LAPORAN AKHIR,
Kaj ian Kearif an Lokal Masyarakat di Kecamat an Bunguran Barat Kab. Nat una,
BPP-PSPL UNRI
38
tangkapan nelayan yang dimanfaatkan untuk konsumsi sendiri dan dijual dipasar atau pada agen, yang selanjutnya akan dipasarkan ke tempat lain. Jenis ikan yang terdapat di laut
terdiri dari ikan yang boleh ditangkap dan yang tidak boleh ditangkap. Ikan yang menjadi andalan kawasan Pulau Tiga adalah tongkol dan ikan-ikan karang.
Sebagian masyarakat pada suatu masa dahulu memandang ikan bawal sebagai pembantu manusia ketika berada di laut, sehingga tidak boleh ditangkap terutama oleh
sebuah keluarga. Hewan laut lain yang mempunyai kedudukan yang sama dengan ikan bawal pada pandangan sebagian masyarakat adalah penyu. Pandangan seperti ini
sekarang sudah tidak menjadi pantang larang yang terlalu mengikat.
4. Teknologi Tradisional dalam Menangkap Ikan
Penggunaan teknologi tradisional dalam penangkapan ikan di kawasan Pulau Tiga masih berlangsung hingga saat ini, seperti pancing, rawai, jaring, jala, tombak,
pengumpulan kerang. Ciri khas dari penangkapan tradisional adalah peralatan yang digunakan bersifat statis, mudah dalam pengoperasiannya, dan jenis ikan yang
tertangkap lebih selektif. Terdapat pula cara-cara yang merusak lingkungan perairan laut seperti penggunaan bom dan bius.
Terdapat beberapa jenis sampan yaitu sampan dengan mesin tempel dan sampan dengan dayung. Sampan dayung terbagi menjadi sampan berlunas dan sampan
yang tidak berlunasrata masyarakat setempat menyebutnya jukung. Daerah operasional sampanperahu tergantung dari ukuran besar kecilnya perahu tersebut.
sampan kecil terbatas di perairan pantai dan kepulauan, sedangkan perahu besar dapat mencapai perairan yang agak jauh dalam mencari ikan.
Terdapat sejenis pisau yang berukuran ± 30 – 50 cm yang berbentuk lengkung, yang disebut dengan pisau raut. Menurut kepercayaan masyarakat setempat pisau raut
memiliki fungsi ganda, selain digunakan untuk meraut kayu, bambu, atau rotan, juga dipercaya untuk menakuti hantu laut selama berada dilaut. Pisau raut masih
dipergunakan dan dipercaya masyarakat hingga saat ini. Nelayan setempat juga mengembangkan sistem peralatan yang memperhatikan
kelestarian terumbu karang, yaitu dengan membuat sauh dari kayu dan rotan yang