vi 4.2 Analisa Pengguna
93 4.2.1 Analisa Kapasitas Penderita
93 4.2.2 Analisa Kapasitas Tenaga Ahli
94 4.2.3 Analisa Kapasitas Pengelola
96 4.2.4 Analisa Kapasitas Pengunjung
96 4.3 Analisa Fungsional
97 4.3.1 Kebutuhan Ruang Kegiatan Kuratif
97 4.3.2 Kebutuhan Ruang Kegiatan Residensial
100 4.3.3 Kebutuhan Ruang Kegiatan Terapi
101 4.3.4 Kebutuhan Ruang Kegiatan Pendukung
102 4.3.5 Kebutuhan Ruang Kegiatan Perawatan Kesehatan 103
4.3.6 Kebutuhan Ruang Kegiatan Administratif 104
4.3.7 Kebutuhan Ruang Kegiatan Konseling Publik 105
4.3.8 Kebutuhan Ruang Kegiatan Mekanikal Elektrikal 106
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Bentuk Bangunan 108
5.2 Konsep Sirkulasi 109
5.3 Konsep Hubungan Bangunan dan Vegetasi 111
5.4 Konsep Entrance dan Parkir 117
5.5 Konsep Zoning Tapak 117
5.6 Konsep Material dan Warna Bangunan 118
5.7 Konsep Struktur dan Konstruksi 121
BAB VI HASIL PERANCANGAN
6.1 Gambar Perancangan 123
DAFT AR PUSTAKA xvi
Universitas Sumatera Utara
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Heroin 8
Gambar 2.2 Kokain 10
Gambar 2.3 Candu 11
Gambar 2.4 Ganja 11
Gambar 2.5 Morfin 12
Gambar 2.6 Codein 13
Gambar 2.7 Proses Terjadinya Penyalahgunaan dan Ketergantungan 18
Gambar 2.8 Sebaran Pusat Pelayanan Tersier Kawasan Danau Toba 37
Gambar 2.9 Lokasi Tapak Perancangan 38
Gambar 2.10 Rencana dan arah pemanfaatan kawasan pola ruang budidaya
38 Gambar 2.11 Batas tapak perancangan
39 Gambar 2.12 Lounge depan
47 Gambar 2.13 Jadwal harian pasien The Cabin Chiang Mai
48 Gambar 2.14 Suasana entrance pusat rehabilitasi
49 Gambar 2.15 Suasana ruang luar di sekitar kabin-kabin
49 Gambar 2.16 Kabin tunggal kiri dan kabin yang berhubungan
dalam satu zonakanan 50
Gambar 2.17 Dining Hall gedung makan 50
Gambar 2.18 Gedung terapi 51
Gambar 2.19 Gedung konseling 51
Gambar 2.20 Area duduk pinggir sungai 51
Gambar 2.21 Gazebo relaksasi pinggir sungai 51
Gambar 2.22 Area Duduk di Halaman 52
Gambar 2.23 Titi Penghubung Antar Kabin 52
Gambar 2.24 Area Fitness 52
Gambar 2.25 Kolam Renang 52
Gambar 2.26 Ruang Makan 53
Gambar 2.27 Ruang Santai 53
Gambar 2.28 KabinKamar Tidur 53
Gambar 2.29 Kamar mandi kabin 53
Universitas Sumatera Utara
viii Gambar 2.30 Ruang Makan Sober House
54 Gambar 2.31 Ruang Santai Sober House
54 Gambar 2.32 Gedung Sober House
54 Gambar 2.33 Kamar Tidur Tipe A
55 Gambar 2.34 Kamar Tidur Tipe B
55 Gambar 2.35 Dapur Sober House
55 Gambar 2.36 Barbeque Corner Sober House
55 Gambar 2.37 Bird view Alina Lodge
56 Gambar 2.38 Family Hall
56 Gambar 2.39 Ruang luar untuk pertemuan dengan keluarga
56 Gambar 2.40 Kapel
57 Gambar 2.41 Gratitude Hall
57 Gambar 2.42 Curry hall
57 Gambar 2.43 Asrama
57 Gambar 2.44 Kamar tidur
58 Gambar 2.45 Lounge
58 Gambar 2.46 Ruang makan
58 Gambar 2.47 Gym
58 Gambar 2.48 Ruang TV
58 Gambar 2.49 Ruang diskusi grup
59 Gambar 2.50 Ruang Konseling
59 Gambar 2.51 TTP Chorley Withnell House
60 Gambar 3.1 Paimio Sanatorium
70 Gambar 3.2 Jalan masuk santorium
70 Gambar 3.3 Kamar pasien kiri, washbasintengah, lemari
tanam kanan 70
Gambar 3.4 Gedung rawat kiri, jendela kamar tengah, mess psikiater kanan
71 Gambar 3.5 Teras kiri, entrance utama kanan
71 Gambar 3.6 Salah satu communal space kiri, view ke
halaman kanan 72
Gambar 3.7 Lobby kiri, ruang makan pasien kanan 72
Gambar 3.8 Koridor kamar pasien kiri, kantin kanan 72
Gambar 3.9 Vidarkliniken 72
Universitas Sumatera Utara
ix Gambar 3.10 Letak Vidarkliniken di kompleks Yttejarna
73 Gambar 3.11 Selasar dan courtyard
74 Gambar 3.12 Entrance dari gedung administrasi kiri dan entrance utama
dari jalan utama kanan 75
Gambar 3.13 Salah satu kamar pasien kiri dan jendela kamar kanan
75 Gambar 3.14 Rumah sakit Sarah Kubitschek
76 Gambar 3.15 Ruang-ruang hijau pada rumah sakit
76 Gambar 3.16 Ruang-ruang hijau pada rumah sakit
77 Gambar 3.17 Koridor-koridor pada rumah sakit
77 Gambar 4.1 Peta Indonesia
79 Gambar 4.2 Citra Sumatera Utara
79 Gambar 4.3 Citra Pulau Samosir
79 Gambar 4.4 Lokasi tapak
79 Gambar 4.5 Kondisi eksisiting di sekitar tapak
80 Gambar 4.6 Kajian tata guna lahan di sekitar tapak
81 Gambar 4.7 Pola arsitektur sekitar
82 Gambar 4.8 Peta Pencapaian ke Lokasi Tapak
83 Gambar 4.9 Peta Pencapaian Penyeberangan ke Lokasi Tapak
84 Gambar 4. 10 Peta Pencapaian Lokasi Tapak dari Jalan Utama
84 Gambar 4.11 Kondisi Jalan Pencapaian ke Tapak
85 Gambar 4.12 Kajian lintasan matahari dan vegetasi sekitar
kawasan proyek 86
Gambar 4.13 Keadaan vegetasi di sekitar kawasan proyek 86
Gambar 4.14 Kajian vegetasi eksisiting di dalam tapak perancangan 87
Gambar 4.15 Kondisi vegetasi eksisiting di dalam tapak perancangan 87
Gambar 4.16 Kajian arah angin dan sumber bebauan di kawasan proyek
88 Gambar 4.17 Menggunakan vegetasi untuk pengarah angin
89 Gambar 4.18 Merancang tapak dengan ruang terbuka
89 Gambar 4.19 Kajian sumber kebisingan pada sekitar tapak
90 Gambar 4.20 Kajian view ke luar tapak
91 Gambar 4.21 Kajian View ke dalam Tapak
92 Gambar 5. 1 Tipologi bangunan menurut fungsi
108
Universitas Sumatera Utara
x Gambar 5. 2 Konsep Bentukan Massa Bangunan
109 Gambar 5.3 Pola konfigurasi linier kiri dan radial kanan
109 Gambar 5.4 Konsep sirkulasi pada perancangan
110 Gambar 5.5 Konsep pola organik sebagai pola sirkulasi
111 Gambar 5.6 Kondisi eksisting tapak perancangan
111 Gambar 5.7 Pohon eksisting dan yang dapat tumbuh di Pulau Samosir 114
Gambar 5.8 Perletakan massa berdasarkan konsep mempertahankan vegetasi eksisiting
115 Gambar 5.9 Beberapa vegetasi yang dapat tumbuh di kawasan tapak 115
Gambar 5.10 Konsep vegetasi 116
Gambar 5.11 Konsep entrance dan parkir 117
Gambar 5.12 Konsep Penzoningan pada Tapak 118
Gambar 5.13 Jenis – jenis kaca
119 Gambar 5.14 Jenis material bitumen selulosa kiri dan sirap kanan
120 Gambar 5.15 Panel EPS untuk dinding kiri dan lantai kanan
121 Gambar 5.16 Rangka atap baja ringan
122 Gambar 5.17 Sambungan kolom
– balok kiri dan pelat lantai kanan 122 Gambar 1 Siteplan
125 Gambar 2 Groundplan
126 Gambar 3 Potongan
127 Gambar 4 Denah, rencana pondasi, dan potongan A-A unit penerima 128
Gambar 5 Tampak depan dan kiri unit penerima 129
Gambar 6 Tampak belakang dan kanan unit penerima 130
Gambar 7 Denah, rencana pondasi, dan potongan A-A unit detoksifikasi 131 Gambar 8 Tampak unit detoksifikasi
132 Gambar 9 Denah,tampak, dan rencana pembalokan unit pengelola
133 Gambar 10 Denah, tampak kapel dan musholla
134 Gambar 11 Denah dan tampak ruang makan
135 Gambar 12 Rencana pembalokan, pondasi, dan potongan A-A ruang makan 136
Gambar 13 Denah, tampak, dan potongan unit asrama 137
Gambar 14 Rencana pembalokan dan pondasi unit asrama 138
Gambar 15 Denah.rencana pondasi, dan potongan A-A unit terapi 139
Gambar 16 Tampak unit terapi 140
Gambar 17 Denah,potongan A-A, dan rencana pondasi unit learning 141
Universitas Sumatera Utara
xi Gambar 18 Tampak unit learning
142 Gambar 19 Denah,potongan A-A, rencana pembalokan, dan pondasi
unit workshop 143
Gambar 20. Tampak unit workshop 144
Gambar 21. Detail potongan A-A unit penerima dan workshop 145
Gambar 22 Keyplan sketsa suasana 146
Gambar 23. Sketsa suasana entrance 147
Gambar 24. Sketsa suasana depan gedung penerima B 148
Gambar 25. Sketsa suasana depan kapel D 149
Gambar 26. Sketsa suasana menuju ruang makan dan musholla 150
Gambar 27. Sketsa suasana sekitar musholla 151
Gambar 28. Sketsa suasana depan asrama G 152
Gambar 29. Sketsa suasana menuju unit terapi H 153
Gambar 30. . Sketsa suasana depan unit terapi H 154
Gambar 31. Sketsa suasana menuju unit learning I dan workshop J 155 Gambar 32. Sketsa suasana menuju unit learning I
156 Gambar 33. Sketsa suasana sekitar unit workshop J
157 Gambar 34. Sketsa suasana jogging track
158 Gambar 35. Perspektif unit penerima B
159 Gambar 36. Perspektif ruang makan, kapel, dan musholla
160 Gambar 37. Perspektif unit asrama dan ruang makan
161 Gambar 38. Perspektif unit terapi H
162 Gambar 39. Perspektif unit learning I dan unit workshop J
163 Gambar 40. Perspektif area berkebun
164 Gambar 41. Perspektif site dari barat
165 Gambar 42. Perspektif site dari selatan
166 Gambar 43. Perspektif site dari timur
167 Gambar 44. Sketsa Interior 1 Unit Penerima
168 Gambar 45. Sketsa Interior 2 Unit Penerima
168 Gambar 46. Sketsa Interior 3 Unit Penerima
168 Gambar 47. Sketsa Suasana 1 Unit Asrama
169 Gambar 48. Sketsa Suasana 2 Unit Asrama
170 Gambar 49. Sketsa Suasana 3 Unit Asrama
171 Gambar 50. Sketsa Suasana 4 Unit Asrama
172
Universitas Sumatera Utara
xii Gambar 51. Sketsa Suasana 5 Unit Asrama
173 Gambar 52. Sketsa Suasana 1 Unit Terapi
174 Gambar 53. Sketsa Interior 1 Unit Terapi
175 Gambar 54. Sketsa Interior 2 Unit Terapi
176 Gambar 55. Sketsa Interior 3 Unit Terapi
177 Gambar 56. Sketsa Interior 4 Unit Terapi
178 Gambar 57. Sketsa Interior 5 Unit Terapi
179 Gambar 58. Sketsa Suasana 2 Unit Terapi
180
Universitas Sumatera Utara
xiii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1.1 Kerangka Berpikir 5
Diagram 2.1 Alur kegiatan pasien 42
Diagram 2.2 Alur kegiatan dokter umum 43
Diagram 2.3 Alur kegiatan dokter spesialis 43
Diagram 2.4 Alur kegiatan psikiater dan psikolog 43
Diagram 2.5 Alur kegiatan konselor dan staff 43
Diagram 2.6 Alur kegiatan perawat 44
Diagram 2.7 Alur kegiatan pengelola 44
Diagram 2.8 Alur kegiatan pengunjung 44
Diagram 2.9 Alur kegiatan keluarga 44
Diagram 2.10 Alur kegiatan tenaga pelayanan 45
Diagram 2.11 Alur kegiatan instruktur dan guru 45
Diagram 2.12 Alur kegiatan pengatur laboratorium 45
Diagram 2.13 Alur kegiatan pengatur EKG dan EEG 46
Diagram 2.14 Struktur Organisasi Pusat Rehabilitasi NAPZA 46
Universitas Sumatera Utara
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Simtom putus zat opioid dengan kerangka waktu 9
Tabel 2.2 Tahap Pra pengobatan 26
Tabel 2.3 Tahapan Primer 27
Tabel 2.4 Tahapan Aftercare 28
Tabel 2.5 Kemiringan Lahan Kabupaten Samosir 34
Tabel 2.6 Transportasi Darat dalam Kabupaten 35
Tabel 2.7 Transportasi Darat antar Kabupaten 35
Tabel 2.8 Daftar Transportasi Penyeberangan Danau 36
Tabel 2.9 Jadwal harian Alina Lodge 59
Tabel 4.1 Jumlah Penyalahgunaan Narkoba Per Kabupaten 93
Tabel 4.2 Jumlah Kasus Narkoba berdasarkan peran, 2007-2011 94
Tabel 4.3 Perbandingan Tenaga Ahli 94
Tabel 4.4 Perbandingan Tenaga Teknis dan Pelayanan 95
Tabel 4.5 Tabel Kebutuhan Ruang Kegiatan Kuratif 97
Tabel 4.6 Tabel Kebutuhan Ruang Pelayanan Gawat Darurat 98
Tabel 4.7 Tabel Kebutuhan Ruang Klinik Detoksifikasi 99
Tabel 4.8 Tabel Kebutuhan Ruang Kegiatan Residensial 100
Tabel 4.9 Tabel Kebutuhan Ruang Kegiatan Terapi 101
Tabel 4.10 Tabel Kebutuhan Ruang Kegiatan Pendukung 102
Tabel 4.11 Tabel Kebutuhan Ruang Kegiatan Perawatan Kesehatan 103
Tabel 4.12 Tabel Kebutuhan Ruang Kegiatan Administratif 104
Tabel 4.13 Tabel Kebutuhan Ruang Kegiatan Konseling Publik 105
Tabel 4.14 Tabel Kebutuhan Ruang Kegiatan Mekanikal Elektrikal 106
Universitas Sumatera Utara
xv
Abstrak
Ketergantungan dan penyalahgunaan zat sudah menjadi masalah penting di dunia termasuk Indonesia. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk memecahkannya seperti
pidana dan rehabilitasi. Pidana merupakan cara yang paling banyak dilakukan dan tid ak efektif untuk memulihkan kehidupan mereka. Sebagai manusia, para peny alahguna memiliki
hak untuk direhabilitasi untuk membangun kembali kehidupan pribadi dan sosialnya. Tujuan studi ini adalah untuk mempelajari peny alahgunaan narkoba dan perilak u penyalahguna
untuk memecahkan masalah desain yang cocok untuk suatu pus at rehabilitasi. Desain arsitektural menjadi bagian dari proses pemulihan dengan pendekatan
“healing architecture
”. Healing architecture membantu manusia memulihkan dirinya. Masalah psikis
mempengaruhi cara mendesain bangunan dan lansek ap. Prinsip dari healing arc hitecture dapat menyelesaikan masal ah tersebut dan membentuk konsep desain yang terwujud dalam
desain lansek ap, peletakan massa, dan interior. Variasi suasana ruang dengan kes elarasan alam dan tapak dapat menjadi solusi masalah psikis. Pola organik dari healing architeture
membentuk lingkungan menjadi desain arsitektur yang memulihkan.
Kata kunci : penyalahgunaan zat, rehabilitasi, healing architecture
Abstract
Addiction and substances abuse has been a crucial issue among t he world including in Indonesia. Many efforts has been done to solve this issue such as imprisonment and
rehabilitation. Imprisonment is the most way for punishment and it is not effective for the abusers in restoring their life. As a human being, they have the rights to be rehabilitated as
the best way in rebuilding their individual and s ocial life. The purpose of this study is to to learn about substances abuse and behaviour of the abuser in order to design the most
suitable rehabilitation centre. Architectural design could be the part of recovery process with the healing architecture approach.
Healing architecture helps people to restore and relieve their mind and soul that affect the body. Each substances abuser has its own ps ychological problem depends on the
substance abuse. Those problems effect the way of designing the building and landscape. The principles of healing architecture can solve those problems and create the design
concepts.The healing architecture design concepts are outlined in the landscape design, masses placement, and int erior design. The various atmosphere of the spaces wit h the
harmony of nature and site could be the solution for psyc hological problem. Organic pattern from healing architecture creating the environment to be an architecture design that heals.
Keywords: substances abuse, rehabilitation, healing architecture
Universitas Sumatera Utara
xv
Abstrak
Ketergantungan dan penyalahgunaan zat sudah menjadi masalah penting di dunia termasuk Indonesia. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk memecahkannya seperti
pidana dan rehabilitasi. Pidana merupakan cara yang paling banyak dilakukan dan tid ak efektif untuk memulihkan kehidupan mereka. Sebagai manusia, para peny alahguna memiliki
hak untuk direhabilitasi untuk membangun kembali kehidupan pribadi dan sosialnya. Tujuan studi ini adalah untuk mempelajari peny alahgunaan narkoba dan perilak u penyalahguna
untuk memecahkan masalah desain yang cocok untuk suatu pus at rehabilitasi. Desain arsitektural menjadi bagian dari proses pemulihan dengan pendekatan
“healing architecture
”. Healing architecture membantu manusia memulihkan dirinya. Masalah psikis
mempengaruhi cara mendesain bangunan dan lansek ap. Prinsip dari healing arc hitecture dapat menyelesaikan masal ah tersebut dan membentuk konsep desain yang terwujud dalam
desain lansek ap, peletakan massa, dan interior. Variasi suasana ruang dengan kes elarasan alam dan tapak dapat menjadi solusi masalah psikis. Pola organik dari healing architeture
membentuk lingkungan menjadi desain arsitektur yang memulihkan.
Kata kunci : penyalahgunaan zat, rehabilitasi, healing architecture
Abstract
Addiction and substances abuse has been a crucial issue among t he world including in Indonesia. Many efforts has been done to solve this issue such as imprisonment and
rehabilitation. Imprisonment is the most way for punishment and it is not effective for the abusers in restoring their life. As a human being, they have the rights to be rehabilitated as
the best way in rebuilding their individual and s ocial life. The purpose of this study is to to learn about substances abuse and behaviour of the abuser in order to design the most
suitable rehabilitation centre. Architectural design could be the part of recovery process with the healing architecture approach.
Healing architecture helps people to restore and relieve their mind and soul that affect the body. Each substances abuser has its own ps ychological problem depends on the
substance abuse. Those problems effect the way of designing the building and landscape. The principles of healing architecture can solve those problems and create the design
concepts.The healing architecture design concepts are outlined in the landscape design, masses placement, and int erior design. The various atmosphere of the spaces wit h the
harmony of nature and site could be the solution for psyc hological problem. Organic pattern from healing architecture creating the environment to be an architecture design that heals.
Keywords: substances abuse, rehabilitation, healing architecture
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN