Model Campuran AR dan MA Model Fungsi Transfer

d Dengan : X t = Pengamatan deret berkala µ = Nilai konstan θ q = Parameter moving average ke-q;q = 1,2,...,n e t −q = Variabel pertama pada saat t-q; q = 1,2,...,n e t = Kesalahan pada saat t

2.10 Model Campuran AR dan MA

Dalam pembuatan model empiris dari deret berkala sering ditemukan bahwa model regresi diri AR dan rataan bergerak MA. Model campuran regresi diri dan rataan bergerak derajat p,q dapat ditulis sebagai berikut : X t = µ + φ 1 X t −1 + φ 2 X t −2 +...+ φ p X t − p - θ 1 e t −1 - θ 2 e t −2 -...- θ q e t −q + e t 2.7 Atau ditulis φ p B X t = µ + θ q B e t Dan disingkat ARMA p,q Model ARMA p.q dapat diperluas untuk deret berkala yang tidak stasioner. Dengan operator pembeda derajat ∇ d X t , model ARMAp,q menjadi φ p B ∇ X t = µ + θ q B e t Dan model ini disingkat ARIMA p,d,q Universitas Sumatera Utara Untuk data yang dikumpulkan secara bulanan, pembedaan satu musim penuh tahun dapat dihitung X t - X t −12 = 1 - B 12 X t . Sehingga untuk model ARIMA p.d.q P,D.Q s dengan s adalah jumlah periode permusim.

2.11 Model Fungsi Transfer

Model fungsi transfer merupakan pengembangan dari model ARIMA satu peubah. Jika deret berkala Y t berhubungan dengan satu atau lebih deret berkala lain X t maka dapat dibuat suatu model berdasarkan informasi deret berkala X t , untuk menduga nilai Y t model yang dihasilkan disebut fungsi transfer. Dalam penelitian ini, pembuatan fungsi transfer hanya dibatasi untuk dua deret berkala yaitu Y t sebagai deret output dan X t sebagai deret output atau disebut fungsi transfer dwipeubah. Gambar 2.1 memperlihatakan secara ringkas unsur – unsur yang berkaitan dengan model fungsi transfer. Terdapat deret berkala output, disebut Y t , yang diperkirakan akan dipengaruhi oleh deret berkala input X t , dan input-input lain yang disebut gangguan noise N t , seluruh sistem tersebut adalah dinamis. Dengan kata lain, deret input X t memberikan pengaruhnya terhadap fungsi transfer, mendistribusikan dampak X t melalui beberapa periode akan datang. Tujuan pemodelan fungsi transfer adalah untuk menetapkan model sederhana, menghubungkan Y t dengan X t dan N t . Tujuan utama pemodelan ini adalah untuk Universitas Sumatera Utara 2 k menetapkan peranan indikator penentu leading indicator deret input dalam rangka menetapkan deret output. Deret Fungsi Transfer deret Input Output X t Y t Seluruh Pengaruh lain N t Gambar 2.1 Konsep Fungsi Transfer Fungsi transfer bivariat ditulis dalam bentuk Y t = ν B X t + N t 2.8 Dengan : Y t = Deret output X t = Deret input N t = Faktor yang mempengaruhi Y t disebut gangguan ν B = ν + ν 1 B + ν 2 B +...+ ν k B , dengan k adalah orde fungsi transfer dan B operator shif mundur Deret input dan output perlu ditrans-formasikan untuk mengatasi ragam yang tidak stasioner, dibedakan untuk mengatasi nilai tengah yang tidak stasioner, serta dihilangkan unsur musimannya. Jadi pada persamaan 2.8 harus merupakan nilai yang telah ditransformasikan. Selanjutnya untuk penulisan persamaan digunakan huruf kecil. Universitas Sumatera Utara 2 s 2 r 2 q 2 p Secara lebih singkat, fungsi transfer ditulis sebagai berikut y t = ω B δ B x t −b + n t 2.9 Atau y t = ω B δ B x t −b + θ B a φB t 2.10 Dengan : ωB = ω - ω 1 B - ω 2 B -...- ω s B δ B = 1 - δ 1 B - δ 2 B -...- δ r B θ B = 1 - θ 1 B - θ 2 B -...- θ q B φ B = 1 - φ 1 B - φ 2 B -...- φ p B y t = Nilai Y t yang telah ditransformasikan dan dibedakan x t = Nilai X t yang telah di transformasikan dan dibedakan r,s,p,q dan b = Konstanta Fungsi ν B merupakan rasio dari fungsi ωB dan δ B dan akan mempunyai jumlah suku yang tak terhingga, sehingga akan terdapat bobot ν yang tak terhingga jumlahnya. Dengan demikian persamaan 2.10 merupakan suatu gambaran yang lebih singkat. Dari persamaan 2.8 dapat dilihat bahwa sebagai faktor penentunya adalah konstanta r,s,b dan p,q. Konstanta r,s,b menunjukkan parameter dari fungsi transfer yang menghubungkan Y t dan X t , Sedangkan p,q merupakan parameter model gangguan. Subskrip t-b menunjukkan keterlambatan b periode sebelum x mempengaruhi y atau dapat dikatakan bahwa X t , pertama kali mempengaruhi Y t +b . Universitas Sumatera Utara 1 Jika persamaan 2.10 telah didefenisikan dan seluruh parameter telah diduga, maka selanjutnya ditentukan model peramalannya. Persamaan 2.10 dikalikan dengan δ B dan φB , akan menjadi : δ B φ B y t = φB ω B x t −b + δ B θ Ba t 2.11 Sebagai contoh, untuk model yang sederhana 1,1,b 1,1 adalah : y t = ω − ω1B 1 − δ 1 B x t −b + 1 − θ 1 B a 1 − φ 1 B 1 − δ 1 B 1 − φ 1 B y t = 1 − φ 1 B ω − ω1B x t −b + 1 − δ 1 B 1 − θ 1 B a 1 y t = δ 1 + φ 1 y t −1 − δ 1 φ 1 y t −2 + ω x t −b − ω φ 1 + ω 1 x t −b −1 + φ 1 + ω 1 x t −b −2 + a 1 − δ 1 + θ 1 a t −1 + δ 1 θ 1 a t − 2 2.12 Dengan mengetahui nilai parameter dan nilai y, x dan a dapat dihitung nilai y pada periode yang akan datang.

2.12 Tahapan Pembentukan Model Fungsi Transfer