Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data Seleksi Sampel Hasil Deskripsi Data Selama Periode Penelitian

50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang sebelumnya telah dikumpulkan oleh berbagai pihak. Selanjutnya data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Data diambil melalui berbagai situs internet penyedia data yang berkaitan dengan analisis kinerja Reksa Dana saham, yaitu: a. Website www.ojk.go.id untuk mendapatkan data perkembangan Reksa Dana di Indonesia. b. Website www.infovesta.com untuk mendapatkan data Reksa Dana Saham yang masih aktif. c. Website www.pusatdata.kontan.co.id untuk mendapatkan data Nilai Aktiva Bersih harian pada tanggal 21 November 2012 sampai 22 November 2013. d. Website www.bi.go.id untuk mendapatkan informasi mengenai data BI rate dan tanggal perubahan BI rate pada tanggal 21 November 2012 sampai 22 November 2013. e. Website www.finance.yahoo.com untuk mendapatkan data harian IHSG dan Indeks LQ45 pada tanggal 21 November 2012 sampai 22 November 2013.

2. Seleksi Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana saham yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh terdapat 135 Reksa Dana saham yang masih aktif dan tercatat pada Bursa Efek Indonesia sampai tanggal 15 Februari 2014. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam pengambilan sampel dan diperoleh sebanyak 90 Reksa Dana saham dari 37 Manajer Investasi yang dijadikan sampel penelitian. Daftar Reksa Dana saham yang dijadikan sampel penelitian dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 87.

3. Hasil Deskripsi Data Selama Periode Penelitian

Penelitian ini menggunakan data NAB harian Reksa Dana saham, data harian IHSG, data harian LQ45 dan BI rate tanggal 21 November 2012 sampai 21 Mei 2013 kondisi bullish dan 22 Mei 2013 sampai 22 November 2013 kondisi bearish sebagai raw material. Selanjutnya data tersebut diolah dan dijelaskan secara deskriptif, sehingga diperoleh sebuah informasi yang bermanfaat bagi para stakeholder Reksa Dana saham. Berikut hasil deskripsi data selama periode penelitian: Grafik 1. Kinerja IHSG, LQ45, Rata-rata 90 Reksa Dana Saham dan BI Rate ketika Kondisi Bullish 21 November 2012 sampai 21 Mei 2013 Berdasarkan grafik 1 terlihat jelas bahwa kinerja IHSG, kinerja LQ45, rata-rata kinerja 90 sampel Reksa Dana saham dan kinerja BI rate mengalami pertumbuhan yang positif sampai akhir kondisi bullish. Meskipun kinerja IHSG, LQ45 dan rata-rata 90 Reksa Dana saham sempat mengalami penurunan di awal periode, namun di tengah sampai akhir periode bullish, kinerja IHSG, LQ45 dan rata-rata 90 Reksa Dana saham jauh meninggalkan kinerja BI rate. Secara lebih detail, kinerja Reksa Dana saham mempunyai kinerja yang paling tinggi daripada kinerja IHSG, LQ45 dan BI rate. Kinerja rata-rata 90 Reksa Dana saham ini diikuti oleh IHSG dan LQ45, kemudian BI rate pada urutan paling akhir. Kesimpulannya yaitu rata-rata kinerja Reksa Dana saham di Indonesia mempunyai kinerja melebihi kinerja pasar ketika kondisi bullish. Hal ini menunjukkan bahwa Reksa Dana saham merupakan alternatif investasi yang sangat tepat bagi para investor ketika kondisi pasar sedang bullish. Grafik 2. Kinerja IHSG, LQ45, Rata-rata 90 Reksa Dana Saham, dan BI Rate ketika Kondisi Bearish 22 Mei 2013 sampai 22 November 2013 Berdasarkan grafik 2 menunjukkan bahwa BI rate mampu menunjukkan kinerja yang positif ketika kondisi bearish, sedangkan kinerja IHSG, LQ45 dan rata-rata 90 Reksa Dana saham mengalami pertumbuhan yang negatif. Berbanding terbalik ketika kondisi bullish, pada kondisi bearish ini kinerja BI rate jauh meninggalkan kinerja IHSG, LQ45 dan rata-rata 90 Reksa Dana saham. Secara lebih detail dapat dilihat bahwa pada awal kondisi bearish kinerja BI rate berada pada urutan pertama diikuti oleh kinerja rata-rata 90 Reksa Dana saham dan IHSG pada urutan selanjutnya, lalu LQ45 di urutan yang paling akhir. Selanjutnya pada pertengahan kondisi bearish menunjukkan urutan kinerja yang berbeda yaitu kinerja BI rate menunjukkan pertumbuhan yang paling tinggi dan diikuti oleh IHSG, rata-rata 90 Reksa Dana saham dan LQ45 di urutan terakhir. Kinerja IHSG, LQ45 dan rata-rata 90 Reksa Dana saham sempat jatuh sangat dalam dan kembali naik di pertengahan periode. Selanjutnya kinerja pada akhir kondisi bearish juga menunjukkan urutan yang berbeda yaitu kinerja terbaik pertama ditempati oleh BI rate, selanjutnya diikuti oleh IHSG, selanjutnya LQ45 dan yang terakhir yaitu rata-rata 90 Reksa Dana saham. Kesimpulannya adalah kinerja rata-rata Reksa Dana saham di Indonesia memiliki kinerja yang buruk ketika kondisi bearish, bahkan kinerja Reksa Dana saham tidak sanggup melebihi kinerja IHSG dan LQ45 pada akhir periode. Hal ini menunjukkan bahwa Reksa Dana saham tidak layak dijadikan sarana investasi ketika kondisi pasar sedang mengalami bearish.

B. Hasil Penelitian