3. Kinerja Reksa Dana saham mana saja yang termasuk dalam outperform
dan underperform terhadap kinerja benchmark ketika kondisi pasar mengalami bullish?
4. Kinerja Reksa Dana saham mana saja yang termasuk dalam outperform
dan underperform terhadap kinerja benchmark ketika kondisi pasar mengalami bearish?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini secara terperinci adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kinerja Reksa Dana saham ketika kondisi pasar mengalami
bullish dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. 2.
Mengetahui kinerja Reksa Dana saham ketika kondisi pasar mengalami bearish dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen.
3. Mengetahui kinerja Reksa Dana saham mana saja yang termasuk dalam
outperform atau underperform terhadap kinerja benchmark ketika kondisi pasar mengalami bullish.
4. Mengetahui kinerja Reksa Dana saham mana saja yang termasuk dalam
outperform atau underperform terhadap kinerja benchmark ketika kondisi pasar mengalami bearish.
F. Manfaat Penelitian
1. Investor dan Calon Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran objektif tentang kinerja Reksa Dana saham di Indonesia sebagai salah satu
pertimbangan bagi investor dan calon investor dalam memilih Reksa Dana dengan kinerja terbaik.
2. Manajer Investasi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran bagi Manajer Investasi mengenai kinerja yang mereka lakukan. Selain itu untuk
mengetahui seberapa ketat persaingan industri Reksa Dana saham di Indonesia sehingga dapat memberikan referensi bagi Manajer Investasi
sebagai penentuan kebijakan investasi guna meningkatkan keuntungan dan memperkecil risiko investasi yang dilakukannya.
3. Masyarakat Umum
Memberikan pengetahuan dan informasi tentang kinerja Reksa Dana saham di Indonesia.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Investasi
Menurut Tandelilin 2001 investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Istilah investasi dapat berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah
dana pada aset riil tanah, emas, mesin atau bangunan, maupun aset finansial deposito, saham ataupun obligasi merupakan aktivitas investasi
yang umumnya dilakukan. Adapun beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, yaitu:
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha
bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi
Seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi dengan
melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain.
c. Dorongan untuk hemat pajak
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui
pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
2. Pasar Modal
a. Pengertian pasar modal
Tandelilin 2001 menjelaskan pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal juga bisa diartikan sebagai tempat untuk memperjualbelikan
sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.
b. Instrumen pasar modal
Terdapat instrumen-instrumen
yang umumnya
dapat diperdagangkan di dalam pasar modal. Setiap instrumen tersebut
memberikan return dan risiko yang berbeda-beda. Tandelilin 2001 menjelaskan ada empat instrumen pasar modal, yaitu:
1 Saham
Saham merupakan surat bukti terhadap kepemilikan atas aset- aset perusahaan yang menerbitkan saham. Melalui kepemilikan
saham pada sebuah perusahaan, investor akan mempunyai hak
terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham
merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal.
2 Obligasi
Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Investor sudah dapat
mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan diperoleh secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai
nominal par value pada saat jatuh tempo ketika membeli obligasi. Namun obligasi bukanlah instrumen investasi tanpa risiko karena
bisa saja obligasi tersebut tidak terbayar kembali akibat kegagalan penerbitnya dalam memenuhi kewajibannya. Investor harus
berhati-hati dalam memilih obligasi. Tingkat risiko dan kualitas obligasi
dapat dilihat
dari kinerja
perusahaan yang
menerbitkannya.
3 Reksa Dana
Reksa Dana merupakan sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan Reksa
Dana untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang. Perusahaan Reksa Dana akan
menghimpun dana dari investor untuk kemudian diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dibentuk oleh Manajer Investasi.
Melihat itu, investor dapat membentuk portofolio secara tidak langsung melalui Manajer Investasi.
4 Instrumen Derivatif
Instrumen derivatif merupakan sekuritas yang nilainya merupakan turunan dari suatu sekuritas lain sehingga nilai
instrumen derivatif sangat tergantung dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan. Ada beberapa jenis instrumen derivatif
diantaranya warrant, right issue, option dan futures.
3. Reksa Dana
a. Pengertian Reksa Dana
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.
b. Karakteristik Reksa Dana
Menurut Manurung 2008 Reksa Dana mempunyai beberapa karakteristik yaitu:
1 Kumpulan dana dan pemilik
Pemilik Reksa
Dana adalah
berbagai pihak
yang menginvestasikan atau memasukkan dananya ke Reksa Dana
dengan berbagai variasi. Hal ini berarti investor dari Reksa Dana
dapat perseorangan dan lembaga dimana pihak tersebut melakukan investasi ke Reksa Dana sesuai dengan tujuan investor tersebut.
2 Diinvestasikan pada efek yang dikenal dengan instrumen
investasi
Dana yang
dikumpulkan dari
masyarakat tersebut
diinvestasikan ke dalam instrumen investasi seperti rekening koran, deposito, surat utang jangka pendek, surat utang jangka panjang,
obligasi dan obligasi konversi, serta efek saham. Manajer Investasi melakukan investasi pada masing-masing instrumen tersebut
dengan besaran yang berbeda-beda sesuai perhitungan Manajer Investasi untuk mencapai tujuan investasi yaitu tingkat
pengembalian yang diharapkan.
3 Reksa Dana dikelola oleh Manajer Investasi
Manajer Investasi ini dapat diperhatikan dari dua sisi yaitu sebagai lembaga dan sebagai perseorangan. Sebagai lembaga harus
mempunyai izin perusahaan untuk mengelola dana, dimana izin tersebut diperoleh dari BAPEPAM bagi perusahaan yang bergerak
dan berusaha di Indonesia. Perusahaan tersebut harus mempunyai izin mengelola Reksa Dana dan orang yang mempunyai izin
sebagai pengelola dana.
4 Reksa Dana merupakan instrumen investasi jangka menengah
dan panjang
Karakteristik keempat ini merupakan karakteristik yang tidak tertulis secara jelas tetapi merupakan karakteristik yang tersirat dari
konsep tersebut. Jangka menengah dan jangka panjang merupakan refleksi dari investasi Reksa Dana tersebut karena umumnya Reksa
Dana melakukan investasi kepada instrumen investasi jangka panjang seperti Medium Term Notes MTN, obligasi dan saham.
Melalui konsep karakteristik tersirat ini maka Reksa Dana tidak dapat dianggap sebagai pesaing dari deposito produk perbankan
tersebut. Reksa Dana dianggap produk pelengkap dari produk yang ditawarkan perbankan. Bank-bank yang sudah maju atau sudah
memiliki priority banking akan menawarkan Reksa Dana sebagai produk investasi jangka panjang.
5 Reksa Dana merupakan produk investasi yang berisiko
Berisikonya Reksa Dana dikarenakan instrumen investasi yang menjadi portofolio Reksa Dana dan pengelola Reksa Dana yang
bersangkutan. Berisikonya Reksa Dana karena harga instrumen portofolionya yang berubah tiap waktu. Contohnya bila Reksa Dana
tersebut berisikan obligasi maka kebijakan Bank Indonesia meningkatkan suku bunga akan membuat harga obligasi mengalami
penurunan. Manajer Investasi yang mengelola portofolio juga bisa membuat Reksa Dana tersebut berisiko dengan tindakan disengaja
maupun tidak disengaja. Misalkan ada dana tunai yang masuk ke Reksa Dana dan Manajer Investasi sedang mengadakan rapat seharian
dan lupa melakukan penempatan dana sehingga pengembalian Reksa
Dana turun. c.
NAB per Unit Penyertaan
NAB Nilai Aktiva Bersih adalah angka yang menyatakan jumlah dana yang dikelola oleh sebuah Reksa Dana. Kata NAB mengadaptasi
istilah dari Amerika yaitu Net Asset Value NAV. Istilah ini sering digunakan dalam publikasi, laporan atau riset yang menggunakan
Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Sedangkan Unit Penyertaan merupakan satuan dalam Reksa Dana. Investor membeli produk Reksa
Dana artinya investor membeli Unit Penyertaan dari Manajer Investasi. Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan menyatakan harga suatu
Reksa Dana. Melalui harga ini kegiatan transaksi Reksa Dana dilakukan. Berbeda dengan saham dan obligasi, dimana investor sudah
mengetahui berapa harga pada saat transaksi dilakukan. Investor Reksa Dana baru mengetahui harga Reksa Dana pada keesokan harinya
transaksi sebelum jam 12 siang per hari ini atau bisa keesokan harinya lagi apabila transaksi dilakukan setelah jam 12 siang.
d. Jenis-jenis Reksa Dana
Menurut jenisnya Reksa Dana dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1 Reksa Dana tertutup
Reksa Dana tertutup adalah Reksa Dana yang transaksi perdagangan Unit Penyertaan dilakukan melalui bursa saham. Unit
Penyertaan Reksa Dana tertutup sama seperti saham. pemegang saham Reksa Dana tertutup harus menjual ke bursa melalui broker
saham untuk mendapatkan dananya. Jumlah saham Reksa Dana tertutup tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu terkecuali adanya
tindakan perusahaan. Harga saham Reksa Dana tertutup bervariasi sesuai dengan portofolionya. Biasanya harga saham Reksa Dana
tertutup selalu lebih rendah dari Nilai Aktiva Bersihnya karena adanya biaya transaksi. Reksa Dana tertutup ini sudah tidak ada
lagi di Indonesia, dimana sebelumnya hanya satu yang berdiri yaitu Reksa Dana BDNI.
2 Reksa Dana terbuka
Reksa Dana terbuka yaitu Reksa Dana dimana pemegang unit menjual unitnya langsung kepada Manajer Investasi terkecuali
Exchange Traded Fund ETF. Manajer Investasi wajib membeli Unit Penyertaan yang dijual kembali oleh investor. Harga Unit
Penyertaan ditentukan oleh harga penutupan perdagangan pada hari yang bersangkutan. Investor tidak mengetahui harga jual atau
beli dari Unit Penyertaan dan akan diketahui pada esok harinya. Artinya investor tidak bisa melakukan arbitrase pada Reksa Dana.
Reksa Dana dapat juga diklasifikasikan berdasarkan Jenis investasinya. Manurung 2008 menjelaskan berdasarkan portofolio
investasinya Reksa Dana terdiri dari empat kategori yaitu:
1 Reksa Dana pasar uang
Reksa Dana pasar uang adalah Reksa Dana yang menempatkan 100 dananya dalam instrumen pasar uang, seperti deposito, SBI
Sertifikat Bank Indonesia, atau obligasi pemerintah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah yang memiliki jatuh tempo
kurang dari 1 tahun. Reksa Dana jenis ini relatif lebih aman dibandingkan jenis Reksa Dana lainnya, hal ini dikarenakan surat
berharga pada instrumen pasar uang seperti SBI, obligasi pemerintah, dan deposito akan lebih terjamin kepastian
pengembaliannya. Surat berharga jenis ini akan lebih diprioritaskan pengembaliannya dari pada instrumen investasi yang lain seperti
obligasi perusahaan maupun saham karena surat-surat berharga ini dikeluarkan oleh lembaga yang dijamin oleh pemerintah. Sedikit
kemungkinan uang yang investor dan calon investor investasikan tidak kembali. Selain itu surat berharga ini bersifat likuid atau
mudah dicairkan.
2 Reksa Dana pendapatan tetap
Reksa Dana pendapatan tetap adalah Reksa Dana yang menempatkan minimum 80 dananya pada instrumen obligasi
atau surat utang yang dikeluarkan perusahaan. Mempunyai potensi keuntungan lebih tinggi dari Reksa Dana pasar uang. Biasanya
bunga yang ditawarkan dalam obligasi perusahaan lebih besar dibanding dengan SBI atau deposito. Hal ini dikarenakan agar
obligasi ini dapat menarik para investor untuk membelinya. Namun berinvestasi jenis ini sedikit lebih berisiko dibanding dengan Reksa
Dana pasar uang. Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak ditanggung oleh pemerintah. Namun investasi pada Reksa Dana
jenis ini juga tetap menguntungkan bila perusahaan yang mengeluarkan obligasi tidak benar-benar bangkrut. Obligasi tetap
akan dibayarkan karena obligasi ini adalah utang yang harus ditanggung oleh perusahaan. Investasi pada Reksa Dana
pendapatan tetap merupakan investasi jangka menengah.
3 Reksa Dana campuran
Reksa Dana campuran adalah gabungan antara Reksa Dana pasar uang, pendapatan tetap dan saham. Reksa Dana campuran
menempatkan dananya dalam instrumen pasar uang, obligasi, atau saham dengan komposisi yang fleksibel. Mempunyai potensi
keuntungan yang lebih tinggi dibanding instrumen investasi obligasi perusahaan. Potensi kerugian atau risikonya juga lebih
tinggi dibanding Reksa Dana pendapatan tetap karena juga menginvestasikan dananya pada saham. Biasanya di dalam Reksa
Dana campuran para investor akan menginvestasikan dananya dalam jangka menengah sampai jangka panjang.
4 Reksa Dana Saham
Reksa Dana saham merupakan Reksa Dana yang menempatkan minimum 80 dananya dalam instrumen saham. Mempunyai
potensi keuntungan paling tinggi, namun mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding Reksa Dana lainnya. Investasi pada jenis ini
sangat sulit diprediksi. Pergerakan bursa saham yang sangat berfluktuatif membuat investasi jenis ini dapat menghasilkan
keuntungan yang sangat tinggi namun juga bisa menanggung kerugian yang tinggi pula. Investasi pada Reksa Dana saham
biasanya dilakukan dalam jangka panjang untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.
e. Reksa Dana Terproteksi
Bapepam mengeluarkan satu lagi jenis produk investasi baru yaitu Reksa Dana terproteksi pada Juli 2005. Reksa Dana terproteksi adalah
sebuah Reksa Dana yang nilai pokok investasinya terproteksi bila dicairkan pada akhir periode perjanjian. Terproteksinya nilai pokok
investasi karena struktur investasi yang membuat nilai pokok tidak mengalami penurunan. Periode perjanjian Reksa Dana umumnya tiga
sampai lima tahun. Investor yang melakukan pencairan sebelum
periode perjanjian akan mengalami kerugian karena Reksa Dana ini tidak membuat nilai pokok dari awal investasi sama dengan pada akhir
periode investasi. Manajer Investasi , bank kustodian, akuntan publik serta pihak lain yang terkait mengelola Reksa Dana ini akan mendapat
fee yang cukup kecil dibandingkan dengan yang normal karena tidak
banyaknya perubahan portofolio Reksa Dana. f.
Pengelolaan Reksa Dana
Pengelolaan investasi dapat diartikan sebagai proses mengelola uang atau sering disebut pengelolaan portofolio. Fabozi dalam
Manurung 2008 menjelaskan ada lima tahapan dalam pengelolaan Reksa Dana, yaitu:
1 Penentuan tujuan investasi
2 Pembentukan kebijakan investasi
3 Pemilihan strategi portofolio
4 Pemilihan aset
5 Pengukuran dan evaluasi kinerja
Reksa Dana dikelola oleh dua pihak, yaitu:
1 Manajer Investasi
Manajer Investasi
adalah sebuah
perusahaan, bukan
perorangan, yang telah mendapatkan ijin dari BAPEPAM untuk mengelola portofolio efek milik nasabah atau sekelompok nasabah.
Manajer Investasi bertanggung jawab atas kegiatan investasi, yang meliputi analisa dan pemilihan jenis investasi, mengambil
keputusan-keputusan investasi, memonitor pasar investasi, dan melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk kepentingan
investor.
2 Bank Kustodian
Bank Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain,
termasuk menerima
dividen, bunga
dan hak-hak
lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening
yang menjadi nasabahnya. Bank Kustodian adalah pihak yang independen tidak terkait dengan Manajer Investasi dan
bertanggung jawab dalam administrasi investasi dan penyimpanan efek dan dana investasi dari Reksa Dana.
g. Return dan Risiko Reksa Dana
Tandelilin 2001 menyatakan bahwa return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinteraksi dan juga merupakan
imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Singkatnya return adalah keuntungan
yang diperoleh investor dari dana yang ditanamkan pada suatu investasi. Return dapat dibagi menjadi dua yaitu return realisasi dan
return ekspektasi. Return realisasi realized return merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return
realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari Reksa Dana serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi
expected return untuk mengukur risiko di masa yang akan datang. Return ekspektasi expected return adalah return yang diharapkan
akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi ini
sifatnya belum terjadi. Risiko
didefinisikan sebagai
perbedaan antara
tingkat pengembalian aktual dengan tingkat pengembalian diharapkan.
Manurung 2008 menjelaskan ada beberapa risiko yang dihadapi investor yaitu:
1 Risiko ekonomi saat ini, menggambarkan situasi ekonomi yang
dapat mempengaruhi Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana 2
Risiko berfluktuasinya Nilai Aktiva Bersih, risiko ini terjadi karena adanya perubahan portofolio maupun kebijakan pemerintah atas
tingkat bunga yang tidak dapat dikendalikan Manajer Investasi. 3
Risiko likuiditas, menyatakan kemampuan Reksa Dana tidak dapat membayar karena portofolio yang tidak dapat dijual atau adanya
investor yang sekaligus melakukan pencairan Reksa Dana. 4
Risiko pertanggungan atas harta atau kekayaan Reksa Dana, menguraikan risiko yang dihadapi investor dikarenakan perubahan
Nilai Aktiva Bersih karena adanya instrumen investasi yang tidak dibayar akibat adanya bencana alam sehingga diperlukan asuransi
oleh bank kustodian.
4. Pengertian IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan adalah indeks yang mencerminkan nilai representatif atas rata-rata semua saham perusahaan yang telah
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. IHSG menjadi indikator kinerja bursa saham paling utama di Bursa Efek Indonesia. Indeks Harga
Saham Gabungan diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983 dan bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemegang saham
mengenai pergerakan seluruh harga saham, baik saham biasa maupun saham preferen yang berlaku di pasar modal. Nilai dasar yang digunakan
dalam perhitungan indeks ini adalah nilai pada tanggal 10 Agustus 1982 dengan dasar perhitungan weighted average pembobotan. IHSG juga
disetarakan dengan indeks Nikkei di Jepang, Hang Seng di Hongkong dan Dow JonesSP 500 di New York, karena dianggap sebagai indikator
perkembangan saham utama di pasar modal. Tingkat keuntungan IHSG berfungsi sebagai pembanding atau patokan
dalam menilai kinerja sebuah Reksa Dana saham terhadap rata-rata kinerja saham seluruh perusahaan yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia.
Reksa Dana saham merupakan Reksa Dana yang sebagian besar penempatan investasinya pada instrumen saham dan IHSG merupakan
cerminan harga saham seluruh perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Hal ini menjelaskan bahwa kinerja Reksa Dana saham dapat
dibandingkan dengan IHSG.
5. Pengertian LQ45
Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar. Indeks LQ 45
menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan setiap awal bulan Februari dan
Agustus. Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Liquidity 45 diperkenalkan pertama kali pada tanggal
13 Juli 1994. Sebuah saham harus memiliki beberapa kriteria untuk masuk dalam indeks ini yaitu:
a. Merupakan peringkat 60 besar total transaksi saham di pasar reguler.
b. Telah terdaftar di BEJ minimal tiga bulan.
c. Mempunyai kinerja keuangan dan prospek pertumbuhan yang baik.
Tujuan dibentuknya indeks LQ 45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi
analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pengamat pasar modal lainnya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif
diperdagangkan. LQ45 berfungsi sebagai pembanding kinerja Reksa Dana saham sama halnya seperti IHSG, namun kinerja Reksa Dana saham akan
dibandingkan dengan kinerja 45 perusahaan yang paling liquid di Bursa Efek Indonesia.
6. Alpha dan Beta
Alpha adalah tingkat imbal hasil portofolio yang merupakan buah dari keputusan manajer portofolio di luar fluktuasi pasar normal. Alpha
merupakan ukuran kinerja Manajer Investasi yang disesuaikan dengan risiko pasar. Alpha sangat penting untuk mempertimbangkan biaya yang
dibayarkan kepada Manajer Investasi dan melihat tingkat imbal hasil dalam hitungan alpha dibanding fee yang dikeluarkan. Alpha dapat
memberitahu para investor dan calon investor jika Manajer Investasi mengambil risiko berlebih untuk jumlah imbal hasil yang didapat.
Beta merupakan ukuran angka koefisien yang menggambarkan sensitivitas atau kecenderungan respon suatu saham terhadap pasar. Beta
merupakan pengukur risiko sistematik yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Beta dari portofolio dikatakan 1 atau risiko sistematik suatu
portofolio sama dengan risiko pasar bila fluktuasi return portofolio secara statistik mengikuti fluktuasi return pasar.
7. Metode Sharpe
Tandelilin 2001 menjelaskan Metode Sharpe dikembangkan oleh William Sharpe. Metode Sharpe mendasarkan perhitungannya pada
konsep garis pasar modal capital market line sebagai patok duga. Garis pasar modal menggambarkan hubungan antara return harapan dengan
risiko total dari portofolio efisien pada pasar yang seimbang. Garis pasar modal dapat dipakai untuk menilai tingkat return diharapkan dari suatu
portofolio yang efisien pada suatu tingkat risiko portofolio efisien tertentu. Melihat itu, metode Sharpe akan bisa dipakai untuk mengukur premi
risiko untuk setiap unit risiko pada portofolio tersebut. Investor dan calon investor bisa menggunakan persamaan berikut untuk menghitung metode
Sharpe yaitu:
�
=
�
− �
�
Di mana:
�
= Hasil Kinerja menggunakan metode Sharpe
�
= rata-rata return portofolio selama periode pengamatan = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan
�
�
= standar deviasi return portofolio selama periode pengamatan Metode Sharpe dapat digunakan untuk membuat peringkat dari
beberapa portofolio berdasarkan kinerjanya. Semakin tinggi metode Sharpe suatu portofolio dibanding portofolio lainnya, maka semakin baik
kinerja portofolio tersebut.
8. Metode Treynor
Tandelilin 2001 menjelaskan Metode Treynor merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor. Sama halnya
seperti metode Sharpe, pada metode Treynor kinerja portofolio dilihat dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya
risiko dari portofolio tersebut. Perbedaannya dengan metode Sharpe
adalah menggunakan garis pasar sekuritas security market line sebagai patok duga, dan bukan garis pasar modal seperti metode Sharpe. Garis
pasar sekuritas security market line adalah garis yang menghubungkan tingkat return harapan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis beta.
security market line digunakan untuk menilai sekuritas secara individual pada kondisi pasar yang seimbang, yaitu menilai tingkat return yang
diharapkan dari suatu sekuritas individual pada suatu tingkat risiko sistematis tertentu beta. Asumsi yang digunakan oleh Treynor adalah
bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistematis diukur dengan beta.
Cara mengukur metode Treynor pada dasarnya sama dengan cara menghitung metode Sharpe, hanya saja risiko yang diukur dengan standar
deviasi pada metode Sharpe diganti dengan beta portofolio. Metode Treynor suatu portofolio dalam periode tertentu dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan seperti berikut ini:
�
=
�
− �
�
Dimana:
�
= Hasil Kinerja menggunakan metode Treynor
�
= rata-rata return portofolio selama periode pengamatan = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan
�
�
= beta portofolio
9. Metode Jensen
Tandelilin 2001 menjelaskan Metode Jensen merupakan metode yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return aktual yang diperoleh
portofolio dengan tingkat return yang diharapkan jika portofolio tersebut berada pada garis pasar modal. Persamaan untuk metode Jensen ini
adalah:
�
=
�
− [ + − �
�
] Di mana:
�
= Hasil Kinerja menggunakan metode Jensen
�
= rata-rata return portofolio selama periode pengamatan = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan
= rata-rata return benchmark IHSG dan LQ45 �
�
= beta portofolio Persamaan metode Jensen dengan metode Treynor adalah kedua
metode ukuran kinerja portofolio tersebut menggunakan garis pasar sekuritas sebagai dasar untuk membuat persamaan. Sedangkan
perbedaannya adalah bahwa metode Treynor sama dengan slope garis yang menghubungkan posisi portofolio dengan return bebas risiko,
sedangkan metode Jensen merupakan selisih antara return portofolio dengan return portofolio yang tidak dikelola dengan cara khusus.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan Wahdah 2012 dengan judul Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia menjelaskan bahwa
berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode Sharpe, terdapat 2 Reksa Dana saham dari 10 Reksa Dana saham yang kinerjanya melebihi kinerja
IHSG dan LQ45, yaitu Panin Dana Maxima dan Panin Dana Prima. Berdasarkan metode Treynor terdapat 2 Reksa Dana saham yang kinerjanya
melebihi kinerja IHSG, yaitu Panin Dana Maxima dan Panin Dana Prima. Sedangkan bila dibandingkan dengan kinerja LQ45 terdapat tiga Reksa Dana
saham yang melebihi kinerjanya, yaitu Reksa Dana Panin Dana Maxima, Panin Dana Prima dan Manulife Saham Andalan. Berdasarkan metode Jensen,
terdapat 2 Reksa Dana saham yang kinerjanya melebihi kinerja IHSG, yaitu Panin Dana Maxima dan Panin Dana Prima. Sedangkan bila dibandingkan
dengan kinerja LQ45 terdapat tiga Reksa Dana saham yang melebihi kinerjanya, yaitu Reksa Dana Panin Dana Maxima, Panin Dana Prima dan
Manulife Saham Andalan. Penelitian yang dilakukan Karjono 2008 dengan judul Penelitian Kinerja
Reksa Dana Saham Menggunakan Metode Sharpe, Treynor, Jensen menjelaskan bahwa berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode
Sharpe, seluruh Reksa Dana saham dari 5 Reksa Dana saham yang diteliti memiliki kinerja melebihi kinerja IHSG, yaitu Si Dana Saham, Rencana
Cerdas, Schroder Dana Prestasi Plus, Panin Dana Maxima dan Dana Reksa Mawar. Berdasarkan metode Treynor, kinerja dari lima Reksa Dana tersebut
berada di atas peringkat pasar yang bernilai 0,00337371, dimana posisi pertama ditempati oleh Rencana Cerdas dengan nilai 0,00604204, disusul oleh
Si Dana Saham, Schroder dana Prestasi Plus, Dana Reksa Mawar dan Panin Dana Maksima. Nilai Treynor yang dihasilkan oleh Reksa Dana maupun pasar
adalah positif. Berdasarkan metode Jensen, didapatkan hasil bahwa Reksa Dana Rencana Cerdas memiliki kinerja yang paling baik diantara semuanya
karena bernilai positif yang tertinggi yaitu 0,00266832, disusul Si Dana Saham, Schroder Dana Prestasi Plus, Danareksa Mawar, dan Panin Dana
Maksima. Nilai Alpha untuk semua Reksa Dana positif yang berarti risk premium seluruh Reksa Dana ini berada di atas kinerja pasar.
Penelitian yang dilakukan Warsini 2011 mengenai pengukuran kinerja Reksa Dana menggunakan metode Jensen di Pasar Modal Indonesia
menunjukkan bahwa berdasarkan pengukuran kinerja terhadap 50 Reksa Dana saham yang menjadi sampel menggunakan pengamatan data NAB selama 17
minggu diperoleh hasil 40 Reksa Dana saham 80 mempunyai alpha positif, sedangkan 10 Reksa Dana 20 lainnya mempunyai alpha negatif.
Untuk angka expected return mingguan tertinggi sebesar 0,0938 dan terendah -0,0299 dengan rata-rata expected return mingguan dari 50 Reksa Dana
tersebut sebesar 0,0300. Risiko setiap Reksa Dana diukur dengan menggunakan beta, dan diperoleh hasil Reksa Dana dengan risiko tertinggi
berada pada β sebesar -5,810231 yang berarti apabila return pasar pada
minggu ini sebesar 1 maka Reksa Dana tersebut akan rugi -5,810231, dan
beta terendah -0,000290 yang berarti apabila return pasar minggu ini 1 maka Reksa Dana ini akan merugi -0,00029 .
Penelitian yang dilakukan Simforianus 2008 dengan judul Analisis Kinerja Reksa Dana dengan Metode Raw Return, Sharpe, Treynor, Jensen dan
Sortino menjelaskan kinerja Reksa Dana saham di Indonesia pada periode 2002-2007 adalah sebesar 56,25 atau sebanyak 9 Reksa Dana saham yang
dinyatakan superior, sedangkan sisanya 7 Reksa Dana saham atau sebesar 43,75 dinyatakan inferior. Terdapat konsistensi kinerja Reksa Dana saham
menurut raw return, metode Sharpe, Treynor, Jensen dan Sortino periode 2002-2007 dengan rata-rata probabilitas konsistensi sebesar 71,50 dengan
peringkat Reksa Dana saham yang mempunyai kinerja terbaik yaitu Foris Pesona, Schroder Prestasi Plus, Dana Reksa Mawar, Fortis Ekuitas, Trim
Kapital, Panin Dana Maksima, Si Dana Saham, Rencana Cerdas dan Bahana Dana Prima.
C. Kerangka Pikir