menjadi salah satu bentuk ikatan pemersatu dan membangun kekuatan secara mandiri.
2.2.4 Alur Pengembangan KSM
Bagan 2.1 Alur Pengembangan KSM
1. Pembekalan Tim Fasilitator
Agar proses pengembangan KSM dapat difasilitasi dengan baik, maka KMW dan Koordinator Kota berkewajiban untuk melakukan pembekalan melalui coaching,
maupun pelatihan kepada seluruh Fasilitator mengenai Konsep pengembangan KSM. 2.
Coaching Kepada BKM UPRelawan Sebelum pelaksanaan pengembangan KSM, sebaiknya Tim Fasilitator
melakukan coaching kepada BKMLKMUPRelawan mengenai pengembangan
KSM serta langkah-langkah teknisnya, sehingga mereka mampu memfasilitasi sendiri pengembangan KSM di wilayahnya.
3. Sosialisasi Konsep KSM dan Pertemuan Warga untuk FGD mengenai
Dinamika Kelompok 3.1
Sosialisasi Konsep KSM. Dalam melakukan pengembangan KSM secara terus menerus selalu dilakukan sosialisasi mengenai konsep KSM oleh BKMLKM,
sehingga masyarakat desakelurahan mengetahuinya. Hal-hal yang perlu disosialisasikan
adalah strategi
PNPM Mandiri
Pariwisata dalam
penanggulangan kemiskinan maupun tujuan-tujuan yang ingin dicapai, sehingga
diperlukannya KSM
bagi masyarakat
beserta kaidah
pembentukannya. Kegiatan sosialisasi dapat dilakukan melalui lembaga- lembaga yang ada atau pertemuan-pertemuan warga yang ada dimasyarakat.
3.2 Pertemuan Warga untuk FGD mengenai Dinamika Kelompok. Melalui basis
forum-forum pertemuan warga atau mengumpulkan sejumlah warga dengan melibatkan warga miskin, BKMLKM dibantu oleh Relawan, melakukan
penjajagan mengenai dinamika kelompok dengan cara Diskusi Kelompok Terarah FGD. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan masyarakat paham
maksud dan tujuan pembelajaran pengembangan KSM dan mampu menyusun rencana kegiatan yang menjadi kebutuhan KSM, serta dapat memahami peran
strategis KSM sebagai institusi yang bisa memperjuangkan kepentingan warga miskin.
4. Pengembangan KSM
4.1 Mengembangkan Kelompok Masyarakat yang sudah ada. KSM tidak harus
selalu dibentuk baru, namun dapat mengembangkan kelompok-kelompok yang sudah ada dan mengakar di masyarakat seperti kelompok tani, kelompok
perempuan, kelompok pembangunan, dan lain sebagainya. Dimana kelompok-kelompok tersebut tujuan dan kegiatanya berorientasi kepada
penanggulangan kemiskinan, sehingga harus dipastikan warga miskin terdaftar dan terlibat dalam kegiatan kelompok dan merupakan penerima
manfaat primer sebagai kelompok sasaran. Manfaat yang dirasakan dapat berupa peningkatan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan kualitas
hidup seperti kualitas pendidikan, kesehatan, peningkatan ekonomi, permukinan dan lainnya.
4.2 Review Kelompok. Dalam kegiatan review kelompok tersebut dilakukan
beberapa hal mengenai: a.
Review kondisi kelompok dan organisasi secara keseluruhan dilakukan review mengenai asal usul pembentukan kelompok, tujuan kelompok
dibangun, bagaimana kondisi kelompok saat ini, anggota kelompok, apakah ada warga miskin selalu terlibat dalam kegiatan kelompok dan menjadi
anggota KSM, apakah kegiatan kelompok berorientasi kepada warga miskin. b.
Review aturan main kelompok aturan main kelompok menjadi hal yang terpenting untuk dilakukan review, apakah terdapat akses warga miskin dan
perempuan terhadap kelompok tersebut, serta bagaimana manfaatnya keberadaan kelompok tersebut bagi warga miskin dan perempuan.
4.3 Membentuk KSM Baru
a. Pembentukan KSM. Apabila di suatu wilayah tidak terdapat kelompok-
kelompok masyarakat yang sudah ada dan berkembang, maka KSM dapat dibentuk baru. Warga masyarakat atau calon-calon anggota KSM mengadakan
serangkaian pertemuan untuk membentuk KSM. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh BKM atau relawan. Pembentukan KSM hendaknya dilakukan
dengan proses yang sesuai dengan konsep PNPM Mandiri Pariwisata. Substansi mendasar dalam pembentukan KSM adalah adanya kesamaan
kepentingan danatau kebutuhan dari anggota KSM yang akan berkelompok. Kriteria anggota KSM, aturan-aturan dasar KSM, serta jenis kegiatan KSM
secara mandiri dapat dirumuskan melalui permusyawaratan anggota-anggota KSM sehingga menjadi bagian tidak terpisah dari kesepakatan membentuk
KSM. Selanjutnya, KSM yang telah terbentuk didokumentasikan pada formulir pembentukan KSM. Setelah terbentuk KSM kemudian dilakukan
verifikasi yang dilakukan oleh BKM dibantu oleh UP-UP BKM untuk melihat apakah KSM tersebut layak atau tidak. Jika benar-benar layak, maka BKM
memberikan justifikasi kelayakan proses pembentukan KSM tersebut dan memasukkannya dalam buku register KSM terbentuk.
b. Agar KSM dapat berjalan dengan baik, maka seteleh pembentukan KSM,
kegiatan dilanjutan dengan merumuskan aturan main KSM. Rumusan ini