Prestasi Belajar Kerangka Teori 1. Struktural Fungsional

David McClelland dalam buku Mansour Fakih 2002:45 mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai kebutuhan yang mendorong manusia untuk berbuat lebih daripada orang lain, guna mencapai kesuksesan karir di masa yang akan datang sesuai dengan standar kehidupan yang ditetapkannya sendiri. Motivasi di bedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang tanpa rangsangan dari luar. Motivasi inilah yang di harapkan lebih dominan pada diri siswa sehingga dengan motivasi ini mereka terdorong untuk melaksanakan segala tugas yang di berikan kepadanya tanpa merasa terbebani dalam menyelesaikannya. Sementara itu, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul sebagai akibat adanya ransangan dari luar, di mana suatu kegiatan di mulai dan dilaksanakan karena adanya dorongan dari luar dirinya. Dalam hal ini, peran BPZ adalah sebagai motivasi ekstrinsik, di mana para siswa merasa terpacu untuk belajar demi mendapatkan bantuan yang ditawarkan oleh BPZ itu sendiri. Baik itu motivasi intrinsik maupun ekstrinsik, demi mencapai suatu prestasi setiap siswa harus memiliki sebuah motivasi untuk belajar

1.5.3. Prestasi Belajar

Untuk memperoleh kemajuan dan kelestarian pada masa depan diperlukan adanya kualitas keberdayaan, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan moral, kecerdasan spiritual, dan keterampilan-keterampilan mega, yang akan dapat diwujudkan melalui pendidikan yang berkualitas. Pendidikan adalah suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan manusia yang sedang berkembang menuju kepribadian mandiri untuk membangun dirinya sendiri dan masyarakat. Konsekuensinya, proses pendidikan harus mampu menyentuh dan mengendalikan berbagai aspek perkembangan manusia. Prestasi belajar merupakan suatu gambaran dari penguasaan kemampuan para peserta didik sebagaimana telah ditetapkan untuk suatu pelajaran tertentu. Memasuki dunia Perguruan Tinggi berarti melibatkan diri dalam situasi hidup dan situasi akademis yang secara fundamental berbeda dengan apa yang pernah dialami dalam lingkungan sekolah lanjutan atas. Para psikolog berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan prilaku. Prilaku mengundang arti yang sangat luas, meliputi pengetahuan kemampuan berpikir, skillketerampilan, penghargaan terdapat sesuatu sikap, minat, dan semacamnya. Tidak semua prilaku merupakan hasil belajar, karena sebagian diakibatkan oleh proses perkembangan dan pertumbuhan, seperti antara lain kematangan tetapi hal tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Karena belajar merupakan suatu proses, ia membutuhkan waktu serta usaha dan usaha itu memerlukan waktu, cara dan metode. Para ahli pendidikan, khususnya dalam hal belajar, secara umum berpendapat bahwa belajar bersifat kompleks karena, merupakan proses yang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam diri manusia maupun dari luar diri manusia. Belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang cukup banyak jenisnya. Namun secara umum dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: faktor internal seperti motivasi, bakat, minat, dan kondisi tubuh serta sektor eksternal seperti keadaan ekonomi keluarga, lingkungan dan sarana prasarana. Prestasi belajar merupakan bukti usaha yang dapat dicapai. Muris dalam buku Shindunata 2000:12 mengemukakan bahwa pengertian prestasi dui belajar dipadukan sebagai ukuran yang menyatakan seberapa jauh tujuan pengajaran yang di capai oleh siswa. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah melakukan kegiatan belajar. Hal tersebut merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan menggunakan tes hasil belajar. Prestasi belajar diwujudkan dalam bentuk angka. Hal ini dapat dilihat pada daftar nilai dari suatu mata pelajaran. Prestasi belajar siswa adalah kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran. Mutu pendidikan harus dilihat dari meningkatnya kemampuan belajar siswa secara mandiri. Pengetahuan apapun yang mereka kuasai adalah hasil belajar yang mereka lakukan sendiri. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi pemamfaatan waktu di kelas time of learning dan time of task, partisipasi dan keaktifan siswa, perubahan prilaku dan sikap belajar, serta hasil belajar. Penilaian keberhasilan belajar adalah usaha untuk mengetahui mutu belajar dan mengajar atau dengan lain perkataan seberapa jauh setiap tujuan pendidikan telah tercapai. Evaluasi merupakan suatu proses yang berjalan terus menerus dan harus berdasarkan patokan atau kriteria serta dapat dikembangkan. Perkembangan zaman di abad 21 ini menuntut sekolah menyelenggarakan pembelajaran yang memungkinkan lulusannya memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi, keterampilan memotivasi diri, keterampilan mengelola diri dan keterampilan teknis praktis. Dengan kemampuan dan keterampilan tersebut individu akan mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan jaman. Faktor-faktor penunjang efisiensi prestasi belajar, antara lain :   Kesiapan untuk belajar, adalah merupakan kapasitas fisik dan kesiapan mental untuk belajar disertai harapan skillketerampilan yang dimiliki dan latar belakang untuk menger akan sesuatu.   Minat dan kosentrasi, keduanya merupakan faktor-faktor yang saling berkaitan.Minat adalah perhatian yang bersifat khusus, sedangkan kosentrasi itu muncul akibat perhatian itu. Kosentrasi adalah pemusatan pemikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal yang berhubungan.   Keteraturan akan waktu dengan disiplin. Mengatur waktu dan disiplin membawa banyak mamfaat. Namun hal ini kadang kurang diperhatikan, karena tidak mengetahui dan menyadari pentingnya waktu dan disiplin dalam belajar. Menurut Megawangi dalam buku Hasbullah 2005:111, banyak alternatif sistem penilaian yang dapat dipakai selain tes pilihan berganda atau pilihan benar- salah, misalnya 1 Persentasi hasil kerja secara verbal; 2 Pameran hasil kerja atau tugas proyek; 3 bermain peran; 4 berdiskusi; 5 karya tulis; 6 sajak; 7 hasil kerja kelompok; 8 portofolio; 9 menjawab pertanyaan dengan tulisan atau esai; 10 menjawab pertanyaan dengan lisan; 11 kompetensi yang harus dikuasai sesuai dengan yang tercantum dikurikulum; 12 siswa memberikan penilaian terhadap kemampuan diri sendiri; dan 13 penilaian pada saat proses bukan hanya terhadap produk akhir.

1.6. Hipotesis