penilaian aspek kepaduan unsur-unsur penbangun cerpen dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7 Hasil Tes Menulis Cerpen Aspek Kepaduan Unsur-unsur Pembangun Cerpen
No Kategori Rentang Nilai
Frekuensi Bobot Skor
Persen Rata-rata
1 2
3 4
Sangat baik Baik
Cukup Kurang
16 – 20 11 – 15
6 – 10 0 – 5
25 351
100 351 : 25
= 14,04
Jumlah 25
351 100
Data di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis cerpen pada aspek kepaduan unsur-unsur pembangun cerpen untuk kategori sangat baik dengan
rentang nilai 16 – 20 belum ada siswa yang mencapainya. Kategori baik dengan rentang nilai 11 – 15 dicapai seluruh siswa atau 100. Untuk kategori cukup
dengan rentang nilai 6 – 10 dan kategori kurang dengan rentang nilai 0 – 5 tidak ada siswa yang mencapinya. Dengan demikian, rata-rata nilai aspek kepaduan
unsur-unsur pembangun cerpen dapat dikatakan baik.
4.1.1.2 Hasil Nontes
Hasil nontes pada siklus I diperoleh dari observasi, jurnal, check list, wawancara, dan dokumentasi foto. Hasil selengkapnya dijelaskan pada uraian
berikut.
4.1.1.2.1 Hasil Observasi
Pengambilan data observasi dilakukan selama proses pembelajaran menulis cerpen melalui metode sugeti-imajinasi media lagu siswa kelas X-A MA
Salafiyah Karang Tengah Kabupaten Pemalang. Observasi terhadap siswa saat
pembelajaran meliputi dua aspek perilaku, yaitu perilaku positif dan perilaku negatif. Pada siklus I ini, terdapat beberapa perilaku siswa yang dapat terdeskripsi
melalui observasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengidentifikasi setiap aspek yang telah di observasi oleh peneliti dengan bantuan seorang teman.
Aspek pertama, yaitu siswa siap megikuti pembelajaran dikatakan sangat baik atau sebesar 100. Semua siswa tampak sudah siap megikuti pembelajaran
menulis cerpen. Hal ini tampak saat peneliti memasuki ruangan, dilanjutkan dengan apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar
yang harus dicapai siswa. Sikap siswa secara alamiah sudah terkondisikan dengan sendirinya. Hal ini merupakan langkah awal yang sangat menggembirakan karena
secara tidak langsung siswa sudah menerima peneliti sebagai guru mereka. Aspek kedua, yaitu siswa memperhatikan penjelasan guru dan tidak
melakukan kegiatan yang tidak perlu berbicara dengan teman, melamun, tertidur. Selama pembelajaran berlangsung 20 siswa atau 80 memperhatikan
penjelasan guru. Hanya 5 siswa atau 20 tidak serius mendengarkan penjelasan guru. Siswa lebih memilih melamun, berbicara dengan teman sebelah, dan ada
juga yang tertidur. Aspek ketiga, yaitu siswa berpartisipasi aktif menjawab pertanyaan dari
guru saat diskusi kelas sedang berlangsung. Sebanyak 23 siswa atau 92 berpartisipasi aktif saat diskusi kelas berlangsung. Sedangkan 2 siswa atau 8
memilih pasif saat kegiatan diskusi kelas berlangsung.
Aspek keempat, yaitu siswa aktif bertanya mengenai materi pembelajaran. Hasil dari observasi hanya 3 siswa atau 12 yang aktif bertanya mengenai materi
yang disampaikan oleh guru. Aspek kelima, yaitu siswa tidak meremehkan kegiatan menyimak
dikategorikan sangat baik atau sebesar 100 semua siswa menyimak lagu yang diputarkan oleh guru dengan baik. Aspek keenam, yaitu siswa tidak meremehkan
kegiatan imajinasi sebagian siswa atau 84 dari jumlah siswa keseluruhan dengan serius melakukan kegiatan imajinasi. Hanya 16 siswa kurang serius melakukan
kegiatan imajinasi. Aspek ketujuh, yaitu siswa mengikuti proses penulisan gagasan dengan
baik. Hasil dari observasi sebanyak 7 siswa atau sebesar 28 tidak mengikuti proses penulisan gagasan dengan baik. Hanya 18 siswa atau sebesar 72
melakukan proses penulisan gagasan dengan baik. Aspek kedelapan, yaitu siswa menulis cerpen dengan baik dan penuh
konsentrasi. Pada aspek ini terlihat hanya 22 siswa atau sebesar 88 yang dengan baik dan penuh konsentrasi mengerjakan tugas menulis cerpen. 3 siswa atau
sebesar 12 masih melihat pekerjaan temannya dan juga mengganggu teman sebelahnya.
Berdasarkan pengamatan peneliti dan dibantu seorang peneliti selama pembelajaran menulis cerpen dapat disimpulkan bahwa perilaku negatif siswa
masih ada selama pembelajaran berlangsung. Sikap negatif yang muncul dimungkinkan karena siswa masih merasa asing dengan pembelajaran yang
dibawakan oleh guru atau peneliti karena merupakan pengalaman baru bagi
mereka jadi butuh penyesuaian diri dari siswa. Keadaan ini perlu sekali dipecahkan oleh peneliti.
Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan agar dapat mengurangi dan menghilangkan sikap negatif siswa saat pembelajaran berlangsung. Hal ini
menjadi tugas guru atau peneliti pada siklus II untuk melakukan suatu cara agar perilaku negatif tersebut dapat dikurangi. Rencana pembelajaran pada siklus II
tentunya harus lebih matang dan lebih baik lagi agar perilaku belajar siswa yang negatif menjadi positif.
4.1.1.2.2 Hasil Jurnal