Metode Evaluasi Kebijakan Iklim Investasi

4. Mentransformasikan data. 5. Mendapatkan tambahan data baru.

3.3. Metode Evaluasi Kebijakan Iklim Investasi

Keterpurukan perekonomian Indonesia sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 berdampak sampai sekarang terhadap kurangnya minat investor asing menanam modal di Indonesia. Selain dari keterpurukan ekonomi, situasi politik yang tidak pasti juga semakin menambah permasalahan mekanisme iklim investasi di Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar maka pertumbuhan ekonomi menjadi satu-satunya mekanisme yang berkelanjutan untuk meningkatkan taraf kehidupan suatu bangsa. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan melalui investasi dan produktivitas yang lebih tinggi. Kebijakan-kebijakan dan perilaku pemerintah memainkan suatu peranan kunci dalam membentuk iklim investasi, seperti yang dimuat dalam lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 mengenai paket kebijakan perbaikan iklim investasi pada tanggal 27 februari 2006 Lampiran 4. Pemerintah memiliki pengaruh yang lebih menentukan terhadap keamanan, terhadap hak-hak atas properti, penafsiran peraturan usaha dan perpajakan, penyediaan infrastruktur, berfungsinya pasar keuangan dan tenaga kerja, serta hal-hal mengenai tata kelola pemerintahan yang lebih luas seperti korupsi. Memperbaiki kebijakan dan perilaku pemerintah akan menciptakan suasana iklim investasi yang akan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana relevansi Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 mengenai paket kebijakan perbaikan iklim investasi terhadap kegiatan investasi di Indonesia. Evalusi dilakukan dengan menganalisis relevansi paket kebijakan dengan melihat keadaan iklim investasi di Indonesia berdasarkan survei Bank Dunia Laporan Pembangunan Dunia, 2005. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui faktor-faktor yang menghambat iklim investasi di Indonesia. Selanjutnya akan dapat dinilai tingkat relevansi paket kebijakan sehingga pelaksanaannya dapat diterapkan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Iklim Investasi di Indonesia

Pada awal 1990-an, Indonesia digolongkan menjadi salah satu tujuan utama para investor untuk menanamkan modalnya, diikuti negara Malaysia dan Thailand sebagai negara berkembang yang segera menjadi negara industri baru. Namun pada awal 2000-an, Cina dan Vietnam lebih menarik minat pemodal asing dibandingkan dengan negara Indonesia. 500 50500 100500 150500 200500 250500 300500 350500 400500 1973 1975 1977 19 79 198 1 198 3 198 5 198 7 1989 1991 1993 19 95 19 97 19 99 200 1 Tahun J u m la h M ilia r R p PDB PMDN PMA Sumber: BPS Statistik Indonesia 2002. Gambar 4.1. Perkembangan PMA dan PMDN di Indonesia 1973-2002 Berdasarkan Gambar 4.1. di atas, perkembangan penanaman modal asing atau PMA di Indonesia setiap tahunnya masih jauh kontribusinya terhadap PDB jika dibandingkan dengan kontribusi penanaman modal dalam negeri. Peningkatan penanaman modal dalam negara tidak selalu diikuti oleh peningkatan penanaman modal asing. Peningkatan modal dalam negeri sangat penting manfaatnya bagi penerimaan PDB, tetapi alangkah lebih baik jika penanaman modal asing juga