yang dapat digunakan bagi investor dan calon investor sebagai referensi dalam pengambilan keputusan berinvestasi.
Pengumpulan data merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam menganalisis kinerja Reksa Dana. Data yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain data NAB harian untuk mengukur return Reksa Dana, data IHSG dan LQ45 harian untuk mengukur return benchmark, dan
data BI rate guna mengukur rata-rata investasi bebas risiko. Data dikelompokkan pada dua kondisi pasar yang berbeda, yaitu saat kondisi pasar
mengalami bullish 21 November 2012 sampai 21 Mei 2013 dan ketika kondisi pasar mengalami bearish 22 Mei 2013 sampai 22 November 2013.
Langkah selanjutnya yaitu menghitung kinerja Reksa Dana menggunakan metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Ketiga metode tersebut digunakan untuk
menganalisis kinerja Reksa Dana saham pada dua kondisi pasar yang berbeda, yaitu ketika kondisi pasar mengalami bullish dan bearish. Adapun langkah-
langkah menghitung kinerja Reksa Dana saham adalah sebagai berikut:
1. Metode Sharpe
Metode Sharpe mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal capital market line sebagai patok duga. Secara garis besar ada dua
data yang digunakan untuk menganalisis kinerja Reksa Dana saham dalam metode ini, yaitu premi Reksa Dana saham dan standar deviasi. Premi
Reksa Dana saham merupakan selisih antara return yang dihasilkan Reksa Dana dengan rata-rata kinerja investasi bebas risiko. Return Reksa Dana
saham dapat diperoleh dari selisih NAB pada periode pengamatan dan
NAB pada periode sebelum pengamatan dibagi dengan NAB pada periode sebelum pengamatan. Sedangkan rata-rata kinerja investasi bebas risiko
diperoleh dari rata-rata BI rate dalam periode penelitian, yaitu dengan membagi jumlah BI rate pada periode tertentu dengan jumlah periode
perhitungan. Setelah premi Reksa Dana saham diperoleh, selanjutnya adalah menghitung risiko individu Reksa Dana saham yang tercermin
dalam standar deviasi. Standar deviasi merupakan cerminan dari risiko individu yang dihasilkan oleh kinerja Reksa Dana. Standar deviasi
menunjukkan penyimpangan yang terjadi dari rata-rata kinerja Reksa Dana. Langkah terakhir yaitu membagi premi Reksa Dana saham dengan
standar deviasi. Setelah itu metode Sharpe akan dapat dipakai untuk mengukur premi risiko untuk setiap unit risiko pada Reksa Dana saham
tersebut.
2. Metode Treynor
Sama halnya seperti metode Sharpe, pada metode Treynor kinerja Reksa Dana saham dilihat dengan cara menghubungkan tingkat return
portofolio dengan besarnya risiko dari portofolio tersebut. Perbedaannya adalah metode Treynor menggunakan garis pasar sekuritas security
market line sebagai patok duga, dan bukan garis pasar modal seperti metode Sharpe. Asumsi yang digunakan pada metode Treynor adalah
portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistematis diukur dengan beta. Cara
mengukur metode Treynor pada dasarnya sama dengan cara menghitung
metode Sharpe, hanya saja risiko yang diukur dengan standar deviasi pada metode Sharpe diganti dengan beta Reksa Dana saham. Langkah pertama
yaitu menentukan premi Reksa Dana saham terlebih dahulu. Langkah kedua yaitu mencari beta Reksa Dana saham. Beta merupakan cerminan
dari risiko pasar. Beta diukur dengan regresi premi return Reksa Dana saham sebagai variabel dependen dan premi return pasar sebagai variabel
independen. Premi return Reksa Dana saham diperoleh dari selisih antara return Reksa Dana dan rata-rata investasi bebas risiko. Sedangkan premi
return pasar diperoleh dari selisih antara return pasar dan rata-rata investasi bebas risiko. Langkah terakhir yaitu membagi premi Reksa Dana
saham dengan beta Reksa Dana saham.
3. Metode Jensen