LAPORAN AKHIR,
Kaj ian Kearif an Lokal Masyarakat di Kecamat an Bunguran Barat Kab. Nat una,
BPP-PSPL UNRI
79
BAB III PEMBENTUKAN KELOMPOK PENGELOLA TERUMBU KARANG
Pasal 3
Untuk keperluan pengelolaan terumbu karang diperlukan suatu kelompok yang dibentuk dengan kesepakatan masyarakat dan dapat diberi nama Kelompok Pengelola
Terumbu Karang KPTK
BAB IV TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KELOMOK PENGELOLA
TERUMBU KARANG Pasal 4
a. Membuat perencanaan pengelolaan terumbu karang berkelanjutan yang disetujui
oleh masyarakat melalui kesepakatan bersama; b.
Kelompok pengelola terumbu karang bekerjasama dengan instansi terkait di desa dan kecamatan untuk mengatur pemanfaatan dan menjaga kelestarian wilayah
pengelolaan untuk kepentingan masyarakat;
c. Kelompok pengelola terumbu karang dan pemerintahan desa berhak melakukan
penangkapan terhadap pelaku yang terbukti melanggar ketentuan dalam kesepakatan ini;
d. Kelompok pengelola terumbu karang dan pemerintahan desa berhak untuk
melakukan penyitaan barang atau alat-alat yang digunakan dalam pengrusakan ekosistem terumbu karang;
e. Kelompok pengelola terumbu karang bersama pemerintah desa berhak
melaporkan pelaku pelanggaran kepada pihak penegak hukum untuk diproses lebih lanjut berdasarkan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
BAB V KEWAJIBAN DAN HAL-HAL YANG DIPERBOLEHKAN
Pasal 5
a. Setiap penduduk desa wajib menjaga, mengawasi dan memelihara wilayah
pengelolaan terumbu karang; b.
Setiap penduduk desa atau kelompok berhak dan bertanggungjawab untuk berperan serta dalam perencanaan pengelolaan terumbu karang di wilayahnya;
c. Setiap orang atau kelompok yang akan melakukan kegiatan penelitian di kawasan
pengelolaan harus mendapat izin dan kelompok pengelola dan pemerintahan desa;
d. Kegiatan yang dapat dilakukan pada wilayah pengelolaan adalah kegiatan
perorangan atau kelompok yang tidak merusak ekosistem terumbu karang.
LAPORAN AKHIR,
Kaj ian Kearif an Lokal Masyarakat di Kecamat an Bunguran Barat Kab. Nat una,
BPP-PSPL UNRI
80
BAB VI HAL-HAL YANG TIDAK DAPAT DILAKUKAN ATAU DILARANG
Pasal 6
a. Melakukan semua kegiatan yang tidak mendesak dan mendadak atau tanpa izin
dari kelompok pengelola dan pemerintahan desa; b.
Tidak dibenarkan menangkap ikan dengan bom, bius, trawl dan cara-cara yang dapat merusak terumbu karang dan biota lainnya;
c. Tidak dibenarkan menangkap ikan dengan menggunakan alat tangkap apapun yang
tergolong alat tangkap modern; d.
Tidak boleh mengambil terumbu karang baik yang masih hidup maupun yang sudah mati;
e. Tidak boleh menangkap atau membunuh penyu di laut;
f. Tidak boleh menangkap ikan bawal;
g. Tidak boleh memakai sauhjangkar yang dapat merusak terumbu karang;
h. Dilarang membuang sampah atau kotoran dilaut khususnya di wilayah terumbu karang;
i. Tidak boleh berdiri atau berjalan di atas terumbu karang;
j. Tidak boleh mengambil batu atau pasir di sekitar kawasan terumbu karang.
BAB VII S A N G S I
Pasal 7
a. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 6 ayat a sampai dengan j aturan desa ini,
salah satu atau keseluruhannya untuk pertama kali dikenakan sangsi tingkat pertama yaitu pelaku harus menandatangani surat penyataan untuk tidak melakukan hal yang
sama dikemudian hari dihadapan kelompok pengelola dan pemerintah desa;
b. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 6 ayat a sampai dengan j aturan desa ini,
salah satu atau keseluruhannya untuk kedua kali dikenakan sangsi tingkat kedua yaitu penyitaan terhadap hasil kerja pelaku dan pelaku harus menandatangani
surat penyataan kedua kalinya untuk tidak melakukan hal yang sama dikemudian hari dihadapan kelompok pengelola dan pemerintah desa;
c. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 6 ayat a sampai dengan j aturan desa ini,
salah satu atau keseluruhannya untuk ketiga kalinya dikenakan sangsi tingkat tiga yaitu penyitaan terhadap hasil kerja, penahanan terhadap peralatan dan
perlengkapan kerja yang digunakan pelaku dan pelaku harus menandatangani surat penyataan ketiga kalinya untuk tidak melakukan hal yang sama dikemudian
hari dihadapan kelompok pengelola dan pemerintah desa;
d. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 6 ayat a sampai dengan j aturan desa ini,
salah satu atau keseluruhannya untuk keempat kalinya dikenakan sangsi tingkat empat yaitu pelaku diserahkan kepada aparat penegak hukum bersama bukti-
bukti dan surat pernyataan yang pernah ditandatangani untuk diproses lebih lanjut berdasarkan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.