Posisi Budaya Terhadap perilaku Hambatan Budaya di Tuktuk Siadong

Morita perempuan Batak itu harus bersikap terhormat, bukan berarti boruni raja itu harus keturunan bangsawan tetapi lebih kepada pemaknaan sikap pribadi. Banyak usaha telah dilakukan oleh Dinas Pariwisata dalam promosi daerah tujuan wisata di Samosir salah satunya dengan pergelaran seni dan kebudayaan yang ditangani oaleh Morita.

19. Junaedi M Malau Dinpar

Junaedi Malau, 40 tahun adalah seorang pria kelahiran Simanindo 14 April 1974 dengan pendidikan terakhir adalah D3 Kepariwisataan dan beragama Kristen. Di Dinas Pariwisata Junaedi menjabat sebagai stap seksi seni dan budaya dan telah bekerja sekitar tujuh tahun. Sebagai stap seksi seni dan budaya Junaedi mengerti banyak tentang seni dan kebudayaan. Junaedi menangani promosi daerah wisata dengan berbagai kegiatan rutin tahunan dan kegiatan musiman Samosir seperti Horas Samosir Fiesta Since 2009, Pesta Danau Toba, Pergelaran Malam Kesenian PRSU.

4.6 Posisi Budaya Terhadap perilaku

Sesuai dengan hasil penelitian menyatakan bahwa posisi budaya terhadap perilaku yang ada di Tuktuk Siadong tidak mencermincan suatu hambatan budaya yang mengakibatkan tidak berjalannya interaksi yang baik antara masyarakat lokal dengan turis asing. Sesuai dengan teori veriabel yang berhubungan antara masalah kebudayaaan dengan perilaku oleh Elly 2009: 38 yang secara keseluruhan menyatakan bagaimana masyarakat menggunakan dan mengelola lingkungan dalam hubungan sosialisasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan wawancara terhadap informan Luker Lk, 50 tahun sebagai berikut: Yah.. kita harus paham dimana kita tinggal, contohnya saya tinggal di Tuktuk ini yang merupakan daerah pariwisata jadi Universitas Sumatera Utara otomatis kita harus bisa menggunakan lingkungan kita sebagai tempat mencari nafkah, membangun hubungan yang baik dengan turis. Jadi harus dipahami apa potensi yang membantu, kalau saya beternak disini yah jelas tidak menguntungkan bahkan menjadi masalah karena kan daerah pariwisata. Hal serupa juga diungkapkan oleh informan bernama O. Turnip Pr, 39 tahun sebagai berikut: Kita menerima setiapbudaya berbeda, tidak hanya dari budaya Barat tetapi juga banyak budaya Timur yang kita jumpai disini. Jadi itu tidak mempengeruhi bagi kita untuk meninggalkan budaya kita sendiri, harus bangga jadi orang Batak. Tetapi kalau ada prinsip yang bagus kenapa tidak ditiru, contohnya budaya Barat yang tepat waktu dan tidak mau berbohong.

4.7 Hambatan Budaya di Tuktuk Siadong

Hambatan budaya adalah suatu budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang antara masyarakat dan pelaksana pembangunan. Interaksi sosial terjalin tidak hanya dalam budaya yang sama tetapi juga dalam lintas budaya berbeda. Tuktuk Siadong adalah daerah yang berbudaya yaitu Budaya Batak Toba dan juga sebagai daerah pariwisata yang dikunjungi oleh banyak budaya berbeda. Sesuai dengan hasil penelitian lapangan bahwa tidak ada hambatan budaya di Tuktuk yang mengakibatkan tidak terlaksananya komunikasi dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan wawancara terhadap lurah Antonis Siregar Lk, 53 tahun sebagai berikut: Kalau soal hambatan budaya bisa dikatakan tidak ada. Memang jelas antara budaya Batak dan budaya Barat itu sangat berbeda, budaya Batak itu terlihat jelas dengan ketradisionalannya yang tinggi sementara Barat itu sudah sangat liberal. Tetapi khususnya di Tuktuk ini, perbedaan budaya tersebut tidak menjadi suatu penghalang bagi kami untuk berkomunikasi dengan mereka. Contohnya saja kita tetap berkomunikasi dengan mereka sekalipun mereka saat itu berpakaian yang terbuka, saat menawarkan sesuatu pakai tangan kiri. Hambatan budaya diakibatkan oleh beberapa faktor Raharjo 2004: 66 yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Sikap tradisionalisme, kehidupan masyarakat tergantung kepada alam. Ciri-ciri sikap tradisional, Raharjo 2004: 66 yaitu: 1. Mengembangkan adaptasi yang kuat terhadap lingkungannya, 2. Rendahnya tingkat inovasi masyarakatnya, 3. Cenderung menganggap segala sesuatu sebagai kesatuan tingginya kekeluargaan, 4. Tingginya kepercayaan kepada takhayul, 5. Tidak mengindahkan segi ornamen dan keindahan-keindahan seni, 6. Standart moral yang kaku di dalam masyarakat. Sesuai dengan hasil penelitian keseluruhan teori di atas tidak sesuai dengan kehidupan yang ada di Tuktuk. Hal ini dibuktikan dengan wawancara terhadap informan Luker Sidabutar Lk, 50 tahun sebagai berikut: Kalau dibilang tradisional sekali sudah tidak tepat, karena sekarang ini sudah pintar-pintar orang. Contohnya saja sudah hampir semua yang bisa bahasa Inggris memadukan kesenian daerah lebih menarik. Dari segi agama memang belum jelas kadang setengah beragama dan kandang setengah berbudaya. Makanya itu kalau Parmalim itu diakui negara mending saya masuk parmalim, asli fokus budaya saja. Hal serupa juga diungkapkan oleh informan R. Simbolon Lk, 48 tahun sebagai berikut: Iya masih bersifat tradisional, contohnya masih menjunjung tinggi adat yang dahulu dilaksanakan para nenek moyang baik dari segi palsafah dan tata pelaksanaan adat. Tetapi juga bisa dikatakan medern karena sudah ada sentuhan-sentuhan baru yang digabungkan dengan adat seperti pesta pakai keyboard, sentuhanmodern kepada kesenian Batak. Hal lain diungkapkan oleh informan Morita Situmorang Pr, 46 tahun sebagai berikut: Budaya Batak itu terkenal dengan kekerabatannya yang tinggi, seperti Dalihan Natolu itu. Jadi itu suatu budaya yang sangat Universitas Sumatera Utara bagus, mengarahkan kita untuk saling menghormati satu sama lain. b. Etnosentrisme, sikap mengagung-agungkan budaya suku bangsa sendiri dan menganggap rendah budaya lain yang dapat mengakibatkan konflik SARA Setiadi, 2006:33. Kebiasaan setiap kelompok untuk menganggap kebudayaan kelompoknya sebagai kebudayaan yang paling baik juga menolak kebudayaan lain yang masuk kedaerahnya. Sesuai dengan hasil penelitian lapangan, hasil penelitian tidak sesuai dengan teori diatas. Hal ini dibuktikan dengan wawancara terhadap informan O. Turnip Pr, 39 tahun sebagai berikut: Harus bangga jadi Orang Batak, jangan karena budaya lain lebih modern kita jadi meninggalkan budaya kita. Saya senang dengan budaya Barat tetapi bukan berarti saya tidak senang jadi orang Batak. Hal yang saya tiru dari orang Barat itu adalah prinsip mereka yang tidak pernah berbohong dan selalu tepat waktu. c. Penstreotipean yang menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi. Beberapa penyebab stereotipe menurut Baron dan Paulus yaitu: c. Kekurangan informasi mengenai mereka, dengan cenderung menyamaratakan dan menganggap mereka homogen. d. Kecenderungan melakukan kognitif sedikit mungkin dalam berpihak dengan orang lain. Sesuai dengan hasil penelitian di Tuktuk bahwa penstreotipean juga terjadi tidak hanya terhadap turis asing tetapi juga kepada yang bekerja di industri pariwisata. Hal ini dibuktikan dengan wawancara terhadap informan R. Manurung Lk, 45 tahun sebagai berkikut: Orang-orang yang tidak tahu banyak tentang budaya Barat akan dengan gampang mengatakan bahwa turis itu tidak ada rasa malunya dan tidak perduli dengan orang disekitarnya, dikarenakan mereka berpakaian lebih minim. Itu karena mereka tidak tahu bahwa bagi orang Barat itu sudah suatu Universitas Sumatera Utara kebiasaan yang normal, dan mereka juga ingin mengubah warna kulit mereka supaya sesuai dengan warna kulit kita, karena mereka suka dengan warna kulit orang Asia. d. Rasialisme, suatu penekanan pada ras atau menitikberatkan pertimbangan rasial. Rasialisme atau sering disebut dengan rasisme yang dapat menghambat keefektifan komunikasi antar budaya antar ras yang berbeda. Hasil penelitian dilapangan menunjukkan adanya hambatan budaya yang mengakibatkan kekurangnyamanan para tamu asing. Hal ini bisa dibuktikan dengan wawancara terhadap informan Luker Sidabutar Lk, 50 tahun sebagai berikut: Satu pemikiran yang tidak baik dengan kita orang yang tinggal di kampung, selalu menganggap bahwa setiap orang yang berkulit putih terutama turis adalah orang yang kaya, sehingga bagi orang yang jualan akan membuat harga jualan yang tinggi terhadap mereka. Hal yang paling tidak enak untuk dilihat adalah orang yang tanpa alasan apapun langsung mengatakan “ give me money” artinya : berikan saya uang. Hal tersebut membuat tamu asing itu merasa aneh dan akan jera untuk datang membeli kembali. 6. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, yang sering disalahgunakan oleh manusia. Contoh pembuatan nuklir mengakibatkan kehancuran manusia akibat penyalahgunaan fungsi. htttp:luciatriediana.wordpress.2009 . Diakses 16 Januari 2014, 22:10

4.8 Mengatasi Hambatan Budaya

Dokumen yang terkait

Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

13 74 83

Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

0 0 9

Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

0 0 1

Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

0 0 27

Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

0 0 4

Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

0 0 2

Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

0 0 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Adaptasi - Interaksi dan Hambatan Budaya Antara Masyarakat Lokal dan Turis Asing Yang Berkunjung ke Tuktuk Siadong Kec Simanindo Kab Samosir

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Interaksi dan Hambatan Budaya Antara Masyarakat Lokal dan Turis Asing Yang Berkunjung ke Tuktuk Siadong Kec Simanindo Kab Samosir

0 0 12

Interaksi dan Hambatan Budaya Antara Masyarakat Lokal dan Turis Asing Yang Berkunjung ke Tuktuk Siadong Kec Simanindo Kab Samosir

0 0 9