Alur Pengembangan KSM Kelompok Swadaya Masyarakat
perempuan terhadap kelompok tersebut, serta bagaimana manfaatnya keberadaan kelompok tersebut bagi warga miskin dan perempuan.
4.3 Membentuk KSM Baru
a. Pembentukan KSM. Apabila di suatu wilayah tidak terdapat kelompok-
kelompok masyarakat yang sudah ada dan berkembang, maka KSM dapat dibentuk baru. Warga masyarakat atau calon-calon anggota KSM mengadakan
serangkaian pertemuan untuk membentuk KSM. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh BKM atau relawan. Pembentukan KSM hendaknya dilakukan
dengan proses yang sesuai dengan konsep PNPM Mandiri Pariwisata. Substansi mendasar dalam pembentukan KSM adalah adanya kesamaan
kepentingan danatau kebutuhan dari anggota KSM yang akan berkelompok. Kriteria anggota KSM, aturan-aturan dasar KSM, serta jenis kegiatan KSM
secara mandiri dapat dirumuskan melalui permusyawaratan anggota-anggota KSM sehingga menjadi bagian tidak terpisah dari kesepakatan membentuk
KSM. Selanjutnya, KSM yang telah terbentuk didokumentasikan pada formulir pembentukan KSM. Setelah terbentuk KSM kemudian dilakukan
verifikasi yang dilakukan oleh BKM dibantu oleh UP-UP BKM untuk melihat apakah KSM tersebut layak atau tidak. Jika benar-benar layak, maka BKM
memberikan justifikasi kelayakan proses pembentukan KSM tersebut dan memasukkannya dalam buku register KSM terbentuk.
b. Agar KSM dapat berjalan dengan baik, maka seteleh pembentukan KSM,
kegiatan dilanjutan dengan merumuskan aturan main KSM. Rumusan ini
harus dirumuskan dan disepekati bersama oleh seluruh anggota KSM karena akan menjadi acuan bersama dalam pelaksanaan kegiatan KSM. Menyusun
rencana kegiatan KSM dan Usulan Kegiatan KSM 5.
Menyusun Rencana Kegiatan KSM. Kegiatan KSM merupakan salah satu komponen yang dapat mencerminkan apakah KSM tersebut berorientasi
terhadap penanggulangan kemiskinan atau tidak, sehingga setiap KSM baik KSM yang dibentuk baru, maupun KSM dengan mengembangkan kelompok
yang sudah ada, harus menyusun rencana kegiatan. Dalam PNPM Mandiri Perkotaan, syarat KSM dapat mengakses kegiatan adalah:
- kegiatan yang dilakukan terdapat dalam Renta dan PJM Pronangkis
DesaKelurahan lokasi KSM berada. -
Penerima manfaat adalah warga miskin. -
Dalam program penanggulangan kemiskinan, posisi KSM adalah independen. Artinya, KSM bukan bawahan BKM atau Unit Pengelola
UP. Hubungan KSM dengan BKM dan UP merupakan hubungan kemitraan. KSM harus mengembangkan kegiatan mandiri atau
mengembangkan akses sumber daya sendiri. -
KSM harus mampu berperan memonitoring dan mengevaluasi monev kinerja BKM dan UP-BKM. KSM berhak melakukan monev terhadap
BKM karena sesungguhnya alas keberadaan mandat BKM bersumber dari warga miskin.
6. Menyusun Usulan Kegiatan KSM. Bila KSM tersebut dinilai layak,
dilanjutkan dengan proses penyusunan usulan kegiatan KSM sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan oleh BKM. BKM melalui UP-UP BKM
dapat memfasilitasi tata cara penyusunan usulan kegiatan KSM, selanjutnya melakukan verifikasi atas kelayakan usulan kegiatan KSM yang telah disusun
oleh KSM. Adapun sumber pembiayaan kegiatan KSM, dapat bersumber dari dana BLM PNPM Mandiri Pariwisata, swadaya masyarakat serta dari
lembaga lain yang bermitra dengan BKMLKM. 7.
Penilaian kelayakan usulan kegiatan KSM oleh UP-UP BKM sesuai kaidah umum. Seluruh proposal kegiatan yang masuk ke BKM, UP-UP berkewajiban
melakukan verifikasi kelayakan usulan kegiatan. UP BKM mengadakan rapat untuk memutuskan hasil verifikasi kelayakan usulan kegiatan KSM,
mengumumkan usulan kegiatan KSM yang dijustifikasi layak kepada warga menyampaikan rekap datanya ke BKM. Bagi usulan kegiatan KSM yang
dinyatakan tidak layak dikembalikan ke KSM bersangkutan untuk dilakukan penyempurnaan kembali.
Apabila kegiatan yang diajukan oleh KSM layak untuk didanai, maka KSM sebelum melaksanakan kegiatan berkewajiban menandatangani surat perjanjian antara
KSM dengan BKM.