Perkembangan kognitif anak SD berada pada tahap beroperasi konkret seperti dalam teori Piaget tersebut. Pada tahap ini anak mampu
mengoperasionalkan berbagai logika namun masih dalam bentuk benda konkret. Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif, namun hanya
pada situasi konkret dan menggunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda namun belum bisa memecahkan masalah
abstrak. Sehingga dalam pembelajarannya diperlukan media berupa benda konkret agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh
guru.
2.1.6 Pembelajaran Kooperatif
2.1.6.2 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Beberapa definisi yang dikemukakan para ahli mengenai
pembelajaran koperatif diantaranya, Sanjaya dalam Hamdani, 2011: 30 berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian
kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Pembelajaran kooperatif ini merupakan
salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi
pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama Trianto, 2011: 42. Menurut Arihi dalam Iru La,
2012: 47 pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan model pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil, dengan anggota kelompok
3-5 orang, yang dalam menyelesaikan tugas kelompoknya setiap anggota
kelompok harus saling kerja sama dan saling membantu untuk memahami materi, sehingga setiap siswa selain mempunyai tanggung jawab individu,
juga mempunyai tanggung jawab dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok yang diarahkan oleh guru. Guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan dan informasi
yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas
Suprijono, 2012: 54. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran kelompok dengan jumlah anggota 3-5 siswa dengan gagasan untuk saling memotivasi antar
anggotanya untuk saling membantu agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Di dalam kelompok ini siswa akan berlatih bertanggung
jawab dan bekerjasama dengan teman-teman kelompoknya. Dalam kelas kooperatif siswa diharapkan untuk saling membantu, berdiskusi, berdebat,
saling menilai pengetahuan terbaru, dan saling mengisi kelemahan masing- masing.
2.1.6.3 Manfaat dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Menurut Orlich dalam Iru La, 2012: 55 menyebutkan delapan manfaat
pembelajaran kooperatif yaitu: 1. Meningkatkan pemahaman terhadap pengetahuan dasar
2. Memberi penguatan terhadap keterampilan sosial
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat keputusan 4. Menciptakan lingkungan belajar yang aktif
5. Meningkatkan kepercayaan diri siswa 6. Menghargai perbedaan gaya belajar
7. Meningkatkan tanggung jawab siswa 8. Fokus pada keberhasilan setiap siswa
Menurut Thobroni 2012: 291-292, kelebihan pembelajaran kooperatif, sebagai berikut.
a Jika dilihat dari aspek siswa, keunggulan pembelajaran kooperatif memberi peluang siswa untuk berpendapat dan membahas suatu
pandangan, siswa dapat belajar bekerja sama dan menyatukan pendapat yang berbeda.
b Siswa dimungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, melatih siswa untuk memiliki keterampilan.
c Siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar karena didukung oleh teman sebayanya.
d Siswa menghasilkan peningkatan kemampuan akademik dan berpikir kritis.
e Menimbulkan persahabatan yang akrab antar anggota kelompok..
f Saling ketergantungan yang positif.
Kemudian Orlich dalam Iru La, 2012:55 menyebutkan lima karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu:
1. Menggunakan kelompok kecil tuga atau empat orang siswa 2. Berfokus pada penyelesaian tugas-tugas
3. Terjadi kerja sama dan interaksi kelompok 4. Tanggung jawab pribadi untuk belajar
5. Mendukung kerja kelompok 2.1.6.4 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk
mencapai tujuan bersama, menurut Eggen and Kanchak dalam Trianto, 2011: 42. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk
meningkatkan partisipasi siswa, dan memberikan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan
kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk
mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat
bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah. Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif menurut Rusman
2010: 210 adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimililki dalam
masyarakat dimana banyak kerja orang dewasa dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dengan budaya yang beragam.
Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan hasil akademik, menerima
perbedaan, serta mengembangkan sikap sosial siswa. Tujuan pembelajaran
kooperatif akan tercapai dengan baik dengan memperhatikan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif.
2.1.6.5 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Slavin dalam Hamdani, 2011: 34-35 menyatakan bahwa terdapat 6
fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi
siswa untuk belajar. Fase ini diikuti siswa dengan penyajian informasi, sering dalam bentuk teks bukan verbal. Selanjutnya siswa dikelompokan ke
dalam tim-tim belajar. Fase terakhir dari pembelajaran kooperatif yaitu penyajian hasil akhir kerja kelompok, dan mengetes apa yang mereka
pelajari, serta memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Keenam fase pembelajaran kooperatif dirangkum pada
tabel berikut ini.
Tabel 2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Fase Kegiatan Guru
Fase 1 Menyampaikan tujuan dan
memotivasi Siswa Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar.
Fase 2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan
demonstrasi atau teks.
Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan
yang efisien.
Fase 4 Membantu kerja kelompok
dalam belajar Guru membimbing kelompok
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
Fase 5 Mengetes materi
Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasi-hasil
pekerjaan mereka.
Fase 6 Memberikan penghargaan
Guru memberikan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.
2.1.7 Model Pembelajaran NHT