerimaan inflow

Penerimaan yang diperoleh Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran, berasal dari nilai penjualan Bahan Alat Perikanan BAP, BBM, konstruksi kapal, ban, kelontong. Nilai penjualan ini merupakan hasil perkalian dari jumlah masing-masing produk dengan harga jual masing-masing produk. Penerimaan ini dilakukan berdasarkan operasional usaha penjualan yang dilakukan setiap hari, dengan jam operasi mulai dari jam delapan sampai dengan jam tiga sore, kecuali hari Jumat yang jam operasinya pendek yaitu dari jam delapan sampai dengan jam sebelas. Dalam hal pembayarannya tidak hanya dipenuhi secara tunai, ada juga yang melakukan pembayaran secara kredit. Pembayaran sistem kredit ini terus dijaga oleh kedua belah pihak, karena hal ini dapat menarik minat anggota untuk melakukan transaksi, yaitu dalam hal kemudahan prosedur pembelian. Oleh karena itu, untuk mempermudah perhitungan penerimaan penjualannya diakumulasikan selama satu tahun. Penerimaan yang dihasilkan oleh Niaga Barang PSPI KUD Minasari ini, berasal dari akumulasi nilai penjualan kelima jenis barang selama 1 tahun yang disesuaikan dengan tahun pembukuan. Penerimaan lain adalah berupa dana bantuan investasi dari pihak lain sebesar Rp 10.000.000,00. Penjualan yang terjadi didasarkan penjualan yang dilakukan setiap hari. Penerimaan ini berasal dari nilai sisa lahan, nilai sisa setelah umur teknis bangunan, kursi, meja, timbangan, rak kayu, rak buku, drum kaleng, drum plastik, etalase besar, etalase kecil, pompa minyak, komputer, jam dinding, tape, dan literan.

5.7.4.2 Nilai Sisa Salvage Value

Nilai sisa adalah biaya investasi yang tidak habis terpakai selama periode pelaksanaan usaha, sehingga tersisa pada akhir tahun usaha. Nilai sisa ini diperhitungkan sebagai manfaat usaha selama 10 tahun untuk usaha selanjutnya. Jika nilai sisa tidak diperhitungkan, maka akan terjadi perhitungan biaya investasi yang terlalu tinggi untuk melanjutkan usaha. Dalam usaha Niaga Barang KUD Minasari komponen biaya investasi yang tidak habis terpakai berupa : nilai sisa komputer Rp 150.000,00 setiap lima tahun sekali karena umur teknisnya lima tahun, nilai sisa rak buku Rp 14.000,00 setiap tujuh tahun sekali karena umur teknisnya tujuh tahun, jam dinding Rp 2.000,00 setiap dua tahun sekali karena umur teknisnya dua tahun, tape Rp 150.000,00 setiap lima tahun sekali karena umur teknisnya lima tahun, drum plastik Rp 90.000,00 setiap lima tahun sekali karena umur teknisnya lima tahun, etalase kecil Rp 40.000,00 setiap lima tahun sekali karena umur teknisnya lima tahun, literan Rp 5.600,00 setiap delapan tahun sekali karena umur teknisnya delapan tahun. Total nilai sisa akhir proyek ini sebesar Rp 5.744.000,00. Nilai ini didapat dari bangunan, meja, kursi, timbangan, rak kayu, drum kaleng, etalase besar, dan pompa minyak, dan lahan. Perhitungan ini dapat dilihat lebih jelas dalam Lampiran 10.

5.7.4.3 Arus Pengeluaran Outflow

Dalam suatu usaha ,untuk menghasilkan suatu output maka harus ada biaya yang dikeluarkan. Biaya tersebut dimasukkan sebagai pengeluaran. Arus pengeluaran terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Yang termasuk biaya variabel dari usaha Niaga Barang PSPI ini adalah biaya pembelian BBM, kelontong, suku cadang mesin, konstruksi kapal, ban, BAP Bahan Alat Perikanan, peralatan tulis, dan tunjangan karyawan. Untuk biaya tetapnya yaitu gaji karyawan, PBB, listrik, biaya penyusutan tanpa penambahan investasi, ember, gentong plastik, dan jerigen.

5.7.4.3.1 Biaya Investasi KUD Minasari Pangandaran

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha. Biaya investasi yang dikeluarkan oleh Niaga Barang KUD Minasari ini, diasumsikan terjadi pada tahun ke-1. Biaya investasi diasumsikan dikeluarkan pada tahun pertama yaitu tahun ke-1 tahun 2005. Pada unit usaha Niaga Barang PSPI tidak ada tahun ke-0 karena merupakan pengembangan usaha dan tidak ada waktu untuk menunggu, sehingga biaya yang dikeluarkan oleh Niaga Barang PSPI diasumsikan terjadi pada tahun ke-1 bersamaan dengan tahun usaha berjalan. Biaya investasi ini meliputi biaya pembelian lahan, bangunan, biaya peralatan toko seperti : meja, kursi, komputer, timbangan rak kayu, rak buku, jam dinding, tape, drum plastik, drum kaleng, etalase besar, etalase kecil, literan, dan pompa minyak. Biaya investasi yang dikeluarkan paling besar adalah biaya untuk pembangunan gedung atau bangunan toko untuk Niaga Barang tersebut, yaitu sebesar Rp 16.202.000,00. Rincian biaya investasi dapat dilihat pada Lampiran 8. Untuk investasi peralatan toko umur teknis paling lama yaitu untuk bangunan selama 20 tahun. Sedangkan umur teknis yang paling kecil terdapat pada jam dinding.

5.7.4.3.2 Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin untuk melaksanakan suatu usaha. Biaya operasional yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah biaya yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.

5.7.4.3.2.1. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin setiap tahunnya oleh Niaga Barang, yang besarnya tidak terkait langsung dengan jumlah produksi atau penjualan barang-barang di Niaga Barang. Walaupun penjualan mengalami suatu perubahan, biaya ini selalu tetap nilainya. Komponen biaya tetap dalam penelitian ini terdiri dari biaya untuk gaji, penyusutan tanpa penambahan investasi, listrik, PBB, ember, gentong plastik, jerigen. Komponen biaya tetap terbesar yaitu untuk gaji karyawan, sebesar Rp 10.800.000,00, dan total biaya tetap Rp 13.014.440,00. Untuk rincian biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rincian Biaya Tetap Niaga Barang Tahun 2004 No Keterangan Rp Biaya Per Tahun Rp 1 Gaji Karyawan 10.800.000,00 2 PBB 26.000,00 3 Listrik 360.000,00 4 Biaya Penyusutan 1.588.440,00 5 Ember 20.000,00 6 Gentong Plastik 45.000,00 7 Jerigen 175.000,00 Total 13.014.440,00 Sumber : Data Primer Diolah dari Lampiran 5, Tahun 2005

5.7.4.3.2.2. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya bergantung kepada jumlah output yang dihasilkan oleh perusahaan. Jadi komposisi dan volumenya dapat berubah-ubah sesuai dengan output yang dihasilkan dalam proses usaha Niaga Barang tersebut. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam biaya variabel adalah biaya belanja atau pembelian BAP, kelontong, BBM, konstruksi kapal, ban, suku cadang mesin, peralatan tulis, dan tunjangan karyawan. Secara garis besar rincian biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rincian Biaya Variabel Niaga Barang PSPI Tahun 2004 No Keterangan Biaya Per Tahun Rp 1 BAP 153.074.300,00 2 Barang konstruksi 10.730.573,00 3 Suku cadang mesin 17.884.288,00 4 Barang kelontong 35.768.575,00 5 BBM 150.228.015,00 6 Peralatan tulis 85.000,00 7 Tunjangan Karyawan 442.401,26 Total 368.213.151,26 Sumber: Data Primer Diolah dari Lampiran 5, Tahun 2004 Berdasarkan data pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa komponen yang mengeluarkan biaya variabel terbesar adalah untuk pembelian Bahan Alat Perikanan BAP, yaitu sebesar Rp 153.074.300,00. Hal ini wajar karena BAP merupakan jenis barang yang menpunyai macam dan jenis yang paling banyak dijual di Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran.

5.8 Analisis Finansial

Dalam melakukan analisis ini perlu dilakukan perhitungan cash flow, perhitungan ini dilakukan untuk mempermudah dalam menganalisis. Cash flow merupakan aliran kas dalam suatu usaha yang terdiri atas inflow dan outflow. Dalam penyusunan cash flow terdapat beberapa asumsi untuk membatasi permasalahan yang ada. Asumsi dasar dalam perkiraan cash flow ini terdiri dari : 1 Umur proyek adalah 10 tahun, yang didasarkan pada perjanjian yang telah disepakati antara pihak KUD Minasari dengan pemberi bantuan investasi investor. 2 Biaya investasi diasumsikan dikeluarkan pada tahun pertama yaitu tahun ke-1 tahun 2005, karena dalam hal ini Niaga Barang ingin mengadakan proyek pengembangan investasi dan juga pengembangan dalam hal kelengkapan sarana dan prasarana yang dijual di Niaga Barang KUD Minasari.. 3 Nilai penerimaan penjualan diasumsikan konstan selama umur proyek. 4 Suku bunga yang berlaku selama penelitian adalah 17,5 per tahun mengacu pada bunga pinjaman Bukopin Pangandaran pada tahun 2005. 5 Niaga Barang PSPI mendapat dana bantuan investasi pada tahun 2004 sebesar Rp 10.000.000,00 yang berasal dari KUD Minasari. Dalam cash flow pun diperhitungkan untuk pengembalian dana investasi tersebut per tahun. 6 Nilai sisa akhir proyek diperoleh dari bangunan, meja, kursi, timbangan, rak kayu, drum kaleng, etalase besar, dan pompa minyak, dan lahan. Tabel 9. Hasil Analisis Finansial Niaga Barang Pada KUD Minasari Tahun 2005 No. Kriteria Investasi Hasil Perhitungan 1. NPV Rp 251.705.100,00 2. Net BC 2,14 3. IRR 25,80 Sumber: Data Primer Diolah dari Lampiran 11, Tahun 2005 Analisis finansial dilakukan untuk mendapatkan nilai Net Present Value NPV, Net Benefit-Cost Ratio BC dan Internal Rate of Return IRR. Nilai- nilai ini diperoleh dengan membandingkan manfaat dan biaya. Nilai NPV diperoleh dari hasil kumulatif manfaat bersih setelah didiskonto selama umur proyek. Nilai Net BC diperoleh dari pembagian antara NPV positif dengan NPV negatif. Nilai IRR diperoleh dengan coba-coba trial and error. Secara lengkap hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 9. Dari hasil perhitungan dengan tingkat diskonto 17,5 pertahun berdasarkan bank Bukopin Pangandaran, diperoleh NPV usaha Niaga Barang PSPI sebesar Rp 251.705.100,00. Hal ini berarti bahwa investasi yang ditanam selama 10 tahun yang akan datang akan memberikan manfaat bersih sebesar Rp 251.705.100,00. Berdasarkan kriteria investasi maka usaha jasa ini layak untuk dijalankan. Nilai Net BC sebesar 2,14, nilai ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 investasi bersih yang dikeluarkan pada tahun ke-10 akan memberikan keuntungan bersih sebesar Rp 2,14. Berdasarkan kriteria investasi usaha jasa ini layak untuk dijalankan. Nilai IRR diperoleh sebesar 25,80, menunjukkan bahwa usaha jasa ini layak dan mampu mengembalikan modal dalam tingkat suku bunga 25,80 per tahun. Dari ketiga kriteria investasi pada Tabel 9, maka usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran ini masih layak dilaksanakan dengan penambahan investasi.

5.9 Analisis Sensitivitas