Motivasi Berprestasi Kerangka Teori 1. Struktural Fungsional

tercapainya suatu keseimbangan yang diinginkan di dalam masyarakatnya. Selain persyaratan diatas yang harus di jalankan oleh sebuah kelembagaan, sebenarnya BPZ sudah memiliki program kerja yang diperuntukkan kepada siswa sekolah yang memiliki status sosial ekonomi yang rendah. BPZ menjanjikan akan memberikan bantuan biaya kepada siswa yang kurang mampu dan berprestasi. Hal tersebut bertujuan agar para siswa yang memiliki status sosial ekonomi yang rendah merasa terpacu dan termotivasi untuk meraih prestasi demi mendapatkan bantuan tersebut.

1.5.2. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi berasal dari kata motif, dimana motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sementara itu motivasi juga mempunyai peranan yang penting dalam menimbulkan gairah, merasa tenang dan bersemangat belajar untuk mencapai tujuan, yaitu prestasi yang tinggi. Sedangkan menurut Winkel dalam buku Mansour Fakih 2002:57, Motivasi adalah sebagai daya penggerak dalam pribadi seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi berprestasi merupakan kecendrungan individu untuk menyeleksi aktivitas dengan usaha yang efektif sehingga memberikan hasil terbaik yang pada dasarnya berkaitan dengan harapan untuk sukses. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu energi penggerak dalam diri siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik. Berbagai keinginan atau kebutuhan akan memunculkan dorongan. Dorongan ialah desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup, semua itu merupakan hal yang biasa kita jumpai. Namun terkadang kita melihat ada orang-orang yang bisa berhasil dalam tempo yang tidak terlalu lama, ada pula mereka yang justru belum bisa mengubah nasib mereka. Banyak variabel memang yang bisa menentukan hal semua itu, diantara variabel itu adalah berkaitan dengan motivasi individu. Abraham Maslow dalam buku Abdulsyani 1994:39, menyatakan bahwa urutan dasar dan kebutuhan motivasi adalah sebagai berikut : 1. Basic needs atau kebutuhan fisiologi, merupakan kebutuhan yang paling penting seperti kebutuhan akar makanan. Dominasi kebutuhan fisiologi ini relatif lebih tinggi dibanding dengan kebutuhan lain dengan demikian muncul kebutuhan- kebutuhan lain. 2. Safety needs atau kebutuhan akan keselamatan, merupakan kebutuhan yang meliputi keamanan, kemantapan, ketergantungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, hukum, batas-batas kekuatan pada diri, pelindung, dan sebagainya. 3. Love needs atau kebutuhan rasa memiliki dan rasa cinta, merupakan kebutuhan yang muncul setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keselamatan telah terpenuhi. Artinya orang dalam kehidupannya akan membutuhkan rasa untuk disayang dan menyayangi antar sesama dan untuk berkumpul dengan orang lain. 4. Esteem needs atau kebutuhan harga diri. Semua orang dalam masyarakat mempunyai kebutuhan atau mengiginkan penilaian terhadap dirinya yang mantap, mempunyai dasar yang kuat yang biasanya bermutu tinggi akan rasa hormat diri atau harga diri dan penghargaan dari orang lain. Kebutuhan ini dibagi dalam dua peringkat : a. Keinginan akan kekuatan, akan prestasi, berkecukupan, unggul, dan kemampuan, percaya diri, kemerdekaan dan kebebasan b. Hasrat akan n am a bai k at au gengsi dan h arga diri, p res tise penghormatan dan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran dan kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian dan martabat. 5. Self Actualitation needs atau kebutuhan akan perwujudan diri, yakni kecendrungan untuk mewujudkan dirinya sesuai dengan kemampuannya. Pada dasarnya motivasi mengandung tiga komponen pokok yaitu menggerakkan, mengarahkan dan menopang tingkahlaku manusia. Apabila ketiga komponen tersebut dirinci lebih lanjut dapat memberikan gambaran bahwa : • Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan individu memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. • Motivasi juga mengarahkan dan menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap tujuan. • Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan interaksi, arah dorongan dan kekuatan-kekuatan individu. Motivasi berprestasi achievement motivation merupakan teori yang dikenalkan oleh David McClelland dalam buku Abdulsyani 1994:42. Dasar teorinya tetap berdsarkan teori kebutuhan Maslow, namun ia mencoba mengkristalisasinya menjadi tiga kebutuhan :   Need for Power nPow   Need for Affiliation nAffi   Need for Achievement nAch McClelland mengklasifikasikan profil orang-orang yang memiliki kebutuhan berprestasi nAch :   Orang dengan nAch tinggi memilih untuk menghindari tujuan prestasi yang mudah dan sulit. Mereka sebenarnya memilih tujuan yang moderat yang mereka pikir akan mampu mereka raih.   Orang dengan nAch tinggi memilih umpan balik langsung dan dapat diandalkan mengenai bagaimana mereka berprestasi.   Orang dengan nAch tinggi menyukai tanggung jawab pemecahan masalah. M. Ngalim Purwanto dalam buku Judistira Garna 1993:121 menjelaskan bahwa, motivasi adalah pendorongan yaitu suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu hingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Tujuan motivasi adalah menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu hingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu. David McClelland dalam buku Mansour Fakih 2002:45 mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai kebutuhan yang mendorong manusia untuk berbuat lebih daripada orang lain, guna mencapai kesuksesan karir di masa yang akan datang sesuai dengan standar kehidupan yang ditetapkannya sendiri. Motivasi di bedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang tanpa rangsangan dari luar. Motivasi inilah yang di harapkan lebih dominan pada diri siswa sehingga dengan motivasi ini mereka terdorong untuk melaksanakan segala tugas yang di berikan kepadanya tanpa merasa terbebani dalam menyelesaikannya. Sementara itu, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul sebagai akibat adanya ransangan dari luar, di mana suatu kegiatan di mulai dan dilaksanakan karena adanya dorongan dari luar dirinya. Dalam hal ini, peran BPZ adalah sebagai motivasi ekstrinsik, di mana para siswa merasa terpacu untuk belajar demi mendapatkan bantuan yang ditawarkan oleh BPZ itu sendiri. Baik itu motivasi intrinsik maupun ekstrinsik, demi mencapai suatu prestasi setiap siswa harus memiliki sebuah motivasi untuk belajar

1.5.3. Prestasi Belajar