15
15
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan berasal dari kata pendidikan dan kewarganegaraan. Pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan
sengaja kepada siswa dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa Munib 2007: 34. Menurut Bakry 2009:
3, “kewarganegaraan berasal dari kata warga negara yang berarti sekelompok
manusia yang
menjadi anggota
suatu negara,
kewarganegaraan dalam rangka pendidikan ini diartikan sebagai kesadaran dan kecintaan serta berani membela bangsa dan negara.”
Dengan demikian, Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan,
kesetiaan, dan keberanian untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia Bakry 2009: 4. Pendidikan Kewarganegaraan PKn
memegang peranan penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian siswa, sehingga mata pelajaran PKn selalu ada dalam setiap jenjang
pendidikan. Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan agar kita memiliki wawasan kesadaran bela negara, pola pikir, pola sikap dan perilaku
16
sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila Sumarsono 2008: 3.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan menurut Fathurrohman dan Wuryandani 2011: 7-8, yaitu: 1 siswa mampu berpikir secara kritis,
rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; 2 siswa mampu berpartisipasi secara bermutu dan bertanggungjawab serta
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; 3 berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
Winataputra 2008: 1.20, merumuskan tujuan PKn yaitu “partisipasi yang penuh nalar dan tanggungjawab dalam kehidupan politik
dari warga negara yang taat pada nilai-nilai dan prinsip dasar demokrasi konstitusional
Indonesia. ”
Pendidikan Kewarganegaraan
juga dimaksudkan agar siswa sebagai calon generasi penerus bangsa memiliki
nilai-nilai luhur sekaligus mampu menghayati nilai budaya bangsa yang beraneka ragam.
2. Metode Pembelajaran Role Playing