Pengujian Hipotesis Independen Sample T Test

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas menggunakan grafik dan uji park.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation Factor VIF0 dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika Tolerance Value 0,1 atau VIF 5 terjadi multikolinieritas. 2. Jika Tolerance Value 0,1 atau VIF 5 tidak terjadi multikolinieritas.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangguan pada periode t dengan kesalahan penggangguan pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan cara The Runs Test sebagai uji nonparametik dengan tanda negatif dan positif. Kriteria keputusan adalah tidak menolak hipotesis nol jika taksiran R berasal pada jarak interval, dan menolak hipotesis nol jika taksiran R diluar batas interval.

d. Pengujian Hipotesis

1 Uji F SerentakSimultan Universitas Sumatera Utara Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel bebas ROE, PER, BVPS, dan PTBV terhadap variabel terikat return saham perusahaan pertambangan. Bentuk pengujian: Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama dari variabel bebas terhadap variabel terikat. H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama dari variabel bebas terdapat variabel terikat. Dengan kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 H1 diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 2 Uji t Parsial Uji t digunakan untuk menguji setiap variabel bebas X apakah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat Y, bentuk pengujian: Ho : b1 0, artinya tidak terdapat yang positif dan signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat. H1 : b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial dari variabel bebas terdapat variabel terikat. Dengan kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 H1 diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 3 Koefisien Determinasi � � Koefisien determinan � 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat. Dalam output SPSS, koefisien determinan terletak pada Tabel Model ������� � dan tertulis R Square. Besarnya R Square berkisar Universitas Sumatera Utara antara 0-1 yang berarti semakin kecil besarnya R Square, maka hubungan kedua variabel semakin lemah. Sebaliknya jika R Square semakin mendekati 1, maka hubungan kedua variabel semakin kuat.

e. Independen Sample T Test

Independen sample T test dilakukan untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Uji beda t test ini digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Tujuan uji beda t test adalah membandingkan rata-rata dua kelompok tersebut, apakah mempunyai nilai rata-rata mean yang sama atau tidak sama secara signifikan. Universitas Sumatera Utara BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Wijaya 2008 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap return saham Perusahaan Telekomunikasi Go Public di Indonesia Periode 2007” dengan mengambil sampel 3 perusahaan telekomunikasi listing di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampling dilakukan berdasarkan non-probabilitas sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan teknik tertentu pada periode 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan variabel ROE, PER, BVPS, dan PTBV tidak mempunyai pengaruh secara signifikan dan positif terhadap return. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengimplementasikan bahwa investor mempertimbangkan informasi rasio modal saham yang diukur dengan ROE, PER, BVPS, dan PTBV. Minar 2009 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Terbuka di Indonesia” dengan mengambil 16 perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampling dilakukan berdasarkan non-probabilitas sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan teknik tertentu pada periode 2004-2007. Hasil uji serempak uji F menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu ROA, ROE, dan DTA berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen return saham. Sedangkan secara parsial uji t menunjukkan bahwa profitabilitas yang diwakili oleh ROA Return On Asset tidak mempunyai pengaruh Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013).

0 2 14

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013).

0 3 18

PENGARUH RASIO MODAL SAHAM TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 7

PENGARUH NILAI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA 2009 – 2013.

1 13 95

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia Periode 2007 - 2009.

0 0 13

PENDAHULUAN Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia Periode 2007 - 2009.

0 2 8

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010.

0 0 21

Pengaruh Rasio Fundamental Terhadap harga Saham Sektor Pertambangan Selama Periode 2004-2009 Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 19

ANALISIS RASIO MODAL SAHAM TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 87

KATA PENGANTAR - ANALISIS RASIO MODAL SAHAM TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 15