masyarakat yang bersifat melayani dengan baik. Hasil observasi dan wawancara K. Sidabariba pada 100814. 16:25.
Posisi seluruh masyarakat yang berada di daerah pariwisata seharusnya adalah sebagai pelayan yang harus bersifat ramah, terbuka dan toleransi terhadap
budaya-budaya berbeda wisatawan. Menurut pendapat Ahmad Ali, 2005: 105 orang yang dilayani adalah orang yang memiliki kekuasaan dan berhak untuk
memerintah, hal ini bisa mengakibatkan konflik. Oleh karena itu, Danau Toba yang dijadikan sebagai daerah tujuan wisata harus memiliki cara untuk
memadukan antara dua hal yang berbeda tersebut yaitu antara konsep pariwisata melayani dan konsep Budaya Batak dilayani.
Dari pemaparan diatas, dapat kita lihat bahwa nilai budaya dapat menghambat interaksi antara masyarakat lokal dan turis yang berkunjung. Turis
dan masyarakat lokal memiliki budaya yang berbeda, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti interaksi antara turis dan masyarakat lokal serta peneliti ingin
mengetahui hambatan-hambatan budaya yang mempengaruhi penurunan angka kunjungan wisatawan ke daerah Tuktuk Siadong Samosir, kecamatan Simanindo,
kabupaten Samosir. Ditambah lagi bahwa dalam budaya Batak Toba, dengan konsep Anakni Raja dan Boruni Raja membuat partisipasi mereka masih sangat
minim dalam hal meningkatkan pariwisata di daerah Tuktuk Siadong.
1.2 Rumusan Masalah
Acapkali usaha pengembangan daerah pariwisata mengalami hambatan berupa masalah fundamental yaitu keterpaduan. Faktor budaya dominan yang
memposisikan masyarakat juga mempengaruhi pengembangan daerah pariwisata. Sebagai contohnya bahasa Anakni Raja dan Boruni Raja yang telah mendarah
Universitas Sumatera Utara
daging dalam Budaya Batak. Maka, rencana penelitian ini akan meneliti tentang bentuk interaksi dan hambatan budaya antara masyarakat lokal dan turis asing
yang berkunjung. Penelitian ini akan menarik karena merupakan penelitian pertama yang akan dilakukan. Adapun penelitian terdahulu hanya memperhatikan
kepada usaha bisnis dalam meningkatkan ekonomi. Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian. Berdasarkan latar
belakang tersebut maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, supaya penelitian ini lebih mengarah pada fokus yaitu:
1. Bagaimanakah interaksi yang terjalin antara masyarakat lokal dengan turis
asing yang berkunjung ke Tuktuk Siadong Kec Simanindo, Kabupaten Samosir ?
2. Apakah budaya Anakni Raja dan Boru Raja menjadi suatu hambatan
budaya dalam proses interaksi masyarakat dan turis asing di Tuktuk Siadong Kec Simanindo, Kab Samosir ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana interaksi yang terjalin antara masyarakat
lokal dengan turis asing berkunjung ke Tuktuk Siadong Kec Simanindo, Kabupaten Samosir.
2. Untuk mengetahui apakah budaya Anakni Raja dan Boruni Raja menjadi
suatu hambatan budaya di Tuktuk Siadong Kec Simanindo, Kab Samosir.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat penelitian .
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan sosial, yaitu
pada bidang ilmu Sosiologi. 2.
Menambah referensi hasil penelitian yang dapat dijadikan bahan rujukan bagi penelitian mahasiswa Sosiologi berikutnya, serta dapat menambah
wawasan ilmiah bagi mahasiswa ilmu sosial dan bagi masyarakat.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis agar dapat
meningkatkan kemampuan akademis, terutama dalam pembuatan karya ilmiah tentang Interaksi dan Hambatan Budaya Antara Masyarakat Lokal
dan Turis Asing Berkujung ke Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.
2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi instansi pemerintah,
mengenai informasi tentang Interaksi dan Hambatan Budaya antara Masyarakat Lokal dan Turis Asing Yang Berkunjung ke Daerah Tujuan
Wisata Tuktuk Siadong Kec Simanindo, Kabupaten Samosir.
1.5 Defenisi Konsep
Penelitian mengenai Interaksi dan Hambatan Budaya Antara Masyarakat Lokal dan Turis Asing Yang Berkunjung Ke Tuktuk Siadong Kec Simanindo Kab
Samosir bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendapat masyarakat lokal dan turis dalam bentuk interaksi dan hambatan budaya yang terjadi di daerah Tuktuk.
Adapun yang menjadi defenisi konsep penelitian ini adalah: 1.
Turis asing adalah orang melakukan perjalanan dengan tujuan untuk bersantai dan mereka datang dari negara yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
2. Masyarakat Batak Toba lokal adalah masyarakat yang mengambil garis
keturunan marga dari ayah patrilineal. 3.
Boruni Raja dan Anakni Raja adalah konsep priyai yang telah mendarah daging dalam masyarakat Batak Toba yang mengajarkan para perempuan
dan laki-laki Batak Toba untuk berperilaku layaknya seorang putraputri raja, baik dari cara berbicara, cara berpakaian, cara berjalan.
4. Interaksi sosial adalah proses sosial yang berarti suatu tindakan yang
dilakukan oleh seseorang dalam berkomunikasi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.
5. Hambatan budaya, adanya persepsi atau sudut pandang berbeda antara
masyarakat dengan pelaksana pembangungan dan juga dengan masyarakat asing yang berkunjung. Stereotipe, etnosentrisme dan rasisalisme menjadi
penyebab dari hambatan komunikasi yang baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Adaptasi