Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku Mengembangkan Keterampilan Sosial pada Remaja Implikasi Pertumbuhan Perkembangan Terhadap

- Model c : kelas akselerasi - Model d : sekolah khusus 3. Kegiatan dalam implementasi kurikulum bidang studi tertentu. Misalnya siswa SD : membaca, menulis kreatif mengarang, IPS, IPA dan Pendidikan Kesehatan, Matematika, Bahasa, Metode Belajar dan Guru.

3. Perkembangan Hubungan Sosial Peserta Didik Usia Sekolah

Menengah Remaja

a. Pengertian Hubungan Sosial

Hubungan sosial adalah hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial diartikan sebagai “cara-cara individu bereaksi terhadap orang-orang di sekitarnya dan bagaimana pengaruh hubungan terhadap dirinya” Anna Alisyahbana,dkk., 1984. Hubungan sosial ini juga menyangkut juga penyesuaian diri terhadap lingkungan.

b. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja

1. Berkembangnya kesadaran akan kesunyian dan dorongan akan pergaulan 2. Adanya upaya memilih nilai-nilai sosial 3. Meningkatnya ketertarikan pada lawan jenis 4. Mulai cenderungan memilih karier tertentu

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial

1. Lingkungan keluarga 2. Status Sosial Ekonomi keluarga 3. Tingkat Pendidikan 4. Dan kemampuan mental, terutama emosi dan inteligensi 5. Kematangan

d. Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku

Misalnya : pengaruh egosentris.

e. Mengembangkan Keterampilan Sosial pada Remaja

8 aspek yang menuntut keterampilan sosial social skill yaitu : 1. Keluarga 2. Lingkungan 3. Kepribadian 4. Rekreasi 5. Pergaulan dengan lawan jenis 6. Pendidikansekolah 7. Persahabatan dan 8. Solidaritas kelompok dan lapangan kerja

2.6 Implikasi Pertumbuhan Perkembangan Terhadap

Penyelenggaraan Pendidikan 1. Perkembangan Bahasa Peserta Didik Remaja Usia Sekolah Menengah Bahasa adalah merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan pendapat perasaan, dll dengan menggunakan symbol- simbol yang disepakati bersama, kemudian kata dirangkai berdasarkan urutan membentuk kalimat yang bermakna dan mengikuti aturan tata bahasa yang berlaku dalam suatu komunitas atau masyarakat Simolungan 1997, Semiawan 1998 . Bahasa itu dibedakan menjadi atas : 1. Bahasa lisan 2. Bahasa tertulis 3. Bahasa isyarat Ada 3 komponen bahasa : 1. Bentuk atau form yang mencakup sintaksis, morfologi bentuk dan fonologi bunyi bahasa. 2. Isi atau conten yang meliputi makna atau simantgik. 3. Penggunaan atau use yang mencakup pragmatis. Ketrampilan bahasa memiliki 4 aspek atau ruang lingkup yaitu 1. Keterampiln mendengarkan 2. Berbicara 3. Membaca 4. Menulis Sedangkan keterampilan berbicara meliputi : Kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara lisan mengenai perkenalan, tegur sapa, pengenalan benda, fungsi anggota tubuh, kegiatan bertanya, percakapan, bercerita, deklamasi, memberi tanggapan pendapat saran dan diskusi. Kemampuan mendengarkan ini meliputi : kemampuan memahami bunyi bahasa, perintah, dongeng-drama, petnjuk, denah, pengumuman, berita dan konsep meteri pelajaran. Pola perkembangan keterampilan berbahasa anak pada umumnya sama, tetapi juga ada perbedaan individual, terutama dalam laju perkembangan dan frekuensi atau banyaknya bicara, isi atau topic pembicaraan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : 1. Kesehatan 2. Kecerdasan 3. Keluarga 4. Keinginan dan dorongan untuk berkomunikasi serta hubungan dengan teman sebaya 5. Kepribadian

2. Perkembangan Emosi Peserta Didik Remaja

Menurut Hurlock 1981 remaja adalah mereka yang berada pada usia 12- 18 tahun. Monks, dkk 2000 memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall dalam Santrock, 2003 usia remaja berada pada rentang 12- 23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek. Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan storm and stress sampai sekarang masih banyak dikutip orang. Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988. Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja. Gunarsa 1989 merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu: 1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan. 2. Ketidakstabilan emosi. 3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup. 4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua. 5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan- pertentang dengan orang tua. 6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya. 7. Senang bereksperimentasi. 8. Senang bereksplorasi. 9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan. 10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok. Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian Fagan, 2006. Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami oleh remaja. Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya remaja tengah dan akhir permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine Smolak 2002 menyatakan bahwa 40-70 remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80 remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya Kostanski Gullone, 1998. Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv Shaw, 2003; Stice Whitenton, 2002. Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia Polivy Herman, 1999; Thompson et al. Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesar adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan berskplorasi.

3. Perkembangan Nilai Moral dan Sikap Peserta Didik

a. Definisi Nilai