Tujuan Perancangan Masalah Perancangan Batasan masalah

2 Medan sebagai ibukota provinsi juga tak lepas dari masalah ini. Menurut pendataan dari Badan Narkotika Nasional BNN tahun 2009, setelah kota-kota cakupan wilayah Jabodetabek, Medan menempati urutan pertama sebagai kota dengan kasus penyalahgunaan narkoba yang terungkap terbanyak sebesar 6,4 dari total kasus di Indonesia setelah kota Surabaya 6,3, Ternate 5,9, Padang 5,5, dan Bandung 5,1. Angka-angka tersebut melampau angka rata-rata kota di Indonesia yang sebesar 3,9. Berdasarkan data di atas, dapat dikatakan bahwa kasus penyalahgunaan narkoba di Sumatera Utara tidak mengalami penurunan jumlah yang cukup berarti. Berdasarkan Undang-Undang No. 352009 tentang Narkotika, pecandu atau pengguna Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya NARKOBA berhak mendapat rehabilitasi. Penjara bukanlah tempat yang layak bagi mereka untuk membangun dirinya untuk bisa berbaur kembali di tengah-tengah masyarakat secara sehat dan normal. Hingga saat ini, baru 0,05 persen pencandu narkoba yang memiliki akses untuk mendapatkan layanan rehabilitasi narkoba, padahal rehabilitasi penting bagi mereka untuk membantu melepaskan mereka dari ketergantungannya terhadap narkoba dan alkohol sehingga mereka dapat kembali memliki rasa kepercayaan diri serta mengembangkan diri untuk mempersiapkan kehidupannya yang baru kelak ketika kembali ke tengah-tengah masyarakat.

1.2 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan “Alcohol and Drug Rehabilitation Centre” adalah : 1. Merancang pusat rehabilitasi yang memiliki nilai arsitektural, baik dari segi fungsi, struktur, maupun estetika 2. Memanfaatkan fungsi desain arsitektural dengan pendekatan “Healing Architecture” sebagai bagian dari proses pemulihan pasien 3. Menciptakan suatu ruang luar yang memberi kesempatan bagi seluruh pengguna untuk saling berhubungan dan memulihkan Universitas Sumatera Utara 3

1.3 Masalah Perancangan

Dalam perancangan “Alcohol and Drug Rehabilitation Centre” ini, beberapa masalah yang akan dijawab antara lain : 1. Bagaimana merencanakan dan merancang ruang yang fungsional sekaligus membantu proses penyembuhan bagi pasien 2. Bagaimana merencanakan dan merancang sistem sirkulasi pada ruang luar maupun ruang dalam agar saling berhubungan dan sesuai dengan kebutuhan pasien sehingga tercipta alur yang dapat membantu proses penyembuhan 3. Bagaimana mengolah massa bangunan, ruang luar, dan perancangan arsitektural lainnya agar menyatu dengan alam yang ada pada tapak Dalam melakukan perancangan, metode yang dilakukan untuk mencapai desain akhir dari perancangan “Alcohol and Drug Rehabilitation Centre” ini antara lain : 1. Survey, yaitu melakukan pengamatan secara langsung di lokasi perancangan site untuk menyimpulkan permasalahan yang terdapat di sekitar maupun di dalam site 2. Studi banding terhadap proyek dengan judul dan tema sejenis 3. Pengumpulan data primer dan studi pustaka terkait teori-teori yang berhubungan dengan judul dan tema perancangan 4. Analisis data untuk menemukan permasalahan 5. Menentukan unsur-unsur dari konsep perancangan sehubungan dengan solusi yang telah didapatkan 6. Perancangan desain akhir dengan memperhatikan konsistensi antar konsep dan desain akhir Universitas Sumatera Utara 4

1.4 Batasan masalah

Perancangan ini difokuskan pada : 1. Menciptakan ruang luar maupun ruang dalam yang memperhatikan aktivitas, kebutuhan, dan pola perilaku para pengguna pusat rehabilitasi 2. Merencanakan dan merancang fasilitas yang mampu mewadahi kegiatan para pengguna 3. Merancang elemen-elemen arsitektural yang mampu membantu proses pemulihan 4. Perancangan fungsi dan massa bangunan yang bertujuan untuk memulihkan healing

1.5 Asumsi-asumsi