portofolio yang efisien pada suatu tingkat risiko portofolio efisien tertentu. Melihat itu, metode Sharpe akan bisa dipakai untuk mengukur premi
risiko untuk setiap unit risiko pada portofolio tersebut. Investor dan calon investor bisa menggunakan persamaan berikut untuk menghitung metode
Sharpe yaitu:
�
=
�
− �
�
Di mana:
�
= Hasil Kinerja menggunakan metode Sharpe
�
= rata-rata return portofolio selama periode pengamatan = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan
�
�
= standar deviasi return portofolio selama periode pengamatan Metode Sharpe dapat digunakan untuk membuat peringkat dari
beberapa portofolio berdasarkan kinerjanya. Semakin tinggi metode Sharpe suatu portofolio dibanding portofolio lainnya, maka semakin baik
kinerja portofolio tersebut.
8. Metode Treynor
Tandelilin 2001 menjelaskan Metode Treynor merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor. Sama halnya
seperti metode Sharpe, pada metode Treynor kinerja portofolio dilihat dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya
risiko dari portofolio tersebut. Perbedaannya dengan metode Sharpe
adalah menggunakan garis pasar sekuritas security market line sebagai patok duga, dan bukan garis pasar modal seperti metode Sharpe. Garis
pasar sekuritas security market line adalah garis yang menghubungkan tingkat return harapan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis beta.
security market line digunakan untuk menilai sekuritas secara individual pada kondisi pasar yang seimbang, yaitu menilai tingkat return yang
diharapkan dari suatu sekuritas individual pada suatu tingkat risiko sistematis tertentu beta. Asumsi yang digunakan oleh Treynor adalah
bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistematis diukur dengan beta.
Cara mengukur metode Treynor pada dasarnya sama dengan cara menghitung metode Sharpe, hanya saja risiko yang diukur dengan standar
deviasi pada metode Sharpe diganti dengan beta portofolio. Metode Treynor suatu portofolio dalam periode tertentu dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan seperti berikut ini:
�
=
�
− �
�
Dimana:
�
= Hasil Kinerja menggunakan metode Treynor
�
= rata-rata return portofolio selama periode pengamatan = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan
�
�
= beta portofolio
9. Metode Jensen
Tandelilin 2001 menjelaskan Metode Jensen merupakan metode yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return aktual yang diperoleh
portofolio dengan tingkat return yang diharapkan jika portofolio tersebut berada pada garis pasar modal. Persamaan untuk metode Jensen ini
adalah:
�
=
�
− [ + − �
�
] Di mana:
�
= Hasil Kinerja menggunakan metode Jensen
�
= rata-rata return portofolio selama periode pengamatan = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan
= rata-rata return benchmark IHSG dan LQ45 �
�
= beta portofolio Persamaan metode Jensen dengan metode Treynor adalah kedua
metode ukuran kinerja portofolio tersebut menggunakan garis pasar sekuritas sebagai dasar untuk membuat persamaan. Sedangkan
perbedaannya adalah bahwa metode Treynor sama dengan slope garis yang menghubungkan posisi portofolio dengan return bebas risiko,
sedangkan metode Jensen merupakan selisih antara return portofolio dengan return portofolio yang tidak dikelola dengan cara khusus.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan Wahdah 2012 dengan judul Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia menjelaskan bahwa
berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode Sharpe, terdapat 2 Reksa Dana saham dari 10 Reksa Dana saham yang kinerjanya melebihi kinerja
IHSG dan LQ45, yaitu Panin Dana Maxima dan Panin Dana Prima. Berdasarkan metode Treynor terdapat 2 Reksa Dana saham yang kinerjanya
melebihi kinerja IHSG, yaitu Panin Dana Maxima dan Panin Dana Prima. Sedangkan bila dibandingkan dengan kinerja LQ45 terdapat tiga Reksa Dana
saham yang melebihi kinerjanya, yaitu Reksa Dana Panin Dana Maxima, Panin Dana Prima dan Manulife Saham Andalan. Berdasarkan metode Jensen,
terdapat 2 Reksa Dana saham yang kinerjanya melebihi kinerja IHSG, yaitu Panin Dana Maxima dan Panin Dana Prima. Sedangkan bila dibandingkan
dengan kinerja LQ45 terdapat tiga Reksa Dana saham yang melebihi kinerjanya, yaitu Reksa Dana Panin Dana Maxima, Panin Dana Prima dan
Manulife Saham Andalan. Penelitian yang dilakukan Karjono 2008 dengan judul Penelitian Kinerja
Reksa Dana Saham Menggunakan Metode Sharpe, Treynor, Jensen menjelaskan bahwa berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode
Sharpe, seluruh Reksa Dana saham dari 5 Reksa Dana saham yang diteliti memiliki kinerja melebihi kinerja IHSG, yaitu Si Dana Saham, Rencana
Cerdas, Schroder Dana Prestasi Plus, Panin Dana Maxima dan Dana Reksa Mawar. Berdasarkan metode Treynor, kinerja dari lima Reksa Dana tersebut