47
2. Proses Pembelajaran pada Kelompok Eksperimen
Proses pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan metode role playing. Guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan
materi menghargai keputusan bersama kepada siswa sesuai kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai. Selanjutnya guru membagi siswa
menjadi dua kelompok untuk bermain peran role playing. Tahap berikutnya guru menjelaskan prosedur bermain peran dan membagi peran
masing-masing siswa. Materi yang akan dimainkan dan situasi yang akan dihadapi siswa juga diterangkan terlebih dahulu oleh guru agar siswa
paham. Kegiatan selanjutnya adalah siswa mulai mencoba bermain peran sesuai skenario yang telah ditetapkan. Pada akhir pembelajaran, diadakan
tes akhir untuk mengetahui hasil belajar kelompok eksperimen yang telah
mendapat pembelajaran dengan metode role playing.
Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan metode role playing lebih tinggi daripada hasil
belajar kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah. Metode role playing terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Kelompok eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan metode role playing menunjukkan hasil belajar yang lebih tinggi daripada kelompok
kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah selama pembelajaran. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing
mampu meningkatkan aktivitas dan minat siswa selama pembelajaran, mendorong siswa untuk lebih aktif untuk bertanya maupun mengeluarkan
48
pendapatnya dan kreatif dalam mengembangkan ide-ide yang dimilikinya Melalui metode role playing atau bermain peran akan tercipta suasana
yang menyenangkan selama pembelajaran sehingga siswa tertarik untuk belajar. Keberhasilan yang dicapai juga tercipta karena adanya hubungan
antarpersonil yang saling mendukung, saling membantu, saling menghargai dan peduli antara siswa satu dengan siswa lain dalam
kelompoknya.
Pada awalnya, proses pembelajaran dengan metode role playing di kelas eksperimen sedikit mengalami hambatan. Hal ini disebabkan
sebelumnya siswa tidak pernah mengalami pembelajaran dengan metode role playing. Pada saat pengelompokan dan saat akan mulai bermain
peran terjadi kegaduhan di dalam kelas. Beberapa siswa juga ada yang merasa tidak cocok dengan teman sekelompoknya, sehingga akhirnya
siswa tidak mau bermain peran dengan sungguh-sungguh.
Hambatan-hambatan yang terjadi perlahan-lahan dapat teratasi karena siswa pada akhirnya merasa tertarik dengan metode pembelajaran
role playing. Siswa merasa antusias dan senang untuk melakukan permainan, bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam memainkan
perannya. Siswa pun merasa saling membutuhkan teman dalam kelompoknya dan tidak lagi saling berselisih paham. Setiap kelompok
saling bekerja sama, berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan teman- temannya untuk memecahkan masalah.
49
3. Proses Pembelajaran pada Kelompok Kontrol