5.3.1 Daerah Kerja
Awal mula berdiri KUD Minasari, daerah kerjanya hanya meliputi sepanjang Pantai Pangandaran, pada saat itu KUD Minasari bernama Koperasi
Perikanan Laut KPL. Namun setelah adanya amalgamasi penggabungan usaha pada tahun 1977, menjadi satu buah KUD dengan nama KUD Nelayan Minasari
Pangandaran maka daerah kerjanya dibagi menjadi dua Kewadanan, yaitu Kewadanan Pangandaran dan Kawadanan Cijulang.
Pada tahun 1989 wilayah kerja KUD Nelayan meliputi Desa Pangandaran, Pananjung, Wonoharjo, Babakan, Cikembulan dan Sukaresik. Luas daerah kerja
ini sekitar 3501,504 Ha, yang sebagian besar merupakan tanah datar dengan ketinggian rata-rata 2-25 meter di atas permukaan laut. Iklim daerah ini termasuk
daerah tropis dengan curah hujan 2892 mmtahun, dan memiliki suhu antara 29ºC sampai 32ºC. Jumlah penduduk keenam desa daerah kerja KUD ini adalah 30.436
orang yang terdiri dari 15.816 penduduk perempuan dan 14.620 penduduk laki- laki. Pada tahun 1996 setelah berubah nama menjadi KUD Mina ”Minasari”
wilayah kerjanya tidak mengalami perluasan, hal ini tetap hingga sekarang.
5.4 Kegiatan KUD Minasari Pangandaran
KUD Minasari memiliki dua kegiatan yaitu kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial. Kegiatan ekonomi meliputi kegiatan unit usaha niaga barang,
Usaha Simpan Pinjam USP, listrik, wartel, gedung Mina Graha Gedung Olah Raga, jasa angkutan, TPI Tempat Pelelangan Ikan, usaha penangkapan ikan di
laut. Kegiatan sosial meliputi : pembinaan kelompok nelayan, pembinaan daerah kerja, pertolongan kecelakaan di laut, pengelolaan dana kematian, pemberian
bingkisan pada anggota dan pengelolaan anak asuh. Selain dua kegiatan di atas, KUD Minasari juga menjalin kerjasama
dengan lembaga dan instansi yang terkait, yaitu kerjasama dalam bidang usaha maupun dalam bidang organisasi.
Bidang usaha : a. Dengan PT PLN Persero, untuk memelihara kerjasama dan
mengembangkan usaha.
b. Dengan PT TELKOM, untuk memelihara kerjasama dan mengembangkan usaha di bidang komunikasi dan investasi
permodalan berupa saham. bidang organisasi :
a. Dengan unsur pemerintah baik melalui Dinas atau instansi terkait dalam mengembangkan koperasi dan profesi anggota.
b. Dengan sesama gerakan koperasi, baik langsung maupun melalui organisasi gerakan koperasi dari tingkat wilayah.
c. Dengan yayasan BAKORNAS, yang menjembatani kerjasama koperasi dengan PT PLN Persero.
d. Dengan lembaga pendidikan yang melalui PKL atau Prakerin dari siswa SMU atau SMK.
e. Dengan organisasi profesi HNSI, maupun Rukun Nelayan RN dalam peningkatan profesi dan perlindungan anggota nelayan.
5.5 Permodalan KUD Minasari
Modal usaha merupakan salah satu faktor penting dalam perjalanan suatu koperasi, karena suatu usaha tanpa modal tidak akan berjalan. Undang-Undang
No. 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian menyebutkan bahwa modal koperasi terdiri dan dihimpun dari simpanan-simpanan, pinjaman-
pinjaman, penyisihan hasil usaha termasuk cadangan serta sumber lainnya. Sumber pemupukan modal KUD Minasari Pangandaran dikelompokan menjadi
modal sendiri dan modal sementara.
5.5.1 Modal Sendiri
Modal sendiri KUD Minasari mencakup simpanan pokok anggota, simpanan wajib anggota, simpanan hari tua, simpanan khusus, ini merupakan
modal yang disetor langsung. Besarnya simpanan pokok yaitu Rp 25.000,00 per anggota, dan simpanan
wajib sebesar Rp 2.000,00 per bulan, simpanan hari tua Rp 1.000,00 per bulan, simpanan khusus sebesar Rp 1.000,00 per bulan. Simpanan hari tua merupakan
simpanan anggota untuk hari tuanya atau jika sudah tidak melaut lagi, simpanan ini akan dikembalikan ke anggota pada saat angggota berumur 55 tahun.
Modal yang dipungut melalui TPI Tempat Pelelangan Ikan, seperti : simpanan wajib sebesar Rp 1 dari raman, simpanan khusus ½ dari raman,
simpanan hari tua ½ dari raman. Raman adalah nilai dalam rupiah, yaitu hasil perkalian antara jumlah ikan yang dijual dengan harga penjualan.
5.5.2 Modal Sementara
Modal sementara KUD Minasari Pangandaran ini diperoleh dari setoran langsung seperti : simpanan manasuka minimal Rp 2.000,00 per bulan, iuran
kematian Rp 2.500,00 per bulan, dana paceklik Rp 2.000,00 per bulan, premi asuransi Rp 1.000,00 per bulan, Dana paket lebaran Rp 1.500,00 per bulan, serta
ada juga modal sementara yang dipungut melalui TPI, dan unit kelistrikkan sebesar Rp 200 dari setiap konsumen ini berdasarkan Instruksi Gubernur Provinsi
Jawa Barat No. 5188036 tanggal 15 September 1986 Laporan Tahunan KUD Minasari Pangandaran 2004.
Pada pengoperasian Niaga Barang PSPI memperoleh bantuan dana, yang disebut sebagai dana bantuan investasi yang berasal dari pihak lain yaitu sebesar
Rp 10.000.000,00. Perhitungannya dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 11. Menurut manajer unit niaga barang yaitu Bapak Ade Turiman,
mengatakan bahwa ada beberapa hal yang ingin KUD Minasari lakukan yaitu dalam hal pengembangan usaha niaga barang ini. Dikarenakan untuk niaga
barang ini memiliki peluang yang besar sekali, karena masyarakat yang khususnya nelayan lebih mempercayai dan mencari praktis untuk memenuhi kebutuhannya
untuk melaut. Mengapa mencari praktis, karena nelayan tidak usah jauh-jauh bahkan sampai keluar kota untuk mencari keperluan melautnya. Hal yang perlu
dikembangkan menurut Bapak Ade Turiman yaitu dalam hal melengkapi segala sarana yang dibutuhkan, seperti kelengkapan jaring, pancing, dan lain-lain , dan
juga mengembangkan dalam arti menambah luas toko niaga barang tersebut. Unit usaha niaga barang memiliki fasilitas yang lengkap demi berjalan
dan terlaksananya suatu kegiatan transaksi dengan konsumen. Niaga barang memiliki lemari kayu dan lemari alumunium yang berfungsi sebagai show case
atau etalase barang-barang yang akan dijual, dan juga memiliki suatu ruangan tersendiri untuk menyimpan BBM seperti bensin, solar dan minyak tanah.
5.6 Analisis Pendapatan Usaha Niaga Barang KUD Minasari
5.6.1 Analisis Keuntungan
Analisis keuntungan usaha dilakukan untuk melihat seberapa besar tingkat keuntungan yang diperoleh selama satu tahun dalam Niaga Barang KUD
Minasari. Keuntungan usaha merupakan hasil selisih antara penerimaan yang dalam hal ini adalah hasil penjualan produk di niaga barang dalam satu tahun,
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk berlangsungnya kegiatan niaga barang tidak termasuk investasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Analisis Keuntungan Usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari Tahun 2004
Keterangan Nilai Tahun 2004 Rp
a. Penerimaan 418.401.260
b. Pengeluaran -Total Biaya Tetap
-Total Biaya Variabel Total Pengeluaran
11.407.000 368.213.151
379.620.151 Keuntungan
38.781.109 Sumber : Data primer diolah dari lampiran 5, tahun 2005
Dari Tabel 2 di atas ini dapat dilihat bahwa keuntungan yang diperoleh unit usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran, selama satu tahun
2004 sebesar Rp 38.781.109,00. Nilai ini merupakan hasil selisih dari penerimaan dikurangi biaya. Nilai ini merupakan keuntungan yang diperoleh
setelah pengurangan biaya penyusutan.
5.6.2 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya RC
Analisis imbangan penerimaan dan biaya RC adalah hasil bagi antara penerimaan dan biaya. Analisis ini digunakan untuk melihat apakah biaya yang
dikeluarkan menghasilkan cukup penerimaan untuk memperoleh keuntungan serta untuk menilai efisiensi biaya yang telah dikeluarkan.
Analisis ini dilakukan terhadap nilai penerimaan dalam satu tahun dibandingkan dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam satu tahun. Lebih
jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Analisis RC Usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari, Tahun 2004
No. Keterangan
Nilai Tahun 2004 Rp 1.
Total Biaya Tetap 11.407.000
2. Total Biaya Variabel
368.213.151 3.
Total Biaya TC 379.620.151
4. Total Penerimaan TR
418.401.260 5. RC
1,10 Sumber : Data primer diolah dari lampiran 5, tahun 2005
Dari Tabel 3 dapat dilihat total penerimaan unit usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari sebesar Rp 418.401.260,00 dan total biaya yang
dikeluarkan untuk berjalannya usaha tersebut sebesar Rp 379.620.151,00, sehingga menghasilkan RC sebesar 1,10 . Hal ini menunjukkan bahwa setiap
satu satuan rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1.10 . Nilai RC yang lebih besar dari satu, maka menunjukkan bahwa unit
usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran ini menguntungkan.
5.7 Aspek-Aspek Kelayakan Investasi Niaga Barang
Aspek-aspek kelayakan investasi yang digunakan dalam proyek pengembangan unit usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran ini
meliputi aspek teknis, aspek manajemen, aspek pemasaran, dan aspek finansial. Keempat aspek tersebut adalah suatu kesatuan dalam penilaian kriteria proyek
yang dievaluasi.
5.7.1 Aspek Teknis
Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek dan output berupa barang nyata ataupun jasa. Kerangka kerja harus dibuat dengan jelas agar
analisis secara teknis dapat dilakukan dengan teliti. Aspek ini dapat menentukan berjalan atau tidaknya aspek-aspek yang lain.
5.7.1.1 Pembelian dan Pengadaan Barang
Unit usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran melakukan pembelian barang-barang yang akan dijual di toko berasal dari Cilacap yaitu toko
Angsa Laut, dan Jakarta PT. Inti Marina. Barang yang dibeli berupa macam- macam jaring, pelampung, senar, suku cadang mesin, bahan-bahan konstruksi
kapal nelayan, pancing, olie, ban, dan lain-lain. Untuk BBM Bahan Bakar Minyak seperti bensin dan solar dibeli atau niaga barang melakukan kerjasama
dengan pom bensin SPBU Kidang Pananjung, yang berada di jalan raya Pangandaran yang tepatnya sebelum memasuki pintu masuk atau kawasan
pariwisata Pantai Pangandaran. Harga yang diberikan pihak SPBU merupakan harga dasar dari Pertamina, sehingga Niaga Barang KUD mendapatkan harga di
bawah harga yang ditetapkan pertamina untuk konsumen. Niaga Barang PSPI Minasari tidak melakukan pembelian ke Cirebon
lagi, karena tempatnya terlalu jauh dari Pangandaran, sehingga imbasnya ongkos kirim mahal, dan akibatnya harga jual pun akan meningkat. Oleh karena itu Niaga
Barang PSPI hanya melakukan order atau pesanan ke Cilacap. Tempatnya dekat dari Pangandaran dan apabila barang dibeli dari Cilacap nelayan semakin
percaya, karena nelayan-nelayan Pangandaran telah mengetahui bahwa kualitas sarana dan prasarana yang berasal dari Cilacap bagus.
Pemesanan barang ke Cilacap dilakukan lewat telepon, oleh bagian pembukuan atau oleh manajer unit. Pemesanan barang tergantung stok atau
persediaan di toko. Rata-rata pemesanan ke Cilacap sekitar tiap tiga hari sekali. Pengiriman barang menggunakan alat transportasi berupa truk, dan diberlakukan
ongkos kirim dari pihak pengirim pesanan tersebut. Apabila ada barang yang dibeli rusak maka dari pihak supplier diberikan
jaminan barang pengganti. Begitu juga dengan Niaga Barang PSPI kepada nelayan yang membeli diberikan jaminan penggantian barang yang rusak.
Pemeriksaan barang tidak bisa dilakukan untuk setiap barang dibuka, karena pada saat penerimaan barang, barang yang dipesan atau dikirim sudah dalam dalam
bentuk karungan dan telah dibungkus satu persatu dengan plastik.
5.7.1.2 Penjualan
Niaga Barang PSPI menetapkan harga jual berdasarkan RABN Rencana Anggaran Belanja Niaga sebesar 6-7 dari harga pembelian. Untuk penetapan
harga jual ini juga KUD Minasari melakukan kesepakatan dengan empat KUD lain, yang keberadaannya berada di sekitar daerah Pangandaran. KUD-KUD ini
melakukan kesepakatan agar tidak ada ketimpangan harga jual dalam menarik konsumen, karena harga jual di empat KUD yang lain sama dengan KUD
Minasari Pangandaran. Empat KUD ini adalah KUD Mandasari, KUD Purbasari, KUD Minapari, Koperasi Unit Bersama KUB Galuh.
Niaga Barang PSPI melayani penjualan dari jam delapan sampai dengan jam tiga dan dilakukan setiap hari, kecuali hari libur besar. Penjualan ini akan
mengalami peningkatan ketika musim panen ikan. Untuk penjualannya Niaga Barang sangat dipengaruhi oleh musim ikan yang ditangkap, sehingga dalam
upaya penangkapannya juga akan berubah. Misalnya untuk penjualan jaring. Jaring yang dibeli nelayan tidak selalu sama setiap pembeliannya ke Niaga
Barang, karena apabila musim ikan tenggiri nelayan akan membeli gill net, apabila musim ikan layur nelayan akan membeli jaring ciker, dan lain-lain. Rata-
rata pendapatan perhari sekitar satu juta lebih, tetapi pada saat musim paceklik ikan yang biasa terjadi dari bulan Maret sampai dengan Agustus, maka
pendapatan Niaga Barang pun akan mengalami penurunan. Untuk harga jual BBM seperti bensin, solar, dan minyak tanah ditambah
sekitar 10 dari harga jual yang ditetapkan Pertamina untuk konsumen. Untuk oli ditetapkan berdasarkan RABN, karena harga oli tidak ditetapkan berdasarkan
harga ketetapan nasional, jadi ditetapkan oleh pihak perusahaan. Niaga Barang PSPI juga menerima barang untuk dijual secara
konsinyasi. Hal ini ditentukan dengan kebijaksanaan manajer unit, dan biasanya oleh pihak perusahaan yang sudah dikenal oleh manajer unit. Dari sistem
konsinyasi ini diperoleh keuntungan langsung dari harga jualnya. Biasanya pihak penitip melakukan negosiasi dengan manajer unit, tentang ketetapan harga yang
diberikan untuk dijualkan. Manajer unit mengambil keuntungan dari kelebihan harga yang sudah ditetapkan atau diberikan kepada manajer unit. Hasil
penjualannya dimasukkan kedalam laporan penjualan Niaga Barang KUD Minasari.
5.7.1.3 Cara Pembayaran
Cara pembayaran pembeli ke Niaga Barang PSPI, ada yang secara tunai dan ada juga yang secara kredit. Untuk pembeli yang sekaligus menjadi anggota
KUD Minasari Pangandaran, bisa melakukan pembayarannya secara kredit. Pembayaran kredit untuk anggota KUD, dapat melalui unit usaha KUD yaitu USP
Usaha Simpan Pinjam. Pinjaman yang dilakukan minimal dari Rp 1.000.000,00 dan maksimal pinjaman sebesar Rp 20.000.000,00, apabila pinjaman kurang dari
Rp 1.000.000,00, bisa langsung melakukan kredit ke Niaga Barang PSPI KUD Minasari.
Pinjaman ini tergantung dari kebijaksanaan manajer unit Niaga Barang PSPI, dan ada unsur kepercayaan manajer unit kepada anggota yang melakukan
pembelian secara kredit. Manajer unit lebih selektif dalam memberikan kepercayaannya kepada anggota yang mengajukan kredit, karena takut adanya
kredit yang macet, yang akhirnya akan menghambat jalannya usaha KUD Minasari Pangandaran.
Sebelum melakukan kredit ke USP, anggota harus mengajukan langsung kepada USP akan besarnya pinjaman yang dipinjam dan mendaftar barang apa
saja yang akan dibeli di Niaga Barang. Anggota melakukan pembayaran melalui pendapatannya dari menangkap ikan, serta penjualan ikan di TPI KUD Minasari.
Dari hasil penjualan ikan di TPI, maka hasil penjualannya akan dipotong oleh USP sebesar 10. Ini dilakukan secara langsung oleh pihak TPI KUD Minasari.
Anggota yang melakukan pembayaran secara kredit, dapat melihat sisa pembayaran hutangnya ke Unit Simpan Pinjam USP, karena hasil pemotongan
di TPI tadi langsung dilaporkan ke USP. Pembayaran ini dapat dilakukan setiap hari tergantung ikan yang dijual di
TPI oleh nelayan tersebut. Semakin sering melakukan lelang di TPI, maka pembayarannyapun akan semakin cepat, hal ini terjadi pada musim panen ikan.
Panen ikan terjadi sekitar pada bulan September sampai dengan Februari. Hal ini berarti tergantung juga dari cuaca atau keadaan alam di Pangandaran, karena
nelayan pergi melaut tergantung dari keadaan alam. Apabila terjadi musim paceklik ikan, maka nelayan pun tetap melakukan pembayaran hutangnya kepada
Niaga Barang PSPI, dengan menggantungkan hidupnya dari mata pencaharian lain seperti : penginapan, dagang, dan pariwisata Tourist Guide. Hal ini didapat
dari informan di sekitar Niaga Barang PSPI dan informasi dari manajer unit Niaga Barang.
Niaga Barang PSPI melakukan pembayaran kepada supplier ada yang secara tunai dan kredit. Pembayaran secara kredit dilakukan dengan sistem
tempo, maksudnya melakukan pembayaran semuanya pada akhir bulan atau tutup bulan. Pembayaran ini dilakukan setiap bulan, karena agar lebih terkoreksi dalam
hal pembukuannya dan dapat mengurangi beban dalam hal pembayaran hutang- hutangnya.
5.7.2 Aspek Manajemen
5.7.2.1 Organisasi
Pasal 21 Undang-Undang Pokok Perkoperasian No. 25 tahun 1992, menyatakan bahwa alat kelengkapan organisasi koperasi terdiri dari rapat anggota,
pengurus, pangawas atau badan pemeriksa. Tugas dan wewenang masing-masing alat kelengkapan organisasi koperasi tersebut, dapat digambarkan melalui struktur
organisasi. Struktur organisasi KUD Minasari dapat dilihat dalam Lampiran 2. Struktur organisasi koperasi adalah mekanisme untuk mencapai tujuan
koperasi yang telah ditetapkan, sehingga tersusun pembagian pekerjaan dari unsur-unsur atau fungsi-fungsi yang ada menurut suatu sistem yang cocok dengan
maksud dan tujuan organisasi, hubungan kerja antara fungsi-fungsi tersebut, kekuasaan, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing fungsi yang semuanya
harus terlibat dan dilaksanakan secara konsekuen di dalam pelaksanaannya sehari- hari.
Unit usaha Niaga Barang PSPI merupakan usaha yang dikelola oleh KUD Minasari Pangandaran. Unit usaha ini juga memiliki struktur organisasi,
yang berfungsi untuk menjelaskan pembagian tugas dan wewenang untuk pedoman pelaksanaan usaha ini sehari-hari, agar usaha Niaga Barang ini berjalan
secara efisien dan efektif. Struktur organisasi niaga dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Struktur Organisasi Niaga Barang KUD Minasari Unit usaha Niaga Barang PSPI mempunyai satu manajer unit yang
bernama Bapak Ade Turiman, beliau ditunjuk oleh KUD Minasari semenjak tahun 2002. Keputusan pengangkatan manajer unit ditentukan dalam RAT Rapat
Anggota Tahunan KUD. Manajer unit Niaga Barang PSPI pada periode tahun 2002-2004
membawahi tiga orang karyawan, yaitu Bapak Darno sebagai pramuniaga, Wawan sebagai kasir, Kery sebagai bagian pembukuan. Tugas dari pramuniaga
adalah menjaga toko dan melayani konsumen baik anggota atau bukan anggota setiap harinya dalam setiap kesempatan transaksi. Tugas bagian kasir adalah
melayani pembayaran nelayan atau konsumen yang melakukan pembelian ke toko. Tugas bagian pembukuan adalah melakukan pemenuhan kebutuhan
administrasi, dalam hal pelaporan setiap harinya untuk pembelian dan penjualan barang kepada konsumen yang datang ke Niaga Barang PSPI, dan melaporkan
kepada manajer unit akan stok barang yang ada atau sudah habis terjual.
5.7.2.2 Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan organisasi koperasi Pasal 22 UU Perkoperasian No. 25 Tahun 1992, begitu pula
yang terdapat di KUD Minasari. Rapat anggota juga sebagai sarana forum demokrasi, sekaligus sebagai alat penetapan kebijaksanaan dan pengambilan
Kepala Unit Ade Turiman
Kasir Pramuniaga
Darno Pembukuan
Wawan Kery
keputusan serta menetapkan program kerja dalam koperasi. Rapat anggota menetapkan :
a. Anggaran dasar koperasi b. Kebijaksanaan umum koperasi
c. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan pengurus dan pengawas.
d. Menetapkan rencana kerja, anggaran belanja, pengesahan neraca dan kebijaksanaan pengurus dalam bidang organisasi koperasi dan
usaha koperasi. Dari keterangan tersebut maka rapat anggota tahunan merupakan unsur
penting dalam organisasi koperasi dan harus dilaksanakan oleh koperasi Minasari Pangandaran maupun setiap koperasi, karena rapat anggota tahunan merupakan
sarana bagi anggota, untuk menilai kemampuan pengurus dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5.7.2.3 Pengurus
Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota. Undang-undang No. 25 tahun 1992, membuka kemungkinan bahwa pengurus
dapat diangkat dari kalangan luar anggota koperasi dengan memenuhi syarat- syarat untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai pengurus, dengan catatan bahwa
jumlahnya tidak boleh lebih dari satu per tiga jumlah pengurus. Tabel 4. Susunan pengurus KUD Minasari periode tahun 2004-2006
No Nama Jabatan
1 Judin. MD
Ketua 2 Lasikun
Wakil Ketua
3 Uu Uswadi
Sekretaris 4
Sakio Andrianto Wakil Sekretaris
5 Syaripudin Bendahara
Sumber : Selayang Pandang KUD Minasari Pangandaran 2004
Uraian tugas pengurus sesuai dengan jabatannya, sebagai berikut : 1. Ketua
: Pimpinan umum Urusan kerjasama
Urusan pengembangan usaha Urusan pendidikan dan pelatihan
Urusan kesejahteraan 2. Wakil ketua
: Mewakili ketua bila ketua berhalangan Membidangi unit Usaha Simpan Pinjam USP
Urusan personalia Urusan GOR dan penginapan
Urusan kredit KPI bakul 3. Sekretaris
: Urusan kelistrikkan Urusan niaga barang
Urusan statistik pelaporan Urusan Tempat Pelelangan Ikan TPI
Urusan sarana SAR 4. Wakil sekretaris : Urusan penangkapan
Urusan dokumentasi Urusan Inventaris
Urusan traktor 5. Bendahara
: Urusan keuangan Urusan kendaraan
Urusan penolongan SAR Urusan perbengkelan motoris
Pengurus melakukan segala tindakan hukum untuk dan atas nama koperasi, serta mewakili koperasi di hadapan dan di luar pengadilan sesuai dengan
keputusan rapat anggota. Oleh karena itu berhasil atau gagalnya koperasi tergantung dari pengurus. Pengurus adalah pelaksana keputusan yang telah
ditetapkan oleh rapat anggota dan mempunyai wewenang, baik yang bersumber dari peraturan maupun dari perundang-undangan yang berlaku. Masa jabatan
pengurus KUD Minasari Pangandaran adalah lima tahun, seperti yang diterangkan dalam UU No. 25 tahun 1992.
4.7.2.4 Pengawas
Pengawas atau Badan Pemeriksa adalah sebuah alat perlengkapan organisasi koperasi yang dibentuk untuk mewakili anggota dalam pengawasan
atas tata kehidupan koperasi dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus koperasi. Pengawas melakukan pemeriksaan sewaktu-waktu terhadap kondisi keuangan,
persediaan, dan kekayaan koperasi serta kebenaran laporan keuangan koperasi. Masa jabatan Pengawas KUD Minasari Pangandaran adalah selama lima
tahun. Badan pengawas KUD Minasari Pangandaran terdiri atas tiga orang yakni seorang ketua dan dua orang anggota.
A. Tugas pengawas meliputi : 1. Mengawasi pelaksanaan tata kehidupan organisasi dan usaha serta
pelaksanaan kebijaksanaan dan tindakan pengurus. 2. Memeriksa dan meneliti kebenaran buku-buku dan catatan yang
berhubungan dengan kegiatan organisasi dan usaha koperasi. 3. Mengadakan pemeriksaan sewaktu-waktu mengenai :
a. Bidang keuangan dengan membuat berita acara pemeriksaan kas. b. Persediaan barang-barang serta kekayaan koperasi.
c. Laporan keuangan. 4. Membuat laporan pemeriksaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas kepada rapat anggota. B. Pengawas berwenang :
a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan
5.7.2.5 Manajer
Manajer dalam suatu koperasi adalah orang yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus dan bertanggungjawab atas jalannya usaha koperasi
sehari-hari. Tanggung jawab tersebut didasarkan pada tugas yang dibebankan serta wewenang yang dilimpahkan oleh pengurus kepadanya.
Dalam tatanan organisasi koperasi, manajer merupakan penghubung antara pengambil kebijaksanaan dan pelaksana kebijaksanaan. Oleh sebab itu manajer
harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Di samping itu
kepemimpinan seorang manajer dapat menentukan keberhasilan koperasi. Dalam menjalankan tugasnya manajer dibantu oleh karyawan sesuai dengan kebutuhan
dari unit-unit usaha yang dilaksanakan oleh KUD. Bertindak sebagai manajer pada KUD Minasari ini adalah Bapak Idang Supriadi.
Peranan dari manajer adalah membuat rencana ke depan sesuai dengan ruang lingkup dan wewenangnya, mengelola sumberdaya secara efisien,
memberikan perintah-perintah, bertindak sebagai pemimpin dan mampu melaksanakan kerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
5.7.2.6 Anggota
Keanggotaan KUD Minasari Pangandaran terdiri dari para nelayan, bakul, pedagang, petani tambak, serta pengusaha kecil. Kondisi jumlah keangotaan
KUD Minasari pada tahun 2004 yaitu sebanyak 777 orang, terdiri dari 692 orang laki-laki dan 85 orang perempuan. Secara terperinci syarat-syarat untuk menjadi
anggota KUD Minasari adalah sebagai berikut : 1. Warga Negara Indonesia dan telah dewasa serta mampu bertindak secara
hukum artinya sudah mampu berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang lain.
2. Berdomisili di wilayah daerah kerja KUD Minasari Pangandaran. 3. Memenuhi kewajiban keanggotaan yang terdiri dari :
a. Menyetor simpanan pokok yang besarnya Rp 25.000,00 b. Menyetor simpanan wajib sebesar Rp 2.000,00 per bulan
c. Menyetor simpanan manasuka minimal Rp 2.000,00 per bulan d. Menyetor simpanan-simpanan lain yang ditetapkan berdasarkan
keputusan rapat anggota. 4. Cara menjadi anggota KUD Minasari Pangandaran :
a. Mengajukan permohonan untuk diterima menjadi anggota KUD Minasari ke pengurus.
b. Pengangkatan anggota secara masal yang berasal dari calon anggota, tapi yang sudah memenuhi persyarat menjadi anggota dan
hasil dari seleksi para komda, juru simpan dan di syahkan oleh pegurus KUD.
c. Waktu pengangkatan satu tahun sekali tepatnya pada bulan November.
Keanggotaan KUD Minasari statusnya dibedakan dalam tiga golongan, yaitu :
a. Anggota penuh, yaitu anggota yang telah membayar simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan manasuka, dan telah memenuhi
persyaratan atau ketentuan yang telah dibuat. b. Calon anggota, yaitu anggota yang baru memenuhi sebagian
persyaratan yang telah ditetapkan oleh KUD Minasari. c. Anggota yang dilayani atau langganan, yaitu anggota masyarakat
yang tidak mempunyai kewajiban dan hak atas KUD, namun mereka memperoleh pelayanan dan dapat memanfaatkan jasa-jasa
yang diberikan oleh KUD Minasari Pangandaran. Perkembangan anggota KUD Minasari pangandaran dapat dilihat pada
Tabel 5 berikut : Tabel 5. Perkembangan Jumlah Anggota KUD Minasari Berdasarkan Status
Keanggotaan
Status Tahun
Anggota Penuh Calon Anggota
Anggota Dilayani
2000 700 82 110
2001 761 56 123
2002 766 49 128
2003 784 38 135
2004 777 31 157
Sumber : Laporan Tahunan KUD Minasari Pangandaran 2004 Dari Tabel 5 di atas, dapat dilihat perkembangan jumlah anggota KUD
Minasari selama lima tahun terakhir. Terlihat bahwa jumlah anggota penuh KUD Minasari setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Hal ini terjadi dikarenakan ada
anggota yang keluar pada periode setiap tahunnya. Keluarnya anggota disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu meninggal dunia, pindah domisili, dan alih profesi.
Untuk calon anggota, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal ini terjadi dikarenakan banyak dari para calon anggota itu
menjadi anggota penuh. Untuk anggota yang dilayani setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan anggota atau masyarakat telah semakin
menyadari akan keberadaan, manfaat, dan fungsi adanya KUD Minasari di Pangandaran ini.
Sebagai anggota KUD Minasari Pangandaran mempunyai jaminan perlindungan keanggotan yaitu :
a. Pengelolaan dana sosial kecelakaan di laut. b. Pengelolaan dana kematian dengan pola asuransi kolektif.
c. Pengelolaan dana paceklik. d. Asuransi Bumi Putra.
5.7.3 Aspek Pasar
Berdasarkan informasi dari karyawan Niaga Barang, permintaan terhadap
barang akan meningkat bila musim panen ikan. Musim panen ikan ini biasanya terjadi pada bulan September sampai dengan Februari. Untuk pembelian yang
terjadi di Niaga Barang PSPI seperti jaring, akan berbeda setiap musim ikan yang ada di Pangandaran.
Aspek ini adalah rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan
proyek. Untuk melihat kelayakan suatu usaha, maka harus dilihat potensi pasar dan pemasarannya.
5.7.3.1 Potensi Pasar
Potensi pasar yang dimiliki Kecamatan Pangandaran dalam hal unit usaha Niaga Barang untuk penyediaan sarana dan prasarana melaut dan penangkapan
ikan sangat besar. Hal ini terbukti dengan adanya mayoritas mata pencaharian di Kecamatan Pangandaran yaitu sebagai nelayan, dengan persentasenya 34,3, ini
dapat dilihat pada Tabel 1 dan juga beragamnya komoditas ikan dan udang yang dapat ditangkap di perairan Pangandaran ini dapat dilihat lebih jelas dalam Tabel
6. Dengan adanya potensi ini, maka akan sangat menguntungkan sekali kehadiran Niaga Barang PSPI ini dalam lingkup di Kecamatan Pangandaran. Kehadiran
Niaga Barang ini sangat menguntungkan dan membantu juga bagi para nelayan, selain lokasi yang dekat dan juga prosedur pembelian dan pembayaran secara
kredit pun mudah. Tabel 6. Produksi Ikan di TPI-Pangandaran, Tahun 2004
No. Jenis Ikan
Udang Jumlah
Produksitahun kg
Persentase Raman Rp
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
13. 14.
15. 16.
17. 18.
19. 20.
21. 22.
23. Lobster
Jerbung Dogol
Krosok Rebon
Bangbangan Kakap
Petektrongtong Pari
Ikan kwe Bawal
Tenggiri Cucut
Remang Tetengkek
Layur Kerapu
Layaran Rajungan
Cumi-cumi Lamadang
Manyung Lain-lain
5.017 8.200
27.146 86.979
85.287 7.462
7.298 8.948
29.041 12.354
67.708 71.786
9.604 9.861
6.865 294.342
29.148 7.160
2.359 118
688 24.281
65.032 0,57
0,94 3,11
9,97 9,77
0,86 0.84
1,03 3,33
1,42 7,76
8,23 1,10
1,13 0,79
33,73 3,34
0,82 0,27
0,01 0,08
2,78 7,45
551.259.000 464.123.000
693.348.000 645.972.976
260.584.403 136.962.000
66.784.500 154.694.000
100.026.000 98.749.000
1.725.390 1.351.652.000
46.790.500 38.747.000
37.400.000 1.590.046.600
143.032.500 37.059.000
22.833.500 1.390.000
3.285.500 195.070.000
136.728.647 Jumlah 872.633,40
100,00 6.892.899.516
5.7.3.2 Pemasaran
Dalam hal pemasarannya Niaga Barang PSPI tidak melakukan sistem promosi atau mengenalkan kepada pihak masyarakat. Walaupun tidak ada sistem
promosi dalam penjualannya, Niaga Barang sudah cukup dikenal oleh para masyarakat khususnya nelayan. Bahkan nelayan yang berasal dari luar
Pangandaran juga seperti, Parigi dan Batukaras datang untuk membeli keperluannya. Harga yang ditetapkan untuk penjualan, sudah ditetapkan
berdasarkan Rencana Anggaran Belanja Niaga RABN yaitu sebesar 6-7 dari harga pembelian. Ketetapan ini sudah disepakati juga oleh keempat KUD lain
yang berada di daerah sekitar Pangandaran. Sistem distribusi barang yang di jual di Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran, dapat dilihat pada Gambar
3.
Gambar 3. Saluran Distribusi Sarana dan Prasarana Niaga Barang Minasari Berdasarkan Gambar 3 Niaga Barang PSPI KUD Minasari memasarkan
atau menyalurkan barangnya ke konsumen yang bisa merupakan anggota, ataupun bukan anggota. Konsumen melakukan pembelian dengan datang langsung ke
Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran. Menurut manajer unit, salah satu pengembangan usaha dari Niaga Barang
adalah menyalurkan atau memasukkan barang ke toko-toko lain. Oleh karena itu digambarkan dalam skema pendistribusian barang Gambar 3.
5.7.4 Aspek Finansial
Analisis finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu usaha Niaga Barang PSPI dari segi keuangan. Usaha yang baik atau sehat adalah
usaha yang dapat memenuhi kewajiban finansial ke luar dan ke dalam, serta dapat menghasilkan keuntungan yang layak bagi usaha Niaga Barang PSPI. Analisis
finansial ini dilakukan dengan menggunakan tiga kriteria penilaian investasi yaitu, Net Present Value
NPV, Net Benefit-Cost Ratio BC, dan Internal Rate of Return
IRR.
Niaga Barang KUD Minasari Pangandaran
Toko-toko lain
Konsumen PT Inti Marina
Toko Angsa Laut
5.7.4.1 Arus Penerimaan inflow
Penerimaan yang diperoleh Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran, berasal dari nilai penjualan Bahan Alat Perikanan BAP, BBM,
konstruksi kapal, ban, kelontong. Nilai penjualan ini merupakan hasil perkalian dari jumlah masing-masing produk dengan harga jual masing-masing produk.
Penerimaan ini dilakukan berdasarkan operasional usaha penjualan yang dilakukan setiap hari, dengan jam operasi mulai dari jam delapan sampai dengan
jam tiga sore, kecuali hari Jumat yang jam operasinya pendek yaitu dari jam delapan sampai dengan jam sebelas. Dalam hal pembayarannya tidak hanya
dipenuhi secara tunai, ada juga yang melakukan pembayaran secara kredit. Pembayaran sistem kredit ini terus dijaga oleh kedua belah pihak, karena hal ini
dapat menarik minat anggota untuk melakukan transaksi, yaitu dalam hal kemudahan prosedur pembelian. Oleh karena itu, untuk mempermudah
perhitungan penerimaan penjualannya diakumulasikan selama satu tahun. Penerimaan yang dihasilkan oleh Niaga Barang PSPI KUD Minasari ini,
berasal dari akumulasi nilai penjualan kelima jenis barang selama 1 tahun yang disesuaikan dengan tahun pembukuan. Penerimaan lain adalah berupa dana
bantuan investasi dari pihak lain sebesar Rp 10.000.000,00. Penjualan yang terjadi didasarkan penjualan yang dilakukan setiap hari. Penerimaan ini berasal
dari nilai sisa lahan, nilai sisa setelah umur teknis bangunan, kursi, meja, timbangan, rak kayu, rak buku, drum kaleng, drum plastik, etalase besar, etalase
kecil, pompa minyak, komputer, jam dinding, tape, dan literan.
5.7.4.2 Nilai Sisa Salvage Value
Nilai sisa adalah biaya investasi yang tidak habis terpakai selama periode pelaksanaan usaha, sehingga tersisa pada akhir tahun usaha. Nilai sisa ini
diperhitungkan sebagai manfaat usaha selama 10 tahun untuk usaha selanjutnya. Jika nilai sisa tidak diperhitungkan, maka akan terjadi perhitungan biaya investasi
yang terlalu tinggi untuk melanjutkan usaha. Dalam usaha Niaga Barang KUD Minasari komponen biaya investasi yang
tidak habis terpakai berupa : nilai sisa komputer Rp 150.000,00 setiap lima tahun sekali karena umur teknisnya lima tahun, nilai sisa rak buku Rp 14.000,00 setiap
tujuh tahun sekali karena umur teknisnya tujuh tahun, jam dinding Rp 2.000,00 setiap dua tahun sekali karena umur teknisnya dua tahun, tape Rp 150.000,00
setiap lima tahun sekali karena umur teknisnya lima tahun, drum plastik Rp 90.000,00 setiap lima tahun sekali karena umur teknisnya lima tahun, etalase kecil
Rp 40.000,00 setiap lima tahun sekali karena umur teknisnya lima tahun, literan Rp 5.600,00 setiap delapan tahun sekali karena umur teknisnya delapan tahun.
Total nilai sisa akhir proyek ini sebesar Rp 5.744.000,00. Nilai ini didapat dari bangunan, meja, kursi, timbangan, rak kayu, drum kaleng, etalase besar, dan
pompa minyak, dan lahan. Perhitungan ini dapat dilihat lebih jelas dalam Lampiran 10.
5.7.4.3 Arus Pengeluaran Outflow
Dalam suatu usaha ,untuk menghasilkan suatu output maka harus ada biaya yang dikeluarkan. Biaya tersebut dimasukkan sebagai pengeluaran. Arus
pengeluaran terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Yang termasuk biaya variabel dari
usaha Niaga Barang PSPI ini adalah biaya pembelian BBM, kelontong, suku cadang mesin, konstruksi kapal, ban, BAP Bahan Alat Perikanan, peralatan tulis,
dan tunjangan karyawan. Untuk biaya tetapnya yaitu gaji karyawan, PBB, listrik, biaya penyusutan tanpa penambahan investasi, ember, gentong plastik, dan
jerigen.
5.7.4.3.1 Biaya Investasi KUD Minasari Pangandaran
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha. Biaya investasi yang dikeluarkan oleh Niaga Barang KUD Minasari ini,
diasumsikan terjadi pada tahun ke-1. Biaya investasi diasumsikan dikeluarkan pada tahun pertama yaitu tahun ke-1 tahun 2005. Pada unit usaha Niaga Barang
PSPI tidak ada tahun ke-0 karena merupakan pengembangan usaha dan tidak ada waktu untuk menunggu, sehingga biaya yang dikeluarkan oleh Niaga Barang
PSPI diasumsikan terjadi pada tahun ke-1 bersamaan dengan tahun usaha berjalan.
Biaya investasi ini meliputi biaya pembelian lahan, bangunan, biaya peralatan toko seperti : meja, kursi, komputer, timbangan rak kayu, rak buku, jam
dinding, tape, drum plastik, drum kaleng, etalase besar, etalase kecil, literan, dan pompa minyak. Biaya investasi yang dikeluarkan paling besar adalah biaya untuk
pembangunan gedung atau bangunan toko untuk Niaga Barang tersebut, yaitu sebesar Rp 16.202.000,00. Rincian biaya investasi dapat dilihat pada Lampiran 8.
Untuk investasi peralatan toko umur teknis paling lama yaitu untuk bangunan selama 20 tahun. Sedangkan umur teknis yang paling kecil terdapat
pada jam dinding.
5.7.4.3.2 Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin untuk melaksanakan suatu usaha. Biaya operasional yang akan dianalisis pada
penelitian ini adalah biaya yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
5.7.4.3.2.1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin setiap tahunnya oleh Niaga Barang, yang besarnya tidak terkait langsung dengan jumlah produksi
atau penjualan barang-barang di Niaga Barang. Walaupun penjualan mengalami suatu perubahan, biaya ini selalu tetap nilainya. Komponen biaya tetap dalam
penelitian ini terdiri dari biaya untuk gaji, penyusutan tanpa penambahan investasi, listrik, PBB, ember, gentong plastik, jerigen. Komponen biaya tetap
terbesar yaitu untuk gaji karyawan, sebesar Rp 10.800.000,00, dan total biaya tetap Rp 13.014.440,00. Untuk rincian biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rincian Biaya Tetap Niaga Barang Tahun 2004
No Keterangan Rp
Biaya Per Tahun Rp
1 Gaji Karyawan
10.800.000,00 2 PBB
26.000,00 3 Listrik
360.000,00 4 Biaya
Penyusutan 1.588.440,00
5 Ember 20.000,00
6 Gentong Plastik
45.000,00 7 Jerigen
175.000,00 Total
13.014.440,00 Sumber : Data Primer Diolah dari Lampiran 5, Tahun 2005
5.7.4.3.2.2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya bergantung kepada jumlah output yang dihasilkan oleh perusahaan. Jadi komposisi dan volumenya dapat
berubah-ubah sesuai dengan output yang dihasilkan dalam proses usaha Niaga Barang tersebut. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam biaya variabel adalah
biaya belanja atau pembelian BAP, kelontong, BBM, konstruksi kapal, ban, suku cadang mesin, peralatan tulis, dan tunjangan karyawan. Secara garis besar rincian
biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rincian Biaya Variabel Niaga Barang PSPI Tahun 2004
No Keterangan
Biaya Per Tahun Rp 1 BAP
153.074.300,00 2 Barang
konstruksi 10.730.573,00
3 Suku cadang
mesin 17.884.288,00
4 Barang kelontong
35.768.575,00 5 BBM
150.228.015,00 6 Peralatan
tulis 85.000,00
7 Tunjangan Karyawan
442.401,26 Total
368.213.151,26 Sumber: Data Primer Diolah dari Lampiran 5, Tahun 2004
Berdasarkan data pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa komponen yang mengeluarkan biaya variabel terbesar adalah untuk pembelian Bahan Alat
Perikanan BAP, yaitu sebesar Rp 153.074.300,00. Hal ini wajar karena BAP merupakan jenis barang yang menpunyai macam dan jenis yang paling banyak
dijual di Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran.
5.8 Analisis Finansial
Dalam melakukan analisis ini perlu dilakukan perhitungan cash flow, perhitungan ini dilakukan untuk mempermudah dalam menganalisis. Cash flow
merupakan aliran kas dalam suatu usaha yang terdiri atas inflow dan outflow. Dalam penyusunan cash flow terdapat beberapa asumsi untuk membatasi
permasalahan yang ada. Asumsi dasar dalam perkiraan cash flow ini terdiri dari : 1
Umur proyek adalah 10 tahun, yang didasarkan pada perjanjian yang telah disepakati antara pihak KUD Minasari dengan pemberi bantuan investasi
investor. 2
Biaya investasi diasumsikan dikeluarkan pada tahun pertama yaitu tahun ke-1 tahun 2005, karena dalam hal ini Niaga Barang ingin mengadakan
proyek pengembangan investasi dan juga pengembangan dalam hal kelengkapan sarana dan prasarana yang dijual di Niaga Barang KUD
Minasari.. 3
Nilai penerimaan penjualan diasumsikan konstan selama umur proyek. 4
Suku bunga yang berlaku selama penelitian adalah 17,5 per tahun mengacu pada bunga pinjaman Bukopin Pangandaran pada tahun 2005.
5 Niaga Barang PSPI mendapat dana bantuan investasi pada tahun 2004
sebesar Rp 10.000.000,00 yang berasal dari KUD Minasari. Dalam cash flow
pun diperhitungkan untuk pengembalian dana investasi tersebut per tahun.
6 Nilai sisa akhir proyek diperoleh dari bangunan, meja, kursi, timbangan,
rak kayu, drum kaleng, etalase besar, dan pompa minyak, dan lahan.
Tabel 9. Hasil Analisis Finansial Niaga Barang Pada KUD Minasari Tahun 2005 No.
Kriteria Investasi Hasil Perhitungan
1. NPV Rp
251.705.100,00 2. Net
BC 2,14
3. IRR 25,80
Sumber: Data Primer Diolah dari Lampiran 11, Tahun 2005 Analisis finansial dilakukan untuk mendapatkan nilai Net Present Value
NPV, Net Benefit-Cost Ratio BC dan Internal Rate of Return IRR. Nilai- nilai ini diperoleh dengan membandingkan manfaat dan biaya. Nilai NPV
diperoleh dari hasil kumulatif manfaat bersih setelah didiskonto selama umur proyek. Nilai Net BC diperoleh dari pembagian antara NPV positif dengan NPV
negatif. Nilai IRR diperoleh dengan coba-coba trial and error. Secara lengkap hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 9.
Dari hasil perhitungan dengan tingkat diskonto 17,5 pertahun berdasarkan bank Bukopin Pangandaran, diperoleh NPV usaha Niaga Barang
PSPI sebesar Rp 251.705.100,00. Hal ini berarti bahwa investasi yang ditanam selama 10 tahun yang akan datang akan memberikan manfaat bersih sebesar Rp
251.705.100,00. Berdasarkan kriteria investasi maka usaha jasa ini layak untuk dijalankan. Nilai Net BC sebesar 2,14, nilai ini menunjukkan bahwa setiap Rp
1,00 investasi bersih yang dikeluarkan pada tahun ke-10 akan memberikan keuntungan bersih sebesar Rp 2,14. Berdasarkan kriteria investasi usaha jasa ini
layak untuk dijalankan. Nilai IRR diperoleh sebesar 25,80, menunjukkan bahwa usaha jasa ini layak dan mampu mengembalikan modal dalam tingkat suku
bunga 25,80 per tahun. Dari ketiga kriteria investasi pada Tabel 9, maka usaha Niaga Barang PSPI KUD Minasari Pangandaran ini masih layak dilaksanakan
dengan penambahan investasi.
5.9 Analisis Sensitivitas