2.1.4. Hakikat Pembelajaran IPS
2.1.4.1. Hakikat Ilmu Sosial Nursid Sumaatmadja dalam Hidayati, 2008: 1.4 menyatakan bahwa
ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok. Ada
bermacam-macam aspek tingkah laku manusia dalam masyarakat, seperti aspek ekonomi, sikap, mental, budaya, dan hubungan sosial. Studi khusus
tentang aspek-aspek tingkah laku manusia inilah yang menghasilkan ilmu sosial, seperti ekonomi, ilmu hukum, ilmu politik, psikologi, sosiologi, dan
antropologi. Menurut soewarso 2009: 3-9 IPS merupakan fusi dari berbagai
ilmu sosial antara lain: 1. Antropologi
Dalam arti yang luas antropologi mempelajari manusia. Antropologi itu sendiri berarti manusia. Antropologi mempelajari manusia menurut
beberapa aspek tertentu. Secara garis besar, pada umumnya para ahli membedakan antropologi ke dalam antropologi fisik dan budaya.
2. Ekonomi Tindakan manusia yang ditujukan untuk mencapai kemakmuran
disebut motif ekonomi, yaitu berusaha mencapai hasil yang sebesar- besarnya. Contoh konsep dasar dari ilmu ekonomi ialah kebutuhan
primer berupa makanan, minuman, tabungan termasuk kebutuhan yang akan datang.
3. Geografi Geografi berasal dari kate geos berarti bumi dan graphein yang berarti
lukisan atau tulisan. Jadi secara harfiah geografi berarti lukisan tentang bumi. Contoh konsep dasar geografi: pola distribusi yaitu persebaran
fenomena dalam suatu ruang, misalnya terbesar, memanjang, padat, jarang, dsb.
4. Sejarah Faktor waktu membedakan sejarah dengan ilmu-ilmu sosial lainnya,
kelampauan mengikat kajian sejarah, sedangkan ilmu-ilmu sosial lainya menekankan kekinian. Cntoh konsep dan generalisasi dari
sejarah antara lain: waktu, tanggal, sebelum masehi, hijrah, jaman prasejarah, dsb.
5. Sosiologi Sosiologi mempelajari masyarakat secara keseluruhan antara individu
dalam masyarakat itu. Sebagai ilmu sosial yang objeknya masyarakat sosiologi bersifat empirik, teoritis, komunikatif, dan non etis.
6. Ilmu Politik Ilmu politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-
lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan tersebut, termasuk di dalamnya hubungan antara negara dengan warga negaranya serta
dengan negara-negara lainnya. 2.1.4.2 Pengertian Pendidikan IPS
Ide mengenai Ilmu Pengetahuan Sosial berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat dengan nama asli “Social Studies”. Pada waktu
Indonesia memperkenalkan konsep IPS, pengertian dan tujuannya tidaklah persis sama dengan social studies yang ada di amerika Serikat. Karena
konsep IPS disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang berbeda dengan kondisi masyarakat Amerika Serikat.
Pada dasarnya Mulyono TJ dalam Hidayati, 2008:1-7, memberikan batasan IPS adalah suatu pendekatan interdisipliner Inter-disciplinary
approach dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya,
psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini ditegaskan lagi oleh Saidiharjo dalam Hidayati, 2008:1-7, bahwa
IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, antropologi,
politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, sehingga dapat dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial
IPS. Peneliti menyimpulkan dari berbagai pendapat tersebut bahwa IPS
adalah fusi dari disiplin-disiplin ilmu sosial. Pengertian fusi di sisni berarti bahwa IPS merupakan suatu bidang studi utuh yang tidak terpisah-pisah
dalam kotak-kotak disiplin ilmu yang ada. Artinya, bahwa bidang studi IPS tidak lagi mengenal adanya pelajaran geografi, ekonomi, sejarah, secara
terpisah, melainkan semua disiplin ilmu tersebut diajarkan secara terpadu.
2.1.4.3 Tujuan Pendidikan IPS Menurut Hidayati 2008:1-24, salah satu fungsi pengajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah mentransmisikan pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak. Selanjutnya
disebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial juga bertujuan sebagai berikut: 1. Sikap belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Siswa memliki kemampuan untuk menemukan ide dan
konsep baru yang diajarkan dalam IPS. 2. Nilai-nilai sosial dan sikap
Nilai-nilai sosial merupakan unsur penting di dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Berdasarkan nilai-nilai sosial yang berkembang dalam
masyarakat, maka akan berkembang pula sikap-sikap sosial siswa. Faktor keluarga, masyarakat, dan tingkah laku guru sendiri besar pengaruhnya
terhadap perkembangan nilai-nilai dan sikap siswa. 3. Keterampilan dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.
Siswa dapat belajar dengan mencari bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat, menafsirkan data-data sosial,
dan merumusakan kesimpulan. Hal ini merupakan contoh dari keterampilan dasar IPS.
Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar adalah: 1 mengenalkan konsep-
konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya,
2 memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan
sosial, 3 memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4 meningkatkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama
dan berkompetisi dalam masyarakat yang mejemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.
Peneliti dapat menyimpulkan dari uraian tersebut bahwa tujuan pembelajaran IPS yaitu mengenalkan kepada siswa tentang hubungan antar
siswa dengan lingkungan hidupnya, mengembangkan pemahaman siswa untuk mengenal berbagai kebutuhan manusia, memahami dan menghargai
sejarah bangsanya, melestarikan budaya Indonesia yang beraneka ragam, serta memahami hak-hak manusia di suatu negara dan cara hidup
demokratis. 2.1.4.4 Ruang Lingkup Pendidikan IPS
Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS
berkenaan dengan cara menusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan materi, budaya, dan kejiwaanya, serta memanfaatkan sumber daya yang ada.
Singkatnya IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai
anggota masyarakat. Pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai
dengan kemampuan siswa pada tiap jenjangnya. Sehingga ruang lingkup
pembelajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah maupun perguruang tinggi. Adapun ruang lingkup
mata pelajaran IPS jenjang Sekolah Dasar yang disebutkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006: 575 meliputi aspek-aspek
sebagai berikut: 1 manusia, tempat dan lingkungan, 2 waktu, keberlanjutan, dan perubahan 3 sistem sosial dan budaya. 4 perilaku
ekonomi dan kesejahteraan. Pada jenjang Sekolah Dasar ruang lingkup pembelajaran IPS dibatasi
sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau oleh geografi, ekonomi, maupun sejarah. Gejala sosial tersebut merupakan masalah sosial
yang sering di kehidupan sehari-hari yang ada di sekitar lingkungan siswa SD.
2.1.5 Pembelajaran Pendidikan IPS di SD