Budaya Batak Toba Anakni Raja dan Boruni Raja

perhatian dalam melihat interaksi wisatawan dengan masyarakat lokal. Reisinger 1997: 131 menjelaskan hal tersebut sebagai berikut: “Culural differences, together with asymmetry of the frequent and transitory tourist-host contact, are the most important factors which influence interaction difficulties between tourist and host Pearce, 1982b; Sutton, 1967. Therefore, understanding of croos culture tourist-host contact and the influence of the culture background of tourist and host is the key featur for identification of the culture potential for taourist-host interaction and the effect this interaction on the overall tourist holiday satisfaction”. Artinya: Perbedaan budaya bersamaan dengan frekuensi kontak dan transitori turis dan masyarakat lokal adalah faktor yang paling penting dan mempengaruhi kesulitan interaksi antara tamu dan masyarakat lokal Pearce, 1982b; Sutton, 1967. Oleh karena itu, pemahaman kontak budaya berbeda dan pengaruh latar belakang budaya turis dan masyarakat adalah kunci utama untuk identifikasi potensi interaksi budaya turis dan masyarakat lokal dan mempengaruhi kepuasan liburan turis.

2.5.1 Budaya Batak Toba Anakni Raja dan Boruni Raja

Status sosial dalam masyarakat Batak ada dibuat penamaan sebagai Halak Batak Orang Batak. Penamaan untuk orang Batak tersebut kurang tepat, melainkan lebih kepada Bangso Batak Bangsa Batak. Budaya Batak Sangat tinggi disamping bahasa ada tulisan, pembagian waktu, penamaan hari, bulan, mata angin, ulos, ukiran dan alat musik lainnya. Pada orang Batak akan tetap mengamalkan ajaran adat-istiadat Batak walaupun dia memeluk agama Kristen. Dalam hal ini, kebudayaannya sebagai Batak akan lebih kuat dibandingkan dengan kekristennannya. Seorang yang tidak beragama di Budaya Batak tidak dianggap sesuatu hal yang sangat parah, tetapi apabila seseorang disebut naso maradat tidak ada adat maka seseorang tersebut layaknya tidak lagi menjadi anggota masyarakat, Jhon Peter 2009: 16. Dalam kebudayaan Batak semua orang Batak disebut sebagai Raja, apakah Raja Ni Hula-Hula, Rajani Dongan Tubu, Raja Ni Boru, Raja Na Ro dan Universitas Sumatera Utara sebagainya. Diamati dari hal yang membedakan status orang Batak apakah dapat disebut sebagai Raja Batak atau tidak yaitu, dengan melihat jumlah tangga pada rumahnya umumnya menggunakan Rumah Bolon. Jumlah anak tangga menentukan status sosialnya, apabila jumlah tangga genap maka asal muasalnya tidak jelas dan tidak pantas untuk disebut sebagai raja. Marga adalah nama family yang diambil dari garis keturunan ayah patrilineal, marga juga sebagai suatu penyelaras status sosial masyarakat. Oleh karena itu, mengapa semua perempuan Batak dan laki-laki Batak disebut sebagai Boruni Raja dan Anakni Raja karena saat pelaksanaan pesta pernikahan ada acara menyusul setelah acara adat yaitu Tikkir Tangga yang bertujuan untuk melihat lebih lanjut berapa jumlah anak tangga keluarga mempelai perempuan. Jumlah anak tangga apabila genap tetap mempelai perempuan disebut sebagai Boruni Raja, karena ada satu yang menyelaraskannya yaitu dari segi nama keluarga Marga dan dengan memahami asal-usul marga nenek moyangnya, maka layaklah disebut Anakni Raja dan Boruni Raja, Jhon Peter 2010: 6.

2.5.2 Budaya Barat Turis Asing

Dokumen yang terkait

Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

13 74 83

Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

0 0 9

Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

0 0 1

Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

0 0 27

Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

0 0 4

Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

0 0 2

Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

0 0 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Adaptasi - Interaksi dan Hambatan Budaya Antara Masyarakat Lokal dan Turis Asing Yang Berkunjung ke Tuktuk Siadong Kec Simanindo Kab Samosir

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Interaksi dan Hambatan Budaya Antara Masyarakat Lokal dan Turis Asing Yang Berkunjung ke Tuktuk Siadong Kec Simanindo Kab Samosir

0 0 12

Interaksi dan Hambatan Budaya Antara Masyarakat Lokal dan Turis Asing Yang Berkunjung ke Tuktuk Siadong Kec Simanindo Kab Samosir

0 0 9