IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM)UNTUK MENUMBUHKAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DI DESA MENOMARTANI, SLEMAN YOGYAKARTA.

(1)

IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) UNTUK MENUMBUHKAN KESWADAYAAN MASYARAKAT

DI DESA MINOMARTANI, SLEMAN YOGYKARTA SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Dian Paramitha NIM 10102244020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

I00 z 10986I 8ZS0Z96I 'drN Is'tr^tr'Ug rpJIzD

h

rnN?r(I

t00 z z0 L86t zI608s6 I'dIN rs'ru'r$u4des ./rt's?ro

JI Eurqrurqurad gI 0z rCIquB^oN

tI

?lJ?>pfao^

I Burqurqured

'u?T[nlp {n}m Emqrurqnred qelo mftgesrp rptel Frl OZOWZEOIOI WIN {uqlyuurug UBIO qelo rmsnsrp Euu{

,.4rur1u,{Eo1'uuuels tuul.rBuoueru useg

Jg

1rrye"ruIsu141 uuu.(uperasxry uB{qnqtuntretr{l

{nttrn

(f,tSX) 1ur1e.rur{sutrg


(3)

!!!

020tpzz0lar eqlluruJsd

'uuuler{rue6 9t0z

upad cyes umrsrpnd w.rlu] uptryrp r a*'a---

Is{uBW

}ppll

sTIf

'11$3 rlslupe ueqese8ued rrcruBlsrl urBl?p ?reual sue,('1[n8ued uesop ueEuq upusl

:u\zqqe1s18ue,{ qe1urll €,tB{ uestpued

uyl

rm{r8ueru uufluap uedqrE nslu uenc€ te8eqes IIuncsI utel Euero umlilqrol Ip ne1e sllru1p Bued pdepuad nule efte1 pdepral 1epr1 e,(es uunqele8ued Eue[ued4 'lrlpuas u,(es edre>1 Jeuoq-rsuoq 1u1 IsdlD{S eirrrl{Eq uop1e,{ueur e,(Bs

tul

ue8uog


(4)

AI

':ioo

I

zoLglr

uo6oo96I 'pd'IA['oluu

rr?{rprprcd nurll

?toz

"/,.

ilozt\lr,

,rn

ill

,-,

ttiz

'i/ 1',

luEEuug

W

Eurdurepue6 r[n8ue6

r[n8ue6 sr]ElaDIaS

lfn8ua4 enlo)

IS 'ru

'U

rleJlzefg mN '?rC pd'I71i'rsure,{5

nuql'rc

IS 'W'qrsEurue.,(pr1tr

IS 'nI'prepdeg '1y1S 'erCI

uu8uea

BpUBI

uut?quf

:

IfIISNf,d

NYATtrO

ErusN

'sn1n1 ueleledurp

uW

gl0(

rCIqoDIO 19 leEEuq eped rln8ued u?v\eg uudep rp uu{uer{zuodrp qe1e1

ry! aZ\vhZZoIoI

lrqq

'eqlnuerud u?lC r{olo rmsnsrp

Bued

..vJuV)V

CoA .NYWS"IS .INVJUV'{ONIIT{

VSAC

IC

IYXVUVASVI{

NYVAVOV/(SIDT

NY)HNE]^[I-INM^I

]{NJ,NN

(ruSX)

J\TXVWASYI^I

YAVCY,I&S XOdIAIO'Ig-X IA;trrUCOXd

ISvJNiII^[eTd]\U,,

ppnlreq

Euu,(

FdIDIS


(5)

MOTTO

“Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah. ” (lessing)


(6)

PERSEMBAHAN

Atas karunia Allah SWT,

Skripsi ini ku persembahkan kepada : 1. Almamaterku (Universitas Negeri

Yogyakarta)

2. Bapak dan Ibu tercinta tiada pernah hentinya memberikan doa, semangat serta pengorbananmu yang sungguh tak tergantikan.


(7)

IMPLEMENTASI PROGRAM KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM)UNTUK MENUMBUHKAN KESWADAYAAN MASYARAKAT

DI DESA MENOMARTANI, SLEMAN YOGYAKARTA

Oleh Dian Paramitha NIM 10102244020

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) untuk mendeskripsikan apa saja program-program KSM di Desa Minomartani(2) untuk mendeskripsikan implementasi program KSM dalam di Desa Minomartani, Sleman.(3) mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat implementasi program Kelompok Swadaya Masyarakat di Desa Minomartani, Sleman.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif subyek pengurus KSM, serta anggota KSM, masyarakat. Teknik pemilihan subjek mengggunakan

purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi,

wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah reduksi data,displaydata dan penarikan kesimpulan. Trianggulasi yang digunakan untuk menjelaskan keabsahan data dengan sumber data dan metode.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) program-program yang ada di KSM terdiri : unit pengelola keuangan yaitu kegiatan di bidang ekonomi dengan melakukan program pinjaman bergulir, unit pengelola lingkungan yaitu kegiatan di bidang pembangunan lingkungan dan unit pengelola sosial yaitu kegiatan di bidang sosial.(2) Implementasi program meliputi 6 langkah yaitu analisis kebutuhan, analisis situasi sosial,menentukan program yang layak dijadikan basis keswadayaan masyarakat, menentukan alternatif program yang diprioritaskan, melakukan aksi pemberdayaan masyarakat sesuai dengan program prioritaskan, melakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan program dan faktor-faktor penyebabnya.(3) faktor pendukung pelaksanaan program yaitu antusias masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai manfaat KSM, Faktor penghambat pelaksanaan program dari dalam internal yaitu pengurus BKM yang menaungi unit-unit pengelolaan, kurangnya sosialisasi kebermanfaatan KSM kepada masyarakat.

Kata kunci: Implementasi, Kelompok Swadaya Masyarakat, Keswadayaan Masyarakat.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana kependidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik atas kerjasama, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta selaku Pimpinan Universitas.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta selaku pimpinan fakultas.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, yang telah memberikan banyak kemudahan dalam penulis menuntut ilmu.

4. Ibu Serafin Wisni Septiarti, M.Si dan Ibu Nur Djazifah.ER, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan mengarahkan, memberi masukan dan membimbing skripsi hingga selesai.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan.

6. Kelompok Swadaya Masyarakat(KSM) di desa minomartani atas ijin dan bantuan untuk penelitian.


(9)

xl

OZOWZZOLOI

NIN

€qlrruuJed usrc

atr

IU

srlnued 9 I 0Z reqlua^oN r0'6uu?1u,Go1

'ulruv 'e.(uurntun ecuqrued ured t8eq uup qBIo{eS Jen'I ue>llplpued Bruulruol uuryprpusd depuqrel rlnpeC Suef luqrd-{Bqld r8eq lue;uuuusq ludep 14 rsdr.nts uges '1169 qBIIV Irup ue{lreqrp e,(urpeq Iuruu uep lrusuiq{Io>l uSouag

'ntes.red n1es ue{trnqes plleued ledep {epq Euu,( 'tw rsdlnls ueressle,(ued urelep Eun4npueu uep nlueqIueur qelal 8ue.(

leqtd

enueg '11

'e,(ursentlour uep'Bop'uuutupnusred'uuieqzqesred sele g1g7 uu1o13uu untlel

lNO

dIC ttulo{es renT uu{Iplpued Irusrunf ?lt\sls€qery '0I

'rselrloru uep leEueures uuos eop uu8urupp uu>lueqruetu uselluuues qe1a13uud u3-ren1s4 uep oluulsrry Sueuulq '6

'e{ule8ueures

uup Bop'ue8unlnp ss]e tllsu{ strrueJ 'esp1 '11n6'uruy'oro7y1'turn1 'e1r4

uqyrl

'8 'n>pln1un uduue8unlnp eluEes uup 8ue,(es qlsu{


(10)

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGATAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 11

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian... 12

F. Manfaat Penelitian... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 A. KAJIAN PUSTAKA ... 13

1. Kajian tentang Implementasi Kegiatan KSM... 13

a. Pengertian Implementasi ... 13

b. Pengertian Implementasi Program ... 13

c. Pengertian KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)... 15

2. Kajian tentang Keswadayaan Masyarakat ... 19


(11)

b. Pendekatan Keswadayaan Masyarakat ... 20

3. Kajian tentang Pemberdayaan Masyarakat ... 21

a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ... 21

b. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ... 23

c. Tahap-Tahap Pemberdayaan Masyarakat ... 24

4. Kajian Partisipasi Masyarakat ... 24

a. Pengertian Partisipasi Masyarakat ... 24

b. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat... 26

c. Bentuk Partisipasi Masyarakat... 26

5. Penyelenggaraan Program ... 27

a. Tahapan Penyelenggaraan Program... 27

b. Tahap Pelaksanaan Program ... 30

B. PENELITIAN RELEVAN ... 32

C. KERANGKA BERPIKIR ... 34

D. PERTANYAAN PENELITIAN... 36

BAB III. METODE PENELITIAN 37 A. Pendekatan Penelitian ... 37

B. Setting, Lama dan Waktu Penelitian... 38

C. Subyek Penelitian... 40

D. Sumber dan Metode Pengumpulan Data... 40

E. Instrumen Penelitian ... 44

F. Teknik Analisis Data... 46

G. Keabsahan Data ... 48

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50 A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 50

1. Sejarah umum KSM ... 50

2. Gambaran Umum BKM ... 53

a. Visi dan Misi ... 54

b. Tujuan BKM ... 55


(12)

B. Hasil penelitian...59

1. Program-Program yang ada di Kelompok Swadaya Masyarakat di Desa Minomartani ...50

2. Implementasi Program KSM dalam Menumbuhkan Keswadayaan Masyarakat di Desa Minomartani ...73

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kegiatan KSM Dalam menumbuhkan Keswadayaan Masyarakat ... . 82

C. Pembahasan... 85

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 97 A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ...100

DAFTAR PUSTAKA...101


(13)

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Metode Pengumpulan Data... .. 43

Tabel 2. Kisi –Kisi Pedoman Observasi ... .. 43

Tabel 3. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ... .. 45

Tabel 4. Kisi-Kisi Pedoman Dokumentasi... .. 46

Tabel 5. Data mata Pencaharian Penduduk ... .. 54

Tabel 6. KSM dalam Unit Pengelola Lingkungan... .. 60

Tabel 7. KSM dalam Unit Pengelola Keuangan... .. 67


(14)

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Kerangka Berpikir... 35 Gambar 2. Kedudukan KSM dalam BKM... 52 Gambar 3. Struktur Organisasi BKM Minomartani ... 58


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

hal

1. Lampiran 1. Pedoman Dokumentasi ...103

2. Lampiran 2. Observasi ...102

3. Lampiran 3. Pedoman Wawancara ...105

4. Lampiran 4. Catatan Lapangan ... 108

5. Lampiran 5.Display, Reduksi, dan Kesimpulan Hasil Wawancara... 117

6. Lampiran 6.Hasil Dokumentasi Foto... 125


(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan nasional sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah penduduknya yang besar, telah memiliki modal sumber daya manusia yang secara kuantitatif cukup besar. Jumlah penduduk di Yogyakarta sendiri pada tahun 2013 mencapai 3.594.854 jiwa sedangkan penduduk laki-laki mencapai 1.775.872 jiwa dan jumlah penduduk perempuan mencapai 1.818.982 jiwa. Oleh karena itu kiranya perlu diusahakan agar penduduk yang demikian besar dapat digerakkan dan dibina menjadi sumber daya yang produktif, berbudi luhur, cakap dan terampil, percaya pada kemampuan diri sendiri untuk bekerja dan memandang hari esok dengan penuh optimis. (BPS,(2013) data jumlah

penduduk di Yogyakarta http://yogyakarta.bps.go.id/brs.html?start=2

diakses 4 maret 2013 13:00).

Pada umumnya masyarakat mendambakan kondisi ideal yang merupakan tantanan kehidupan yang diinginkannya. Kondisi tersebut menggambarkan sebuah kehidupan yang di situ kebutuhan-kebutuhan dapat terpenuhi, suatu kondisi yang tidak lagi diwarnai kekhawatiran hari esok, kehidupan yang memberi iklim kondusif guna aktualisasi diri dan untuk terwujudnya proses relasi sosial yang berkeadilan. Oleh sebab itu, apabila kehidupan saat sekarang belum memenuhi kondisi ideal tersebut,


(17)

selalu ada dorongan untuk melakukan usaha guna mewujudkannya. Demikian juga apabila terdapat realitas yang dianggap menghambat tercapainya kondisi ideal tersebut, akan mendorong usaha untuk mengubah dan memperbaikinya. Pada proses perubahan yang terencana, sudah jelas bahwa masalah sosial yang timbul tersebut bukan merupakan hal yang ikut direncanakan. Oleh sebab itulah maka lebih tepat disebut sebagai efek sampingan dari proses pembangunan masyarakat. Mengingat bahwa gejala sosial merupakan fenomena yang saling keterkaitan, maka tidak mengherankan bahwa perubahan yang terjadi pada salah satu atau beberapa aspek, dikehendaki atau tidak dikehendaki, dapat menghasilkan terjadinya perubahan pada aspek yang lain. Terjadinya dampak yang tidak dikehendaki itulah yang kemudian dikategorikan kedalam masalah sosial.

Masalah sosial adalah kondisi yang tidak diharapkan oleh karena bertentangan dengan kondisi ideal yang diinginkan, atau paling tidak dapat menjadi hambatan bagi pencapaian kondisi ideal tersebut. Dengan demikian, realitas yang dianggap sebagai masalah sosial selalu mendorong atau memberi inspirasi bagi munculnya usaha untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Pada umumnya kondisi ideal yang didambakan disebut sebagai kondisi yang sejahtera, sedangkan kondisi yang merupakan masalah sosial adalah realitasnya sebaliknya karena bertentangan dengan kondisi ideal. Masalah sosial adalah sebuah realitas sosial, tetapi merupakan realita yang tidak diharapkan, sedangkan kondisi masyarakat sejahtera adalah kondisi yang diharapkan tetapi bersifat ideal karena pada


(18)

dasarnya tidak pernah ditemui kehidupan masyarakat yang sejahtera secara penuh. Oleh sebab itu, yang merupakan realitas sosial adalah proses perubahan yang menggambarkan usaha atau perjuangan untuk mewujudkan kondisi ideal tersebut.(Soetomo,2011:1)

Untuk mewujudkan kondisi ideal itu masyarakat perlu mendayagunakan sumber-sumber yang dimilki. Salah satu sumber daya yg di miliki oleh masyarakat adalah masyarakat itu sendiri yg dihimpun dan digerakan sehingga keswadayaan masyarakat tercapai. Kesawadayaan masyarakat yaitu kemampuan untuk merumuskan melaksanakan kegiatan dengan penuh tanggungjawab, tanpa menunggu atau mengharapkan dukungan dari pihak luar. (Mardikanto,2013:108) Keswadayaan bisa diwujudkan dengan menyumbangkan tenaga, dana, pikiran maupun material pada saat pelaksanaan, adapun dasar keswadayaan adalah keleraan masyarakat , sehingga harus dipastikan bebas tekanan ataupun keterpaksaan.

Keswadayaan masyarakat juga dapat tumbuh berkembang jika dalam masyarakat itu tumbuh pula modal sosial dan kerapatan sosial antarwarga salah satu komponen modal sosial yang paling penting dan dibutuhkan dalam menumbuhkan keswadayaan adalah kebersamaan yang diawali dari pulihnya nilai dan prinsip saling ketergantungan saling membutuhkan dan saling melengkapi antar satu dengan yang lainnya. Guna mewujudkan kemandirian dalam pengelolaan pembangunan, keswadayaan bisa dipahami sebagai upaya yang didasarkan atas


(19)

kepercayaan dan kemampuan sendiri dan berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki. Dalam konsep keswadayaan masyarakat kurang tepat disebut pertentangan dari pemberdayaan masyarakat, karena keduanya menempatkan masyarakat sebagai basisnya. Berdasarkan pemikiran tersebut, barangkali lebih tepat disebut sebagai penegasan kembali penempatan masyarakat khusunya masyarakat pada tingkat komunitas sebagai basis proses pembangunan. Perbedaannya, dalam konsep pemberdaayan, inisiasi dapat berasal dari luar, sementara dalam konsep keswadayaan masyarakat, basisnya adalah dinamika internal yang sudah eksis. Hal ini berarti konsep keswadayaan masyarakat landasan awal dari proses pembangunan berasal dari masyarakat sendiri. Oleh sebab itu, apabila konsep keswadayaan tidak ingin ditempatkan sebagai anititesis pemberdayaan masyarakat, maka posisinya lebih tepat disebut sebagai bagian dari upaya perbaikan dan penyempurnaan prespektif yang berbasis masyarakat atau berbasis komunitas yang sudah dikembangkan sebelumnya. (Soetomo, 2011:20)

Konsep pemberdayaan yang selama ini dilaksanakan dan mencoba mencarikan istilah keswadayaan sebagai suatu penekanan mencapai kemandirian masyarakat secara kolektif yang berkelanjutan, dalam proses meningkatkan kemandirian tersebut, masyarakat sebagai pihak internal menjadi aktor utama dan pihak eksternal berfungsi untuk mendorong berkembangnya kapasitas internal dengan memberikan sepenuhnya kewenangan dan pengambilan keputusan kepada pihak internal tersebut.


(20)

Hal inilah yang sesungguhnya menjadi suatu refleksi dari praktik pemberdayaan yang selama ini banyak dilakukan. Pendekatan pemberdayaan yang kurang tepat justru mengakibatkan ketergantungan masyarakat bukan pada upaya terciptanya kemandirian. (Mardikanto,2013:75)

Peran masyarakat juga merupakan bagian penting dari pemberdayaan dan penumbuhan kesadaran, semakin lengkap peranannya maka semakin ideal kepemilikan dan proses masyarakat. Seluruh proses perubahan yang diharapkan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Ruang lingkup kesatuan masyarakat meliputi satuan mikro yakni komunitas lokal dan satuan yang lebih luas. Kemandirian merupakan perwujudan dari kompetensi ekonomi setiap masyarakat. Penekanan kemandirian diartikan bahwa setiap masyarakat mempunyai kapasitas untuk melakukan perubahan guna meningkatkan kondisi kehidupannya. Hal ini secara tidak langsung juga dapat mempertahankan identitas komunitas tersebut, yang dapat mencegah terjadinya disintegrasi terhadap perubahan tatanan baru yang menjadi asing bagi masyarakat dan berakibat stagnansi perubahan. (Soetomo,2012:97)

Pemberdayaan masyarakat dimaknai dengan pemberian kekuatan dari pihak yang berdaya kepada pihak yang kurang berdaya. Bentuk program pemberdayaan yang nyata dalam masyarakat melalui kelompok swadaya masyarakat. KSM merupakan kelompok masyarakat yang paling baik, karena kelompok memang lahir dari kebutuhan dan kesadaran


(21)

masyarakat sendiri, dikelola dan dikembangkan dengan menggunakan terutama sumber daya yang ada di masyarakat tersebut. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya Visi , kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama. KSM juga tidak harus di bentuk baru, namun dapat mengembangkan kelompok-kelompok yang sudah ada mengakar di masyarakat seperti kelompok tani, kelompok perempuan, kelompok pembangunan, dan lain sebagainya. Dimana kelompok-kelompok tersebut tujuan dan kegiatanya berorientasi kepada penanggulangan kemiskinan.

Lebih lanjut dalam program pemerintah guna mengentaskan kemiskinan, ditetapkan suatu kebijakan Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan-pelaksanaan proram-program terdahulu yang dinilai kurang berhasil. P2KP adalah suatu program penanggulangan kemiskinan yang beraspek pada proses pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan P2KP sebagai program penanggulangan kemiskinan di perkotaan mempunyai sasaran perorangan ataupun keluarga miskin yang berada dalam satu wilayah administrasi pemerintah di tingkat kota, dan wilayah administrasi pemerintah tersebut dinamakan kelurahan. Dalam pelaksanaan P2KP di tingkat kelurahan dibentuk suatu badan sebagai kepanjangan tangan pemerintah, yang bertugas memfasilitasi partisipasi masyarakat sehingga dalam program ini


(22)

diharapkan masyarakat miskin bisa berpartisipasi aktif dengan membentuk kelompok-kelompok swadaya masyarakat. Badan yang dibentuk ini adalah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat, warga serta perwakilan kelompok swadaya masyarakat.

Salah satu Kelurahan yang menjadi sasaran pelaksanaan program P2KP ini adalah kelurahan Minomartani, dimana kelurahan Minomartani termasuk wilayah yang padat penduduknya dengan heterogensi profesi, pekerjaan, tingkat pendidikan maupun tingkat sosial. Secara umum baik BKM di kelurahan Minomartani mempunyai 2 tujuan yang terbagi atas waktu, yaitu Jangka panjang sebagai wadah bagi proses pengambilan keputusan tertinggi di tingkat masyarakat yang memiliki tugas dan misi menangani berbagai persoalan kehidupan masyarakat terutama yang berkaitan dengan upaya penanggulangan kemiskinan secara berkelanjutan. Jangka pendek sebagai badan yang bertanggungjawab untuk membahas, menyusun prioritas pendanaan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan kelompok swadaya masyarakat (KSM) dalam perguliran dananya. Berdasarkan data jumlah kelompok Swadaya Masyarakat di Indonesia sendiri ada 243.838 KSM. (Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan 2009: 3). Sedangkan di kabupaten Sleman terdapat 22.000 KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat ) dengan 124.000 anggota

(kedaulatan rakyatSelasa 17 Desember 2013).

Di kelurahan Minomartani, Nganglik, Sleman Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang memiliki KSM sebagai lembaga


(23)

alternatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di desa Minomartani. Melalui KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) Minomartani warga masyarakat di desa Minomartani mengikuti berbagai program yang diselenggarakan KSM. Program yang ada di KSM Minomartani adalah dari UPL (Unit Pengelola Lingkungan), UPS (Unit Pengelola Sosial), dan UPK ( unit pengelolaan sosial)

Permasalahan-permasalahan lain yang timbul dalam KSM yaitu terkait dengan pemilihan kelompok sasaran yang kurang tepat seharusnya pemilihan kelompok penerima sasaran manfaat program dilakukan oleh pihak-pihak yang benar-benar mengetahui situasi dan kondisi lingkungan serta masyarakat miskin dalam suatu wilayah, sehingga pelaksanaan program dapat sesuai dengan sasaran dan hasil yang diharapkan. Menyangkut orientasi program-program yang bersifat jangka pendek kegiatan pengaspalan jalan, kegiatan seperti ini memang sangat diperlukan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, akan tetapi durasi waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan seperti ini sangatlah singkat dan sekali habis. Artinya bahwa kemungkinan kelanjutan pelaksanaan kegiatan seperti ini masih simpang siur dan tidak ada respon dari masyarakat untuk berinisiatif memberdayakan dirinya sendiri. Pelaksanaan kegiatan ini cenderung mengabaikan kelompok-kelompok dalam masyarakat yang sebenarnya lebih tahu situasi dan kondisi lingkungan yang ada, dan kelompok-kelompok masyarakat tersebut tidak tergabung dalam satuan administrasi desa dan kelurahan.


(24)

Kelemahan yang perlu diperhatikan lebih rinci dikarenakan paling penting bila dibandingkan dengan kelemahan-kelemahan yang lain, yaitu program-program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan masih kurang dan bahkan tidak sama sekali melibatkan partisipasi aktif masyarakat sebagai kelompok sasaran.

Kelompok swadaya masyarakat perlu meningkatkan pemahamannya dalam menyelenggarakan tugas-tugasnya masih diperlukan sosialiasi agar masyarakat paham dengan kegiatan KSM dan ikut mendukung atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh KSM, sedangkan potensi yang dimiliki masyarakat sangat besar tetapi masyarakat belum mampu memanfaatkannya. Potensi masyarakat untuk mengembangkan kelompok swadaya masyarakat ternyata telah meningkat akibat kemajuan sosial ekonomi masyarakat hal ini ditunjukkan dengan keberhasilan kegiatan melalui pelatihan teknik reparasi handphone masyarakat sudah bisa membuka usaha sendiri. Pembentukan kelompok kadangkala mendapat hambatan karena tidak semuanya masyarakat berminat untuk mengembangkan kelompok yang telah ada. Walaupun, di wilayah pedesaan banyak bermunculan kelompok-kelompok masyarakat yang telah terbentuk, namun kurang berjalan secara ideal sehingga tujuan dan sasaran tidak tercapai. Ironisnya, kegagalan kelompok-kelompok berproses disebabkan tujuan yang tidak jelas, tanpa arah dan mengedepankan kepentingan individu semata. Melihat kondisi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang implementasi program


(25)

kelompok swadaya masyarakat dalam menumbuhkan keswadayaan masyarakat di Kelurahan Minomartani , Sleman.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas, maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Sumber daya manusia yang sangat banyak di Indonesia belum dikelola dengan baik guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.. 2. Pemilihan kelompok sasaran penerima program yang kurang tepat

sehingga hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.

3. Belum sadarnya masyarakat akan perannya terhadap pembangunan guna kesejahteraan masyarakat dan dirinya.

4. Pembentukan kelompok swadaya masyarakat kadangkala mendapat hambatan karena tidak semuanya masyarakat berminat untuk membentuk atau mengembangkan kelompok yang telah ada

5. Walaupun, di wilayah pedesaan banyak bermunculan kelompok-kelompok masyarakat yang telah terbentuk, namun kurang berjalan secara ideal sehingga tujuan dan sasaran tidak tercapai. Ironisnya, kegagalan kelompok-kelompok berproses disebabkan tujuan yang tidak jelas, tanpa arah dan mengedepankan kepentingan individu semata.

C. Pembatasan Masalah

Mempertimbangkan keterbatasan yang ada pada peneliti, maka perlu diadakanya pembatasan masalah agar pembahasan lebih terfokus dan jelas.


(26)

Berdasarkan latarbelakang masalah dan identifiksi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini, yaitu tentang Implementasi Program Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk menumbuhkan Keswadayaan Masyarakat di Desa Minomartani, Nganglik, Sleman, Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apa saja program-program yang ada di Kelompok Swadaya

Masyarakat untuk menumbuhkan keswadayaan masyarakat di Desa Minomartani, Sleman?

2. Bagaimana implementasi program Kelompok Swadaya Masyarakat dalam menumbuhkan Keswadayaan Masyarakat di Desa

Minomartani,Sleman?

3. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat implementasi kegiatan Kelompok Swadaya Masyarakat dalam menumbuhkan kesawadayaan masyarakat di Desa Minomartani, Sleman.

E. Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mendeskripsikan apa saja program-program KSM di Desa Minomartani


(27)

2. Untuk mendeskripsikan implementasi program di Desa Minomartani , Sleman.

3. Untuk mendiskripsikan faktor pendukung dan penghambat implementasi program Kelompok Swadaya Masyarakat di Desa Minomartani, Sleman.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi atau manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, peneliti akan mendapatkan pengalaman dan pemahaman terkait dengan pelaksanaan program keswadayaan masyarakat dalam menumbuhkan keswadayaan Masyarakat.

2. Bagi Masyarakat, hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan dan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan kualitas program.

3. Bagi pemerintah, sebagai kajian dalam menentukan kebijakan yang berkenaan dengan kualitas pendidikan nonformal.


(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Kajian tentang Implementasi Program KSM a. Pengertian Implementasi

Menurut Nurdin Usman (Usman, 2002:70-71) dalam bukunya yang berjudul konteks simplementasi berbasis kurikulum mengungkapkan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan. “Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu system. Implementasi bukan sekedar aktivitas , tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.”

Pengertian implementasi yang dikemukakan di atas dapat dikatakan implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sudah jelas sedangkan implementasi adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

(Elkawaqi,(2012) Pengertian Implementasi. http://elkawaqi.blogspot.com/

Diakses pada tanggal 18 oktober 2013 11:58). b. Pengertian Implementasi Program

Implementasi yang dikemukakan di atas dapat dikatakan bahwa implementasi adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang


(29)

terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu imlementasi tidak berdiri sendiri tetapi di pengaruhi oleh objek berikutnya. Sedangkan kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus.

Program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Unsur kedua yang harus di penuhi dalam proses implementasi program yaitu adanya kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program, sehingga masyarakat dilibatkan dan membawa hasil dari program yang dijalankan dan adanya perubahan dan peningkatan dalam kehidupannya. Tanpa memberikan manfaat kepada masyarakat maka dikatakan program tersebut telah gagal dilaksnakan. Berhasil atau tidaknya suatu program di implementasikan tergantung dari unsur pelaksanaannya (eksekutif ). Unsur pelaksanaan ini merupakan unsur ketiga. Pelaksanaan penting artinya karena pelaksanaan baik itu organisasi maupun perorangan bertanggung jawab dalam pengelolaan maupun pengawasan dalam proses implementasi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi program adalah tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh individu-individu atau pejabat-pejabat terhadap suatu objek atau sasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui adanya organisasi, interpretasi dan penerapan. (Wibawa, 1994 : 4).


(30)

c. Pengertian Kelompok Swadaya Masyarakat

Sesuai dengan namanya dan prinsip pemberdayaan , kelompok masyara kat yang paling baik adalah kelompok yang memang lahir dari kebutuhan dan kesadaran masyarakat sendiri, dikelola dan dikembangkan dengan menggunakan terutama sumber daya yang ada di masyarakat tersebut. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya Visi, kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama.

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dapat didefinisikan sebagai kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama. Keberadaan sekumpulan warga tersebut bertujuan untuk mengatasi berbagai permasalahan kemiskinan yang menyangkut sarana dan prasarana dasar, pengembangan sumberdaya manusia serta pengembangan ekonomi. Dari sisi lain, KSM dapat juga menjadi salah satu wadah pertukaran informasi, tukar pengalaman, peningkatan wawasan, pembahasan masalah kemasyarakatan baik yang berhubungan dengan kesejahteraan maupun berkaitan dengan pengambilan keputusan/ kebijakan publik. (Tim persiapan PNPM petunjuk teknis pengembangan kelompok swadaya masyarakat,2009:2)


(31)

Dalam menjalankan kegiatanya KSM di bagi menjadi 3 Unit Pengelola yaitu ;

1. Unit Pengelola Lingkungan

Kegiatan yang dilakukan oleh UPL ini adalah investasi infrastruktur yang dapat memberikan manfaat baik secara kolektif maupun individu dalam masyarakat. Investasi infrastruktur yang dilakukan adalah membangun fasilitas publik yang mampu mendorong kersejahteraan masyarakat seperti pembangunan jalan, sarana kegiatan masyarakat seperti balai warga, tempat pendidikan anak, dan tempat ibadah. Kegiatan yang dilakukan oleh UPL ini merupakan kegiatan skala besar yaitu kegiatan yang sudah ditemukan pada saat Pemetaan Swadaya.( Pedoman Teknis Kegiatan Tridaya,2012:4)

2. Unit Pengelola Sosial

Kegiatan yang dilakukan oleh UPS adalah kegiatan yang berorientasi pada penciptaan lapangan kerja bagi warga miskin. Selain kegiatan yang berhubungan dengan penyediaan lapangan kerja UPS dapat melaksanakan kegiatan sosial berkelanjutan sesuai dengan kesepakatan warga dan kebijakan yang telah dibuat. Adapun tugas Unit Pengelola Sosial dalam penanggulangan kemiskinan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSM/Pantia. b. Mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh


(32)

c. Menjalin kemitraan (channeling) dengan pihak-pihak lain yang mendukung program sosial UPS.

Ada rambu-rambu sosial yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan seperti keberlanjutan kegiatan, dan sebaiknya kegiatan tersebut diprioritaskan untuk kegiatan yang dapat memberi dampak ekonomi bagi masyarakat.Ketentuan kegiatan UPS sebagaimana yang disebutkan dalam (Pedoman Teknis Kegiatan Tridaya,2012:5) adalah :

1) Penerima manfaat adalah rumah tangga miskin berpendapatan rendah yang berada pada wilayah BKM tersebut.

2) Jenis kegiatan pengembangan kapasitas bertujuan untukmeningkatkan pengetahuan warga miskin, kegiatan sosial bidang pemenuhan kebutuhan dasar bertujuan untuk penjaminan kebutuhan dasar seperti sandang papan dan pangan, kegiatan sosial bidang pendidikan bertujuan memberikan kemudahan akses informasi, kegiatan sosial bidang kesehatan bertujuan memudahkan akses layanan kesehatan. 3) Tahapan kegiatan meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan

evaluasi

3. Unit Pengelola Keuangan

Kegiatan yang dilakukan oleh UPK adalah kegiatan ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan warga miskin. Dalam hal ini warga miskin dianggap kurang memiliki akses untuk mendapatkan pinjaman, oleh karena itu kegiatan yang dilakukan oleh UPK untuk mningkatkan taraf ekonomi warga miskin adalah pemberian pinjaman bergulir yang khusunya digunakan untuk mengembangkan usaha kecil. (Pedoman Teknis Kegiatan Tridaya,2012:6)


(33)

Tujuan Kelompok Swadaya Masyarakat(KSM)

Tujuan Pembangunan KSM Terwujudnya kelompok-kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang berdaya dan mampu memecahkan persoalan mereka secara mandiri.

a) Untuk mencapai tujuan tersebut dapat dicapai dengan tujuan antara sebagai berikut : Tumbuhnya kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memperkuat kembali ikatan-ikatan pemersatu sebagai media membangun solidaritas sosial melalui pembelajaran bertumpu pada kelompok.

b) Masyarakat memahami tujuan KSM, nilai dan prinsip dasar yang diusung KSM, peran dan fungsi KSM, kriteria anggota KSM, dan aturan main KSM.

c) Kelompok masyarakat yang bersepakat terlibat dalam program penanggulangan kemiskinan menyusun tujuan, struktur, aturan main serta kegiatan KSM-nya.

d) Membangun dan menerapkan nilai-nilai kemasyarakatan dan kemanusiaan dalam kegiatan KSM sebagai dasar dalam pengembangan modal sosial

e) Berfungsinya aturan main tanggung renteng, keswadayaan modal, dll (Tim persiapan PNPM petunjuk teknis pengembangan kelompok swadaya masyarakat,2009:3)

Peran dan Fungsi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

Peran dan fungsi KSM Secara konseptual, dalam berkelompok masyarakat bisa mengambil banyak manfaat darinya. Oleh karena itu, keberadaan KSM diharapkan bisa memenuhi kebutuhan materiil maupun psikologis warga masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, maka KSM diharapkan dapat berperan dan berfungsi seperti berikut ini :

a) Sebagai sarana pendorong dalam proses perubahan sosial. Proses pembelajaran yang terjadi dalam KSM adalah menjadi pendorong terjadinya perubahan paradigma, pembiasaan praktek nilai-nilai baru, cara pandang dan cara kerja baru serta melembagakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari.

b) Sebagai wadah pembahasan dan penyelesaian masalah. Setiap kegiatan yang dilaksanakan KSM lazimnya berkaitan dengan upaya memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, dan


(34)

penyelesaiannya merupakan rumusan bersama yang disepakati secara bersama-sama pula.

c) Sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi. Jika ada permasalahan, kepentingan, ataupun harapan yang berkembang di masyarakat, maka KSM dapat menampungnya, membahas dan menyalurkannya kepada pihak-pihak yang relevan, dengan tetap berpijak pada hak-hak warga masyarakat yang lainnya.

d) Sebagai wadah untuk menggalang tumbuhnya saling kepercayaan (menggalang social trust). Melalui KSM, para anggota bisa saling terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan membagi tanggung jawab semata-mata atas dasar saling percaya. Saling percaya secara sosial ini dapat dibangun melalui cara penjaminan di antara para anggota kelompok yang telah bersepakat, serta melalui rekomendasi kelompok. Ketika kelompok membangun hubungan dengan pihak lainpun, kepercayaan tersebut sebagai modalnya yang utama.

e) Sebagai wahana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Jika masyarakat membutuhkan dana atau modal, maka KSM bisa berfungsi sebagai sumber keuangan. Keuangan di KSM bisa saja bersumber dari pihak luar ataupun dari internal anggota sendiri, misalnya dengan cara iuran bersama. Iuran anggota tersebut bisa menjadi modal usaha dan sekaligus menjadi salah satu bentuk ikatan pemersatu dan membangun kekuatan secara mandiri. (Tim persiapan PNPM petunjuk teknis pengembangan kelompok swadaya masyarakat,2009:7)

2. Kajian tentang Keswadayaan Masyarakat a. Pengertian Keswadayaan Masyarakat

Keswadayaan masyarakat lebih dimaksudkan sebagai kemandirian dalam pengambilan keputusan, kemandirian dalam menentukan masa depannya. Semakin banyak hubungan dengan pihak eksternal dan lingkungan makro justru menunjukkan kemampuan masyarakat lokal dalam membangun jaringan. Dalam implementasi padangan keswadayaan masyarakat, hubungan dengan lingkungan makro tersebut memiliki dampak positif karena di satu pihak masyarakat memiliki kesempatan berkembang atas kemampuan sendiri melalui pola aktifitas yang sudah melembaga, di lain pihak dalam interdependensi dengan lingkungan


(35)

makronya terdapat hubungan yang saling menguntungkan dan tidak selalu ditempatkan pada posisi sub-ordinasi. Keswadayaan masyarakat berarti mendorong proses perkembangan masyarakat yang berbasis kondisi, pola dan mekanisme internal yang sudah terbentuk melalui proses belajar tersebut (Soetomo,2012:32).

b. Pendekatan Keswadayaan Masyarakat

Dalam pendekatan keswadayaan masyarakat, seluruh proses perubahan yang diharapkan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Ruang lingkup kesatuan masyarakat meliputi satuan mikro yakni komunitas lokal dan satuan yang lebih luas. Kemandirian merupakan perwujudan dari kompetensi ekonomi setiap masyarakat. Penekanan kemandirian diartikan bahwa setiap masyarakat mempunyai kapasitas untuk melakukan perubahan guna meningkatkan kondisi kehidupannya. Hal ini secara tidak langsung juga dapat mempertahankan identitas komunitas tersebut, yang dapat mencegah terjadinya disintegrasi terhadap perubahan tatanan baru yang menjadi asing bagi masyarakat dan berakibat stagnansi perubahan.

Pendekatan keswadayaan masyarakat akan menghindari dominasi terhadap masyarakat terhadap khususnya komunitas lokal. Sehubungan dengan kenyataan bahwa perkembangan masyarakat dapat berasal dari proses perubahan alami/spontan dan perubahan terencana maka dalam pendekatan keswadayaan masyarakat yang merencanakan adalah masyarakat sendiri berdasarkan visi mereka, dengan mempertimbangkan potensi sumber daya dan energi yang dimiliki. Oleh karena yang


(36)

merencanakan masyarakat sendiri maka perubahan yang direncanakan tidak bertabrakan dengan kecenderungan perubahan alami.

Menurut Soetomo Hubungan antara peran internal dan eksternal dalam pendekatan keswadayaan masyarakat sebagai berikut :

1) Proses perubahan baik perubahan spontan maupun perubahan terencana, baik dari internal maupun eksternal berangkat dari proses dan mekanisme berdasarkan pola yang sudah berlaku dalam masyarakat.

2) Peran eksternal masuk dalam proses, sesuai dengan kebutuhan/permintaan masyarakat

3) Unsur eksternal diinterpretasikan dalam prespektif masyarakat, bukan sebaliknya masyarakat yang harus mengikuti prespektif eksternal.

4) Unsur eksternal yang harus menyesuaikan dengan pola yang sudah berlaku dalam masyarakat lokal bukan sebaliknya

5) Unsur eksternal harus dapat diintegrasikan dengan pola lokal, perlu dihindari masuknya unsure eksternal justru menyebabkan terjadinya disintegrasi yang disebabkan munculnya unsure asing dalam system kehidupan lokal.(Soetomo,2012 :159)

3. Kajian tentang Pemberdayaan Masyarakat a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat dan pengorganisasian masyarakat.

Menurut Kartasasmita (Anwar,2007:10-11), bahwa proses peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat diterapkan berbagai pendekatan, salah satu diantaranya adalah pemberdayaan masyarakat. Pendekatan pemberdayaan masyarakat bukan hal yang sama sekali baru, tetapi sebagai strategi dalam pembangunan relatif belum terlalu lama dibicarakan. Istilah dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu yang bersenyawa dengan individu lainya dalam masyarakat untuk membangun keberdayaan masyarakat yang


(37)

bersangkutan. Memberdayakan itu meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang berada dalam kondisi tidak mampu dengan mengandalkan kekuatannya sendiri sehingga dapat keluar dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan, atau proses memampukan dan memandirikan masyarakat.

Secara etimologis pemberdayaan berasal pada kata dasar “daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya/kekuatan/kemampuan, dan atau proses pemberian daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya (Ambar Teguh S, 2004 : 77).

Menurut Sumodiningrat (Ambar Teguh S,2004:78-79) bahwa:

“Pemberdayaan sebenarnya merupakan istilah yang khas Indonesia dari pada Barat. Di Barat tersebut diterjemahkan sebagai empowerment, dan istilah itu benar tetapi tidak tepat. Pemberdayaan yang kita maksud adalah memberi “daya” bukanlah “kekuasaan”. Empowermentdalam khasanah barat lebih bermakna “pemberian kekuasaan” dari pada “pemberdayaan” itu sendiri”.

Seperti yang diutarakan Bartle (dalam Totok dan Poerwoko,2003:75-76) mendefinisikan community development sebagai alat untuk menjadikan masyarakat semakin komplek dan kuat. Ini merupakan suatu perubahan sosial dimana masyarakat semakin komplek, collective power-nya meningkat serta terjadi perubahan secara kualitatif pada organisasinya. Meskipun belum ada kesalahpahaman dan pengertian yang baku tentang pemberdayaan masyarakat atau yang secara umum juga dikenal dengan community empowerment,

nampaknya cukup penting dan berguna untuk mengadopsi pengertian pemberdayaan masyarakat yang dirilis oleh Tim Deliveri (dalam Totok dan


(38)

Poerwoko ,2004:76) sebagai salah satu acuan yaitu pemberdayaan sebagai suatu proses yang bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya sendiri dengan menggunakan dan mengakses sumberdaya setempet sebaik mungkin (Totok dan Poerwoko, 2013 :75).

b. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Tujuan dari suatu pemberdayaan masyarakat adalah adanya tujuan yang dicapai seperti yang dikemukakan oleh Ambar Teguh S bahwa tujuan pemberdayaan masyarakat yaitu untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tesebut. Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut. Dengan demikian untuk menjadi mandiri perlu dukungan kemampuan berupa sumber daya manusia yang utuh dengan kondisi kognitif, konatif, psikomotorik, dan afektif, dan sumber daya lainnya yang bersifat fisik-material (Ambar Teguh S, 2004 : 80).

Jadi tujuan dari pemberdayaan masyarakat yaitu untuk memberikan kontribusi untuk mencapai kemandirian masyarakat yang diperlukan untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.


(39)

Dan menjadikan masyarakat yang dapat mempergunakan daya kognitif, afektif serta psikomotorik yang dimilikinya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi di lingkungan internal maupun eksternal masyarakat.

c. Tahap – Tahap Pemberdayaan Masyarakat

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat berlangsung secara bertahap seperti yang dikemukakan oleh Ambar Teguh S. Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut adalah meliputi :

1) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa menumbuhkan peningkatan kapasitas diri.

2) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan.

3) Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian (Ambar Teguh S,2004 : 83).

4. Kajian tentang Partisipasi Masyarakat a. Pengertian partipasi Masyarakat

Pengertian yang secara umum ditangkap dari istilah partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan. Seperti yang diutarakan Beal 1964(dalam Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto,2013:81) bahwa partisipasi khususnya partisipasi yang tumbuh karena pengaruh atau karena tumbuh adanya rangsangan dari luar, merupakan gejala yang dapat diindikasikan sebagai proses perubahan sosial. Karakteristik dari proses partisipasi ini adalah, semakin mantapnya jaringan sosial yang “baru” yang membentuk


(40)

suatu jaringan sosial bagi terwujudnya suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang diinginkan. Karena itu partisipasi sebagai proses akan menciptakan jaringan sosial baru yang masing masing berusaha untuk melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan demi tercapainya tujuan akhir yang diinginkan masyarakat atau struktur sosial yang bersangkutan. Sebagai suatu kegiatan

Seperti yang diutarakan Verhangen 1979(dalam Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto,2013:82) bahwa, partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan pembagian kewenangan, tanggung jawab, dan manfaat. Tumbuhnya interaksi dan komunikasi tersebut dilandasi oleh adanya kesadaran yang dimiliki oleh yang bersangkutan mengenai :

a. Kondisi yang tidak memuaskan, dan harus diperbaiki.

b. Kondisi tersebut dapat diperbaiki melalui kegiatan manusia atau masyarakat sendiri.

c. Kemampuannya untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat dilakukan.

d. Adanya kepercayaan diri bahwa ia dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi kegiatan yang bersangkutan.

Dalam kegiatan pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan perwujudan dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab masyarakat terhadap pentingnya pembangunan yang bertujuan untuk memperbaiki mutu-mutu mereka artinya benar-benar menyadari bahwa kegiatan pembangunan


(41)

bukanlah sekedar kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah sendiri, tetapi juga menuntu keterlibatan masyarakat yang akan diperbaiki mutu hidpnya. (Totok Mardikanto, 2013: 81-82).

b. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat.

Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu program juga dapat berasal dari unsur luar/lingkungan. Menurut Holil (1980: 10-11) ada 4 poin yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat yang berasal dari luar/lingkungan, yaitu:

1) Komunikasi yang intensif antara sesama warga masyarakat, antara warga masyarakat dengan pimpinannya serta antara sistem sosial di dalam masyarakat dengan sistem di luarnya;

2) Iklim sosial, ekonomi, politik dan budaya, baik dalam kehidupan keluarga, pergaulan, permainan, sekolah maupun masyarakat dan bangsa yang menguntungkan bagi serta mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat;

3) Kesempatan untuk berpartisipasi. Keadaan lingkungan serta proses dan struktur sosial, sistem nilai dan norma-norma yang memungkinkan dan mendorong terjadinya partisipasi sosial;

4) Kebebasan untuk berprakarsa dan berkreasi. Lingkungan di dalam keluarga masyarakat atau lingkungan politik, sosial, budaya yang memungkinkan dan mendorong timbul dan berkembangnya prakarsa, gagasan, perseorangan atau kelompok.

c. Bentuk Partisipasi Masyarakat

Secara sederhana partisipasi diartikan sebagai keikutsertaan seseorang kelompok, atau masyarakat dalam program pembangunan. Seperti yang diutarakan Dusseldrop 1981(dalam Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto,2013:84) mengidentifikasi beragam bentuk-bentuk kegiatan partisipasi yang dilakukan oleh setiap warga masyarakat dapat berupa :

a. Menjadi anggota kelompok-kelompok masyarakat

b. Melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan organisasi untuk menggerakan partisipasi masyarakat lain.

c. Menggerakan sumberdaya masyarakat.


(42)

e. Memanfaatkan hasil-hasil yang dicapai dari kegiatan masyarakatnya. 5. Penyelenggaraan program

a. Tahapan perencanaan program

“Perencanaan ialah proses yang sistematis di dalam pengambilan keputusan, dimana hal tersebut mengenai tindakan yang akan dilakukan. Prinsip-prinsip tersebut mencakup tentang proses pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik secara ilmiah, serta tindakan atau kegiatan yang terorganisasi”. Sudjana (2000:61)

Prosesnya disebut sistematis dikarenakan dalam pelaksanaannya menggunakan prinsip- prinsip tertentu. Menurut Waterson dalam Sudjana (2000:61) mengemukakan bahwa :

“Hakekatnya perencanaan merupakan usaha sadar, terorganisasi, dan terus menerus dilakukan untuk memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif tindakan guna mencapai tujuan. Perencanaan bukan kegiatan tersendiri melainkan merupakan suatu bagian dari proses pengambilan keputusan yang kompleks”.

Dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil di dalam perencanaan berkaitan dengan rangkaian tindakan atau kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang. Rangkaian kegiatan dilakukan dengan alasan untuk mewujudkan kemajuan atau keberhasilan sesuai dengan yang diinginkan dan juga agar tidak terjadi hal yang tidak diharapkan .

Terdapat ciri-ciri dalam perencanaan, adapun ciri-ciri perencanaan ialah sebagai berikut :

1.` Perencanaan merupakan model pengambilan keputusan secara rasional dalam memilih dan menetapkan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan.

2. Perencanaan berorientasi pada perubahan dari keadaan masa sekarang kepada suatu keadaan yang diinginkan di masa datang sebagaimana dirumuskan dalam tujuan yang akan dicapai.


(43)

3. Perencanaan melibatkan orang-orang ke dalam suatu proses untuk menentukan dan menemukan masa depan yang diinginkan.

4. Perencanaan memberi arah mengenal bagaimana dan kapan tindakan akan diambil serta siapa pihak yang terlibat dalam tindakan atau kegiatan itu.

5. Perencanaan melibatkan perkiraan tentang semua kegiatan yang akan dilalui atau akan dilaksanakan. Perkiraan itu meliputi kebutuhan, kemungkinan-kemungkinan keberhasilan, sumber-sumber yang digunakan.

6. Perencanaan berhubungan dengan penentuan prioritas dan urutan tindakan yang akan dilakukan. Prioritas ditetapkan berdasarkan urgensi atau kepentingannya, relevansi dengan kebutuhan, tujuan yang akan dicapai, sumber-sumber yang tersedia dan hambatan yang mungkin ditemui.

7. Perencanaan sebagai titik awal untuk dan arahan terhadap kegiatan pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian, dan pengembangan.

Terdapat hal-hal yang perlu di perhatikan oleh pendidik mengenai persiapan, hal yang perlu dilakukan dalam mempersiapkan segala hal yang dilakukan oleh pendidik ialah :

a. Menentukan kelompok sasaran.

Langkah ini penting karena kegiatan ini akan lebih terarah dan mengena pada peserta didik. Secara umum yang dimaksud dengan sasaran adalah semua pihak yang terkait dengan program.

b. Mengidentifikasi kelompok sasaran.

Mengidentifikasi adalah kegiatan mencari, menemukan, dan mencatat data tentang sasaran peserta didik, kemudian data tersebut diolah menjadi informasi.

c. Mempelajari data tentang kelompok sasaran.

Berdasarkan data yang telah diidentifikasi tersebut, akan diperoleh berbagai informasi tentang kebutuhan dan masalah yang perlu diatasi serta mengkaji sumber-sumber dan peluang yang tersedia, serta kendala yang


(44)

mungkin ditemui. Upaya ini diakhiri dengan mencari alternatif kegiatan untuk memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah.

d. Menentukan prioritas kebutuhan dan masalah

Dalam menentukan prioritas kebutuhan yang harus dipenuhi dan/atau masalah yang harus dipecahkan, pendidik dapat melakukan musyawarah dengan kelompok sasaran, tokoh masyarakat dan/atau pihak-pihak lainnya yang terkait.

e. Menetapkan topik dan tujuan motivasi

Kegiatan ini dapat dilakukan oleh pendidik sesudah prioritas kebutuhan dan/atau masalah ditentukan.

f. Menyusun materi

Materi harus sesuai dengan tujuan. Materi disusun secara sistimatis atau berurut, dimulai dari bahan yang mudah menuju ke bahan yang lebih sulit atau dari materi yang konkrit ke arah materi yang abstrak. Materi berdasarkan sumber-sumber yang relevan seperti buku, pengalaman sendiri, dan nara sumber.

g. Menilih dan menentukan metode

Di dalam memilih dan menentukan metode perlu dipertimbangkan karakteristik, sasaran, situasi, dan juga fasilitas yang tersedia.

h. Menyiapkan daftar sasaran

Daftar sasaran perlu dipersiapkan guna untuk mengetahui kehadiran, catatan-catatan khusus mengenai peserta didik dan informasi guna kegiatan tindak lanjut.


(45)

i. Menentukan waktu dan tempat

Penentuan waktu dan tempat perlu dilakukan melalui musyawarah antara pendidik sasaran. Musyawarah ini penting untuk mengetahui keterlibatan mereka sesuai dengan kesediaan, kesanggupan, dan aspirasi mereka sehingga diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap keberhasilan program.Sudjana (2000:218-220)

b. Tahap Pelaksanaan Program

Beberapa langkah yang perlu dilakukan di dalam tahap pelaksanaan program ialah :

1. Melakukan konsultasi kepada masyarakat

Melakukan konsultasi kepada masyarakat agar bisa memperoleh masukan antara lain mengenai kondisi masyarakat, saran-saran atau mungkin juga bantuan dari pemuka masyarakat untuk pelaksanaan program. 2. Berkomunikasi dengan sasaran

Dalam berkomunikasi menggunakan materi, metode dan tekhnik serta waktu dan tempat sebagaimana telah diuraikan dalam tahapam persiapan. 3. Menjelaskan manfaat

Penjelasan disampaikan dengan menarik perhatian, menggugah hati, membangkitkan keinginan, meyakinkan, dan melaksanakan pesan dalam upaya memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program.


(46)

4. Mencatat sasaran dan peristiwa

Adanya daftar yang telah dipersiapkan mengenai sasaran atau peserta didik, hal tersebut digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian yang dianggap penting sewaktu berlangsungnya program. Sudjana (2000:221).


(47)

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang di nilai relevan dengan penelitian yang mengangkat masalah Peran KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) untuk meningkatkan keswadayaan masyarakat, diantaranya adalah :

1. Penelitian Heru Purnomo mengenai Keefektifan Program Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM / LKM) Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Masyarakat Miskin ((Study kasus BKM “Mina

Sejahtera” Kelurahan Minomartani Ngaglik Sleman Yogyakarta).

Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui keefektifan program yang diselengarakan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Mina Sejahtera dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Kelurahan Minomartani (2) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keefektifan program Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Kelurahan Minomartani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keefektifan program BKM dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Kelurahan Minomartani, sudah berjalan efektif. Unit Pengelola Keuangan (UPK), yaitu program pemberdayaan ekonomi berupa pengelolaan dana pinjaman bergulir dan pembinaan usaha secara kelembagaan dikelola UPK yang di bawah koordinasi BKM Mina Sejahtera,berjalan sangat efektif didukung adanya pembinaan usaha ekonomi produktif secara optimal. Unit Pengelola


(48)

Sosial (UPS) berjalan cukup efektif dimana rencana kegiatan yang telah diprogramkan hampir semua telah terlaksana dengan baik. Unit Pengelola Lingkungan (UPL) dinilai berjalan cukup efektif.

Dalam penelitian ini memiliki kesamaan yaitu membahas tentang implementasi program keswadayaan masyarakat, yang membedakannya adalah penelitian ini membahas tentang keefektifan program Badan Keswadayaan Masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin.

2. Penelitian Itba’ Muhammad Mahyana mengenai Partisipasi Masyarakat Terhadap Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri di Kelurahan Kalisuren Bogor. Penelitian ini bertujuan (1)

untuk mengetahui apa saja partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program nasional pemberdayaan masyarakat di kelurahan Kalisuren. (2) untuk mengetahui proses partisipasi dalam pelaksanaan progam nasional pemberdayaan masyarakat di kelurahan Kalisuren. Hasil penelitian ini tentang partisipasi masyarakat terhadap BKM dalam pelaksanakan PNPM mandiri di Kelurahan Kalisuren diwujudkan dalam pembentukan KSM, serta pembuatan proposal guna mengajukan usulan kredit untuk modal usaha.

Dalam penelitian memiliki kesamaan yaitu membahas tentang bentuk partisipasi masyarakat dalam program-program kesawadayaan masyarakat dengan penjelasan penelitian-penelitian diatas, yang


(49)

membedakannya adalah penelitian ini membahas tentang program-program Badan Keswadayaan Masyarakat.

C. Kerangka Berpikir

Melihat potensi sumber daya manusia yang sangat banyak di Indonesia terkadang juga belum dikelola dengan baik guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama keterlibatan masyarakat pada berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan ketahanan sosial, dan kepedulian masyarakat luas dalam memecahkan masalah kemasyarakatan termasuk didalamnya masalah pendidikan, lingkungan, serta masalah-masalah pembangunan di daerah tempat tinggal.

Keberdaan lembaga KSM (kelompok Swadaya masyarakat) merupakan salah satu alternatif dan solusi untuk mengatasi masalah potensi sumber daya manusia yang belum di kelola dengan baik. Di samping itu KSM sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat bertujuan memberdayakan masyarakat. KSM adalah kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu yaitu adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama.

Tetapi selama ini KSM dirasa hanya sekedar bersifat jangka pendek karena kurangnya partisipasi dari masyarakat serta terkait dengan pembentukan kelompok kadangkala mendapat hambatan karena tidak semuanya masyarakat berminat untuk membentuk atau mengembangkan kelompok yang telah ada serta belum sadarnya masyarakat akan perannya


(50)

terhadap pembangunan guna kesejahteraan masyarakat dan dirinya sendiri Walaupun, di wilayah pedesaan banyak bermunculan kelompok-kelompok masyarakat yang telah terbentuk, namun kurang berjalan secara ideal sehingga tujuan dan sasaran tidak tercapai. Ironisnya, kegagalan kelompok-kelompok berproses disebabkan tujuan yang tidak jelas, tanpa arah dan mengedepankan kepentingan kelompok semata.

Dengan adanya masalah tersebut, diharapkan implementasi program KSM dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta dapat meningkatkan keswadayaan masyarakat.

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Potensi Masyarakat

KSM (kelompok swadaya masyarakat)

Implementasi

Kesejahteraan masyarakat

Keswadayaan Masyarakat Bentuk kegiatan KSM


(51)

D. Pertanyaan Penelitian

Untuk mempermudah dalam mengarahkan proses pengumpulan data dan informasi mengenai aspek yang akan diteliti, maka pertanyaan penelitian merinci pada :

1. Apa saja program-program yang ada di KSM untuk meningkatkan keswadayaan masyarakat ?

2. Bagaimana implementasi program KSM untuk meningkatkan keswadayaan masyarakat?\

a. Bagaimanakah partisipasi masyarakat terhadap KSM? b. Bagaimanakah dampak KSM terhadap masyarakat

3. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program-program di KSM?


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang berjudul Implementasi Program Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Desa Minomartani, Sleman, Yogyakarta ini adalah penelitian yang menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif ini adalah untuk mengungkapkan gejala secara holistic-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan

Menurut Sugiyono (2010 : 15) penelitian kualitatif adalah:

” Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting)

disebut juga sebagai metode etnographi,karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Ciri-ciri penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2010 : 21) adalah :

a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah intstrumen kunci.

b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.


(53)

c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau

outcome.

d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.

e. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

Bogdan dan Taylor (Moleong, 2001 : 3) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif karena peneliti bermaksud mendeskripsikan, menguraikan dan menggambarkan Implementasi Program Kelompok Swadaya Masyarakat di Desa Minomartani, Sleman, Yogyakarta

B. Setting, Waktu dan Lama Penelitian 1. Setting Penelitian

Setting penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah di KSM Minomartani dengan alasannya sebagai berikut :

a. KSM menjadi wadah pemberdayaan guna pembagunan masyarakat desa. b. Keterbukaan pihak masyarakat, sehingga memudahkan keberlangsungan

proses penelitian.

c. Keterbukaan dari pihak KSM sehingga memudahkan peneliti dalam memperoleh informasi atau data yang berkaitan dengan penelitian.


(54)

2. Waktu Penelitian dan Lama Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di desa Minomartani pada Agustus 2015 sampai November 2015. Dalam proses penelitian peneliti ikut langsung membaur dengan kegiatan dan agenda yang diadakan di lapangan, sehingga dengan begitu dapat menjalin keakraban antara peneliti dan subjek penelitian. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan di KSM di Desa Minomartani Sleman. Tahap - tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah :

a. Tahap pengumpulan data awal yaitu melakukan observasi awal untuk mengetahui suasana KSM, dan wawancara formal pada obyek penelitian. b. Tahap penyusunan proposal. Dalam tahap ini dilakukan penyusunan

proposal dari data-data yang telah dikumpulkan melalui tahap penyusunan data awal.

c. Tahap perijinan. Pada tahap ini dilakukan pengurusan ijin untuk penelitian ke KSM di Desa Minomartani,Sleman

d. Tahap pengumpulan data dan analisis data. Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan terhadap data-data yang sudah didapat dan dilakukan analisis data untuk pengorganisasian data, tabulasi data, prosentase data, interpretasi data, dan penyimpulan data.

e. Tahap penyusunan laporan. Tahapan ini dilakukan untuk menyusun seluruh data dari hasil penelitian yang didapat dan selanjutnya disusun sebagai laporan pelaksanaan penelitian.


(55)

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sesuatu yang kedudukannya sentral karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh (Suharsimi Arikunto,1990:119).

Subjek sasaran penelitian ini adalah pegurus KSM terdiri dari ketua, sekertaris dan bendahara serta anggota KSM dan tokoh masyarakat. Pemilihan subjek penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan subjek penelitian yang tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian. Pertimbangan lain dalam pemilihan subjek adalah subjek memiliki waktu apabila peneliti membutuhkan informasi untuk pengumpulan data dan dapat menjawab berbagai pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan.

D. Sumber dan Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Dalam penelitian ini yang dijadikan sumber data adalah: a. Pihak internal KSM

1) Pengurus KSM terdiri dari ketua, sekertaris dan bendahara 2) Anggota KSM

b. Pihak eksternal 1) Masyarakat


(56)

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini ada beberapa cara, agar data yang diperoleh merupakan data yang sahih atau valid, yang merupakan gambaran yang sebenarnya dari kondisi yang ada pada KSM. Metode yang digunakan meliputi: pengamatan (observasi), wawancara, dan dokumentasi. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut :

a. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dilakukan sejak awal penelitian dengan mengamati keadaan fisik lingkungan maupun diluar lingkungan itu sendiri. Dengan pengamatan akan diperoleh manfaat seperti dikemukakan oleh Patton yang dikutip oleh (Nasution, 1988:59), yaitu:

1) Dengan berada dalam lapangan akan lebih memahami konteks data dalam keseluruhan situasi. Jadi peneliti dapat memperoleh pandangan holistik. 2) Pengamatan langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan

induktif, jadi tidak dipengaruhi konsep-konsep atau pandangan sebelumnya.

3) Peneliti dapat melihat yang kurang atau tidak diamati oleh orang yang telah lama berada dalam lingkungan tersebut, karena telah dianggap bisa dan tidak terungkap dalam wawancara.

4) Peneliti dapat mengemukakan hal-hal di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

5) Di lapangan peneliti tidak hanya dapat mengembangkan pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi. Misalnya situasi sosial.


(57)

Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang lebih lengkap, lebih mendalam dan terperinci, maka dalam melakukan pengamatan dilaksanakan melalui observasi partisipasi terutama pada saat berlangsung kegiatan. Data dan informasi yang diperoleh melalui pengamatan ini selanjutnya dituangkan dalam tulisan.

Beberapa alasan mengapa dilakukan pengamatan dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1) Didasarkan pada penelitian pengamatan langsung.

2) Dapat memungkinkan melihat dan mengamati sendiri secara langsung sehingga dapat mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana terjadi.

3) Peneliti dapat mencatat perilaku dan situasi yang berkaitan dengan proporsional maupun pengetahuan yang diperoleh dari data.

4) Mencegah dengan terjadinya bias di lapangan.

5) Peneliti mampu memahami situasi di dalam kegiatan KSM

6) Dalam kegiatan-kegiatan tertentu, dimana peneliti tidak bisa terjun secara langsung peneliti hanya bisa menggunakan cara pengamatan.

7) Dalam penelitian ini observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai peran KSM terhadap tingkat keswadayaan masyarakat

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh 2 pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong 2005:186).


(58)

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan. Dalam kegiatan wawancara terjadi hubungan antara dua orang atau lebih, di mana keduanya berprilaku sesuai dengan status dan peranan mereka masing-masing (Nurul Zuriah, 2006:179).

Dalam wawancara, peneliti menggali sebanyak mungkin data yang terkait dengan masalah subyek. Pada penelitian ini akan dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam KSM mengenai peran KSM

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi ini merupakan metode bantu dalam upaya memperoleh data. Kejadian-kejadian atau peristiwa tertentu yang dapat dijadikan atau dipakai untuk menjelaskan kondisi didokumentasikan oleh peneliti. Dalam hal ini menggunakan dokumen terdahulu misalnya berupa foto-foto kegiatan, catatan kegiatan dan berbagai informasi yang dipergunakan sebagai pendukung hasil penelitian.

Tabel 1. Metode Pengumpulan Data

No Jenis data Sumber Metode Alat

1. 2 3. 4. 5. 6.

Sejarah berdirinya KSM program-program KSM Bagaimana implementasi program-program KSM Bagaimana partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan program Dampak pelaksanaan program KSM

Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program KSM Pengurus KSM, Anggota KSM Masyarakat Perangkat Desa. Wawancara Pengamatan Observasi Pedoman Observasi, wawancara, dokumentasi


(59)

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif , menurut Lexy J Moleong (2005:168) peneliti adalah sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data dan pelapor hasil penelitiannya.

Penelitian ini instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri dibantu dengan instrumen lainnya seperti pedoman observasi, pedoman wawancara, dan juga pedoman dokumentasi.

1. Pedoman Observasi

Pedoman Observasi ini dikembangkan atas dasar aspek kondisi umum lokasi penelitian, kondisi di kelompok swadaya masyarakat, program yang ada di KSM

Tabel. 1 Kisi-Kisi Pedoman Observasi

No Aspek Metode

1. Kondisi umum lokasi penelitian Observasi 2. Program apa saja yang terdapat di

Kelompok Swadaya Masyarakat

Observasi

3. Fasilitas yang terdapat di Kelompok Swadaya Masyarakat

Observasi

2. Pedoman Wawancara

Dalam pedoman wawancara, dikembangkan atas dasar aspek program-program yang ada di KSM, implementasi program-program yang ada di KSM serta faktor pendukung dan penghambat


(60)

Tabel. 2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

No Aspek Sumber Data/Subjek Metode

1. Apa saja

program-program yang ada di KSM

Pengelola KSM Wawancara

2. Bagaimana Implementasi Program di KSM

Pengelola KSM Wawancara

3. Faktor pendukung dan penghambat program

Pengelola KSM Wawancara

3. Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi ini berdasarkan aspek profil Lembaga, profil lokasi penelitian dan pelaksanaan program KSM

Tabel. 3 Kisi-Kisi Pedoman Dokumentasi

No Aspek Sumber Data /Subjek Metode

1. Profil Lembaga Ketua Lembaga Dokumentasi 2. Foto-foto

pelaksanaan program

Anggota KSM Dokumentasi

3. Profil Lokasi Penelitian


(61)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisisi data digunakan untuk meneliti, memeriksa, mempelajari, membandingkan,data yang didapat di lapangan sehingga dapat di interprestasikan. Menurut Bodgan dalam Lexy J. Moleong (2008: 248):

“analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah- milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”.

Lebih lanjut menurut Sugiyono (2010:338) langkah- langkah analisis data adalah sebagai berikut :

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Peneliti perlu mencatat secara teliti dan juga rinci segala bentuk data yang diperoleh di lapangan dikarenakan jumlahnya yang cukup banyak. Untuk itu maka perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data ialah dengan cara merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan juga membuang data yang tidak perlu.

2. Penyajian data(data display)

Melalui penyajian data maka akan terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar


(62)

kategori. Namun yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif , data disajikan dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi sekaligus memudahkan perencanaan kerja yang akan dilakukan selanjutnya.

3. Menarik Kesimpulan (conclusion / verivication)

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti- bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi jika kesimpulan yang ditemukan pada tahap awal, didukung pada bukti- bukti yang valid dan konsisten saat peneliti ke lapangan maka kesimpulan yang ditemukan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan didalam penelitian kualitatif ini diharapkan penemuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dapat berupa deskripsi atau gambaran yang masih samar sehingga mendapat kejelasan setelah di teliti.

G. Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Data yang dikumpulkan diklarifikasi sesuai dengan sifat tujuan penelitian untuk dilakukan pengecekan kebenaran melalui teknik trianggulasi.

Teknik trianggulasi merupakan salah satu cara dalam memperoleh data atau informasi dari satu pihak yang harus dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber data lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga, dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda (Nasution, 1988 :12).


(63)

Trianggulasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda, misalnya dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Misalnya hasil observasi dapat dicek dengan wawancara atau membaca laporan. Namun trianggulasi bukan sekedar mengecek kebenaran data dan bukan mengumpulkan berbagai ragam data, melainkan juga suatu usaha untuk melihat dengan tajam hubungan antara berbagai data, agar mencegah kesalahan dalam analisis data (Nasution, 1988 : 116).

Mengumpulkan data dari berbagai sumber tidak sendirinya memberikan gambaran yang lengkap tentang masalah yang penulis hadapi. Selain itu triangggulasi dapat ditemukan perbedaan informasi yang justru dapat merangsang pemikiran yang lebih mendalam juga dilakukan karena keinginan bersikap hati-hati terhadap data yang disampaikan oleh informan. Dengan adanya trianggulasi ini tidak sekedar menilai kebenaran data, akan tetapi juga dapat untuk menyelidiki validitas tafsiran penulis mengenai data tersebut, maka dengan data yang ada akan memberikan sifat yang reflektif dan pada akhirnya dengan trianggulasi ini akan memberikan kemungkinan bahwa kekurangan informasi yang pertama dapat menambah kelengkapan dari data yang sebelumnya.

Trianggulasi dapat dilakukan dengan :

1. Chek, dalam hal ini dilakukan mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian di lapangan, pada waktu berlainan dan sering menggunakan metode yang berlainan.


(64)

2. Chek-rechek, dalam hal ini dilakukan pengulangan kembali terhadap informasi yang diperoleh melalui berbagai metode, sumber data. Cross-check, dalam hal ini dilakukan checking antara metode pengumpulan data-data yang diperoleh dari data-data wawancara dipadukan dengan observasi dan sebaliknya.

Tujuan akhir dari trianggulasi ini adalah membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Cara ini juga dapat mencegah dari anggapan maupun bahaya subyektifitas.


(65)

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Sejarah Umum KSM

Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri dan pada akhirnya menuju madani, dilakukan melalui pendampingan dan pembelajaran kepada masyarakat melalui pendekatan kelompok.

Pendekatan kelompok digunakan dengan tujuan terjadinya proses saling belajar, membangun kebersamaan, saling peduli dan saling memahami di antara anggota. Pengalaman membuktikan kelompok yang kuat adalah kelompok yang bisa menumbuhkan rasa saling percaya di antara anggota dengan didasari oleh keterbukaan, rasa saling menghargai, kesetaraan, keadilan, kejujuran dan nilai-nilai positif lainnya. Dengan demikian kelompok ini mempunyai fungsi sebagai media belajar untuk terjadinya perubahan sosial dalam membangun paradigma-paradigma baru dalam penanggulangan kemiskinan, mengembangkan dan mempraktekkan nilai – nilai positif yang menjadi dasar penumbuhan modal sosial.

Melihat dari kondisi tersebut ada alternatif untuk menangulangi masalah kemiskinan yaitu dengan membangun dan mendampingi kelompok baru, maka


(66)

perlu didirikannya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang berbentuk perkumpulan atas dasar menjalin silaturahmi antar masyarakat.

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah kelompok yang memang lahir dari kebutuhan dan kesadaran masyarakat sendiri, dikelola dan dikembangkan dengan menggunakan terutama sumber daya yang ada di masyarakat tersebut. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya Visi , kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama.

KSM merupakan bagian dari BKM, BKM pada prinsipnya adalah wadah sinergis masyarakat bagi orang-orang yang peduli terhadap permasalahan kemiskinan di komunitasnya. Dalam melaksanakan misi pemberdayaan masyarakat, BKM menumbuhkembangkan kelompok-kelompok swadaya masyarakat sebagai media belajar masyarakat untuk memecahkan masalah kemiskinan secara mandiri. Fungsi BKM adalah sebagai wadah sinergi berbagai upaya penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat. Badan ini memfasilitasi kebutuhan dari kelompok-kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang ada atau masyarakat miskin pada umumnya untuk dapat terus tumbuh, berkembang jaringan usahanya dan meningkatkan perekonomiannya. KSM pada umunya lahir dari unit-unit pengelolan yang berada pada BKM, unit unit


(67)

52

pengelolaan yang umum yaitu Unit Pengelola Keuangan (UPK), Unit Pengelola Lingkungan (UPL), Unit Pengelola Sosial serta (UPS) Pengawas.

Berikut kedudukan KSM dalam BKM.

Garis Perintah Garis Fasilitasi Garis Kemitraan

BKM


(68)

2. Gambaran Umum Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Mina

Sejahtera)

Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) mina sejahtera berdiri pada tanggal 4 februari 2000, bertempat di Kabupaten Sleman yang berkantor di kelurahan Minomartani, kecamatan Nganglik, kabupaten Sleman, Yogyakarta. BKM Mina Sejahtera merupakan suatu lembaga guna untuk memberdayakan masyarakat desa terutama masyarakat miskin dalam penanggulangan kemiskinan. Dalam kepengurusan BKM pada periode 2011-2013 ini BKM mina sejahtera dalam pengelolaannya telah mencapai tahapan mandiri karena mampu membangun kelembagaan, membuat perencanaan dan melaksanakan program kerja mandiri. Letak geografis BKM mina sejahtera yaitu di kelurahan Minomartani sebelah barat berbatasan dengan kelurahan sinduharjo dan kelurahan Condong catur sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Wedomartani, kecamatan Ngemplak , sebelah utara kelurahan Siduharjo dan sebelah selatan kelurahan Condong catur. Luas wilayah kelurahan ini adalah 153.144 ha jumlah penduduk kelurahan minomartani ada 14.466 jiwa yang terdiri dari 7.492 laki-laki 6.974 perempuan dan kepala keluarga 2.411 KK. Kelurahan Minomartani bermata pencaharian sebagian besar sebagai karyawan swasta dan PNS.


(69)

54

Tabel 1. Data mata pencaharian penduduk Minomartani :

No. Mata Pencaharian Jumlah 1 Petani 123 2 Buruh 37 3 Karyawan Swasta 1.703 4 Wiraswasta 659 5 PNS 957 6 TNI/PORLI 34 7 Pensiunan 557

Sumber data :PJM Pronankis BKM Mina Sejahtera kelurahan Minomartani 2011

a. Visi dan Misi BKM Mina Sejahtera

Visi BKM Mina Sejahtera adalah dengan semangat kebersamaan, kepedulian dan kegotongroyongan untuk mensejahterakan masyarakat Minomartani, Sedangkan misi BKM Mina Sejahtera adalah pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan, peningkatan fugsi dan peran pemerintah dan lembaga kemasyarakatan dalam dalam penunjang penanggulangan kemiskinan, peningkatan peran aparatur desa, dukuh, RT,RW dalam membantu memberikan penyuluhan/ penerangan tentang penanggulangan kemiskinan.


(70)

b. Tujuan BKM Mina Sejahtera

1) Untuk menanggulangi masalah-masalah kemiskinan yang di alami oleh warga miskin.

2) Sebagai wadah aspirasi masyarakat dalam menangulangi maslah kemiskinan

c. Struktur Organisasi BKM Mina Sejahtera

BKM Mina Sejahtera merupakan lembaga swadaya masyarakat yang sistem kepengurusaan di pilih secara kolektif yang terdiri dari masyarakat dan warga sekitar. BKM ini bukan milik pemerintah maupun milik perorangan atau kelompok masyarakat tertentu tetapi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat Minomartani, kecamatan Nganglik, Yogyakarta. Susunan Organisasi ini terdiri atas Pendamping PNPM, Pimpinan kolektif, sekertariat, Unit Pengelola Keuangan, Unit PengelolaKeuangan (UPK), Unit Pengelola Lingkungan (UPL), Unit Pengelola Sosial (UPS).

Unit pengelola lingkungan

Unit pengelola lingkungan adalah salah satu tugas yang dibentuk oleh BKM sebagai unit mandiri untuk mengelola kegiatan di bidang pembangunan lingkungan perumahan dan permukiman di wilayahnya. UPL bertanggungjawab dalam hal penanganan rencana perbaikan kampung, penataan dan pemeliharaprasarana dasar lingkungan perumahan dan permukiman. Fungsi Unit Pengelola Lingkungan yaitu :


(71)

56

b. Mengendalikan kegiatan-kegiatan penbangunan di bidang lingkungan c. Berkerjasama dengan BKM untuk menjamin terlaksananya PJM

pronankis di bidang lingkungan.

Unit Pengelola Sosial

Unit pengelola sosial adalah salah satu tugas yang di bentuk oleh BKM sebagai unit mandiri untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh BKM mengenai kegiatan-kegiatan di bidang sosial, dan bidang-bidang lain seperti kesehatan,pendidikan. Fungsi unit pengelola Sosial:

a. Bekerjasama dengan BKM untuk menjamin terlaksananya PJM pronankis di bidang sosial.

b. Mengembangkan media warga.

c. Mengendalikan kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM/panitia bidang sosial.

d. Melakukan pendampingan usulan kegiatan KSM/panitia.

Unit Pengelola Keuangan

Unit pengelola keuangan adalah salah satu tugas yang dibentuk oleh BKM sebagai unit mandiri untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh BKM mengenai kebijakan yang menyangkut kegiatan di bidang ekonomi, melakukan pengelolan dana, pinjaman bergulir dan administrasi keuanganya, baik yang berasal dari dana stimulasi BLM PNPM


(72)

mandiri perkotaan maupun dari pihak-pihak lain yang bersifat hibah. Mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM ekonomi serta menjalin kemitraan dari pihak lain yang mendukung kegiatan UPK. Fungsi unit pengelola keuangan :

a. Bekerjasama dengan BKM untuk menjamin terlaksananya PJM pronankis di bidang keuangan

b. Monitoring dan evaluasi kegiatan-kegiatan KSM ekonomi Mengelola keuangan pinjaman bergulir dan mengadministrasikannya.


(73)

58

STRUKTUR ORGANISASI BKM MINOMARTANI

Gambar 1. Struktur Organisasi Badan Keswadayaan Masyarakat UNIT PENGELOLA

KEUANGAN UNIT PENGELOLA

LINGKUNGAN

UNIT PENGELOLA SOSIAL

PETUGAS

PINJAMAN PEMBUKUAN

KASIR KETUA

PENGAWAS


(74)

B. Data Hasil Penelitian

1. Program-program yang ada di Kelompok Swadaya Masyarakat untuk

Menumbuhkan Keswadayaan Masyarakat di Desa Minomartani

Program KSM merupakan suatu bagian dari upaya pengembangan ekonomi masyarakat yang dilaksanakan secara kolektif dan diupayakan komprehensif dengan program-program yang mendukung terciptanya penguatan perekonomian di masyarakat. Pengembangan ekonomi masyarakat secara kelompok diharapkan akan memperkuat budaya kerajasama yang telah ada dimasyarakat, lebih lanjut diharapkan peningkatan ekonomi keluarga akan dapat dijangkau dan memberikan dampak yang positif bagi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Di desa minomartani KSM terbagi kedalam 3 unit pengelolaan yaitu, Unit Pengelola Lingkungan (UPL), Unit Pengelola Sosial (UPS), Unit Pengelola Keuangan (UPK). Lebih lanjut akan dibahas satu persatu unit-unit yang mengelola KSM tersebut. Bentuk kegiatan KSM dalam unit pengelolaan lingkungan yang ada di desa Minomartani menurut data yang peneliti peroleh dari lapangan sebagai berikut:

1. Dari Unit Pengelola Lingkungan

Unit pengelola lingkungan adalah salah satu tugas yang dibentuk oleh BKM sebagai unit mandiri untuk mengelola kegiatan di bidang pembangunan lingkungan perumahan dan permukiman di wilayahnya. UPL bertanggungjawab dalam hal penanganan rencana perbaikan kampung,


(75)

60

penataan dan pemeliharaprasarana dasar lingkungan perumahan dan permukiman. Fungsi Unit Pengelola Lingkungan yaitu :

a. Melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSM b. Mengendalikan kegiatan-kegiatan penbangunan di bidang

lingkungan

c. Berkerjasama dengan BKM untuk menjamin terlaksananya PJM pronankis di bidang lingkungan.

Adapun kegiatan yang sudah pernah dilakukan seperti terangkum dalam table berikut :

Tabel 1. KSM dalam Unit Pengelolaan Lingkungan

NO UNIT PENGELOLAAN LINGKUNGAN Nama Ketua KSM Nama KSM

1 Rumah Sehat 10 Aris Triyanto 2 Rumah Sehat 11 Sugiyanto 3 Rumah Sehat 12 Tukiman 4 Sanitasi 8 Tukiman 5 Lingkungan Sehat 07 Drs.H.Sukamto 6 Lingkungan Sehat 08 Ibnu Setiaji 7 Lingkungan Sehat 09 Bambang Suroto 8 Lingkungan Sehat 10 Surisman

Sumber: Laporan Review BKM/LKM Mina Sejahtera Tahun 2011

KSM-KSM tersebut dibetuk berdasarkan analisis kebutuhan dan kondisi serta potensi masyarakat yang ada di minomartani. Dalam hal ini BKM sebagai


(76)

wadah dalam terwujudnya KSM mengadakan rembuk pembentukan KSM yang dikoordinatori oleh “ars” BKM melalui Unit Pengelolaan Lingkungan menjelaskan fungsi dan peran KSM sebelum dibentuk Kepada masyarakat. seperti penuturan salah satu anggota BKM “Ag” mengatakan bahwa:

“….Mengatakan bahwa sebelum dibentuk KSM maka diadakan rembuk /kumpul-kumpul dahulu untuk mejelaskan fungsi dan peran serta manfaat KSM kepada masyarakat”

Setelah menjelaskan fungsi dan peran KSM kemudian dijelaskan juga mengenai Tujuan dari UPL. Dari sini kemudian arah kegiatan apa yang akan dilakukan oleh KSM akan terarah sesuai dengan tujuan UPL. Dalam rembuk tersebut barulah terlihat antusias masyarakat yang hadir dalam rembuk tersebut. Antusias masyarakat cukup tinggi dilihat dari banyaknya masyarakat yang hadir serta memberikan masukan dan bertanya mengenai KSM. Seperti penuturan koordinator BKM “Ag” mengatakan bahwa :

“masyarakat yang datang sangat banyak mbak, padahal kita hanya mengundang secara terbuka saja, dari mulut kemulut. Dari situ saya bisa menilai antusias masyarakat. lalu pas rembuk pembentukan atau sosialisasi bahasa kerenya, mereka banyak sekali yang bertanya. Ada yang Tanya ini program pemerintah, uangnya pasti banyak, dan lain-lain lah mbak. “

Setelahnya rembuk pembetukan KSM selesai maka akan dilakukan pertemuan untuk membetuk pengurus KSM serta penetapan pengurus KSM. Dari data yang dihimpun terdapat delapan (8) KSM yang akhirnya dibentuk dan aktif sampai sekarang. Pembentukan KSM diluar dugaan bahwa yang ingin


(77)

62

terlibat menjadi pengurus sangat banyak. Seperti penuturan pengurus BKM “ag” mengatakan :

“bahwa yang ingin ikut terlibat aktif menjadi pengurus KSM banyak mbak. Apalagi yang pengen Nyumbang. “

KSM yang berada pada UPL tersebut dibentuk berdasarkan masalah yang ada ditengah-tengah masyarakat. seperti Contohnya KSM Rumah Sehat dan KSM Lingkungan Sehat. Melihat dari kondisi masyarakat sekitar Minomartani yang kondisi rumahnya tidak sehat dan tidak layak huni sehingga KSM menemukan program/kegiatan yang cocok yaitu program rumah sehat dan lingkungan sehat karena dengan adanya program ini di harapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam Pelaksanaannya yaitu Pengurus KSM mengadakan Rapat untuk menetukan kriteria Rumah dan Lingkungan yang sehat. Seperti penuturan Pengurus KSM Rumah Sehat 12 ”tu” menuturkan bahwa :

“kita pengurus KSM rapat internal dulu, untuk menentukan kriteria Rumah yang tidak Layak serta bagaimana rumah yang layak. Sama kita tentukan juga kriteria Lingkungan Sehat itu seperti apa.”

Hal tersebut dperkuat oleh “ARS” selaku pengurus KSM mengatakan bahwa:

“Program ini sebelumnya juga berjalan mba ,sebelum pelaksanaan ya rapat dulu mba, bareng semuanya, semua pengurus KSM , dan masyarakat. Di rapat itu membahas pendataan siapa saja warga yang berhak menerima program tersebut serta apa saja yang dibutukan dalam pelaksanaan program tersebut.”


(78)

Setelah rapat pertama selanjutnya diadakan rapat dan juga survei untuk menentukan rancangan Anggaran Biaya untuk pembangunan/renovasi Rumah tidak layak serta membuat Lingkungan sehat. “wa” menuturkan bahwa :

“ya kayak bikin proposal gitu lah mbak. Diajukan ke BKM. Kalau kira-kira biayanya /RAB nya itu kita Tanya masyarakat, harga semen berapa, pasir berapa, trus itung-itung ya yang lainya juga kita Tanya ke masyarakat. jadi mereka tau dan kita juga terbuka”.

Tahap selanjutnya adalah penentuan sasaran kegiatan, dalam menentukkan sasaran ini KSM melibatkan semua lapisan masyarakat termasuk perangkat desa untuk memperoleh informasi yang valid sebagai pertimbangan dalam menentukkan sasaran. Dalam proses ini dilakukan rembuk kembali, dan juga survei lokasi yang akan dijadikan tempat kegiatan. Seperti penuturan “ars” koordinator KSM mengatakan :

“ya rapat lagi, lalu didikumpukan informasi siapa yang layak mendapatkan bantuan dari kegiatan KSM. Informasinya dari mana-mana mbak. Kita pengurus KSM juga surve sendiri.”

Hal tersebut diperkuat dari pengakuan masyarakat bahwa mereka ditanya mengenai siapa yang layak untuk mendapatkan bantuan tersebut.

“ saya ditanya kira-kira siapa yang patut mendapatkan program rumah sehat”

Tahap selanjutnya setelah proses perencanaannya selesai maka proses selanjutnya adalah proses pelaksanaan program sesuai dengan tujuan KSM dibentuk. Pada tahap pelaksanan kegiatan ini dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat. Seperti yang di katakan sebelumnya bahwa pelaksanaannya


(79)

64

dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat. Hal tersebut dibenarkan oleh masyarakat ”ha” mengatakan bahwa :

“iya mbak, pas renovasi rumah nya masyarakat di data, siapa saja yang bisa ikut, malahan kayak diwajibkan. Tapi ya atas kesadaran sendiri mbak. Malu lah masa tetangga tidak dibantu”

Dalam proses pelaksanaanya masyarakat secara suka rela mengeluarkan tenaga dan biaya agar kegiatan KSM dalam terlaksana dengan baik dan juga mencapai tujuan. Pada proses pelaksaannya itu dilakukanlah monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan KSM. Monitoring dan evaluasi lebih melihat pada upaya masyarakat untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan melalui wadah KSM secara suka rela dan penuh tanggung jawab. Walaupun secara subtansi monitoring dan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana kegiatan dilakukan dan kendala serta apakah ada penyimpangan dalam pelaksaannya. Seperti yang diungkapkan oleh masyarakat “ka” :

“ya ditanya mbak, tau gak pembelian ini berapa, pembelian itu berapa. Terus disuruh apa, yang seputar pelaksanaan rumah sehat lah mbak. “ Monitoring dan evaluasi juga dilakukan secara internal oleh pegurus KSM. “su” mengungkapkan bahwa :

“ ya semuanya sama-sama dilihat mbak. Dana habis berapa, uang dapat dari mana, pokoknya terbuka semua mbak. Terus siapa saja yang membantu, terus kendalanya apa keluan masyarakat apa, masukannya bagaimana itu semua diutarakan mbak.”

Setalah tahap ini maka KSM melakukan langkah tindak lanjut terhadap kegiatan tersebut. Koordinator BKM “ag” menungkapkan bahwa :


(80)

“ ya kita Tanya tindak lanjutnya apa setelah kegiatnya selesai, tindak lanjut itu dilihat dari apakah ada penyipangan yang perlu diklarifikasi atau apakah ada upaya dalam pemeliharaan kegiatan pasca kegiatan selesai”

Hal tersebut dikuatkan oleh Pengurus KSM “su” mengatakan bahawa :

“ada mbak tindak lanjutnya, ya macam-macam, mulai dari bagaimana pemeriharaanya kan ada KSM lingkugan sehat, dan Sanitasi juga jadi juga dipikirkan pemelihaarnya, pokoknya keberlangsungnyanya mbak. Itu dulu ada rapat rapat lagi setelah selesai”

Setelah semua KSM pada UPL terbentuk dan juga kegiatannya berjalan makan diserahkan sepenuhnya keberlangsungnnya kepada pengurus dan juga masyarakat. Salah satu pengurus KSM “su” menuturkan bahwa

“ya kita urus KSM nya mbak. Kita buat program yang sama tapi sasaranya beda yang KSM sebagai wadah ngumpul-ngumpul jadinya mbak.

Manfaat dari adanya KSM sudah sangat jelas bahwa KSM muncul atas dasar permasalahan yang ada dan untuk menyelesaikan permasalahnya tersebut. Dengan adanya KSM masyarakat dapat melihat secara langsung bahwa mereka mampu menyelesaikan permasalahan yang ada disekitar mereka dengan wadah KSM. Seperti penuturan salah satu warga”ha”

….”KSM ini bagus mbak. Dulu saya hanya tau fungsi nya ini. Tapi setelah melihat kegiatanya ternyata banyak sekali manfaatnya. Itu kita kalau ada masalah kumpul-kumpul dulu sama pengurus KSM.

Hal ini juga di ungkapkan oleh beberapa warga “ka” yang menerima bantuan : “..alhamdulillah berkat ada bantuan ini bisa memiliki rumah yang lebih baik kondisinya saya merasa senang karena terus terang untuk membangun rumah saya tidak ada biaya….”

Hal ini juga diungkapkan pula dari warga “ha” penerima bantuan lainnya mengungkapkan bahwa :


(81)

66

“.. saya senang sekali dan sungguh tidak menyangka rumah saya bisa menjadi seperti ini kondisi bangunan sebelumnya tidak pernah selesai dibangun karena ketidakadaan masalah biaya”…

Hal tersebut di perkuat pengakuan dari “su” pengurus KSM bahwa :

“..setelah mengetahui manfaat adanya KSM masyarakat seringkali yang meminta untuk berkumpul membicarakan permasalahnya. seringkali mbak masyarakat atau warga yang inisiatif ngumpulin warga , ngajak pengurus KSM.”

2. Dari Unit Pengelola Keuangan

Unit pengelola keuangan adalah salah satu tugas yang dibentuk oleh BKM sebagai unit mandiri untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh BKM mengenai kebijakan yang menyangkut kegiatan di bidang ekonomi, melakukan pengelolan dana, pinjaman bergulir dan administrasi keuangannya, baik yang berasal dari dana stimulasi BLM PNPM mandiri perkotaan maupun dari pihak-pihak lain yang bersifat hibah. Mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM ekonomi serta menjalin kemitraan dari pihak lain yang mendukung kegiatan UPK. Fungsi unit pengelola keuangan :

a. Bekerjasama dengan BKM untuk menjamin terlaksananya PJM pronankis di bidang keuangan

b. Monitoring dan evaluasi kegiatan-kegiatan KSM ekonomi Mengelola keuangan pinjaman bergulir dan mengadministrasikannya.


(82)

Dari unit pengelolaan keuangan ini terdapat 2 KSM yang aktif seperti data berikut :

Tabel 2. KSM dalam Unit Pengelolaan Keuangan

NO UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN Nama Ketua KSM Nama KSM

1 Mina Tangguh Suyatno 2 Mina Peduli Sulistyo

Sumber: Laporan Review BKM/LKM Mina Sejahtera Tahun 2011

Seperti hanya pembentukan KSM pada unit yang lain pada Unit pengeloaan keuangan ini KSM dibentuk juga berdasarkan kebutuhan dan permasalah yang ada pada masyarakat. KSM pada UPK ini dimanfaatkan oleh masyarakt sebagai wadah/sarana simpan pinjam dengan bunga yang lunak serta tanpa jaminan, satu satunya jaminan yang diminta adalah kepercayaan serta komitmen si peminjam. dalam KSM ini banyak sekali membantu masyarakat.

Kelompok Swadaya Masyarakat yang sudah ada di desa Minomartani ini merupakan kelompok basis dimana antar anggotanya dapat saling membantu, saling memperkuat, dan saling belajar untuk bersama-sama keluar dari belenggu kemiskinan. Kesatuan dalam KSM ini didasari oleh ikatan pemersatu, antara lain kesamaan kepentingan dan kebutuhan, kesamaan kegiatan, kesamaan domisili dll., yang mengarah pada upaya mendorong tumbuh berkembangnya modal sosial.


(83)

68

KSM ini merupakan kegiatan awal proses pembelajaran di tingkat masyarakat bertumpu pada kelompok. Kegiatan ini merupakan proses identifikasi dan penentuan kelompok masyarakat yang akan didampingi. Keputusan apakah satu kelompok bisa didampingi atau tidak harus merupakan kesepakatan bersama seluruh anggota kelompok dan pelaku program penanggulangan kemiskinan di tingkat kelurahan/desa. Dengan adanya KSM akan menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memperkuat kembali ikatan-ikatan pemersatu sebagai media membangun solidaritas sosial sehingga masyarakat mampu memecahkan persoalan-persoalan bersama secara mandiri melalui pembelajaran bertumpu pada kelompok. Lahirnya KSM ini didasarkan apa pada kebutuhan dari masyarakat, melalui BKM yang sudah ada di Minomartani, lahirlah KSM yang sesuai dengan permasalahan dan potensi lokal. Dalam proses lahirnya atau pembentukan KSM ini bukan untuk membentuk kelompok sebanyak-banyaknya, melainkan dalam rangka memunculkan KSM yang berkualitas dan benar-benar menjadi wadah pembelajaran bagi masyarakat dan berdasarkan pada kebutuhan nyata dan kesiapan masyarakat.

3. Dari Unit Pengelola Sosial

Unit pengelola sosial adalah salah satu tugas yang di bentuk oleh BKM sebagai unit mandiri untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh BKM mengenai kegiatan-kegiatan di bidang sosial, dan


(84)

bidang-bidang lain seperti kesehatan,pendidikan. Fungsi unit pengelola Sosial:

a. Bekerjasama dengan BKM untuk menjamin terlaksananya PJM pronankis di bidang sosial

b. Mengembangkan media warga

c. Mengendalikan kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM/panitia bidang sosial

d. Melakukan pendampingan usulan kegiatan KSM/panitia

KSM yang dibentuk dari unit pengelolaan Sosial sebagai berikut : Tabel 3. KSM dalam Unit Pengelolaan Sosial

NO UNIT PENGELOLAAN SOSIAL Nama Ketua KSM Nama KSM

1. KSM Multi Usaha Hari Minami

2. KSM Sulam Pita Eniawati

3. KSM Perikanan Maulida Nisa

4 KSM Bengkel Ery W Sumber: Laporan Review BKM/LKM Mina Sejahtera Tahun 2011

Dari proses pembentukan KSM hingga tahap tindak lanjut pembentukan KSM pada unit Pengelolaan Sosial hampir sama, yang membedakan adalah tujuan KSM dibuat. Tentu yang melatar belakangi KSM dibentuk pun berbeda. Pada UPS ini sendiri lebih mengarah pada pembentukan kelompk usaha atau kemandirian kelompok usaha. Seperti yang disampaikan oleh “su” selaku pengurus KSM:


(85)

70

“kalau di KSM di unit pengeloaan social itu program nya kayak pemberdayaan masyarakat mbak. Pelatihan, pembentukan kelompok usaha.”

Hal tersebut tergambar dari kegiatan KSM pada unit pengelolaan social sebagai berikut :

a. Program pelatihan menjahit (KSM sulam Pita) diberikan kepada para ibu-ibu di desa minomartani. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan ketrampilan kepada para ibu-ibu untuk meningkatkan kreativitas.

b. Program pelatihan kewirausahaan (KSM Multi Usaha) meliputi kegiatan pembuatan snack kegiatan ini diberikan kepada para ibu-ibu. Kegiatan ini bertujuan agar menambah pengetahuan dan kreatifitas sehingga mereka mempunyai ketrampilan dan dapat membuka peluangu untuk berwirausaha.

c. Program servis hp (KSM Bengkel) di berikan kepada para pemuda untuk memperoleh ketrampilan dan di harapkan dapat membuka lapangan usaha. Pelatihan servis hp meliputi pelatihan belajar perbaikan handphone dan perbaikan software handphone

d. Budidaya lele (KSM Perikanan) di berikan kepada pada warga masyarakat Minomartani yang tidak mempunyai pekerjaan pelatihan ini di harapkan dapat memberikan ketrampilan dan menambah ilmu kepada masyarakat. Pelatihan ini menjelaskan


(86)

bagaimana cara budidaya lele serta bagimana pemilihan bibit dan tempat yang digunakan untuk budidaya lele.

Manfaat adanya KSM di bidang sosial yang lebih terkosentrasi pada pemberdayaan sangatlah terasa dampaknya kepada masyarakat. dengan adanya KSM yang focus pada pembentukan usaha dan pemberian ketrampilan kepada masyarakat pengangguran dan masyarakat yang memerlukan ketrampilan untuk memperbaiki kualitas ekonominya. Salah satu penerima manfaat dari KSM Mina Tanggung “sr” menuturkan berkat KSM, dirinya sekarang sudah tidak lagi menjadi penganguran.

“…..Menuturkan sejak merasakan manfaat KSM dari kegiatan menjahit, sekarang saya sudah menerima jahitan sendiri dirumah, lumayan hasilnya".

Hal tersebut juga dikuatkan dengan penuturan pengurus BKM”ag” mengatakan bahwa :

“KSM dari unit pengelolaan social memberikan angin segar kepada masyarakat yang tadinya menganggur atau yang pengen usaha bisa ikut di KSM tersebut. “

Melalui KSM pada unit pengelolan sosial ini masyarakat menjadi mandiri menentukan kebutuhan akan peningkatan usaha mereka atau peningkatan dalam rangka menujang kemajuan usaha mereka. Dari KSM ini pula masyarakat banyak bergabung. Melalui KSM ini juga masyarakat menjadikan sebagai tempat berkumpul dan bertukar pengalaman seputar kegiatan yang mereka lakukan. Kelompok Swadaya Masyarakat yang sudah


(87)

72

ada di desa Minomartani ini merupakan kelompok basis dimana antar anggotanya dapat saling membantu, saling memperkuat, dan saling belajar untuk bersama-sama keluar dari belenggu kemiskinan.

Kesatuan dalam KSM ini didasari oleh ikatan pemersatu, antara lain kesamaan kepentingan dan kebutuhan, kesamaan kegiatan, kesamaan domisili yang mengarah pada upaya mendorong tumbuh berkembangnya modal sosial. KSM ini merupakan kegiatan awal proses pembelajaran di tingkat masyarakat bertumpu pada kelompok. Kegiatan ini merupakan proses identifikasi dan penentuan kelompok masyarakat yang akan didampingi. Keputusan apakah satu kelompok bisa didampingi atau tidak harus merupakan kesepakatan bersama seluruh anggota kelompok dan pelaku program penanggulangan kemiskinan di tingkat kelurahan/desa.

Dengan adanya KSM akan menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memperkuat kembali ikatan-ikatan pemersatu sebagai media membangun solidaritas sosial sehingga masyarakat mampu memecahkan persoalan-persoalan bersama secara mandiri melalui pembelajaran bertumpu pada kelompok. Lahirnya KSM ini didasarkan apa pada kebutuhan dari masyarakat, melalui BKM yang sudah ada di minomartani, lahirlah KSM yang sesuai dengan permasalahan dan potensi lokal. Dalam proses lahirnya atau pembentukan KSM ini bukan untuk membentuk kelompok sebanyak-banyaknya, melainkan dalam rangka


(88)

memunculkan KSM yang berkualitas dan benar-benar menjadi wadah pembelajaran bagi masyarakat dan bedasarkan pada kebutuhan nyata dan kesiapan masyarakat.

2. Implementasi kegiatan KSM untuk menumbuhkan Keswadayaan

Masyarakat di Desa Minomartani Condong Catur Sleman

Pembentukan KSM di desa Minomartani melalui beberapa langkah atau tahap sesuai dengan data dilapangan yang peneliti himpun, sehingga terbentuklah KSM, Langkah-langkah yang ditempuh adalah :

a. Sosialisasi KSM, untuk membentuk KSM perlu diawali dengan sosialisasi mengenai pembentukan KSM itu sendiri sehingga masyarakat desa atau kelurahan mengetahui agenda dan kegiatan tersebut. Kegiatan sosialisasi dilakukan melalui forum-forum pertemuan warga, baik forum-forum pertemuan RT/RW maupun forum-forum warga lainnya yang telah ada, seperti kelompok pengajian, kelompok arisan, kumpulan warga RT/RW, kumpulan petani, dan sebagainya, yang ada dimasyarakat. Pihak-pihak yang melakukan sosialisasi adalah : anggota BKM, atau Relawan serta unit unit pengelolaan pada BKM sesuai kebutuhan. Seperti yang di ungkapkan oleh SU selaku pengelola KSM megatakan bahwa :

“waktu pertama kali akan di bentuknya KSM masyarakat sini sangat antusias. Pada saat dibentuknya KSM kita berkumpul melakukan rembung warga untuk bersosialisasi apa itu KSM dan program-program apa saya yang di buat oleh KSM karena saat ini juga masih banyak KSM yang kualitasnya belum baik pada kenyataannya


(89)

74

mereka jarang melakukan pertemuan rutin dengan melihat kondisi tersebut maka rasa saling menanggung pun akan sulit terbentuk..” Hal ini juga di ungkapkan salah satu warga yang mengatakan bahwa :

“saya senang sekali dengan dibentuknya KSM ini karena dengan dibentuknya KSM ini sangat membantu untuk mengatasi masalah ekonomi.

b. Setalah sosialisasi sudah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah pertemuan warga untuk FGD mengenai dinamika kelompok, Setelah masyarakat mengetahui pentingnya membentuk kelompok maka warga perlu dikumpulkan untuk melakukan penjajagan mengenai pembentukan KSM dengan cara diskusi kelompok terarah (FGD) mengenai dinamika kelompok. Yang diselenggarakan setelah kegiatan sosialisasi. Dalam pembentukan KSM yang perlu diperhatikan adalah: Kesamaan kepentingan kebutuhan dari anggota KSM, Kriteria anggota KSM, aturan-aturan dasar KSM, serta jenis program. KSM yang telah terbentuk didokumentasikan pada oleh BKM. Hal ini juga di ungkap kan oleh pengelola BKM bernama IS mengatakan bahwa:

“setelah kita melakukan sosialisasi terhadap masyarakat apa itu KSM. Berangkat dari pemahaman akan makna KSM itu sendiri kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya visi , kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama. Kita juga menjelaskan kembali apa saja program-program yang akan dilaksanakan serta kriteria-kriteria apa saja yang dibutuhkan dalam pembentukan KSM. Dalam KSM juga perlu ada keterbukaan antar anggota KSM karena terkait dengan pinjaman atau pembiayaan diperlukan harus disampaikan secara terbuka antar anggota KSM.”


(90)

Hal ini juga di ungkapkan oleh salah satu warga yang mengikuti Sosialisasi KSM mengatakan bahwa :

“saya sebetulnya kurang paham tentang apa itu KSM,setelah dilakukan sosilisasi tentang apa itu KSM dan tujuan KSM. Sekarang saya menjadi paham dan saya tertarik untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di KSM.”

c. Langkah terakhir yaitu proses verifikasi, proses verifikasi diselenggarakan setelah KSM dilihat apakah KSM tersebut layak atau tidak. Dalam proses ini akan ditinjau kembali apakah pembentukan KSM memang benar-benar dibutuhkan dan sesuai dengan potensi lokal. Aspek-aspek yang diverifikasi adalah : proses pembentukan, aturan main serta kesepakatan kegiatan rutin. Tetapi hal tersebut tidaklah selalu sama tergantung kesepakan dan urgensinya saja.

Pelaksanaan KSM pada Unit pengelolaan Lingkungan

UPL (unit pengelolaan lingkungan) di desa minomartani bertujuan untuk menyelesaikan masalah lingkungan yang ada di desa Minonartani melalui program-program yang disusun berdasarkan permasalahan yang dihadapi serta kesepakatan dengan masyarakat setempat melalui kegiatan rembug warga (RWT) yang dilakukan setiap bulan desember. Hasil rembug kegiatan mengupayakan memperbaiki lingkungan agar terlihat, rapih dan bersih. Adapun beberapa kegiatan UPL yaitu rehap rumah, perbaikan/ perbuatan kamar mandi atau WC, perbaikkan jalan, drainase, tempat pembuangan sampah.


(91)

76

Hal ini diungkapkan juga oleh SU selaku pengelola KSM di desa Minomartani sebagai berikut :

“Kegiatan UPL di desa Minomartani yang sudah terlaksanakan maupun yang masih dalam proses perencanaan di antaranya rehap rumah, perbaikkan atau pembuatan kamar mandi atau WC, perbaikkan jalan, drainase serta tempat pembuagan sampah. Keseluruhan program kegiatan tersebut hasil rembug warga sehingga pembangunan hasil kehendak warga. Dengan demikian diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Dan ada pun kegiatan yang sudah berhasil dilaksanakan antara lain, rehap rumah merubah rumah yang tidak layak huni menjadi layak huni, pembuatan kamar mandi/ WC dan perbaikan jalan.”

dilihat dari aspek pengembangan masyakrakat minomartani memiliki partisipasi yang cukup baik guna untuk pembangunan lingkungannya. Bentuk kegiatan KSM terfokus diantaranya pada rehap rumah membangun yang kondisinya tidak layak huni menjadi layak huni, perbaikkan jalan yang kondisi sebelumnya berlubang dan berkerikil menjadi aspal. Hal ini juga di ungkapkan oleh salah satu masyakarat yaitu ARS warga desa minomartani:

pelaksanaan kegiatan UPL memperoleh dana bantuan dari BLM PNPM, saya salah satu penerima bantuan perbaikkan rumah. Rumah saya dulu tidak layak huni lantai masih tanah sekarang sudah layak huni bantuan ini sangat berat sekali bagi saya”

Berdasarkan hasil wawancara di atas disimpulkan bentuk kegiatan unit pengelola lingkungan (UPL) di desa Minomartani cukup berhasil hal ini dibuktikan dari masyarakat menerima dan mendukung sekali kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh UPL ditunjukan dari partisipasi masyarakat yang sangat membantu dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Warga


(92)

juga berperan aktif dalam kegiatan rehap rumah , pembuatan MCK dan perbaikkan jalan.

Fokus dalam pelaksanaan kelompok swadaya masyarakat pada unit pengelolaan lingkungan di desa Minomartani sudah mencerminkan kebutuhan masyarakat, fokus pada unit lingkungan ini memang ditekankan lebih pada pembangunan lingkungan fisik. Dalam perjalannya KSM yang sudah ada yang berjumlah sekitar 8 KSM di Minomartani ini sudah sejalan dengan program pemerintah dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan yang bersih dan nyaman. Pelaksanaan kegiatan pembangunan lingkungan di Desa Minomartani dilihat dari kebermanfaatnya memang telah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dinilai mampu mengatasi sebagian permasalahan yang dirasakan masyarakat, yang dahulunya tidak terdapat sanitasi pengelolaan lingkungan air yang baik, kini mereka punya pengelolaan lingkungan atau irigasi antara rumah yang baik. Tetapi memang jika dilihat secara komprehensif untuk menciptakan kondisi yang ideal perlu perencaan yang terpadu, bukan hanya peran KSM saja tetapi juga peran kelompok masyarakat yang lain harus ikut ambil bagian. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak harus menggunakan tolak ukur ekonomi, faktor penting yang lain adalah penataan lingkungan sehingga mencerminkan kondisi masyarakat yang sejahtera. Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan


(93)

78

lingkungan merupakan indikator bahwa masyarakat berperan dalam proses perubahan sosial menuju lebih baik.

Pelaksanaan KSM pada Unit pengelolaan Sosial.

Unit pengelola sosial (UPS) di desa Minomartani bertujuan untuk menyelesaikan masalah sosial yang ada di desa Minonartani melalui program-program yang disusun berdasarkan permasalahan yang dihadapi serta kesepakatan dengan masyarakat setempat melalui kegiatan rembug warga. Hasil rembug kegiatan mengupayakan mengatasi masalah sosial sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam perubahan dan pembangunan daerah. Adapun beberapa kegiatan UPS yang ada di desa Minomartani yaitu pelatihan Komputer, perlatihan servis hp, pelatihan menjahit,pelatihan budidaya lele, pelatihan kewirausahaan. Kegiatan yang ada di UPS sudah terlaksana dengan baik. Hal ini di ungkapkan oleh KSM ternak sebagai salah penerima pelatihan di desa Minomartani :

Seluruh kegiatan UPS sudah terlaksana dengan baik dan telah mengadakan pelatihan budidaya ikan lele. Dan saya merasa senang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman sehingga kreativitas kita semakin bertambah.

Berdasarkan keterangan tersebut bahwa kegiatan pada unit pengelola sosial (UPS) mampu membuat agar masyarakat lebih mandiri dan meningkatkan kreatifitas, menyiapkan dan menciptakan peluang usaha melalui pelatihan yang didapat. Kegiatan- kegiatan lainnya dalam unit pengelola sosial (UPS)


(94)

antara lain pelatihan membuat makanan kecil, pelatihan menjahit, pelatihan servis hp. Hal ini di ungkapkan oleh HA selaku warga di desa minomartani

“Waktu itu saya dan ibu-ibu yang lainnya mendapatkan bimbingan dari UPS telah memberikan kegiatan pelatihan pembuatan snack serta diajari cara membuat kue-kue basah dan kering. Setelah mengikuti pelatihan tersebut saya langsung mempunyai ide untuk membuka usaha dengan pemasaran seadanya yaitu dari mulut ke mulut. Alhamdulilah saya sekarang sudah mempunyai langganan sendiri. Pelatihan yang saya ikuti sangat bermanfaat sekali bagi saya.”

Selain itu juga diungkapkan oleh salah satu masyarakat lainnya mendapatkan pelatihan ER mengatakan bahwa

“Awalnya begitu ada kegiatan pelatihan servis hp saya sangat tertarik sekali karena dapat menambah pengetahuan saya. Setelah mengikuti pelatihan tersebut saya langsung mempunyai ide untuk membuka konter servis hp kecil-kecilan sendiri dan alhamdulilah setelah mengikuti kegiatan sekarang saya sudah mempunyai konter sendiri.Kegiatan ini sangat membantu sekali bagi saya.

Jenis pelatihan lainnya yang di adakan oleh unit pengelola sosial adalah pelatihan menjahit. Hasil dari pelatihan ini juga dinikamti warga yang rnenerapkan ilmu yang diperolehnya. Hal ini juga di ungkapkan warga bernama TR dan beberapa orang lainnya mengungkapkan bahwa :

Setelah mengikuti pelatihan menjahit di UPS di desa Minomartani. Dari proses pelatihan menjahit saya bersungguh-sungguh mengikutinya karena pelatihan ini bagi saya dapat menambah ketrampilan saya. Selain itu juga saya mendapatkan modal untuk membuka usaha jahitan sendiri.”

Keberhasilan warga dalam mengikuti pelatihan ini dapat meningakat ketrampilan warga melalui materi-materi yang diberikan. Pada dasaranya pelatihan ini di buat sesuai kebutuhan dan kemampuan warga sehingga dapat


(95)

80

bermanfaat. Bukti dari keberhasilan warga setelah mengikuti pelatihan ditunjukan dari ide ide warga untuk membuka usaha sendiri. Hal ini juga di ungkapkan oleh SU selaku pengelola mengatakan bahwa

“Dari pelatihan-pelatihan yang selama ini diikuti oleh warga sangat bermanfaat sekali. Banyak masyarakat dan ibu-ibu juga yang berhasil membuka usaha sendiri setelah mengikuti pelatihan seperti pelatihan menjahit, pelatihan membuat snack dan pelatihan servis Komputer.” Berdasarkan wawancara diatas disimpulkan bahwa adanya pelatihan-pelatihan yang di buat oleh unit pengelola sosial (UPS) di desa Minomartani kemampuan warga meningkat dan pengetahuan warga juga bertambah setelah mendapatkan materi-materi yang bermanfaat dari fasilitator dan ide kreatifitas warga bertambah mereka bisa membuka usaha sendiri setelah mengikuti pelatihan.

Pelaksanaan kelompok swadya masyarakat pada unit pengelolaan sosial di desa Minomartani sudah mencerminkan kebutuhan masyarakat fokus pada unit sosial ditekankan lebih pada masalah sosial. Dalam berjalanannya KSM di mana rencana-rencana kegiatan KSM saat ini hampir sudah terlaksana hal ini didukung dari adanya bantuan dana BLM dari pemerintah. Rencana kegiatan di kelompok swadaya masyarakat yang telah dilaksanaan diantaranya budidaya lele, pelatihan komputer, pelatihan servis hp, pengelolaan sampah. Dari hasil kegiatan tersebut sebagian besar masyarakatnya senang karena dengan adanya kegiatan pelatihan masyarakat mendapatkan pengetahuan dan manfaat. Hal ini di buktikan dari salah satu


(96)

masyarakat yang telah mengikuti kegiatan pelatihan mereka mampu menerapkan ilmu yang mereka dapat dari kegiatan pelatihan untuk membuka usaha agar mendapatkan penghasilan tambahan. Walaupun Pelaksanaan unit pengelola sosial telah terlaksana sesuai dengan renacana tetapi masih ada rencana kegiatan yang belum terealisasikan hal ini di sebabkan karena adanya permasalahan utama yang sering menjadi penyebab terlaksana atau tidaknya suatu rencana kegiatan adalah permasalahan pembiayaan namun untuk mengatasi masalah tersebut dialihan dengan kegiatan lain yang lebih prioritas.

Pelaksanaan KSM unit pengelola keuangan

Pelaksanaan unit pengelola keuangan(UPK) di desa Minomartani melalui program pinjaman bergulir bersifat invidual maupun kelompok. program pinjaman di sesuaikan dengan kebutuhan usaha yang diperlukan serta kelancaran dalam pengembalian dana sebelumnya. Program-program UPK BKM Mina Sejahtera merupakan upaya pemecahan permasalahan yang dialami oleh sebagian besar masyarakat yang ingin memiliki usaha sendiri. Hal ini sesuai dengan yang diuraikan salah “IS” seorang pengelola KSM di seda minomartani

“Program UPK ini merupakan program yang dinantikan oleh masyarakat terutama bagi warga yang hendak akan membuka usaha kecil. Bantuan dana ini sangat membantu bagi masyarakat dalam memecahkan masalah keuangan.”

Hal ini juga di ungkapkan oleh salah satu warga penerima UPK yaitu RA mengatakan bahwa :


(97)

82

“Program UPK ini bagi saya sangat membantu sekali karena bunganya ringan dibandingkan saya meminjam uang di bank dalam pemgembaliannya juga ringan. Jadi sangat bermanfaat sekali bagi warga seperti saya ini untuk memulai membuka usaha kecil….” Pelaksanaan KSM unit pengelola keuangan kegiatan ini berjalan efektif. Program UPK yaitu pinjaman bergulir bagi masyarakat yang kurang mampu. Kegiatan UPK ini bertujuan untuk mengatasi masalah ekonomi yang bergulir di desa minomartani. Pinjaman dana yang di berikan masyarakat kurang mampu digunakan untuk mengembangkan usaha yang sudah ada ataupun membuka usaha-usaha baru tetapi ada juga yang sebagian pinjaman dana digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang mendesak. Kondisi masyarakat Minomartani yang ada saat ini telah banyak mengalami peningkatan kemandirian untuk mendapatkan peluang usaha sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program KSM

dalam Menumbuhkan Keswadayaan Masyarakat.

Kelompok swadaya masyarakat merupakan kumpulan orang atau masyarakat yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu yaitu adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai.Pada setiap kegiatan ada hal yang mendukung dan menghambat keterlaksanaan sebuah program.Faktor yang berpengaruh dalam implementasi kegiatan KSM yaitu :


(98)

1. Kerja sama antara pengurus KSM dan masyarakat sasaran

2. Partisipasi masyarakat yang sangat antusias dengan adanya kegiatan yang diberikan oleh KSM

Hal ini di ungkapkan oleh salah satu warga penerima program : “Saya senang sekali mbak dengan adanya program-program yang dilaksanakan oleh KSM, menambah pengetahuan dan menambah ilmu.

Hal ini juga diungkapkan oleh pengurus KSM mengatakan bahwa :

“pelaksanaan program di KSM cukup berhasil hal ini di tunjukan dari partisipasi masyarakat yang antusias dalam mengikuti pelaksanaan kegiatan. Setiap diadakanya kegiatan rata-rata masyarakat hadir 100%

3. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang sudah berjalan ada sebagian masyarakat yang sudah menerapkan ilmunya dengan membuka usaha baru.

Tetapi dalam sisi lain terdapat pula faktor penghambat dalam kegiatan KSM yaitu :

b. faktor penghambat

1. Kurangnya kesadaran dan kemauan untuk menerapkan pengetahuan tentang kewirausahaan,

2. Pemilihan kelompok sasaran penerima program yang kurang tepat sehingga hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.

3. keterbatasan modal untuk meningkatkan penguasaan teknologi, kurangnya kemampuan untuk memanfaatkan dunia usaha karena keraguan


(99)

84

4. Minimnya sosilisasi terhadap masyarakat sehingga masyarakat sulit percaya tentang keberadaan KSM

5. Sistem perekrutan peserta belum dilakukan konsisten sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Sehingga ada peserta yang tidak sesuai dengan kriteria yang sebenarnya tidak layak untuk mengikuti pelatihan karena berasal dari orang mampu

Dari beberapa Faktor penghambat yang telah disebutkan di atas sangat berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan yang ada di KSM hal ini juga di ungkapkan oleh pengurus KSM “su” mengatakan bahwa :

“Pada kenyataannya keberhasilan program terkadang masih ada hambatan-hambatan yang mempengaruhi. Salah satu kendala yang di hadapi keterbatasan masalah modal sehingga masyarakat di sini sulit untuk mengembangkan usaha atau yang akan membuka usaha baru. Hal ini juga di ungkapkan oleh beberapa warga penerima kegiatan mengatakan bahwa:

“Iya mbak kendala yang alami dalam mengikuti kegiatan yang ada di KSM keterbatasan masalah ekonomi ketika akan membuka usaha karena kurang mampu.

C. Pembahasan

Berdasarkan dari data hasil penelitian baik dari data hasil wawancara terhadap subyek penelitian dan dari pengamatan yang peneliti lakukan serta dokumentasi yang peneliti dapatkan, maka peneliti akan melakukan pembahasan mengenai “implementasi kegiatan kelompok swadaya masyarakat (KSM) untuk menumbuhkan keswadayaan masyarakat di desa Minomartani,


(100)

Sleman,Yogyakarta. Pembahasan dilakukan berdasarkan pernyataan dari rumusan masalah yang telah ditetapkan. Adapun beberapa aspek yang akan dijadikan pembahasan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Program-Program yang ada di KSM untuk Menumbuhkan

Keswadayaan Masyarakat di Desa Minomartani,Sleman,Yogyakarta

Telah diketahui dari data hasil penelitian bahwa bentuk program yang ada di kelompok swadaya masyarakat meliputi:

a. Unit Pengelola Lingkungan

Program UPL yang di Kelurahan Minomartani, baik yang sudah dilaksanakan atau sudah direncanakan adalah perbaikan jalan lingkungan,pembangunan MCK, pembuatan saluran drainase, rumah sehat, lingkungan sehat. Program-program yang disusun dalam UPL sudah cukup sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan dapat terealisasikan dengan baik. Sehingga pelaksanaan program UPL sudah cukup efektif. Hal ini sesuai dengan kajian teori bahwa fungsi unit pengelola lingkungan yaitu : (a) Melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSM (b)Mengendalikan kegiatan-kegiatan penbangunan di bidang lingkungan (c) kerkerjasama dengan BKM untuk menjamin terlaksananya PJM pronankis di bidang lingkungan.

Pada tahap perencanaan ini biasanya pengurus UPL akan melakukan kontrol lapangan mengenai fasilitas publik yang sangat


(101)

86

mendesak untuk diperbaiki. Selain kontrol lapangan pengurus juga akan meminta saran dari perangkat desa dan warga masyarakat mengenai pembangunan yang akan dilakukan. Setelah itu usulan tersebut di bawa pada saat RWT dan ditentukan Kegiatan kerja apa saja yang akan disetujui dan akan dilaksanakan. Pada saat program UPL bekerjasama dengan masyarakat dusun setempat. Masyarakat dilibatkan agar ikut andil dalam Kegiatan tersebut. Keterlibatan masyarakat dapat berupa bantuan tenaga dalam proses pengerjaan dan sumbangan bahan material baik dalam bentuk bahan ataupun uang. Untuk bantuan tenaga biasanya setiap RT dalam satu dusun akan mendapatkan giliran untuk membantu proses pengerjaan fasilitas. b. Unit Pengelola Sosial

Kegiatan penanganan masalah sosial dalam kegiatan Unit Pengelola Sosial (UPS) di Desa Minomartani termasuk sudah berjalan cukup efektif dimana dari rencana-rencana kegiatan yang telah diprogramkan hampir semua telah terlaksana dengan baik. Hal ini didukung adanya dana BLM yang berhasil menjadi stimulan swadaya dari masyarakat dalam kegiatan-kegiatan sosial yang dilaksanakan. Kegiatan dalam bidang sosial yang telah dilaksanakan adalah pelatihan budidaya lele, pelatihan menjahit, pelatihan komputer, servis hp, pelatihan kewirausahaan. Hal ini sesuai dengan kajian teori bahwa tugas Unit Pengelola Sosial adalah sebagai


(102)

berikut:(a) Melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSM/Pantia.(b)Mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM/Panitia bidang sosial. (c)Menjalin kemitraan (channeling) dengan pihak-pihak lain yang mendukung program sosial UPS. c. Unit Pengelola Keuangan

Program pinjaman bergulir bagi warga kurang mampu merupakan bagian dari unit pengelola keuangan yang telah berjalan dengan baik dan dianggap sangat efektif oleh masyarakat. Masyarakat menganggap program dana pinjaman bergulir efektif untuk menggeser peran bank harian yang cukup kuat di beberapa desa maupun para renternir yang memberikan pinjaman dengan bunga yang dirasakan berat oleh masyarakat miskin.

Selain itu,pinjaman bergulir bagi warga kurang mampu dapat memberikan kontribusi untuk mengembangkan usaha warga yang sudah ada dan dalam beberapa kasus, pinjaman dana bergulir juga bisa menstimulasi warga untuk menciptakan usaha atau menciptakan peluang-peluang usaha baru bagi masyarakat yang produktif. Hal ini sesuai dengan kajian teori menjelaskan bahwa fungsi dari UPL yaitu (a) Bekerjasama dengan BKM untuk menjamin terlaksananya PJM pronankis di bidang keuangan (b) Monitoring dan evaluasi kegiatan-kegiatan KSM ekonomi Mengelola keuangan pinjaman bergulir dan mengadministrasikannya.


(103)

88

Program KSM merupakan suatu bagian dari upaya pengembangan ekonomi masyarakat yang dilaksanakan secara kolektif dan diupayakan komprehensif dengan program-program yang mendukung terciptanya penguatan perekonomian di masyarakat. Telah terbukti bahwa program-program yang diprakarsai oleh masyarakat dan juga direncanakan atas kebutuhan masyarakat melalui sebuah wadah yang pas yaitu KSM mampu menciptakan kondisi sosial yang dinamis. Kondisi sosial yang dinamis yang dimaksud adalah kemauan masyarakat untuk berperan langsung terhadap pembangunan dan kepentingan bersama dalam menciptakan kondisi yang nyaman.

Pembangunan desa merupakan suatu kegiatan yang berlangsung secara terpadu dan berkesinambungan mebutuhkan adanya penggerak dari dalam masyarakat itu sendiri (inner will) dalam bentuk partisipasi dan keswadayaan. Partisipasi dan keswadayaan merupakan dua konsep yang bisa dibedakan, namun tidak bisa dipisahkan. Partisipasi merupakan wujud peran serta masyarakat pedesaan dalam proses pengambilan keputusan pengelolaan pembangunan, mulai dari pengkajian potensi dan masalah, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, pemanfaatan hasil, monitoring dan evaluasi, sampai dengan tindak lanjut program.

Sedangkan keswadayaan merupakan potensi dan kemampuan masyarakat desa dalam mendayagunakan sumber-sumber yang mereka miliki demi mewujudkan kemandirian dalam pengelolaan pembangunan.


(104)

Keswadayaan bisa dipahami sebagai upaya yang didasarkan atas kepercayaan dan kemampuan sendiri dan berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki. Keswadayaan juga berarti semangat untuk membebaskan diri dari ketergantungan pada pihak luar, atau kekuatan dari. Namun demikian, peningkatan keswadayaan tidak perlu menempatkan masyarakat desa secara terisolasi, akan tetapi justru didorong tumbuhnya kerjasama kemitraan dengan berbagai pihak yang saling menguntungkan.

Dalam rangka menumbuhkan pola pengelolaan pembangunan yang berbasis pada partisipasi dan keswadayaan, maka upaya membangkitkan kemampuan dan rasa percaya diri masyarakat desa agar membangun dengan mengutamakan kemampuan sendiri (self confidence) sangat dibutuhkan. Dalam hal ini, perlu diberikan peluang luas bagi masyarakat untuk mengidentifikasi potensi keswadayaan yang berupa sumber daya alam, modal sosial, tata-nilai dan kelembagaan lokal maupun sumber-sumber lain yang mereka miliki semacam akses dan peluang kerjasama dengan pihak luar.

Strategi pemberdayaan melalui pengalokasian berbagai bantuan yang telah berlangsung selama ini sering kali hanya menghasilkan distorsi, dimana masyarakat penerima bantuan tidak semakin berdaya dan mandiri melainkan sebaliknya semakin tergantung terhadap bantuan dari luar. Hal ini selain disebabkan oleh kurang tepatanya strategi pemberdayaan yang diterapkan, juga disebabkan oleh kurangnya data yang secara akurat mampu menginformasikan kondisi kemampuan dan perkembangan keswadayaan


(105)

90

masyarakat sebagai acuan dalam memutuskan bentuk bantuan yang sesuai sehingga mendukung terwujudnya kemandirian.

Desa Minomartani sudah mampu melaksanakan apa yang dimaksud dengan menumbuhkan partisipasi masyarakat dan juga keswdayaan masyarakat, hal tersebur terbukti dari banyaknya KSM yang muncul atas inisiatif masyarakat untuk bersama-sama memanfaatkan potensi untuk menyelesaikan masalah bersama. KSM-KSM di desa Minomartani secara berkelanjutan memberikan kontribusi positif dalam mengerakkan masyarakat.

Dari hasil penelitian yang peneliti mengambil kesimpulan bahwa masyarakat Minomartani dalam pelaksanaan program yang dilakukan mampu menarik masyarakat untuk turut dalam pembangunan desa. KSM menjadi magnet masyarakat manakala masyarakat melihat dan merasakan manfaat KSM dalam kehidupan mereka. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa masyarakat awalnya tidak tertarik dengan adanya KSM karena kurangya informasi yang mereka peroleh. Informasi yang mereka peroleh seringkali hanya dari mulut-kemulut, tetapi setelah mereka mendapatkan informasi secara utuh tentang KSM serta manfaat nyata dari kegiatan KSM, masyarakat dengan sadar ikut berpartisipasi dalam kegiatan KSM , sehingga bisa mengerakkan apa yang dinamakan pembangunan desa yang berkelanjutan.

Kegiatan KSM di Desa Minomartani sudah mempu mengerakkan dan menyadarkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembagunan masyarakat


(106)

desa. KSM juga mampu mengerakkan masyarakat untuk mampu mengidentifikasi setiap permasalahan dan juga solusi untuk mengatasinya.

2. Implementasi program KSM dalam menumbuhkan Keswadayaan

Masyarakat di Desa Minomartani Condong Catur Sleman.

Implementai program KSM sangat erat hubunganya dengan partisipasi serta kemandirian masyarakat, partisipasi diartikan bahwa setiap program melibatkan masyarakat baik fisik, ide, dan materi. Keterlibatan disini memiliki makna keikutsertaan masyarakat secara fisikal dan mentalitas. Program selalu berasal dan untuk pemenuhan masyarakat, sehingga yang merencanakan adalah bersama masyarakat. Kemandirian artinya tujuan utama dari program untuk mengentaskan masyarakat dengan dirinya sendiri, dan hanya sekedar memberi stimulasi gagasan. Keswadayaan artinya bahwa setiap program harus dilakukan dengan kemampuan diri sendiri, sehingga segala bentuk intervensi hanyalah sebagai insentif saja.

Implementasi program KSM untuk menumbuhkan keswadayaan masyarakat dapat dilakukan dengan berdasarkan beberapa langkah yang perlu diperhatikan, baik dalam lingkup umum maupun khusus. Pertama, melakukan analisis kebutuhan. Masyarakat harus dapat mengenali apa sesungguhnya yang menjadi kebutuhan mereka. Ia harus melakukanneed assesment. Analisis kebutuhan dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan di dalam memetakan apa yang mestinya diperbuat untuk pemberdayaan masyarakat.


(107)

92

Kedua, melakukan analisis situasi sosial atausocial analysis, yaitu melakukan kajian terhadap berbagai hambatan dan potensi, baik fisik maupun non-fisik yang mempengaruhi atas hidup masyarakat, dan kemudian menempatkan hasil analisis kebutuhan tersebut di dalam peta hambatan dan potensi yang dimaksud. Ketiga, menemukan berbagai program yang layak dijadikan sebagai basis keswadayaan masyarkat, mungkin akan ditemui sekian banyak program yang relevan dengan analisis kebutuhan dan analisis situasi sosialnya.

Keempat, menentukan alternatif program yang diprioritaskan. Kelima, melakukan aksi pemberdayaan masyarakat sesuai dengan program prioritaskan. Keenam, melakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan program dan faktor-faktor penyebabnya. Melalui evaluasi ini akan ditindaklanjuti program berikutnya.

Masyarakat merupakan obyek tetapi juga sekaligus subyek pembangunan, oleh karena itu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sejauh mungkin diarahkan kepada terwujudnya masyarakat yang lebih mandiri, yakni masyarakat yang mampu merencanakan, mengambil keputusan, melaksanakan dan menilai usaha dalam memenuhi kebutuhannya. Seseungguhnya keswadayaan masyarakat merupakan siklus kegiatan yang bertahap. Implementasi kegiatan KSM di Desa Minomartani sebagaimana yang di utarakan dalam hasil penelitian dapat diambil tahap-tahap yang secara tidak langsung


(108)

sudah dilakukan oleh masyarakat dalam menjalankan kegiatan KSM. Adapun tahapan tersebut dapat secara sederhana dijelaskan sebagai berikut.

1) Persiapan sosial identifikasi potensi, masalah dan kebutuhan(Need Assessment)

Dalam persiapan sosial yang dilakuakan oleh KSM terlihat bahwa adanya komunikasi antara pengurus BKM/unit-unit pengelola kepada masyarakat. Hal-hal yang kemudian muncul dalam komunikasi tersebut adalah mengumpulkan Informasi mengenai lokasi kegiatan, oleh karena itu perlu diadakan survei lokasi. Setelah gambaran umum lokasi KSM didapat maka proses selanjutnya yaituneed assement itu merupakan dialog anggota masyarakat untuk memperoleh fakta antara lain kondisi fisik lokasi, sosial ekonomi, sumber pendapatan dan lingkungan dan hal-hal yang relevan yang dibutuhkan. Pada saat itu juga diungkapkan masalah-masalah yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungannya. Selanjutnya dirumuskan alternatif pemecahan masalah secara serta penentuan prioritas-prioritas pemecahan masalah.

2) Perencanaan program

Perencanaan program merupakan bagian dari pengembangan swadaya masyarakat yang membahas dan memutuskan tentang tujuan, target, waktu, pembagian peran dan tanggungjawab, sumber dana, sistem monitoring dan evaluasi yang semua dipahami oleh anggota masyarakat.Planning PRAbisa membantu analisis partisipatif terhadap penyusunan program.


(109)

94

3) Pembentukan dan dinamisasi kelompok. Kelompok sebagai sarana untuk menangani masalah masyarakat, dapat dibentuk berdasarkan beberapa alternatif pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan berdasarkan kesamaan masalah

Dalam hal ini masyarakat Minomartani didekati menurut kesamaan masalah yang dihadapi. Dalam hal ini masyarakat akan terkonsentrasi pada kesamaan masalah yang sama semisalkan tentang kebersihan wilayahnya, atau masalah peningkatan ekonomi. Sehingga akan membentuk persatuan dan persamaan tujuan.

b. Pendekatan berdasarkan tempat berkumpulnya

Masyarakat didekati berdasarkan tempat mereka berkumpul sehari-harinya, misalnya para pedagang sektor informal di pasar, petani di pedesaan. Pendekatan ini menguntungkan dari segi pengelompokan karena sudah berkumpul disuatu tempat tertentu.

c. Pendekatan berdasarkan tempat tinggal

Pembinaan dilakukan dilokasi pemukiman, pendekatan ini mempunyai kelebihan terutama mudah diketahuinya latar belakang keluarga.

4) Pelaksanaan program masyarakat

Koordinasi antara masyarakat dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka merealisasikan program yang sudah ditentukan dengan sumber dana dan sumber daya yang ada. Dalam pelaksanaan program ini masyarakat akan terlibat aktif untuk bersama-sama mencapai tujuan.


(110)

5) Monitoring dan evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau sejauh mana program dilaksanakan, apakah sesuai dengan perencanaan atau tidak. Dengan demikian dapat mengetahui penyimpangan dan penyebabnya. Monitoring adalah pemantauan kegiatan untuk melihat sejauh mana kemajuan pencapaian tujuan, apakah ada penyimpangan-penyimpangan. Evaluasi adalah pemantauan untuk melihat sejauh mana dampak yang diperoleh dalam kegiatan pengembangan masyarakat. Monitoring ini dilakukan oleh dan untuk masyarakat sendiri. Jadi secara mandiri dilakukan oleh masyarakat.

6) Perencanaan tidak lanjut

Apabila dalam monitoring dan evaluasi ditemukan penyimpangan maka dilakukan perbaikan-perbaikan yang dituangkan dalam perencanaan tidak lanjut atau jika program dirasa bermanfaaat maka akan dilanjutkan secara berkelanjutan.

3. Faktor pendukung dan penghambat implementasi kegiatan KSM dalam

menumbuhkan keswadayaan masyarakat.

Dalam pelaksanaan program kelompok swadaya masyarakat di Desa Minomartani, terdapat faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi keberhasilan di dalam pelaksanaan. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada pengelola, penerima program yang menjadi faktor pendukung di KSM selama pelaksanaan program berlangsung adalah


(111)

96

a. Partisipasi masyarakat antusias untuk ikut sangat besar, setelah mendapatkan informasi yang utuh mengenai kebermanfaatan KSM. b. Keberhasilan dalam pelaksanaan program hal ini di tunjukan dari

masyarakat penerima program yang sudah menerapkan ilmunya yang mereka dapat dengan membuka lapangan usaha sendiri

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan program kelompok swadaya masyarakat dari segi partisipasi masyarakat semangat dalam mengikuti program-program serta keberhasilan program-program setelah mengikuti program. Selain itu adapun kendala yang di hadapi dalam pelaksanaan program yaitu masalah keterbatasan modal dan Pemilihan kelompok sasaran penerima program yang kurang tepat sehingga hasilnya tidak sesuai yang diharapkan namun, faktor penghambat yang ada sejauh ini tidak menghambat keberlangsungan program


(112)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian mengenai Implementasi program Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk Menumbuhkan Keswadayaan Masyarakat di Kelurahan Minomartani, Sleman, Yogyakarta yang terurai dalam dalam bagian sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut :

1. Program kegiatan KSM Minomartani di bagi menjadi 3 yaitu unit UPS(unit pengelola sosial), UPK(unit pengelola keuangan),UPL(unit pengelola keuangan). penanggulangan masalah kemiskinan agar dapat mendapatkan solusi yang tepat sasaran. Program-program yang ada di KSM Minomartani merupakan kegiatan awal proses pembelajaran di tingkat masyarakat. Dengan adanya KSM di desa Minomartani dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memperkuat kembali ikatan-ikatan pemersatu sebagai media membangun solidaritas sosial sehingga masyarakat mampu memecahkan persoalan-persoalan bersama secara mandiri.

2. Implementasi program KSM dalam menumbuhkan keswadayaan masyarakat di desa Minomartani. Pembentukan KSM di desa Minomartani melalui beberapa langkah atau tahap sesuai dengan data


(113)

98

dilapangan yang peneliti himpun, sehingga terbentuklah KSM, Langkah-langkah yang ditempuh adalah melakukan analisis kebutuhan Masyarakat harus dapat mengenali apa sesungguhnya yang menjadi kebutuhan maereka. Ia harus melakukanneed assesment. Pertama Analisis kebutuhan dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan di dalam memetakan apa yang mestinya diperbuat untuk pemberdayaan masyarakat, kedua melakukan analisis situasi sosial atausocial analysis, yaitu melakukan kajian terhadap berbagai hambatan dan potensi, baik fisik maupun non-fisik yang mempengaruhi atas hidup masyarakat, dan kemudian menempatkan hasil analisis kebutuhan tersebut di dalam peta hambatan dan potensi yang dimaksud, ketiga menemukan berbagai program yang layak dijadikan sebagai basis keswadayaan masyarkat, mungkin akan ditemui sekian banyak program yang relevan dengan analisis kebutuhan dan analisis situasi sosialnya, keempat menentukan alternatif program yang diprioritaskan, Kelima, melakukan aksi pemberdayaan masyarakat sesuai dengan program prioritaskan, keenam melakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan program dan faktor-faktor penyebabnya. Melalui evaluasi ini akan ditindaklanjuti program berikutnya.

3. Dari hasil penelitian muncul beberapa faktor pendukung dalam implementasi program KSM (a) antusias masyarakat untuk ikut sangat besar setelah mendapatkan informasi yang utuh mengenai kebermanfaatan


(114)

KSM. (b) Berdirinya KSM ditengah-tengah masyarakat tidak lain adalah untuk menyelsaikan permasalahan yang ada. selanjutnya adalah kerjasama antara pengurus KSM satu dengan yang lain menjadi faktor pendukung dalam menumbuhkan keswadayaan masyarakat dengan kerjasama yang baik dan komunikasi yang secara continue mampu menujukkan hasil atau keberhasilan dalam setiap kegiatan KSM. Keberhasilan tersebut yang kemudian menjadi salah satu motivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam KSM.

4. Faktor penghambat implementasi program KSM adalah (a) sering muncul dari dalam kurangnya sosialisasi kebermanfaatan KSM kepada masyarakat menjadi penyebab kurangnya respon masyarakat terhadap kegiatan KSM, masyarakat seringkali hanya memperoleh informasi secara sepengal atau sepotong sepotong saja, tidak secara menyeluruh. Kemudian faktor penghambat dari internal yang lain adalah kurang disiplinya pengurus BKM dalam merekrut masyarakat sebagai pengurus KSM. Ini menjadi penting manakala KSM bergerak dari dan untuk masyarakat itu sendiri. Sehingga ketika perekrutan pengurus KSM sendiri dalam hal kriteria tidak terlalu diperhatikan. Itu menyebabkan potensi matinya KSM karena pengurus yang direktur tidak aktif bergerak. Konsep partisipasi masyarakat adalah harus ada yang motor pengerak untuk mengerakkan partisipasi masyarakat secara luas.


(115)

100

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Masih sangat perlu diberikan sosialisai tentang kebermanfaatan KSM

kepada masyarakat karena kurangnya sosialisasi menjadi penyebab kurangnya respon masyarakat terhadap kegiatan KSM.

2. Hendaknya dalam penyampaian informasi lebih detail karena Masyarakat seringkali hanya memperoleh informasi secara sepengal atau sepotong-potong saja tidak secara menyeluruh.

3. Pemilihan kelompok sasaran penerima program yang kurang tepat sehingga hasilnya tidak sesuai yang diharapkan


(116)

DAFTAR PUSTAKA

Ambar Teguh Sulistyani, (2004) Kemitraan dan Model-Model

Pemberdayaan.Yogyakarta : Gava Media

Anwar, (2007)Manajemen Pemberdayaan Perempuan.Bandung: Alfabeta Grindle, Dalam Wibawa. (1994).Implementability. Jakarta:Grafindo Jaya

Isbandi Rukminto Adi. (2007).Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: dari Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press.

Kementrian Pekerjaan Umum, (2012). Modul Tugas dan Fungsi Unit Pengelola.

Jakarta: Direktorat Jendral Cipta Karya

Lexy J Moleong, (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mikkelsen, Britha. (1999).Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan: sebuah buku pegangan bagi para praktisi lapangan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nasution S, (1998)Metode Penelitian Naturalistik kualitatif, Bandung : Tarsito Nurul Zuriah, (2006) Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori- Aplikasi,

Jakarta : PT Bumi Aksara

Nurdin Usman (2002) implementasi berbasis kurikulum,Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.


(117)

102

,(2011) Keswadayaan Masyarakat Manifestasi Kapasitas Masyarakat untuk Berkembang secara Mandiri: Pustaka Pelajar

Sunyoto Usman. (2008).Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. (2011)Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung :Alfabeta.

Suharsimi Arikunto (1998).Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluasi.Jakarta: Rajawali.

Tim Persiapan PNPM (2009). Petunjuk Teknis Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Jakarta : Sekertariat P2KP Pusat

Totok Mardikanto & Poerwoko Soebianto (2013).Pemberdayaan Masyarakat dalam Prespektif Kebijakan Publik.Bandung: Alfabeta

Umberto Sihombing (2001) Pendidikan Luar Sekolah Masalah, Tantangan dan PeluangJakarta: CV. Wirakarsa.

Internet :

http://el-kawaqi.blogspot.com/2012/12/pengertian-implementasi-menurut-para.html

(diakses pada tanggal 18 oktober 2013 11:58)

(BPS,(2013) data jumlah penduduk di Yogyakarta


(118)

(119)

103

Lampiran 1. Pedoman Dokumentasi

Pedoman Dokumentasi

1. Melalui Arsip

a. Sejarah berdirinya KSM b. Visi dan Misi

c. Tujuan

d. Struktur Organisasi BKM e. Arsip data warga sasaran KSM

2. Foto

a. Gedung atau fisik KSM

b. Fasilitas yang digunakan dalam KSM


(120)

Lampiran 2. Pedoman Observasi

Pedoman Observasi

Secara garis besar dalam pengamatan (observasi) mengamati implementasi program kelompok swadaya masyarakat (KSM) untuk menumbuhkan keswadayaan masyarakat di desa Minomartani, Sleman : 1. Mengamati lokasi dan keadaan sekitar KSM

2. Mengamati pelaksanaan program KSM.


(121)

105

Lampiran 3. Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara

Untuk Pengelola KSM di Kelurahan Menomartani

I. Identitas Diri

1. Nama : (Lakilaki/Perempuan) 2. Jabatan :

3. Usia : 4. Agama : 5. Pekerjaan : 6. Alamat : 7. Pendidikan Terakhir :

II. Daftar Pertanyaan untuk Pengelola KSM 1. Kapan KSM berdiri ?

2. Bagaimana sejarah berdirinya KSM? 3. Apakah tujuan dibentuknya KSM?

4. Berapa jumlah pengerus /pengelola untuk menjalankan program-program dari KSM?

5. Bagaimana respon dari masyarakat dibentuknya KSM? 6. Apa saja program KSM?

7. Kendala apa sajakah yang di alami oleh masyarakat dalam kegiatan KSM?

8. Kendala apa sajakah yang dialami pengurus KSM dalam melaksanakan program?

9. Bagaimana perubahan masyarakat setelah dibentuknya program KSM? 10. Bagaimanakah partisipasi masyarakat dibentuknya KSM ?


(122)

11. Bagaimanakah implementasi program KSM untuk menumbuhkan keswadayaan masyarakat?

12. Apa saja program-program yang ada di KSM untuk menumbuhkan keswadayaan masyarakat ?


(123)

107

Lampiran 4. Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara

Untuk Masyarakat di Kelurahan Menomartani

I. Identitas Diri

1. Nama : (laki-laki/Perempuan) 2. Usia :

3. Jabatan : 4. Agama : 5. Pekerjaan : 6. Alamat : 7. Pendidikan terakhir :

a. Apakah anda senang dengan dibentuknya KSM ?

b. Manfaat apa saja yang anda peroleh setelah dibentuknya KSM ? c. Kendala apa saja yang ada selama dibentuknya KSM ?

d. Apa harapan anda setelah program-program yang telah di bentuk oleh KSM ? e. Jika ada perubahan, perubahan apa saja yang anda rasakan ?


(124)

Lampiran 5. Catatan Lapangan

Catatan Lapangan I

Tanggal : 31 Oktober 2014 Waktu : 10.00-11.00 Tema/ kegiatan : observasi awal

Deskripsi

Pada hari ini peneliti datang ke Keluarahan Minomartani, Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman dengan tujuan mengadakan observasi awal untuk mendapatkan informasi tentang KSM dan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh KSM. Ketika peneliti tiba disana bertemu dengan “su” yang sedang duduk di Kelurahan Minomartani yang kebetulan beliau adalah salah satu koordinator BKM Mina Sejahtera. Peneliti kemudian berkenalan dan melanjutkan percakapan di sebuah ruangan kantor BKM, dan peneliti mulai menyampaikan maksud dan tujuan peneliti datang menemui “su” selaku koordinator BKM. Peneliti mulai menanyakan kegiatan-kegiatan apa saja yang diselenggarakan oleh KSM untuk meningkatkan keswadayaan masyarakat. Setelah peneliti mendapatkan informasi yang cukup kemudian peneliti berpamitan dengan “su” dan peneliti akan datang kembali untuk menyampaikan rencana penelitian.


(125)

109

Catatan Lapangan II

Tanggal : 1 November 2014 Waktu : 09.30-11.30

Tema/kegiatan : Share Rencana Penelitian

Deskripsi

Pada hari ini peneliti datang kembali ke kantor BKM, tujuan kedatangan peneliti adalah untuk memberitahuan mengenai rencana penelitian yang akan mengambil lokasi penelitian di KSM kelurahan Minomartani, nganglik Sleman. Peneliti kemudian bertemu dengan “su” selaku koordinator KSM minomartani dan menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan di BKM. Peneliti kemudian menjelaskan rencana penelitian. Peneliti mengungkapkan rencana penelitian tersebut kepada “su” menyambut dengan baik rencana penelitian yang disampaikan oleh peneliti. Selain itu pihak KSM menyambut baik, pihak KSM juga memperbolehkan peneliti untuk melakukan penelitian di KSM dengan surat ijin boleh menyusul. Karena penelitian yang akan diambil oleh peneliti adalah mengenai program-program yang dilaksanakan oleh KSM untuk itu Pak “is” menyarankan untuk bertemu “ars” selaku koordinator program KSM.


(126)

Catatan lapangan III

Tanggal : 2 November 2014

Waktu : 12.00-14.00

Tema/kegiatan : observasi dan wawancara dengan pengelola KSM

Deskripsi

Pada hari ini peneliti datang ke KSM yang bertempat di Desa Minomartani guna untuk bertemu pengelola KSM yang akan menjadi subjek penelitian dan melihat pelaksanaan program disana. Ketika tiba di lokasi penelitian peneliti bertemu “Su” selaku koordinator menyampaikan maksud dan tujuannya datang ke KSM. Kemudian peneliti menyerahkan surat ijin penelitian dimana surat ijin penelitian langsung diterima oleh “Su”. Peneliti bertanya-tanya terkait dengan program-program yang ada di KSM. Pengelola memberikan data-data terkait dengan pelaksanaan program yang meliputi penyelenggaraan UPL,UPK dan UPS setelah itu melakukan wawancara dengan pengelola, maka peneliti memohon diri untuk melanjutkan wawancara dengan tokoh masyarakat penerima program.


(127)

111

Catatan Lapangan IV

Tanggal : 3 November 2014 Waktu : 09.00-11.30

Tema/ kegiatan: observasi dan wawancara dengan tokoh masyarakat

Deskripsi

Peneliti datang ke tokoh masyarakat bernama ”Jm” Dan memberitahukan mengenai rencana penelitian yang telah memperoleh ijin dari koordinator KSM terkait dengan program-program yang di selenggarakan oleh KSM . peneliti kemudian bertemu dengan “Ed” Selaku tokoh masyarakat dan peneliti menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan peneliti guna melakukan observasi untuk penyusunan skripsi. Kemudian peneliti melakukan wawancara dan menanyakan terkait penelitian sesuai dengan pedoman wawancara. Pak ”Jm” Menjelaskan terkait program-program yang di laksanakan oleh KSM. Selaku tokoh masyarakat pak ”Jm” Menunjukan wujud dari program-program yaitu rehap rumah, MCK, pembuatan pupuk, yang sedang dilaksanakan masyarakat penerima program. Peneliti mengambil foto dan melakukan wawancara dengan penerima program.


(128)

Catatan Lapangan V

Tanggal : 4 November 2014 Waktu : 09.00-10.00

Tema/kegiatan : observasi dan wawancara dengan penerima program dari unit pengelola sosial

Deskripsi

Peneliti datang ke masyarakat penerima program yang bernama ”Ags” dan memberitahukan rencana penelitian yang telah memperoleh ijin dari koordinator KSM terkait program-program yang dilaksanakan oleh KSM. Kemudian peneliti bertemu dengan “Ags” selaku penerima program dan peneliti menyampaikan maksud dan tujuan tujuan kedatangan peneliti guna melakukan observasi untuk penyusunan skripsi. Kemudian peneliti melakukan wawancara dan menanyakan terkait penelitian sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat. Pak “su” menjelaskan dan menunjukan hasil dari pelatihan program yang telah diikutinya. Pak “Su” juga menunjukan hasil pelatihan pembuatan pupuk yang sedang dibuatnya. Kemudian peneliti meminta ijin pulang untuk melakukan wawancara dengan penerima program lainnya.


(129)

113

Catatan Lapangan VI

Tanggal : 4 November 2014 Waktu : 10.45- 11.45

Tema/kegiatan : observasi dan wawancara dengan penerima program dari unti pengelola sosial

Deskripsi

Peneliti mendatangi masyarakat penerima program yang bernama ”Sr” dan memberitahukan rencana penelitian yang telah memperoleh ijin dari koordinator KSM terkait program-program yang dilaksanakan oleh KSM. Kemudian peneliti bertemu dengan “Sr” selaku penerima program dan peneliti menyampaikan maksud dan tujuan-tujuan kedatangan peneliti guna melakukan observasi untuk penyusunan skripsi. Kemudian peneliti melakukan wawancara dan menanyakan terkait penelitian sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat. Ibu “Sr” menjelaskan dan menunjukan hasil dari pelatihan program yang telah diikutinya. Ibu ”Sr” juga menunjukan kegiatan pelatihan wirausaha makanan ringan yang telah di jalankannya setelah mengikuti pelatihan dan memdapatkan bantuan modal dari UPK (unit pengelola keuangan). Setelah itu peneliti meminta ijin berpamitan untuk melakukan wawancara dengan penerima program lainnya


(130)

Catatan Lapangan VII

Tanggal : 4 November 2014 Waktu : 12.30-13.30

Tema/Kegiatan : observasi dan wawancara dengan penerima program dari unit pengelola sosial

Deskripsi

Peneliti kemudian mendatangi penerima program lainnya yang bernama ”Ar” dan peneliti menjelaskan rencana penelitian yang telah memperoleh ijin dari koordinator KSM terkait program-program yang dilaksanakan oleh KSM. Kemudian peneliti bertemu dengan ”Ar” selaku penerima program dan peneliti menyampaikan maksud dan tujuan-tujuan kedatangan peneliti guna melakukan observasi untuk penyusunan skripsi. Kemudian. Kemudian peneliti melakukan wawancara dan menanyakan terkait penelitian sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat. Mas ”Ar” menjelaskan dan menunjukan hasil dari pelatihan program yang telah diikutinya.Mas ”Ar” juga menunjukan kegiatan pelatihan servis hp yang diikutinya setelah mengikuti pelatihan mas “Ar”menerapkan ilmunya untuk membuka usaha . Setelah itu peneliti meminta ijin berpamitan untuk melakukan wawancara dengan penerima program lainnya


(131)

115

Catatan Lapangan VIII

Tanggal : 5 November 2014 Waktu : 08.15-10.00

Tema/Kegiatan : observasi dan wawancara dari dengan penerima program dari unit pengelola lingkungan

Deskripsi

Peneliti kemudian mendatangi penerima program lainnya yang bernama“ Wd” dan peneliti menjelaskan rencana penelitian yang telah memperoleh ijin dari koordinator KSM terkait program-program yang dilaksanakan oleh KSM. Kemudian peneliti bertemu dengan “Wd” selaku penerima program dan peneliti menyampaikan maksud dan tujuan-tujuan kedatangan peneliti guna melakukan observasi untuk penyusunan skripsi. Kemudian peneliti melakukan wawancara penelitian sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat. ”Wd” menjelaskan tentang penerima program pembangunan layak huni oleh KSM lingkungan menjelaskan gambaran dan hasil-hasil program yang di terimanya. Peneliti juga melakukan dokumentasi terkait tentang program tersebut. Setelah itu peneliti berpamitan berpamitan untuk melakukan wawancara dengan penerima program lainnya


(132)

Catatan Lapangan IX

Tanggal : 5 November 2014 Waktu : 12.00-13.15

Tema/Kegiatan : observasi dan wawancara dengan penerima program dari unit pengelola lingkungan

Deskripsi

Peneliti kemudian mendatangi penerima program lainnya yang bernama “Km” dan peneliti menjelaskan rencana penelitian yang telah memperoleh ijin dari koordinator KSM terkait program-program yang dilaksanakan oleh KSM. Kemudian peneliti bertemu dengan ”Km” selaku penerima program dan peneliti menyampaikan maksud dan tujuan-tujuan kedatangan peneliti guna melakukan observasi untuk penyusunan skripsi. Kemudian peneliti melakukan wawancara penelitian sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat “Km” menjelaskan tentang penerima program pembutan kamar mandi/WC oleh KSM lingkungan menjelaskan gambaran dan hasil-hasil program yang di terimanya. Peneliti juga melakukan dokumentasi terkait tentang program tersebut.


(133)

117

Lampiran 6. Reduksi Display dan Kesimpulan hasil wawancara

ANALISIS DATA

(Reduksi display dan simpulan hasil wawancara)

Implementasi Kegiatan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk Menumbuhkan Keswadayaan Masyarakat di Desa Minomartani,

Sleman Yogyakarta

Bagaimana program unit Pengelola lingkungan di bentuk ?

“ag” : Mengatakan bahwa sebelum dibentuk KSM maka diadakan rembuk atau kumpul-kumpul dahulu untuk mejelaskan fungsi dan peran serta manfaat KSM kepada masyarakat

“ag” :Masyarakat yang datang sangat banyak mbak, padahal kita hanya mengundang secara terbuka saja, dari mulut kemulut. Dari situ saya bisa menilai antusias masyarakat. lalu pas rembuk pembentukan atau sosialisasi bahasa kerenya, mereka banyak sekali yang bertanya. Ada yang tanya ini program pemerintah, uangnya pasti banyak, dan lain-lain lah mbak

“ag” : Bahwa yang ingin ikut terlibat aktif menjadi pengurus KSM banyak mbak. Apalagi yang pengen nyumbang

“tu” :Kita pengurus KSM rapat internal dulu, untuk menentukan kriteria rumah yang tidak layak serta bagaimana rumah yang layak. Sama kita tentukan juga kriteria lingkugan sehat itu seperti apa

“ars” : Program ini sebelumnya juga berjalan mbak ,sebelum pelaksanaan ya rapat dulu mbak, bareng semuanya, semua pengurus KSM , dan masyarakat. Di rapat itu membahas pendataan siapa saja warga yang berhak menerima program tersebut serta apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program tersebut


(134)

“wa” : Ya kayak bikin proposal gitu lah mbak. Diajukan ke BKM. Kalau kira-kira biayanya atau RAB nya itu kita tanya masyarakat, harga semen berapa, pasir berapa, terus itung-itung yang lainya juga kita tanya ke masyarakat. Jadi mereka tau dan kita juga terbuka

“Ars” : Ya rapat lagi, lalu dikumpukan informasi siapa yang layak mendapatkan bantuan dari kegiatan KSM. Informasinya dari mana-mana mbak. Kita pengurus KSM juga survei sendiri.

“ma” : Saya ditanya kira-kira siapa yang patut mendapatkan program rumah sehat

“ha” : Iya mbak, pas renovasi rumahnya masyarakat di data, siapa saja yang bisa ikut, malahan kayak diwajibkan. Tapi ya atas kesadaran sendiri mbak. Malu lah masa tetangga tidak dibantu

“ka” : Ya ditanya mbak, tau gak pembelian ini berapa, pembelian itu berapa. terus disuruh apa, yang seputar pelaksanaan rumah sehat lah mbak “su” : Ya semuanya sama-sama dilihat mbak. Dana habis berapa, uang

dapat dari mana, pokoknya terbuka semua mbak. terus siapa saja yang membantu, terus kendalanya apa keluhanan masyarakat apa, masukkannya bagaimana itu semua diutarakan mbak.

“ag” : Ya kita tanya tindak lanjutnya apa setelah kegiatannya selesai, tindak lanjut itu dilihat dari apakah ada penyimpangan yang perlu diklarifikasi atau apakah ada upaya dalam pemeliharaan kegiatan pasca kegiatan selesai

“su” : Ada mbak tindak lanjutnya, ya macam-macam, mulai dari bagaimana pemeriharaanya kan ada KSM lingkugan sehat, dan Sanitasi juga jadi juga dipikirkan pemelihaarnya, pokoknya keberlangsungannya mbak. Itu dulu ada rapat rapat lagi setelah selesai


(135)

119

“su” :Ya kita urus KSM nya mbak. Kita buat program yang sama tapi sasaranya beda yang KSM sebagai wadah ngumpul-ngumpul jadinya mbak

“ha” : KSM ini bagus mbak. Dulu saya hanya tau fungsi nya ini. Tapi setelah melaihat kegiatanya ternyata banyak sekali manfaatnya. Itu kita kalau ada masalah kumpul-kumpu dulu sama pengurus KSM. “ka” : Alhamdulillah berkat ada bantuan ini bisa memiliki rumah yang lebih

baik kondisinya saya merasa senang karena terus terang untuk membangun rumah saya tidak ada biaya

“ha” : Saya senang sekali dan sungguh tidak menyangka rumah saya bisa menjadi seperti ini kondisi bangunan sebelumnya tidak pernah selesai dibangun karena ketidakadaan masalah biaya”

“su” :Seringkali mbak masyarakat atau warga yang inisiatif mengumpulkan warga, mengajak pengurus KSM

Kesimpulan :Pembentukan program unit pengelola lingkungan di desa Minomartani melalui rapat dan pendataan siapa saja yang layak menerima program UPL serta respon masyarakat dengan adanya program ini sangat positif dan antusias karena mereka tidak menyangka rumahnya bisa di renovasi.

Bagaimana program unit pengelola sosial dibentuk ?

“su” : Kalau di KSM di unit pengeloaan sosial itu program nya kayak pemberdayaan masyarakat mbak. Pelatihan, pembentukan kelompok usaha


(136)

“sr” : Menuturkan sejak merasakan manfaat KSM dari kegiatan menjahit, sekarang saya sudah menerima jahitan sendiri dirumah, lumayan hasilnya

“ag” :KSM dari unit pengelolaan sosial memberikan tanggapan segar kepada masyarakat yang tadinya mengangur atau yang pengen usaha bisa ikut di KSM tersebut

Kesimpulan : Melalui KSM pada unit pengelolan social ini masyarakat menjadi mandiri menentukan kebutuhan akan peningkatan usaha mereka atau peningkatan dalam rangka menujang kemajuan usaha mereka. Dari KSM ini pula masyarakat banyak bergabung. Melalui KSM ini juga masyarakat menjadikan sebagai tempat berkumpul dan bertukar pengalaman seputar kegiatan yang mereka lakukan.

Bagaimana respon dari masyarakat dengan di bentuknya kelompok swadaya masyarakat ?

“Su” : Waktu pertama kali akan dibentuknya KSM masyarakat sini sangat antusias. Pada saat dibentuknya KSM kita berkumpul melakukan rembung warga untuk bersosialisasi apa itu KSM dan program-program apa saya yang di buat oleh KSM karena saat ini juga masih banyak KSM yang kualitasnya belum baik pada kenyataannya mereka jarang melakukan pertemuan rutin dengan melihat kondisi tersebut maka rasa saling menanggung pun akan sulit terbentuk.

“Sr” : Saya senang sekali dengan dibentuknya KSM ini karena dengan di bentuknya KSM ini sangat membantu untuk mengatasi masalah ekonomi.


(137)

121

Kesimpulan :Dengan adanya pembentukkan KSM warga sangat antusias untuk mengikutinya karena dapat membantu mengatasi masalah ekonomi yang ada.

Bagaimanakah langkah-langkah terbentuknya kelompok swadaya masyarakat?

“Is” : Setelah kita melakukan sosialisasi terhadap masyarakat apa itu KSM. Berangkat dari pemahaman akan makna KSM itu sendiri kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya visi , kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama. Kita juga menjelaskan kembali apa saja program-program yang akan dilaksanakan serta kriteria-kriteria apa saja yang dibutuhkan dalam pembentukan KSM. Dalam KSM juga perlu ada keterbukaan antar anggota KSM karena terkait dengan pinjaman atau pembiayaan diperlukan harus disampaikan secara terbuka antar anggota KSM

“Ar” : Saya sebetulnya kurang paham tentang apa itu KSM, setelah dilakukan sosilisasi tentang apa itu KSM dan tujuan KSM. Sekarang saya menjadi paham dan saya tertarik untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di KSM

Kesimpulan : Langkah terbentuknya KSM yaitu dengan melakukan sosialisai dengan masyarakat serta menjelaskan kepada masyarakat tentang program-program yang akan dilaksanakan sehingga dengan adanya penjelasan tersebut masyarakat menjadi paham tentang apa itu KSM Program-program apa saja yang ada di unit pengelola lingkungan KSM

“Su” : Kegiatan UPL di desa Minomartani yang sudah terlaksanakan maupun yang masih dalam proses perencanaan di antaranya rehap


(138)

rumah, perbaikkan atau pembuatan kamar mandi atau WC, perbaikkan jalan, drainase serta tempat pembuangan sampah. Keseluruhan program kegiatan tersebut hasil rembug warga sehingga pembangunan hasil kehendak warga. Dengan demikian diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Dan ada pun kegiatan yang sudah berhasil dilaksanakan antara lain, rehap rumah merubah rumah yang tidak layak huni menjadi layak huni, pembuatan kamar mandi atau WC dan perbaikan jalan.

“Ars” : Pelaksanaan kegiatan UPL memperoleh dana bantuan dari BLM PNPM, saya salah satu penerima bantuan perbaikkan rumah. Rumah saya dulu tidak layak huni lantai masih tanah sekarang sudah layak huni bantuan ini sangat berarti sekali bagi saya.

Kesimpulan :Bentuk kegiatan unit pengelola lingkungan (UPL) di desa minomartani cukup berhasil hal ini dibuktikan dari masyarakat menerima dan mendukung sekali kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh UPL ditunjukan dari partisipasi masyarakat yang sangat membantu dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Warga juga berperan aktif dalam kegiatan rehap rumah , pembuatan MCK dan perbaikkan jalan.

Program-program apa saja yang ada di unit pengelola sosial ?

“Ag” : Seluruh kegiatan UPS sudah terlaksana dengan baik dan telah mengadakan pelatihan budidaya ikan lele. Dan saya merasa senang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman sehingga kreatifitas kita semakin bertamabah.

“Ha” : Waktu itu saya dan ibu-ibu yang lainnya mendapatkan bimbingan dari UPS telah memberikan kegiatan pelatihan pembuatan snack serta diajari cara membuat kue-kue basah dan kering. Setelah mengikuti


(139)

123

pelatihan tersebut saya langsung mempunyai ide untuk membuka usaha dengan pemasaran seadanya yaitu dari mulut ke mulut. Alhamdulilah saya sekarang sudah mempunyai langganan sendiri. Pelatihan yang saya ikuti sangat bermanfaat sekali bagi saya

“Er“ : Awalnya begitu ada kegiatan pelatihan servis hp saya sangat tertarik sekali karena dapat menambah pengetahuan saya. Setelah mengikuti pelatihan tersebut saya langsung mempunyai ide untuk membuka konter servis hp kecil-kecilan sendiri dan alhamdulilah setelah mengikuti kegiatan sekarang saya sudah mempunyai konter sendiri.Kegiatan ini sangat membantu sekali bagi saya

“Tr” : Setelah mengikuti pelatihan menjahit di UPS di desa Minomartani. Dari proses pelatihan menjahit saya bersungguh-sungguh mengikutinya karena pelatihan ini bagi saya dapat menambah ketrampilan saya. Selain itu juga saya mendapatkan modal untuk membuka usaha jahitan sendiri

“Su” : Dari pelatihan-pelatihan yang selama ini diikuti oleh warga sangat bermanfaat sekali. Banyak masyarakat dan ibu-ibu juga yang berhasil membuka usaha sendiri setelah mengikuti pelatihan seperti pelatihan menjahit, pelatihan membuat snack dan pelatihan servis computer. Kesimpulan : dari program-program yang ada di unit pengelola sosial sudah berjalan

dengan baik. Masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan tersebut banyak manfaat setelah mengikuti pelatihan. Dan ada juga sebagian masyarakat yang menerapkan ilmu untuk membuka lapangan usahan guna menambah perekonomian.


(140)

“Is” : Program UPK ini merupakan program yang dinantikan oleh masyarakat terutama bagi warga yang hendak akan membuka usaha kecil. Bantuan dana ini sangat membantu bagi masyarakat dalam memecahkan masalah keuangan.

“Ra” : Program UPK ini bagi saya sangat membantu sekali karena bunganya ringan dibandingkan saya meminjam uang di bank dalam pemgembaliannya juga ringan. Jadi sangat bermanfaat sekali bagi warga seperti saya ini untuk memulai membuka usaha kecil.

Kesimpulan :Dari program yang ada di unit pengelola keuangan sangat membantu sekali masyarakat terutama bagi masyarakat yang kurang mampu yang hendak membuka usaha.

Kendala apa saja yang yang dialami dalam pelaksanaan program ?

“Su” : Pada kenyataannya keberhasilan program terkadang masih ada hambatan-hambatan yang mempengaruhi. Salah satu kendala yang di hadapi keterbatasan masalah modal sehingga masyarakat di sini sulit untuk mengembangkan usaha atau yang akan membuka usaha baru “Tr” : Iya mbak kendala yang alami dalam mengikuti kegiatan yang ada di

KSM keterbatasan masalah ekonomi ketika akan membuka usaha karena kurang mampu.

“Su” : Pelaksanaan program di KSM cukup berhasil hal ini di tunjukan dari partisipasi masyarakat yang antusias dalam mengikuti pelaksanaan kegiatan setiap diadakanya kegiatan rata-rata masyarakat hadir 100%. Kesimpulan : Pelaksanaan program di KSM berjalan dengan baik hal ini di

tunjukkan dari partisipasi masyarakatnya adapun kendala yang dialami dalam pelaksanaan program terutama dalam keterbatasan ekonomi


(141)

125

Lampiran 7. Foto Hasil Penelitian

Foto dan Dokumentasi

Gambar1. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan perbaikkan rumah layak huni


(142)

Gambar 3. Dokumentasi Pelaksanaan program UPK pinjaman dana bergulir


(143)

127


(144)

(145)

(146)

Dokumen yang terkait

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Gerakan Pembangunan Swadaya Masyarakat (Gerbang Swara) di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

5 177 125

PENGARUH TERPAAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRITERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PNPM MANDIRI(Studi pada Anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Malang)

1 6 7

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN DESA WISATA MELALUI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN KANDRI KOTA SEMARANG

4 35 191

Analisis partisipasi wanita dalam kelompok swadaya masyarakat (studi kasus kelompok swadaya masyarakat setia abadi di desa Panggung, kecamatan Kedung, kabupaten Jepara, Jawa Tengah

0 4 141

Startegi peningkatan keswadayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan di Perkotaan: studi kasus Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi

0 11 125

Pemberdayaan pengrajin rajutan melalui penguatan kelompok swadaya masyarakat (KSM) bagi pengembangan aktivitas ekonomi masyarakat: kasus pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Binong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

0 22 260

Strategi Penguatan Modal Sosial Kelompok Swadaya Masyarakat (Ksm) Pada Program Community Development Pt. Newmont Nusa Tenggara.

0 7 111

IMPLEMENTASI PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS OLEH BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT

0 3 117

DAMPAK PNPM-MP TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK MASYARAKAT(Studi Kasus: Peserta KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) Pengguna dana bergulir di Kelurahan Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, Kota Padang).

0 1 17

PERANAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - Repository IPDN

0 0 10