b. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan mencerminkan bagaimana gaya pemimpin menjalankan tugas kepemimpinannya dalam merencanakan, merumuskan dan
menyampaikan perintah-perintah atau ajakan kepada yang diperintah. Gaya kepemimpinan sangat berpengaruh oleh paham-paham yang dianutnya mengenai
kekuasaan dan wewenang, sikap mana yang diambilnya terhadap hak dan martabat yang dipimpinnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seseorang pemimpin
melaksanakan kegiatannya dalam upaya membimbing, memandu, mengarahkan, dan mengontrol pikiran, perasaan atau perilaku seseorang atau sejumlah orang
untuk mencapai tujuan. Jika kepemimpinan terjadi dalam suatu organisasi tertentu, dan perlu untuk mengembangkan sumber daya manusia pegawai dan
membangun iklim motivasi yang menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi,
maka orang tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain
seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usaha menselaraskan persepsi diantara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan
dipengaruhi menjadi sangat penting kedudukannya. Gaya pengawasan, yaitu kepemimpinan yang dilandaskan kepada perhatian seorang pemimpin terhadap
perilaku kelompok. Menurut Sutarto dalam Tohardi, 2002, pendekatan perilaku berlandaskan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan
oleh gaya bersikap dan bertindak seorang pemimpin yang bersangkutan. Gaya bersikap dan bertindak akan tampak dari :
Universitas Sumatera Utara
1. Cara memberi perintah
2. Cara memberikan tugas
3. Cara berkomunikasi
4. Cara membuat keputusan
5. Cara mendorong semangat bawahan
6. Cara memberikan bimbingan
7. Cara menegakkan disiplin
8. Cara mengawasi pekerjaan bawahan
9. Cara meminta laporan dari bawahan
10. Cara memimpin rapat
11. Cara menegur kesalahan bawahan, dan lain-lain.
Adapun gaya kepemimpinan menurut Tohardi 2002 adalah : 1.
Gaya persuasif, yaitu gaya pemimpin dengan menggunakan pendekatan yang menggugah perasaan, pikiran, atau dengan kata lain dengan melakukan
ajakan atau bujukan. 2.
Gaya refresif, yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan tekanan- tekanan, ancaman-ancaman, sehingga bawahan merasa ketakutan.
3. Gaya partisipatif, yaitu gaya kepemimpinan dimana memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk itu secara aktif baik mental, spiritual, fisik, maupun materiil dalam kiprahnya di organisasi.
4. Gaya inovatif, yaitu pemimpin yang selalu berusaha keras untuk
mewujudkan usaha-usaha pembaruan di dalam segala bidang, baik bidang
Universitas Sumatera Utara
politik, ekonomi, sosial, budaya, atau setiap produk terkait dengan kebutuhan manusia.
5. Gaya investigatif, yaitu gaya pemimpin yang selalu melakukan penelitian
yang disertai dengan rasa penuh kecurigaan terhadap bawahannya sehingga menimbulkan yang menyebabkan kreativitas, inovasi, serta inisiatif dari
bawahan kurang berkembang, karena bawahan takut melakukan kesalahan- kesalahan.
6. Gaya inspektif, yaitu pemimpin yang suka melakukan acara-acara yang
sifatnya protokoler, kepemimpinan dengan gaya inspektif menuntut penghormatan bawahan, atau pemimpin yang senang apabila dihormati.
7. Gaya motivatif, yaitu pemimpin yang dapat menyampaikan informasi
mengenai ide-idenya, program-program, dan kebijakan-kebijakan kepada bawahan sehingga bawahan mau merealisasikan semua ide, program, dan
kebijakan yang ditetapkan oleh pemimpin. 8.
Gaya naratif, yaitu pemimpin yang bergaya naratif merupakan pemimpin yang banyak bicara namun tidak disesuaikan dengan apa yang ia kerjakan,
atau dengan kata lain pemimpin yang banyak bicara sedikit bekerja. 9.
Gaya edukatif, yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan cara memberikan pendidikan dan keterampilan kepada
bawahan, sehingga bawahan menjadi memiliki wawasan dan pengalaman yang lebih baik dari hari ke hari. Sehingga seorang pemimpin yang bergaya
edukatif takkan pernah menghalangi bawahan yang ingin mengembangan pendidikan dan keterampilan.
Universitas Sumatera Utara
10. Gaya retrogresif, yaitu pemimpin tidak suka melihat maju, apalagi melebihi
dirinya. Untuk itu pemimpin yang bergaya retrogresif selalu menghalangi bawahannya untuk mengembangkan pengetahua dan keterampilan.
Sehingga dengan kata lain, pemimpin yang bergaya retrogresif sangat senang melihat bawahannya selalu terbelakang, bodoh, dan sebagainya.
Sehubungan dengan permasalahan yang diteliti yaitu dalam usaha meningkatkan prestasi kerja pegawai, maka Penulis membatasi hanya membahas
gaya partisipatif, gaya motivatif, dan gaya edukatif. Gaya ini menetapkan bahwa keberhasilan pemimpin yaitu jika berorientasi pada bawahan dan mendasarkan
pada komunikasi. Gaya partisipatif, pemimpin berusaha untuk mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan
maupun dalam melaksanakannya. Setiap pegawai mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas
pokok, sesuai dengan posisijabatan masing-masing secara terkendali dan terarah berupa kerjasama, musyawarah, dan sebagainya. Gaya motivatif, sehubungan
dengan upaya pimpinan dalam mengaktifkan pegawaianya dalam segala kegiatan organisasi; dalam hal ini pemimpin berupaya menciptakan kegairahan kerja
pegawai, agar mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan dan tujuan organisasi. Sementara gaya
edukatif, pemimpin berusaha memperhatikan bawahannya sebagai manusia yang bermartabat, maka pemimpin melakukan pengembangan kualitas SDM
pegawainya yang juga merupakan salah satu bentuk motivasi yang diberikan pimpinan kepada pegawainya, yaitu dengan cara memberikan pendidikan atau
Universitas Sumatera Utara
pelatihan kepada bawahannya dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi pegawai dan juga dalam upaya memenuhi kebutuhan pegawainya dalam hal
peningkatan karir.
2. Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil