Kesimpulan KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN

Laporan Akhir, Kaj ian Kearif an Lokal Masyarakat di Kecamat an Bunguran Barat Kab. Nat una, BPP-PSPL UNRI Sumber kearifan lokal masyarakat di Kawasan Pulau Tiga bersumber dari ajaran Islam dan kepercayaan yang berbau mistik. Prinsip-prinsip kearifan lokal mereka berbasiskan ekologi dan ekosistem. Meskipun kearifan lokal yang teridentifikasi hanya pada tataran kebiasaan folkways, tetapi ide-ide dan nilai- nilai yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya perairan laut sudah mengindikasikan adanya upaya penyelamatan dan pelestarian lingkungan yang dilakukan masyarakat sejak lama. Kearifan lokal yang mengkeramatkan daerah-daerah tertentu, larangan membunuh atau menangkap hewan tertentu, penghormatan terhadap laut, pemeliharaan terumbu karang, dan penggunaan teknologi penangkapan sederhana merupakan cikal bakal pengelolaan lingkungan yang ramah lingkungan. Upaya untuk mendorong kearifan lokal yang masih berada pada tataran kebiasaan menjadi sebuah lembaga yang mapan perlu dilakukan. Upaya yang dapat ditempuh untuk menginisiasikan sebuah Perdes pengelolaan sumberdaya perairan laut di Kawasan Pulau Tiga adalah dengan Menformulasikan suatu kelembagaan formal baru dengan mengembangkan kebiasaan folkways yang telah ada di dalam masyarakat, dan melegal-formalkan kelembagaan informal masyarakat lain yang cocok dengan karakteristik masyarakat setempat. Kearifan lokal masyarakat yang memiliki kesamaan karakteristik wilayah dan sumberdaya dengan wilayah kawasan Pulau Tiga adalah Lembaga-lembaga adat pengelolaan sumberdaya laut di Indonesia timur, yang mengatur hak pemanfaatan sumberdaya laut oleh masyarakat setempat. Model pengelolaan seperti ini dikenal dengan hak ulayat laut HUL atau sea tenure, Laporan Akhir, Kaj ian Kearif an Lokal Masyarakat di Kecamat an Bunguran Barat Kab. Nat una, BPP-PSPL UNRI nilai-nilai yang terdapat didalamnya dapat diadopsi dengan penyesuaiandengan karakteristik masyarakat setempat. Poin-poin yang perlu menjadi perhatian dalam penginisiasian Perdes pengelolaan sumberdaya perairan laut adalah : 1. Batas wilayah pengelolaan 2. Jenis Sumberdaya, alat tangkap, dan waktu penangkapan 3. Pemegang Hak dan Legalitas.

4. Sanksi

5.2. Rekomendasi

Agar upaya pelestarian lingkungan perairan laut, khususnya terumbu karang dapat dijalankan secara efektif dan optimal, maka yang diperlu diperhatikan adalah : 1. Evaluasi yang paling pokok dalam penginisiasian Perdes pengelolaan sumberdaya perairan ini adalah evaluasi proses, artinya seberapa cepat proses sosial dapat dipacu sehingga masyarakat benar-benar menginginkan adanya Perdes pengelolaan sumberdaya laut, bukan seberapa cepat Perdes pengelolaan sumberdaya laut dapat dihasilkan. 2. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Hak Ulayat Laut sea tenure yang dominan dijalankan oleh masyarakat tradisional di Indonesia Timur sangat cocok untuk diadopsi dan dijalankan di Kawasan Pulau Tiga, karena mimiliki kemiripan karakteritik wilayah dan sumberdaya, serta telah teruji dalam perjalan waktu meskipun masih dalam bentuk peraturan tidak tertulis norma. Laporan Akhir, Kaj ian Kearif an Lokal Masyarakat di Kecamat an Bunguran Barat Kab. Nat una, BPP-PSPL UNRI 3. Perdes yang akan dibentuk masih membutuhkan kegiatan musyawarah atau kesepakatan yang mengakomodir pendapat, kebutuhan, dan kepentingan semua komponen masyarakat. 4. Masyarakat harus benar-benar diberi hak dan legalitas jika Perdes telah disyahkan. Dimana pihak-pihak lain hanya melakukan fungsi dan tugas sesuai yang telah ditetapkan.